Anda di halaman 1dari 21

Psikologi Sosial

Tingkah Laku Prososial

Dosen Pengampu : Laila Meiliyandrie Indah Wardani, M.Psi, Dr Disusun oleh : Sulistiyani $adila Maulidina Dinar Puspita (omala 4 !!"#!##! 4 !!"#!##"4 4 !!"#!## )

%gung Wahyu &idayat. P 4 !!"#!##!'

*%(+LT%S PSI(,L,-I +$I./0SIT%S M/01+ 2+%$% T%&+$ "#!" 3 "#!)


!

Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah yang berjudul Tigkah Laku Prososial. akalah ini berisikan tentang in!ormasi mengenai dasar tingkah laku prososial" tahaptahap perilaku menolong" respons terhadap keadaan darurat" pengaruh internal dan eksternal dalam menolong serta komitment jangka panjang terhadap tingkah laku prososial. #iharapkan makalah ini dapat memberikan in!ormasi kepada kita semua tentang tingkah laku prososial se$ara mendalam yang akan di deskripsikan dalam makalah ini. %ami menyadari bah&a makalah ini masih jauh dari sempurna" oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari pemba$a sangat kami harapkan. %ami mengu$apkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dan semoga makalah ini dapat berman!aat bagi semua pihak yang berkompeten.

Tangerang" ' No(ember )*+,

Penyusun

"

TINGKAH LAKU PROSOSIAL


1. Pengertian Tingkah laku prososial merupakan suatu tindakan menolong yang menguntungkan orang lain tanpa harus menyediakan suatu keuntungan langsung pada orang yang melakukan tindakan tersebut dan mungkin bahkan melibatkan suatu risiko bagi orang yang menolong -.aron" dkk. )**/0 #eau1" #ane dan Wrightsman mengatakan bah&a dalam tingkah laku menolong yang lebih diutamakan adalah kepentingan orang lain dibandingkan kepentingan sendiri terutama dalam situasi darurat +. 2ontoh dari tingkah laku menolong yang paling jelas menurut -.atson" +'/+ dalam Sar&ono" )**'0 adalah alturisme yaitu suatu moti(asi untuk meningkatkan kesejahteraan orang lain yang berupa tindakan seseorang untuk memberikan bantuan pada orang lain yang tidak bersi!at mementingkan diri sendiri -sel!ish0 melainkan untuk kebaikan orang lain.

!. Teori Tingkah Laku Prososial .eberapa teori yang mengkaji tingkah laku prososial" diantaranya 3 !.1 Teori "#olusi enurut teori e(olusi inti dari kehidupan adalah kelangsungan hidup gen. 4en dalam diri manusia telah mendorong manusia untuk memaksimalkan kesempatan berlangsungnya suatu gen agar tetap lestari. a. Perlin$ungan Kera%at (kin protection) %asih ibu sepanjang jalan kasih anak sepanjang galah pribahasa tersebut menunjukkan bah&a kasih sayang orang tua kepada anaknya tidak akan pernah putus. 5rang tua akan selalu siap untuk memberikan bantuannya kepada anak" &alau harus mengorbankan kepentingan dirinya demi anakanaknya. enurut teori e(olusi" tindakan orang tua ini adalah demi kelangsungan gen-gen orang tua yang ada dalam diri anak. 5rang tua yang mengutamakan kesejahteraan anak dibandingkan dengan kesejahteraan dirinya sendiri" gennya akan mempunyai peluang yang lebih besar untuk bertahan dan lestari dibandingkan orang tua yang mengabaikan anaknya - yers" +''6
!

#eau1" #ane dan Wrightsman"+'', dalam Sar&ono" )**'


)

dalam Sar&ono" )**'0. 7al ini berlaku juga untuk kerabat yan lebih jauh di mana kedekatan gen-gen se$ara biologis membuat manusia terprogram se$ara alami untuk lebih menolong orang yang masih tergolong kerabatnya.

%. Tim%al&%alik %iologik (biological reciprocity) #alam teori e(olusi terdapat prinsip timbal-balik" yaitu menolong untuk memperoleh pertolongan kembali). Seseorang menolong karena ia mengantisipasi kelak orang yang ditolong akan menolongnya kembali sebagai balasan dan bila ia tidak menolong maka kelak ia pun tidak akan mendapat pertolongan. !.! Teori 'ela(ar Sumbangan teori belajar terhadap tingkah laku menolong ada dua teori yang menjelaskan tingkah laku menolong" yaitu teori belajar sosial (social learning theory) dan teori pertukaran sosial (social exchange theory). a. Teori 'ela(ar Sosial (social learning theory) #alam teori belajar sosial" tingkah laku manusia dijelaskan sebagai hasil proses belajar terhadap lingkungan. .erkaitan dengan tingkah laku menolong" seseorang menolong karena ada proses belajar melalui obser(asi terhadap model prososial. #alam sebuah penelitian dilapangan" seorang &anita muda -asisten peneliti0 yang bannya kempes memarkirkan mobilnya disamping jalan. Para pengendara yang le&at di jalan itu lebih banyak yang berhenti dan menolong &anita ini jika sebelumnya mereka melihat situasi dimana ada &anita lain yang punya masalah dengan mobilnya dan terlihat ada yang menolong -.aron" .yrne dan .rans$ombe" )**60. #alam kehidupan seharihari" sering kali peminta sumbangan men$antumkan dalam da!tar penyumbang nama orang -!ikti!0 dan besar sumbangan yang diberikan dengan jumlah yang $ukup signi!ikan. 7al ini dimaksudkan agar mendorong $alon penyumbang untuk mau menyumbang dan sering kali $ara ini berhasil. Selain peranan model prososial di dunia nyata model-model prososial di media juga $ukup e!ekti! dalam membentuk norma sosial yang mendukung tingkah
"

