KOGNISI SOSIAL
DISUSUN OLEH :
CALVIN GUSTINOV (143310010205)
TRIA SARI (143310010147)
VIDI MARSHA LORENZA (143310010203)
TENGKU INTAN KHAIRANY (143310010151)
RAMALISA (1443310010157)
FERRY (143310010085)
GOGO RAJA BRANDY TARIGAN (143310010142)
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
MEDAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini sesuai dangan apa yang diharapkan.
Adapun maksud dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah Psikologi Sosial II dan juga agar penulis dan pembaca lebih mampu
memahami bahasan dari makalah ini. Makalah ini membahas mengenai salah satu
sub bahasan dari Psikologi Sosial itu sendiri yakni tentang KOGNISI SOSIAL.
Penulis berharap makalah ini dapat memberikan manfaat bagi penulis pribadi
dan pembaca, serta dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan pengetahuan
kita tentang Persepsi Sosial.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan maka
dengan ini kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan.
Akhir kata penulis mohon maaf jika ada kata yang kurang berkenan.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Setiap orang memilih jalannya sendiri dalam menjalani hidupnya. Dan
tidak banyak dari mereka menganggap bahwa hidup itu suatu hal yang harus
dijalani bahkan diperjuangkan. Semisal mereka memilih caranya sendiri dalam
menanggapi setiap liku kehidupan. Realitas tidaknya tindakan apa yang mereka
lakukan adalah sesuai dengan apa yang mereka pikirkan dan persepsikan. Oleh
karena itu aneh tidaknya setiap tingkah laku manusia itu adalah melainkan telah
memiliki makna tersendiri bagi mereka. Dan setiap tingkah laku itu adalah
wahana kognitif yang dijadikan upaya dalam pembentukan dunia mereka sendiri
dan bermakna bagi dirinya sendiri. Dan dalam dunia tersebut mereka
mengklasifikasikan dan menyusun objek objek tertentu yaitu orang lain.
Sebagaimana yang dinyatakan oleh Sir Frederick Bartlett reaksi kognitif
manusia yakni reaksi dalam persepsi, imajinasi, berfikir, dan pertimbangan akal
sehatcocok bila dibahas sebagai suatu upaya yang terjadi sesudah timbulnya
maksud.
1.2
Rumusan Masalah
Adapun Rumusan Masalah yang akan di bahas dalam makalah ini adalah:
a. Apa pengertian Kognisi Sosial?
b. Apa saja teori-teori dalam Kognisi Sosial?
c. Apa saja aspek-aspek dasar dalam Kognisi Sosial?
1.3
Tujuan Masalah
Adapun Tujuan masalah yang akan di bahas dalam makalah ini adalah:
a.
b.
c.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
2.2
maka yang bersangkutan akan memilih alternative perilaku yang akan membawa
Orang yang berada dalam satu kelompok merasa (ingroup) dan orang yang merasa
dari kelompok lain (outgroup) dan hal ini akan menimbulkan beberapa dampak,
antara lain : anggota ingroup lebih anggota lain lebih punya kesamaan disbanding
outgroup, ingroup lebih terfavorit daripada outgroup, ingroup memandang
outgroup lebih homogen daripada ingroup baik kepribadian atau yang lain.
2.2.1
2.
3.
Osgood
&
Tannembaun
(1955)
menamakannya
ketidakselarasan
(incongruence)
4.
2.3
Skema
Sebuah schema (skema) adalah seperangkat tatanan struktur
juga
memiliki
kelemahan
(segi
negative).
Skema
mempengaruhi apa yang kita perhatikan, apa yang masuk dalam ingatan
kita, dan apa yang kita ingat, sehingga terjadi distorsi pada pemahaman
kita terhadap dunia social. Skema memainkan peran penting dalam
pembentukan prasangka, dalam pembentukan satu komponen dasar pada
stereotip tentang kelompok-kelompok social tertentu. Skema seringkali
sulit diubahskema memiliki efek bertahan (perseverance effect), tidak
berubah nahkan ketika menghadapi informasi yang kontradiktif.
