Anda di halaman 1dari 10

PENGERTIAN, OBJEK DAN CIRI-CIRI PSIKOLOGI SEBAGAI SAINS A.

Pendahuluan Dalam kehidupan sehari-hari, kita dituntut untuk bisa saling berinteraksi dengan orang lain, maka untuk mencapai itu kita perlu mempelajari psikologi, yang mana psikologi itu akan menuntun kita memahami manusia itu sendiri, bahkan hewan sekalipun. Akan tetapi, dalam makalah yang singkat ini, penulis hanya membahas tentang kejiwaan manusia saja. Karena penulis merasa kita tidak begitu perlu mempelajari kejiwaan hewan. Dalam penulisan makalah yang sederhana ini, penulis akan mencoba mengetengahkan tentang pengertian psikologi, objek psikologi dan ciri-ciri psikologi sebagai sains. B. Pengertian Psikologi Psikologi berasal dari perkataan Yunani yaitu psyche yang artinya jiwa, dan logos yang artinya ilmu pengetahuan. Jadi, secara etimologi psikologi artinya ilmu yang mempelajari tentang jiwa baik mengenai macam-macam gejalanya, prosesnya maupun latar belakangnya, dengan singkat disebut ilmu jiwa.1 Dalam mendefenisikan psikologi ini, banyak sarjana-sarjana psikologi yang mengemukakan defenisi yang berbeda-beda, sebagaimana yang dikutip oleh Sarlito Wirawan Sarwono dalam bukunya: Clifford T. Morgan: Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dan hewan. Edwin G. Boring dan Herberts Langefeld: Psikologi adalah studi tentang hakikat manusia.

Singgih Dirga Gunarsa. Pengantar Psikologi, (Jakarta: Mutiara Sumber Widya, 1996), hlm.

9.

Gerden Murphy: Psikologi adalah ilmu yang mempelajari respon yang diberikan oleh makhluk hidup terhadap lungkungannya.2 Berbicara tentang jiwa, terlebih dahulu kita harus dapat membedakan antara

nyawa dan jiwa. Nyawa adalah daya jasmaniah yang keberadaannya bergantung pada hidup jasmani dan menimbulkan perbuatan badannya (organik behavior), yaitu perbuatan yang ditimbulkan oleh proses belajar. Misalnya; insting, refleks, nafsu dan sebagainya. Jika jasmaniah mati, maka mati pulalah nyawanya.3 Sedangkan jiwa adalah daya hidup rohaniah yang bersifat abstrak, yang menjadi penggerak dan pengatur bagi seluruh perbuatan pribadi (personal behavior) dari hewan tingkat tinggi dan manusia. Perbuatan pribadi ialah perbuatan sebagai hasil proses belajar yang dimungkinkan oleh keadaan jasmani, rohani, sosial dan lingkungan. Dengan demikian, yang disebut ilmu jiwa itu belum tentu psikologi, akan tetapi psikologi itu senantiasa ilmu jiwa. Atau dengan kata lain, psikologi pengertiannya lebih terbatas daripada ilmu jiwa dan lebih menunjukkan kepada suatu ilmu jiwa yang bertarap ilmu modern. Mengenai soal jiwa, sejak dahulu orang sudah memikirkan tentang tujuan jiwa, hubungan jiwa dengan jasmani dan sebagainya. Tetapi bagaimana hasilnya? Sampai sekarang, belum ada seorang pun yang mengetahui apakah sebenarnya jiwa itu. 4 Ada yang mengibaratkan bahwa jiwa dan badan itu sebagai burung dengan sangkarnya. Burung itu diumpamakan jiwa, sedangkan sangkarnya adalah badannya. Bila burung itu terbang terus dan tidak kembali, maka matilah manusia itu. Ada pula yang mengatakan bahwa jiwa dan badan itu seperti tuan dengan kudanya. Ada lagi

Sarlito Wirawan Sarwono. Pengantar Ilmu Psikologi, (Jakarta: Bulan Bintang, 1982), hlm. Ahmad Fauzi. Psikologi Umum, (Jakarta: Pustaka Setia, 1997), hlm. 9. Abu Ahmadi. Psikologi Umum, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), hlm. 1.