Sar4ono, "##" dalam Sar4ono "##5

laku menolong. Penelitian se$ara konsisten menunjukkan bah&a anak-anak $enderung merespons se$ara prososial setelah melihat model di media melakukan tingkah laku menolong" maka sebaliknya model anti sosial dapat menghambat tingkah laku menolong -.aron" .yrne dan .rans$ombe )**60. #engan demikian" seseorang dapat menjadi altruis karena lingkungan memberi $ontoh-$ontoh yang dapat di obser(asi untuk bertindak menolong. enurut teori belajar" apa yang tampak sebagai alturis sesungguhnya dapat mempunyai kepentingan pribadi yang terselubung. isalya" orang dapat merasa lebih baik setelah memberikan pertolongan" atau menolong untuk menghindari perasaan bersalah atau malu jika tidak menolong. %. Teori Pertukaran Sosial (social exchange theory) enurut teori pertukaran sosial" interaksi sosial bergantung pada untung dan rugi yang terjadi. Teori ini melihat tingkah laku sosial sebagai hubungan pertukaran dengan memberi dan menerima (take and give relationship). Apa yang dipertukarkan dapat berupa materi -berupa uang atau perhiasan0 atau non materi -misalnya penghargaan" penerimaan" prestasi0. 8ntuk menjelaskan tingkah laku menolong teori ini mengatakan bah&a interaksi manusia mengikuti prinsip ekonomi" yaitu memaksimalkan ganjaran -untung0 dan meminimalkan biaya -rugi0 yang disebut dengan strategi minima). 2ontohnya ketika seseorang dita&arkan untuk donor darah" sebelum mendonorkan darahnya" ia akan menghitung untung ruginya. .ila ikut mendonor" maka untungnya ia bisa mendapatkan penghargaan dari lingkungan ataupun kepuasan batin karena telah berbuat baik" dan ruginya ia harus menahan rasa sakit ketika disuntik. Sebaliknya jika ia tidak mendonor maka ia tidak perlu menahan rasa sait karena disuntik namun ia tidak akan mendapat penghargaan dari lingkunganya. Sesuai dengan teori pertukan sosial" tingkah laku menolong juga bisa sematamata hanya untuk menutupi kepentingan pribadi seseorang. isalnya mendonor darah untuk mendapatkan pujian" bukan niat untuk menolong orang yang membtuhkan. #engan demikian" keuntungan dari tingkah laku menolong dapat bersi!at menolong untuk memperoleh imbalan dari lingkungan -e1ternal self-rewards) atau menolong untuk mendapatkan kepuasan batin (internal self-rewards).
'

!.* Teori "mpati 9mpati merupakan respons yang kompleks" meliputi komponen a!ekti! dan kogniti!. #engan komponen a!ekti!" berarti seseorang dapat merasakan apa yang orang lain rasakan dan dengan komponen kogniti! seseorang mampu memahami apa yang orang lain rasakan beserta alasannya. #aniel .atson -)**/0 menjelaskan adanya hubungan antara empati dengan tingkah laku menolong serta menjelaskan bah&a empati adalah sumber dari moti(asi alturistik. 1. Hipotesis "mpati&alturistik (emphaty-altursm hypotesis) #alam hipotesis ini dikatakan bah&a perhatian yang empatik yang dirasakan seseorang terhadap penderitaan orang lain akan menghasilkan moti(asi untuk mengurangi penderitaan orang tersebut. oti(asi menolong ini bisa sangat kuat sehingga seseorang bersedia terlibat dalam akti(itas menolong yang tidak menyenangkan" berbahaya bahkan dapat mengan$am jianya -.atson" )**/ dalam Sarlito" Sar&ono" )**'0. #engan demikian" moti(asi seseorang untuk menolong adalah karena ada orang lain yang membutuhkan bantuan dan rasanya menyenangkan bila dapat berbuat baik. !. +o$el mengurangi perasaan negati, (negative-state-relief model ) odel mengurangi perasaan negati! dikemukakan oleh 2aldini dan rekanrekannya dalam penelitiannya -+'/+ dalam .aron" .yrne dan .rans$ombe" )**60. #alam teori ini dijelaskan bah&a orang menolong untuk mengurangi perasaan negati! akibat melihat penderitaan orang lain.Penderitaan ini tidak selalu harus merupakan akibat dari melihat

penderitaan orang lain. Seseorang bisa saja berada dalam suasana hati yang negati! sebelum melihat orang yang kesusahan dan dengan menolong diharapkan ia dapat mengurangi perasaan negati!nya tersebut. #engan demikian" tingkah laku menolong dapat berperan sebagai self-help agar seseorang terbebas dari suasana hati yang tidak menyenangkan. *. Hipotesis Kesenangan "mpatik (emphathic joy hypothesis)