Kadangkala skjema bisa memberikan efek pemenuhan harapan diri (selffulfilling) yaitu skema membuat dunia social yang kita alami menjadi
konsisten dengan skema yang kita miliki. Contoh efek bertahan, ketika
kita gagal kita berusaha menghibur diri sendiri dengan berkata, kamu
hebat kok, ini karena pertandingan yang tidak adil, dsb. contoh ramalan
yang mewujudkan dirinya sendiri (self-fulfilling prophecy)ramalan
yang membuat ramalan itu sendiri benar-benar terjadi, skema guru untuk
siswa yang minoritas yang menyebabkan guru memperlakukan siswa
minoritas itu secara berbeda (kurang positif) sehingga menyebabkan
prestasi siswa minoritas ini menurun. Stereotip tidak hanya memiliki
pengaruh, namun bisa melalui efek pemastian dirinya, stereotip juga
membentuk realitas social.
2.3.2
Heuristic
Seperti yang sudah dibahas di atas tadi, tekanan efisiensi sering
dengan
proses
pemaparan
awal
(priming)
awal bisa muncul bahkan ketika individu tidak sadar akan adanya
rangsangan yang telah dipaparkan sebelumnyadisebut juga
pemaparan awal otomatis.
Cara lainnya adalah dengan pemrosesan otomatis (automatic
processing) yang terjadi ketika, setelah berpengalaman melakukan suatu
tugas atau mengolah suatu onformasi tertentu yang seakan tanpa perlu
usaha yang besar, secara otomatis dan tidak disadari. Contohnya: saat
pertama kali belajar sepeda, kita memerlukan perhatian khusus dalam
mengendarainya. Seiring dengan berkembangnya keahlian bersepeda
kita, kita dapat melakukan tugas-tugas lain seperti berbicara sambil
bersepeda. Begitu teraktivasi, skema dapat menimbulkan efek perilaku
yang otomatis.
Bias negativitas
Yaitu kecenderungan memberikan perhatian lebih pada informasi
2.4.2.
Bias optimistic
Yaitu suatu predisposisi untuk mengharapkan agar segala sesuatu
2.4.3.
Pemikiran konterfaktual
Memikirkan apa yang akan terjadi seandainya. Contoh: ketika
Inaction
inertiakelambanan
apatismuncul
ketika
individu
2.4.4.
Pemikiran magis
Yaitu berpikir dengan melibatkan asumsi yang tidak didasari alasan
Menekan pikiran
Yaitu usaha untuk mencegah pikiran-pikiran tertentu memasuki
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Kognisi sosial adalah sebuah proses belajar yang dilakukan oleh individu
dalam menyikapi atau memahami dirinya maupun orang lain. (kognisi adalah
pengetahuan dan kesadaran) atau tata cara dimana kita menginterpretasi,
menganalisa, mengingat, dan menggunakan informasi tentang dunia social. Dan
kognisi social itu terjadi secara otomatis. Dalam kognisi sosial terdapat aspekaspek dasar yang digunakan dalam menginterprestasikan, menganalisis mengingat
dan menggunakan informasi tentang dunia sosial. Adapun aspek aspek dasar
tersebut. Skema semacam kerangka atau gambaran yang membantu individu
dalam mengorganisasikan informasi-informasi suatu fenomena yang diperhatikan
individu. Skema membantu kita mengenali aspek dari suatu situasi atau stimulus
dan skema menciptakan struktur dan penataan situasi, memampukan kita untuk
mengingat informasi dengan baik, menata dengan detail dan mempercepat
pemrosesan informasi yang relevan. Berpikir jalan pintas (heuristic) individu
cenderung malas untuk berpikir kompleks sehingga cenderung menyederhanakan
suatu peristiwa yang dialami. Berpikir Ilusi (Illusory Thinking) ilusi dalam konsep
psikologi adalah kesalahan dalam mempersepsi sesuatu. Dalam psikologi sosial,
individu sering mengalami kesalahan dalam mempersepsi sesuatu yang
mengakibatkan terjadinya kesalahan pula dalam kognisi sosial.
DAFTAR PUSTAKA