9.
3 4

yang mengatakan bahwa setelah badan rusak, maka jiwa lahir kembali dengan badan baru. C. Objek Psikologi Objek tentu merupakan syarat mutlak didalam suatu ilmu, karena objek inilah yang menentukan langkah-langkah lebih lanjut dalam pengupasan lapangan ilmu pengetahuan itu. Tanpa adanya objek tertentu dapat diyakinkan tidak akan ada pembahasan yang mapan. Objek psikologi adalah manusia. Dirinjau dari segi objeknya, psikologi dapat dibedakan dalam dua golongan yang besar yaitu: a. Psikologi yang menyelidiki dan mempelajari manusia. b. Psikologi yang menyelidiki dan mempelajari hewan, yang umumnya lebih tegas disebut psikologi hewan. Dalam makalah ini, psikologi hewan tidak akan dibahas, yang akan dibahas adalah psikologi yang berobjekkan manusia yang sampai pada waktu ini orang masih membedakan adanya psikologi yang bersifat umum dan psikologi yang khusus. Psikologi umum ialah psikologi yang menyelidiki dan mempelajari kegiatankegiatan atau aktivitas-aktivitas psikis manusia pada umumnya yang dewasa yang normal dan yang beradab. Psikologi umum berusaha mencari dalil-dalil yang bersifat umum daripada kegiatan-kegiatan atau aktivtas-aktivitas psikis. Dalam psikologi umum memandang manusia seakan-akan terlepas dari manusia yang lain. Psikologi khusus ialah psikologi yang mengelidiki dan mempelajari segi-segi kekhususan dari aktivitas-aktivitas psikis manusia.5 Psikologi khusus ini ada bermaca-macam, antara lain: 1- Psikologi perkembangan; yaitu yang membicarakan perkembangan psikis manusia dari masa bayi sampai tua yang mencakup: 5

Psikologi anak (mencakup masa bayi) Psikologi puber dan adolesensi (psikologi remaja)

Juhana. Psikologi Bimbingan, (Bandung: Eresco, 1988), hlm. 6.

Psikologi orang dewasa Psikologi orang tua

2- Psikologi sosial; yaitu psikologi yang khusus membicarakan tentang tingkah laku atau aktivitas-aktivitas manusia dalam hubungannya dengan situasi sosial. 3- Psikologi pendidikan; yaitu psikologi yang khusus menguraikan kegiatankegiatan manusia dalam hubungannya dengan situasi pendidikan, misalnya bagaimana cara menarik perhatian agar pelajaran dapat dengan mudah diterima, bagaimana cara belajar dan sebagainya. 4- Psikologi kepribadian dan tipologi; yaitu psikologi yang khusus menguraikan tentang struktur pribadi manusia mengenai tipe-tipe kepribadian manusia. 5- Psikopatologi; yaitu psikologi yang khusus menguraikan mengenai keadaan psikis yang tidak normal (abnormal). 6- Psikologi kriminal; yaitu psikologi yang khusus berhubungan dengan soal kejahatan atau kriminalitas. 7- Psikologi perusahaan; yaitu psikologi yang khusus berhubungan dnegan soalsoal perusahaan.6 Psikologi yang berusaha mempelajari jiwa manusia ternyata banyak mendapatkan kesulitan, karena objek penyelidikannya adalah abstrak, yang tidak dapat diselidiki secara langsung. Tetapi dengan menyelidiki keaktifan-keaktifannya yang terlihat melalui manivestasi tingkah laku atau perbuatan, dapat dimisalkan kalau kita mempelajari angin, objeknya sendiri secara langsung tidak dapat dilihat. Namun, dari keaktifan-keaktifannya, bila ada daun yang bergerak atau berterbangan, maka ia jelas ada. Seperti itu pulalah bila kita mempelajari ilmu jiwa. Telah kita ketahui bahwa setiap ilmu pengetahuan mempunyai objek tertentu dalam pembahasannya. Objek ilmu tumbuh-tumbuhan misalnya membicarakan

Abu Ahmadi. Op., cit., hlm. 7-8.