Tingkah laku menolong dapat dijelaskan berdasarkan hipotesis kesenangan empatik., #alam hipotesis tersebut" dikatakan bah&a seseorang akan menolong bila ia memperkirakan dapat ikut merasakan kebahagiaan orang yang akan ditolong atas pertolongan yang diberikannya. Satu hal yang paling penting disini adalah seseorang yang menolong perlu untuk mengetahui bah&a tindakannya akan memberikan pengaruh yang positi! bagi orang yang ditolong. #alam kehidupan sehari-hari" sering kali seseorang menolong karena per$aya bah&a pertolongannyaakan memberikan hasil yang positi!. #ari tiga teori empati yang telah dijelaskan" terlihat bah&a kondisi a!ekti! seseorang merupakan elemen yang penting. Seseorang menolong karena tindakannya akan meningkatkan perasaan positi! dan mengurangi perasaan negati! atas dirinya. !.- Teori Perkem%angan Kognisi Sosial #alam merespons suatu situasi darurat -situasi yang membutuhkan pertolongan0" tentunya diperlukan sejumlah in!ormasi yang harus direspons dengan $epat sebelum seseorang memutuskan untuk memberikan pertolongan. #engan demikian" tingkah laku menolong melibatkan proses kogniti! seperti persepsi" penalaran" peme$ahan masalah dan pengambilan keputusan. Pendekatan kognisinber!okus pada pemahaman yang mendasari suatu tingkah laku sosial. Penelitian yang mengkaji hubungan antara perkembangan kognisi sosial dengan tingkah laku menolong lebih di!okuskan pada bagaimana seorang anak memahami kebutuhan orang lain dan bereaksi membantunya. !.. Teori Norma Sosial Norma merupakan harapan-harapan masyarakat yang berkaitan dengan tingkah laku yang seharusnya dilakukan seseorang - yers" +''6 dalam Sarlito" Sar&ono" )**'0. Ada dua bentuk norma sosial yan memoti(asi seseorang untuk melakukan tingkah laku menolong yaitu3 norma timbal-balik (the reciprocity norm) dan norma tanggung ja&ab sosial (the social responsibility norm).
)

Smith"dkk dalam .aron" .yrne dan .rans$ombe" )**6


6

1. Norma Tim%al&'alik (the reiprocity norm) Norma timbal-balik merupakan norma yang bersi!at uni(ersal yaitu seseorang harus menolong orang yang pernah menolongnya. 7al ini menyiratkan adanya prinsip balas budi dalam kehidupan bermasyarakat: . #engan demikian" seseorang harus menolong orang lain karena kelak di masa mendatang" ia akan ditolong oleh orang lain atau ia pernah ditolong orang pada masa sebelumnya. Norma ini berlaku untuk hubungan sosial yang bersi!at setara. 8ntuk hubungan sosial yang tidak setara" misalnya dengan anak-anak dan orang $a$at" berlaku norma tanggung ja&ab sosial - yers" +''6 dalam Sar&ono")**'0. !. Norma Tanggung /a0a% Sosial (the social-responsibility norm) .ila norma timbal-balik mengharuskan seseorang berbuat seimbang antara memberi dan menerima di dalam sebuah hubungan sosial" maka dalam norma tanggung ja&ab sosial" orang harus memberikan pertolongan kepada orang yang membutuhkan pertolongan tanpa mengharapkan balasan di masa datang -S$h&art;" +'<= dalam Sar&ono" )**'0. Norma ini memoti(asi orang untuk memberikan bantuannya kepada orang-orang yang lebih lemah dari dirinya" misalnya membantu orang yang $a$at" membantu orang yang sudah tua" atau seorang anak membantu adiknya yang lebih ke$il ketika terjatuh untuk bangun kembali. *.1aktor&1aktor 2ang +en2e%a%kan Perilaku +enolong a3 '2sten$er .ystender atau orang-orang yang berada di sekitar tempat kejadian mempunyai peran yang sangat besar dalam mempengaruhi seseorang saat memutuskan antara menolong atau tidak ketika dihadapkan pada keadaan darurat.

%3 4a2a Tarik Sejauh mana seseorang menge(aluasi korban se$ara positi! -memiliki daya tarik0 akan mempengaruhi kesediaan orang untuk memberikan bantuan. Apapun !aktor
4

Menurut sosiolog

Al(in 4ouldner -+'6*0 yang dikutip dalam Sarlito" Sar&ono" )**'.


7

yang dapat memnyebabkn ketertatikan bystender kepada korban" akan meningkatkan terjadinya respons untuk menolong -2lark"dkk dalam Sar&ono")**'0.Seseorang akan $enderung menolong orang yang dalam beberapa hal mirip dengan dirinya -%rebs" +'<= dalam Sar&ono" )**'0. 5leh karena itu orang pada umumnya akan menolong anggota kelompoknya terlebih dahulu -in-group0 baru kemudian menolong orang lain -out-group0 karena sebagai suatu kelompok tentunya ada beberapa kesamaan dalam diri mereka yang mengiikat mereka dalam suatu kelompok. 53 Atri%usi Terha$ap Kor%an Seseorang akan termoti(asi untuk memberikan bantuan pada orang lain bila ia mengasumsikan bah&a ketidakberuntungan korban adalah diluar kendali korban -Weiner" +'/* dalam Sar&ono" )**'0. #engan demikian pertolongan tidak akan diberikan bila bystender mengasumsikan kejadian yang kurang menguntungkan pada korban adalah kesalahan korban sendiri -atribusi internal0. $3 A$a +o$el Adanya model yang melakukan tingkah laku menolong dapat mendorong seseorang untuk memberikan pertolongan pada orang lain. #alam obse(asinya terhadap orangorang yang berbelanja di sebuah toko pada musim natal di Ne& >ersey =" melihat bah&a orang-orang kemungkinan akan lebih besar untuk memberikan sumbangannya di kotak amal yang disediakan di toko tersebut bila sebelumnya mereka melihat ada orang lain yang menyumbang. e3 4esakan 6aktu 5rang yang sibuk dan tergesa-gesa $enderung tidak menolong" sedangkan orang yang punya &aktu luang lebih besar kemungkinannya untuk memberikan pertolongan kepada yang memerlukannya -Sar&ono")**) dalam Sar&ono")**'0.

,3 Si,at Ke%utuhan Kor%an %esediaan untuk menolong dipengaruhi oleh kejelasan bah&a korban benarr-benar membutuhkan pertolongan (clarity of need), korban memang layak mendapatkan
'

.yran dan Test -+'6<0 yang dikutip dalam .aron" .yrne" .rans$ombe -)**60
5

bantuan yang dibutuhkan (legitimate of need), dan bukanlah tanggung ja&ab korban sehingga dia membutuhkan bantuan dari orang lain -atribusi eksternal0 6. #engan demikian" orang yang meminta pertolongan akan memiliki kesempatan yang lebih besar untuk ditolong daripada orang yang tidak meminta pertolongan -&alau ia sesungguhnya juga butuh pertolongan0 karena permintaan tolong korban membuat situasi pertolongan menjadi tidak ambigu. -.Pengaruh ,aktor $ari $alam $iri 1. Suasana hati 7moo$3 9mosi sesorang dapat mempengaruhi ke$endrungannya untuk menolong -.ron" .yrne" .rans$ombe" )**6 dalam sar&ono )**'0. 9mosi positi! se$ara umum meningkatkan tingkah laku menolong. Namun" jika situasinya tidak jelas -ambigu0" maka orang yang sedang bahagia $endrung untuk mengasumsikan bah&a tidak ada keadaan darurat sehingga tidak menolong. Pada emosi negati!" seseorang sedang sedih mempunyai kemungkinan menolong yang lebih ke$il. Namun" jika dengan menolong dapat membuat suasana hati lebih baik" maka dia akan memberikkan pertolongan. !. Si,at .eberapa penelitian terhadap hubungan antara karakteristik seseorang dengan ke$endrungannya untuk menolong. 5rang mempunyai si!at pemaa! (forgiveness0" ia akan mempunyai ke$endrungan mudah menolong -%arremans" dkk" )**= dalam sar&ono )**'0. 5rang yang mempunyai pemantauaan diri -sel! monitoring0 yang tinggi juga $endrung lebih penolong" karena dengan menjadi penolong" ia akan memperoleh penghargaan sosial yang lebih tinggi -White ? 4erstein" +'/<" dalam sar&ono" )**)0. .eberapa karakteristik lainnya yang mengandung tingkah laku menolong adalah kebutuhan akan persetujuan (need for approval). @ndi(idu yang kebutuhannya akan pujian ataupuntanda-tanda penghargaan lainnya sangat tinggi" jika situasi menolong memberikan peluang untuk mendapatkan penghargaan bagi dirinya" maka ia akan meningkatkan tingkah laku menolongnya.< *. /enis kelamin

#eau1" #ane" Wrightsman" +'', dalam Sar&ono )**' #euts$h ? Lamberti" +'/6" dalam .aron" .yrne" .rans$ombe" )**6.
!#

Peranan gender terhadap ke$endrungan sesorang untuk menolong sangat bergantung pada situasi dan bentuk pertolongan yang dibutuhkan. Laki-laki $endrung lebih mau terlibat dalam akti(itas menolong pada situasi darurat yang membahayakan" misalnya menolong sesorang dalam kebakaran. 7al ini tampaknya terkait dengan peran tradisional laki-laki" yaitu laki-laki dipandang lebih kuat dan lebih mempunyai keterampilan untuk melindungi diri. Sementara perempuan" lebih tampil menolong pada situasi yang bersi!at memberi dukungan emosi" mera&at" dan mengasuh. / #alam penelitian yang dilakukan Aimmer-4embe$k" dkk. -)**=0 ditemukan bah&a ke$endrungan untuk menolong pada anak-anak remaja lebih besar pada remaja perempuan dibandingkan dengan remaja laki-laki. -. Tempat tinggal 5rang yang tinggal dipedesaan $endrung lebih penolong daripada orang yang tinggal didaerah perkotaan. 7ali ini dapat dijelaskan melalui urban-o(erload hypothesis" yaitu orang-orang yang tinggal diperkotaan terlalu banyak mendapat stimulasi dari lingkungan. 5leh karenanya" ia harus selekti! dalam menerima paparan in!ormasi yang sangat banyak agar bisa tetap menjalankan peran-perannya dengan baik. @tulah sebabnya" diperkotaan" orang-orang yang sibuk sering tidak peduli dengan kesulitan orang lain karena dia sudah o(erload dengan tugasnya sehari-hari -#eau1" #ane" Wrightsman" +'',0. .. Pola asuh Tingkah laku sosial sebagai bentuk tingkah laku yang menguntungkan orang lain tidak terlepas dari pola asuh didalam keluarga. Pola asuh yang bersi!at demokratis se$ara signi!ikan mem!asilitasi adanya ke$endrungan anak untuk tumbuh menjadi seorang yang mau menolong" yaitu melalui peran orangtua dalam menetapkan standra-standar ataupun $ontoh-$ontoh tingkah laku menolong -.ern" +''< dalam Sar&ono )**'0. Pola asuh orangtua yang demokratis juga turut mendukung terbentuknya internal locus of control - ashoedi" )**, dalam Sar&ono )**'0" yang merupakan salah satu si!at dari kepribadian altruistik -.aron" .yrne" .rans$ombe" )**6 dalam Sar&ono )**'0" yaitu orang yang suak menolong memiliki lo$us o! $ontrol internal yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang tidak suka menolong.
7

#eau1" #ane" Wrightsman" +'', dalam Sar&ono )**'.