tentang tumbuh-tumbuhan, objek ilmu hewan adalah dunia hewan. Objek ilmu falak adalah matahari, bintang dan benda-benda angkasa luar lainnya. Demikian pula dengan psikologi mempunyai objek, yaitu jiwa. Dimuka telah disebutkan bahwa sampai sekarang tidak ada yang mengetahui apa sebenarnya jiwa itu, ia adalah abstrak, tidak dapat dilihat, didengar, dirasa, dicium ataupun diraba dengan pancaindera kita, yang ahli pada zaman itu mencoba menerangkan dan menjawabnya dengan pandangan dan tinjauan filosofis dan metafisis.7 Ditinjau dari segi objeknya, psikologi dapat dibagi sebagai berikut: 1- Psikologi metafisis (meta: dibalik, diluar; fisika: alam nyata) Yang menjadi objek ialah hal-hal yang mengenai asal-usul jiwa, wujud jiwa akhir jadinya, sesuatu yang tidak berewujud nyata dan tidak pula diselidiki dengan ilmu alam biasa. 2- Psikologi empiris (empiri: pengalaman) Dalam abad-abad kemudian para ahli mengutamakan ratio (misalnya; Descartes), ia mengatakan bahwa psikologi yang benar hanya diperoleh dengan berpikir, bukan dengan pengalaman percobaan. Akal adalah sumber dari segala kebenaran, oleh karena itu pernyataan ilmu jiwa itu tidak diselidiki dengan jalan empiris dengan pengamatan sendiri dan percobaan. 3- Psikologi behaviourisme (behaviour: tingkah laku) Behaviourisme tidak menyelidiki kesadaran dan peristiwa-peristiwa psikis karena hal ini adalah abstrak, tidak dapat dilihat sehingga tidak dapat diperiksa dan dipercaya. Oleh sebab itu ahli-ahli faham ini memegang teguh prinsip-prinsip: Objek psikologi adalah behavor yaitu gerak lahir yang nyata atau reaksireaksi manusia terhadap perangsang-perangsang tertentu.

M. Alisuf Sabri. Pengantar Psikologi Umum dan Pengembangan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1993), hlm. 13.

Unsur-unsur behavior adalah refleks, yaitu reaksi tak sadar atas perangsang dari luar rubuh, maka psikologi ini terkenal dengan nama behaviourisme.8

D. Ciri-ciri Psikologi Sebagai Sains Ilmu pengetahuan yaitu sesuatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis dan mempunyai metode-metode tertentu sebenarnya, psikologi disamping merupakan ilmu, juga merupakan seni, karena dalam pengamalannya dalam berbagai segi kehidupan manusia, diperlukan ketrampilan dan kreatifitas yang tersendiri. Sebagai ilmu pengetahuan, psikologi juga mempunyai sifat-sifat yang dimiliki ilmu pengetahuan pada umumnya karena itu psikologi mempunyai: 1. Mempunyai objek material Yaitu manusia dan objek formal atau sudut pandangan keilmuannya, yaitu segi tingkah laku objek tersebut bersifat empiris. 2. Metode penyelidikan Suatu metode penyelidikan dalam suatu ilmu adalah suatu keharusan mutlak adanya, apalagi kalau ilmu itu telah berdiri sendiri, ini harus ditandai oleh adanya metode-metode tersendiri untuk menyelidiki terhadap suatu objeknya. Dengan demikian dalam menyelidiki psikologi, hendaknya dipergunakan banyak metode-metode yang mungkin, ini dimaksudkan kelemahan metode yang satu dapat ditutup oleh kesempurnaan pada metode yang lain.9 Metode yang sering digunakan oleh psikologi antara lain: a) Metode eksprimen Metode ini dapat dilaksanakan di laboratorium atau lapangan. Dalam memepelajari suatu aktifitas atau proses tingkah laku, eksprimen merupakan suatu metode yang ideal untuk mendapatkan hubungan antar fakta. Bila kita membawa

8 9

Ahmad Fauzi. Op., cit., hlm. 18-19. Ibid., hlm. 20-21.