!!

..Pertolongan /angka Pan(ang #alam pembahasan respon manusia pada prilaku sosial dengan menolong orang yang membutuhkan" prilaku prososial mempunyai pembahasan yang lebih luas" yaitu komitmen manusia dalam prilaku tersebut yang akan terus menerus terjadi" kita tentu menyadari dalam kehidupan kita tak lepas dari kebutuhan akan tolong menolong dan itu akan terus berlanjut" seperti adanya yayasan amal" pekerjaan polisi" lembaga sosial" dan masih banyak lagi yang lainnya yang mengabdikan hidup mereka untuk terus membantu orang lain.' enolong sebagai respons pada situasi darurat dapat bersi!at seketika ataupun membutuhkan &aktu yang lama untuk terus terlibat memberikan pertolongan. Seperti para sukarela&an yang memberikan bantuan pada peristi&a ben$ana alam" menjadi pendamping bagi penderita A@#S" pendamping dipanti-panti asuhan atau panti jompo" tentunya siapa saja yang mena&arkan diri untuk memberikan bantuan harus memiliki komitmen dalam &aktu" keterampilan bahkan materi dalam &aktu yang $ukup panjang. #engan pertimbangan-pertimbangan tersebut" maka sesorang harus benarbenar termoti(asi untuk se$ara sukarela memberikan pertolongan jangka panjang. Salah satu tipe prilaku prososial ialah menjadi rela&an membantu orang yang membutuhkan" baik dalam kejadian ben$ana alam atau pun yang lainnya" biasanya rela&an akan men$urahkan seluruh &aktu mereka" berhari-hari" minggu bahkan bulan" apakah ini menyusahkan mereka. #i Amerika sendiri terdapat total )6.<B dari populasi bergabung dengan organisasi rela&an" $ontoh saat badai katrina melanda &ilayah ne& orelans dan pemerintah hampir ke&alahan untuk re$o(ery" begitu banyak rela&an yang berkumpul dan bergotong royong -2lary dan Snyder" +''' dalam .aron" .yrne" .rans$ombe" )**60 telah mengidenti!ikasikan adanya enam !ungsi dasar yang berlaku pada para pekerja sukarela seperti berikut 3 !ungsi nilai -misanya" menjunjung nilai-nilai kemanusiaan0" !ungsi pemahaman -belajar lebih memahami dunia0" !ungsi pengembangan -pengembangan diri melalui akti(itas sukarela0" !ungsi karier -berhubungan dengan karier0" !ungsi sosial -memperkuat hubungan sosial0" dan !ungsi perlindungan -misalnya" untuk mengurangi perasaan

Menurut .aron" Cobert A" .rans$ombe" Nyla C" .yrne" #onn. )**/

!"

negati! atau rasa bersalah0.Selain !ungsi-!ungsi tersebut terdapat moti(asi yang mendasari perilaku sukarela tersebut. Tindakan selain manusia terikat dengan !aktor-!aktor yang berasal dari luar dirinya dalam dari luar dirinya dalam bentuk justru mendorong atau kekuatan dari dalam dirinya yang menjadi katalis untuk melakukan . Serta dalam kegiatan sukarela " minat mereka untuk se$ara sukarela paling e!ekti! jika mereka mengakui bah&a indi(iduindi(idu yang berbeda memiliki alasan yang berbeda untuk terlibat dalam kegiatan tersebut . Setiap rela&an dalam perilaku dengan biasa adalah tujuan yang berbeda dan moti! di balik semua yang telah dilakukan . .erdasarkan penelitian " ditemukan jika moti! yang mendasari perilaku prososial di 7@D E A@#S rela&an adalah moti! yang altruistik moti! - egois 0 atau masyarakat moti! kekha&atiran " yaitu adanya dri(e tersebutF ingin meminimalkan penyebaran 7@D E A@#S " ingin lebih memberikan kontribusi kepada masyarakat " terutama bagi kelompok minoritas seperti orang dengan 7@D E A@#S - 5#7A 0 agar tidak untuk menjadi terisolasi lagi" dan ingin menjadi mediator untuk menyuarakan untuk menyuarakan hati nurani mereka yang menginginkan perhatian tidak diku$ilkan . 9goisme moti! - egoisme 0 " yang meliputi antara lain " moti! pengembangan pribadi " yaitu adanya dri(e tersebutF ingin mendapatkan pengalaman berorganisasi " ingin belajar komunikasi yang lebih baik " ingin merasakan tantangan melalui perpanjangan. kegiatan se$ara langsung dengan berbagai lapisan masyarakat . %einginan untuk meningkatkan pemahaman moti! " termasuk " ingin tahu bagaimana kegiatan dan bagaimana menangani orang yang sudah terin!eksi 7@D E A@#S " mendapatkan ilmu dan mendapatkan pengetahuan ketika datang untuk berurusan 7@D E A@#S . oti! untuk meningkatkan harga diri yaitu adanya dri(e tersebutF ingin sesekali berguna bagi masyarakat karena untuk ini " mereka menganggap bah&a mahasis&a hanya bisa bersenang-senang " menghabiskan uang orang tua dan hanya ingin melakukan kegiatan demonstrati! . untuk menambah teman. oti! sosial " dorongan oti! %arir "menjadi 7@D E A@#S rela&an untuk

mendapatkan link jika akan men$ari pekerjaan suatu hari nanti .+* oti(asi lain yang mu$ul dalam komitmen jangka panjang prilaku so$ial ialah" kami akan merangkumnya dalam sebuah tabel
(epenting an Pri8adi
!#

Se8uah prilaku dimana seseorang akan mendapat kepuasaan diri Prilaku Sedangkan yang pada le8ih orientasi !) mengutamakan ini yang di kedepankan nilai moral dan ialah sosial moral tetapi di dalamnya ingin mendapat kepuasan diri sendiri.

.aron" Cobert A" .rans$ombe" Nyla C" .yrne" #onn. )**/ (emuna9ik Integritas anMoral Moral

8. Siapa 2ang akan $itolong 9 a. Gen$er Persepsi terhadap adanya kebutuhan akan pertolongan sangat menentukan apakah seseorang akan ditolong atau tidak. .agaimana dengan perempuan" yang dipersepsikan sebagai kurang mampu dan lebih tergantungG Apakah perempuan mempunyai kemungkinan lebih besar untuk ditolong daripada laki-lakiG eskipun terlihat sebagai sterotip yang merendahkan perempuan" peneliti telah se$ara konsisten menunjukkan bah&a laki-laki $endrung memberikkan pertolongan pada perempuan.++ %.Kesamaan %esamaan dengan orang lain mendukung mun$ulnya perasaan yang positi!" dan apa adanya perasaan positi! memperbesar peluang untuk mun$ulnya tingkah laku menolong sehingga orang $endrung menolong kepada orang yang memiliki lesamaan dengan dirinya - yers" +''6 dalam Sar&ono )**'0. %esamaan ini bisa berupa kesamaan dalam penampilan ataupun kesamaan dalam keyakinan. 5. Orang 2ang meminta pertolongan %etidakpastian mengenai apa yang terjadi pada situasi darurat dan ketidakpastian mengenai apa yang harus dilakukan dapat menghambat respons
!!

Pilia(in dan 8nger" +'/=" dalam Sar&ono )**'.


!4

bystander untuk menolong. %ondisi tidak jelas -ambigu0 dapat menyebabkan penolong potensial menahan diri dan menunggu kejelasan. 2ara paling e!ekti! bagi seorang korban untuk mengurangi ketidakjelasan tersebut adalah dengan meminta pertolongan se$ara jelas -.aron" .yrne" .rans$ombe" )**' dalam Sar&ono )**'0.

:.'agaimana Orang +enerima Pertolongan 9 enerima pertolongan dapat menunjukkan bah&a seseorang memiliki HketidakmampuanH dalam hal tertentu. Selain itu juga" dapat menimbulkan perasaan utang budi kepada penolong yang membuat korban merasa harus membalas kebaikan penolong dimasa datang. #alam memberikkan pertolongan kepada orang lain" kita harus memperhatikan $ara-$ara menolong yang tidak mengan$am harga diri korban agar pertolongannya dapat dihargai ataupun diterima. Pertolongan" selain tidak mengan$am harga diri" juga jangan sampai membuat korban menjadi tergantung untuk seterusnya. .ila orang mudah mendapat bantuan" dampaknya dapat mempengaruhi persepsinya terhadap ketidakmampuan dirinya sehingga ia menjadi kurang berusaha untuk meningkatkan kemampuannya dan kurang mendukung terbentuknya internal locus of control -.erns" +''< dalam Sar&ono )**'0.

;. +eningkatkan Tingkah Laku +enolong 8ntuk meningkatkan tingkah laku menolong" hambatan-hambatan yang dapat mengurangi mun$ulnya tingkah laku menolong perlu dihilangkan" diantaranya ketidakjelasan situasi darurat. Situasi darurat yang jelas akan mendorong keberanian seseorang untuk memberikan bantuan. 5leh karena itu" selain adanya kejelasan situasi darurat" meningkatkan rasa tanggung ja&ab setiap orang juga penting. emberikan bantuan adalah tanggung ja&ab setiap orang" bukan tanggung ja&ab orang lain. eningkatkan rasa bersalah dan men$iptakan sel!-images -gambaran diri0 yang positi! pada penolong potensial juga dapat meningkatkan kemungkinan mun$ulnya pertolongan. 7al ini dapat dilakukan melalui teknik door-in-the-!a$e" yaitu stategi untuk memperoleh persetujuan dari orang lain dengan $ara mengajukan permintaan setingkat lebih tinggi dari yang diinginkan. Apabila permintaan tersebut ditolak" maka ia mengajukan permintaan yang lebih ke$il dan masuk akal. 7al ini membuat orang yang dimintai pertolong merasa bersalah bila menolaknya lagi dan untuk
!'