suatu masalah (problem) untuk mencari jawabannya melalui kondisi tertentu yang diciptakan, berarti kita telah mengadakan eksprimen. b) Metode observasi Metode observasi dalam psikologi banyak dilakukan untuk mempelajari tingkah laku anak-anak, interaksi sosial, aktivitas keagamaan, peperangan dan kejadian-kejadian lain yang tidak dapat dieksprimen. Pada hakikatnya eksprimen merupakan salah satu metode observasi yang dibatasi dan menciptakan kondisikondisi tertentu. Metode observasi tidak hanya melihat dan memandang saja, tetapi mengamati secara teliti, selektif, dan sistematis sehingga semua aspek yang berperan dalam situasi tingkah laku dapat dicatat, dianalisis dan dihubungkan secara tepat untukdijadikan suatu pernyataan, penilaian, kesimpulan dan hipotesis. c) Metode klinis Pendekatan metode klinis ditujukan untuk menentukan kualitas penyesuaian diri individu terhadap lingkungan hidupnya, baik yang terjadi secara umum maupun khusus. Dengan mengetahui kualitas penyimpangan penyesuaian diri seseorang, metode klinis bisa dilakukan di rumah sakit, pusat gangguan jiwa, klinik dan lainlain.10 d) Metode statistik Beberapa teknik yang digunakan dalam metode psikologi antara lain: Tes psikologi, yaitu cara mengetahui kemampuan, alam perasaan, arah minat, dan aspek-aspek kepribadian individu lain dengan memberi tugas yang ditentukan standarnya. Angket Introspeksi Partisifasi
10

Irwanto. Psikologi Umum, (Jakarta: Pren Hallindo, 2002), hlm. 90.

Meneliti riwayat hidup Teknik analisis impian Meneliti perkembangan hidup seseorang

e) Metode survei Dalam metode ini, subjek penelitian diamati secara sistematik dan sekaligus datanya, baik menggunakan kuesioner maupun pertanyaan-pertanyaan langsung yang bebas dan sudah direncanakan peneliti.11 3. Sistematika yang teratur sebagai hasil pendekatan terhadap objeknya Hasil pendekatan objek kemudian disistematisasikan sehingga menghasilkan sistematika yang teratur yang menggambarkan hasil pendekatan terhadap objek tersebut. Karena yang mengadakan pendekatan dalam penyelidikan adalah manusia yang disamping mempunyai sifat-sifat persamaan juga memiliki sifat-sifat berbeda, maka para ahli dalam mengadakan peninjauan terhadap objek. Sebagai disiplin ilmu pengetahuan, psikologi dipandang memenuhi syaratsyarat keilmuan, objek studi psikologi dipelajarisecara sistematik menggunakan metode-metode yang menjamin objektivitas pengambilan kesimpulan artinya metode yang digunakan mampu mengamati, mencatat, dan mengukur perilaku seperti adanya.12 E. Kesimpulan 1. Psikologi adalah ilmu yang mempunyai tentang jiwa, baik mengenal macammacam gejala, prosesnya maupun latar belakangnya dengan singkat disebut ilmu jiwa. 2. Objek psikologi

11 12

Ibid., hlm. 10. Ibid., hlm. 9.

Objek psikologi adalah manusia ditinjau dari segi objeknya, psikologi dibagi dua, yaitu: Psikologi umum Psikologi khusus

3. Ciri-ciri psikologi sebagai sains Sebagai ilmu pengetahuan, psikologi juga mempunyai sifat-sifat yang dimiliki ilmu pengetahuan pada umumnya, yaitu: Objek material Metode penyelidikan Sistematika yang teratur sebagai hasil pendekatan terhadap objeknya.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. Psikologi Umum, Jakarta: Rineka Cipta, 1998. Fauzi, Ahmad. Psikologi Umum, Jakarta: Pustaka Setia, 1997. Gunarsa ,Singgih Dirga. Pengantar Psikologi, Jakarta: Mutiara Sumber Widya, 1996. Irwanto. Psikologi Umum, Jakarta: Pren Hallindo, 2002. Juhana. Psikologi Bimbingan, Bandung: Eresco, 1988. Sabri, M. Alisuf. Pengantar Psikologi Umum dan Pengembangan, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1993. Sarwono, Sarlito Wirawan. Pengantar Ilmu Psikologi, Jakarta: Bulan Bintang, 1982.

10

Anda mungkin juga menyukai