mendapatkan sel!-images yang positi!" maka penolong potensial pun memberikan apa yang diminta -dalam hal ini berupa pertolongan0 - yers" +''6 dalam Sar&ono )**'0. Sosialisai tingkah laku menolong dalam masyarakat dapat di$iptakan melalui kegiatan amal dan memberikan dukungan pada orang-orang yang melakukan tingkah laku menolong. Si!at altruis juga dapat ditumbuhkan melalui pola asuh dirumah ataupun pendidikan disekolah. Anak-anak yang sejak ke$il ditanamkan untuk memiliki rasa tanggung ja&ab pribadi $endrung lebih bersi!at altruis -.erns" +''< dalam Sar&ono )**'0. '. 'er%agai Penelitian 2ang 'erhu%ungan $engan Proso5ial 'eha#ior +. .ryant" Phil 2" #a(is"2harlotte A" 7an$o$k" >ulie @" Dardaman " >ames 6hen Rule ))"+*+I++) orison -)**60 dalam Jurnal of Employ espons ights J. ))"+*+I++) ketika dalam membangun aturan prososial ada ) $ara 3 A. +en(elaskan proses melalui PSR' 7Pro-social Rule Breaking) PSC. dide!inisikan sebagai Hsetiap kasus di mana seorang karya&an sengaja melanggar kebijakan resmi organisasi" regulasi" atau pelarangan dengan tujuan utama mempromosikan kesejahteraan dari organisasi atau salah satu stakeholder! - orrison )**63 60. Perkembangan konstruksi ini menimbulkan gagasan bah&a pelanggaran kebijakan organisasi sebenarnya bisa ditujukan baik dan bahkan HbaikH dalam perilaku organisasi. #alam studinya" pekerjaan adalah prediktor signi!ikan PSC.. B. +en2e$iakan mo$el konseptual odel konseptual dimaksudkan untuk memandu penelitian dimasa datang ke PSC.. odel ini membahas mekanisme melalui manajerial PSC. yang dapat orrison menemukan bah&a ke$enderungan risiko" perilaku rekan kerja" dan otonomi +anagerial Pro&So5ial Rule 'reaking. Journal of Employ espons . )*+*. ights J. +akers 'e5ome Rule 'reakers< "mplo2ee Le#el Out5omes o,

menyebabkan hasil negati! karya&an.

orison -)**60" mengidenti!ikasi ada , kategori alasan mengapa karya&an mungkin terlibat dalam PSC. 3 a. Agar pekerjaan lebih e!isien b. 8ntuk membantu rekan kerja atau ba&ahan $. 8ntuk membantu klien atau pelanggan 7a$kman dan 5ldham -+'<60 menyebutkan bah&a otonomi sebagai salah satu karakteristik dari suatu pekerjaan. 5tonomi pekerjaan memberikan setiap indi(idu dari karya&an kontrol atas sarana yang pekerjaan mereka sesuai kehendak mereka . mana mereka dapat menyelesaikan orrison -)**60 beralasan bah&a ini

meningkatkan kontrol atas sarana dan akan meningkatkan kemungkinan bah&a karya&an akan memutuskan untuk terlibat dalam PSC..

). Nilsson" >onas. )**/. @n(estment &ith a 2ons$ien$e3 ")aminingthe Impa5t o, Pro&So5ial


Attitu$es an$ Per5ei#e$ 1inan5ial Per,orman5e on So5iall2 Responsi%le In#estment 'eha#ior . Journal of "usiness Ethics. /,",*<I,)=.

%esimpulan dari penelitian ini untuk mengeksplorasi 3 Tujuan dari penelitian ini untuk mengeksplorasi hubungan antara sikap oportunistik dan pro - diri orientasi nilai sosial " sel! - !okus " disposisi narsis dan antisosial dan men$ari kepentingan pribadi " perilaku non - kooperati! dalam situasi permainan Penelitian ini ber!okus pada hubungan antara sikap oportunis ekonomi dan 0 beberapa karakteristik disposisional pro - diri " ke$enderungan yaitu narsis dan antisosial dan pro - diri orientasi nilai sosial - SD5 0 " b 0 kepentingan diri men$ari " lari perilaku ekonomi dalam permainan situasi . Sebenarnya " pre!erensi oportunis untuk aspirasi kehidupan ekstrinsik kekayaan " ketenaran dan $itra - Sotiriou " )*+* 0 serta untuk " ikatan sosial genting longgar " menunjukkan orientasi narsis. 5leh karena itu" dapat dikatakan bah&a hasil oportunisme dari kombinasi kon!liktual antara 3 a0 pro - diri - egois " men$ari kepentingan pribadi " narsis " anti - sosial 0 " orientasi lebih indi(idualistis dan materialistis " pre!erensi untuk aliansi sosial genting dan longgar " semua karakteristik yang khusus untuk budaya indi(idualistis - %im " +'':0 dan b 0
!6

de!isit integrasi dari beberapa nilai-nilai yang dominan dan norma masyarakat indi(idualistis seperti otonomi dan internalisasi . Sebuah integrasi terbaik dari normanorma ini mungkin bisa memungkinkan untuk memenuhi tujuan dan sasaran yang spesi!ik untuk indi(idu berorientasi pro - diri ini indi(idualistis " melalui strategi yang lebih adil dan sah . Kesimpulan Tingkah laku menolong adalah tindakan indi(idu yang ditunjukkan untuk menolong orang lain tanpa adanya keuntungan langsung bagi penolong. 2ontoh menolong yang murni adalah altruism" yaitu menolong untuk kesejahteraan orang lain semata -sel!less0" tanpa moti(asi untuk kepentingan diri sendiri -sel!ish0 .erbagai teori telah menjelaskan mengapa orang menolong. Pendekatan teori e(olusi menekankan peran gen dalam mempengaruhi tingkah laku menolong" yaitu untuk membantu kelangsungan hidup gen dari suatu spesies. Pada teori belajar" tingkah laku menolong dijelaskan melalui teori belajar sosial dan teori pertukaran sosial. #alam teori belajar sosial menolong merupakan hasil proses belajar sosial terhadap lingkungan" sedangkan teori pertukaran sosial menekankan bah&a dalam suatu interaksi sosial terdapat prinsip minima1 -memaksimalkan untung dan meminimalkan rugi0. #engan demikian" dalam tingkah laku menolong ada perhitungan untung rugi. %euntungan tersebut dapat bersi!at menolong untuk memperoleh imbalan dari lingkungan -e1ternal sel!-re&ards0 atau menolong untuk kepuasan batin -internal sel!-re&ards0. Teori empati berusaha menjelaskan mengapa ada orang yang menolong tanpa pamrih. Ada tiga teori empati" yaitu hipotesis empati-altruisme" model mengurangi perasaan negati!" dan hipotesis kesenangan empatik. Pada hipotesis empati-altruisme menolong adalah untuk membantu orang lain dan rasanya menyenangkan bila dapat membantu orang lain. odel mengurangi perasaan negati! mengemukakan bah&a tingkah laku menolong adalah untuk mengurangi atau menghilangkan perasaan negati! yang timbul akibat melihat kesulitan orang lain. Sedangkan hipotesis kesenangan empatik menjelaskan bah&a seseorang akan menolong bila ia memperkirakan dapat memberikan dampak positi! pada orang lain dan dapat ikut merasakan kebahagiaan orang yang akan ditolong karena pertolongan yang diberikannya tersebut.

!7

Teori perkembangan kognisi sosial mem!okuskan pada pemahaman yang mendasar suatu tingkah laku menolong. Perkembangan kognisi indi(idu bergerak dari tahap yang bersi!at tidak logis -illogi$al0" egosentrik" dan sel!ish-hedonisti$" ketahap yang lebih bersi!at logis -logi$al0" empati dan mempertimbangkan moral.

Seseorang menolong karna ia merasa harus melakukannya. @ni merupakan penjelasan teori norma sosial terhadap tingkah laku menolong. Norma timbal-balik menegaskan bah&a seseorang harus menolong orang yang sudah menolongnya" sementara norma tanggung ja&ab sosial menjelaskan bah&a seseorang harus menolong orang yang membutuhkan pertolongan.

Jaktor situasional turut mempengaruhi apakah suatu tingkah laku menolong akan diberikan atau tidak. Jaktor-!aktor tersebut adalah bystander" daya tarik korban" atribusi terhadap korban" adanya model yang menolong" desakan &aktu" dan si!at kebutuhan korban. Selain !aktor situasional" !aktor dalam diri indi(idu juga dapat mempengaruhi tingkah laku menolong seperti suasana hati" si!at" jenis kelamin" tempat tinggal" dan pola asuh.

#alam mengambil keputusan apakah akan menolong atau tidak" ada lima tahap yang harus dilalui oleh $alon penolong. Tiap tahap memberi peluang pada $alon penolong apakah ia akan terus memproses situasi darurat yang dilihatnya atau ia akan berhenti disuatu tahap sehingga pertolongan tidak diberikan.

Siapakah yang akan ditolongG 4ender -dalam hal ini perempuan0" kesamaan antara $alon penolong dengan yang ditolong" dan kejelasan bah&a korban butuh pertolongan akan memperbesar peluang untuk ditolong. Pertolongan dapat mengan$am harga diri orang yang ditolong. 5leh karena itu" agar pertolongan dapat diterima dan dihargai" kita perlu memperhatikan $ara-$ara menolong yang tidak menurunkan harga diri korban.

Tingkah laku menolong adalah salah satu bentuk interaksi manusia yang psiti! sehingga perlu ditingkatkan. 7al ini dapat dilakukan dengan meningkatkan kesadaran indi(idu bah&a menolong adalah tanggung ja&ab masing-masing indi(idu" sehingga tidak perlu terjadi penyebaran tanggung ja&ab. #ukungan terhadap kegiatan-kegiatan amal juga merupakan saran untuk menyosialisasikan tingkah laku menolong. Pola asuh dan pendidikan disekolah juga tidak kalah pentingnya dalam menumbuhkan pribadi-pribadi yang altruis.

!5

4a,tar Pustaka

.aron" Cobert A" .yrne" #onn. )**=. #sikologi $osial Edisi $epuluh. >akarta 3 9rlangga. "#

.aron" Cobert A" .rans$ombe" Nyla C" .yrne" #onn. )**6. $ocial #sychology %en Edition. .oston 3 Allyn ? .a$on" @n$. .aron" Cobert A" .rans$ombe" Nyla C" .yrne" #onn. )**/. $ocial #sychology %welfth Edition. .oston 3 Allyn ? .a$on" @n$. .ryant" Phil 2" #a(is"2harlotte A" 7an$o$k" >ulie @" Dardaman " >ames .e$ome Cule .reakers3 9mployee Le(el 5ut$omes o! of Employ espons ights J. ))"+*+I++) Nilsson" >onas. )**/. @n(estment &ith a 2ons$ien$e3 91aminingthe @mpa$t o! Pro-So$ial Attitudes and Per$ei(ed Jinan$ial Per!orman$e on So$ially Cesponsible @n(estment .eha(ior. Journal of "usiness Ethics. /,",*<I,)=. Sarlito" Sar&ono. )**'. #sikologi $osial. >akarta 3 Salemba 7umanika. . )*+*. When Cule akers

anagerial Pro-So$ial Cule .reaking. Journal

"!

Anda mungkin juga menyukai