Anda di halaman 1dari 24

UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG RAHASIA

LABORATORIUM PSIKOLOGI
Jl. Tamansari No. 1 Bandung

LAPORAN PRAKTIKUM OBSERVASI DAN WAWANCARA


PENGAMBILAN DATA “PERKEMBANGAN KELOMPOK”

Disusun oleh :

Nama : Alan Suherlan


NPM : 10050020215
Kelas :F
Kelompok :A
Pembimbing : Riesty Indah Fauziani, S. Psi

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
2022
RAHASIA

LAPORAN PRAKTIKUM OBSERVASI DAN WAWANCARA


Pengambilan Data “Perkembangan Kelompok”

Tujuan pemeriksaan : Praktikum Observasi dan Wawancara


Tanggal pemeriksaan : 28 Mei 2022
Tempat pemeriksaan : Zoom Meeting
Nama Pemeriksa : Alan Suherlan
NPM : 10050020215
Nama Pembimbing : Riesty Indah Fauziani, S. Psi

I. IDENTITAS
Nama : R
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan : Mahasiswa S1 Kedokteran

II. TINJAUAN TEORETIS

TEORI KELOMPOK
Group adalah sekelompok individu yang setidaknya menunjukkan salah satu
karakteristik berikut : 1) interaksi langsung satu sama lain dalam periode waktu tertentu 2)
bergabung berdasarkan kategori sosial tertentu seperti berdasarkan jenis kelamin, ras atau
atribut lain 3) memiliki keadaan, identitas dan tujuan yang sama (Kassin, Fein, & Markus,
2011)

TEORI KOHESIVITAS
Group atau kelompok berkembang sepanjang waktu. Suatu kelompok dimulai dari
berkumpulnya orang-orang yang awalnya tidak saling mengenal / asing, yang kemudian
menjadi kelompok yang kohesif ketika anggota kelompok menjadi terikat dengan
kelompok oleh karena adanya kekuatan/ tekanan sosial. Kohesif bukan sekedar kelompok
yang bersatu atau anggota- anggotanya bersahabat, tetapi merupakan suatu proses
multifaset yang mempengaruhi proses-proses interpersonal dan proses-proses antar anggota
kelompok yang lebih luas.
Kohesivitas diklaim sebagai konsep yang sangat penting dalam dinamika kelompok.
Dalam konsep group-level yang unik, bahasan kohesivitas muncul ketika suatu kelompok
eksis. Tanpa adanya derajat kohesivitas minimal, kelompok akan bubar dimana masing-
masing anggota kelompok keluar atau menarik diri dari kelompok. Sinyal kohesivitas
secara tidak langsung menunjukkan sehat tidaknya suatu kelompok. Kelompok yang
kohesif akan cenderung lebih bertahan lama, sepanjang kelompok berusaha untuk
RAHASIA

mempertahankan agar anggota-anggotanya tidak keluar dan mengijinkan anggota-


anggotanya untuk mencapai tujuan kelompok. Kelompok yang kurang kohesif berada di
dalam suatu resiko, apabila terlalu banyak anggotanya yang keluar kelompok maka
kelompok tersebut tidak dapat bertahan.
Konsep kohesivitas menawarkan insight dimana kebanyakan orang mengajukan
pertanyaan yang berkaitan dengan kelompok :
 Mengapa beberapa kelompok bubar ketika menghadapi kesulitan sementara
kelompok yang lain semakin kuat?
 Apakah anggota kelompok meletakkan kebutuhan kelompok di atas kebutuhan
pribadi?
 Apakah yang menjadi sumber perasaan percaya diri (kelompok) dan sumber
perasaan kesatuan (kelompok) dapat muncul pada suatu kelompok tetapi tidak
muncul di kelompok yang lain?

Apabila orang memahami penyebab dan konsekuensi dari kohesivitas, maka


kemudian orang akan memahami proses-proses utama yang terjadi dalam kelompok.

Pengertian Kohesivitas
Core concept Definition and source
Attraction among the The cohesiveness of small groups is defined in terms
members of a group of
/ intermember attraction... that group property which is inferred
Ketertarikan diantara from the number and strength of mutual positive attitudes
anggota-anggota among the members of a group (Lott & Lott, 1965, p 259)
kelompok
Kohesivitas dari suatu kelompok kecil didefinisikan sebagai
adanya saling ketertarikan antar anggota kelompok, dimana
adanya/ terbentuknya suatu kelompok disimpulkan dari adanya
sikap-sikap positif yang kuat diantara anggota-anggota suatu
kelompok
Attraction of the Cohesiveness refers to attraction of members to a group as a
members to the group whole
as a whole / .... a kind of synthetic or aggregative property of the sum of
Ketertarikan anggota feelings of attraction to the group of the individual group
anggota kelompok members (Nixon, 1979, p.76)
terhadap suatu
kelompok secara Kohesivitas menunjuk kepadanya ketertarikan anggota-anggota
keseluruhan kelompok terhadap suatu kelompok secara keseluruhan .....
maksudnya disini adalah semacam adanya perasaan tertarik yang
ditunjukkan oleh masing-masing individu anggota kelompok
RAHASIA

kepada kelompok.
Belonging and morale / Perceived cohesion encompasses an individual’s sense of
Merasa memiliki belonging to a particular group and his or her feelings of morale
kelompok associated with membership in the group (Bollen & Hoyle, 1990,
p 482)

Kohesivitas dimaknakan oleh individu sebagai adanya perasaan


memiliki suatu kelompok tertentu dan perasaan mengenai moral
individu diasosiasikan dengan keanggotaan dirinya terhadap
kelompok tersebut
Strength of the social Cohesiveness of a group is here deemed as the result of all the
forces that keep an forces acting on the members to remain in the group. These forces
individual from leaving may depend on attractiveness or unattractiveness of either the
a group / prestige of the group, members in the group, or the activities in
Kekuatan tekanan sosial which the group engages. (Festinger, 1950, p. 274).
yang memelihara
individu dari Kohesivitas suatu kelompok adalah hasil dari seluruh kekuatan
meninggalkan suatu yang bekerja yang membuat anggota kelompok tetap berada
kelompok dalam suatu kelompok. Kekuatan-kekuatan ini tergantung kepada
ketertarikan atau ketidaktertarikan akan prestise kelompok,
anggota-anggota di dalam kelompok, atau aktivitas-aktivitas
dimana kelompok terlibat.
Tendency to stick Social cohesion should also be understood as a state of affairs
together (cohere) / concerning how well people in society “cohere” or “stick” to each
Kecenderungan untuk other (Chan, To, & Chan, 2006, p.298).
menyatu bersama-sama
Kohesi sosial juga dapat dipahami sebagai suatu keadaan yang
berkenaan dengan seberapa baik orang-orang dalam masyarakat
“kompak” atau “mengikatkan diri/ menyatukan diri” satu sama
lain.

Cohesion is now generaly described as group members’


inclinations to forge social bonds, resulting in member sticking
together and remaining united (Casey-Campbell & Martens,
2008, p.2)

Kohesi sekarang pada umumnya dideskripsikan sebagai inklinasi


anggota kelompok untuk membentuk ikatan sosial, yang
menyebabkan anggota menyatukan diri bersama-sama dan
memelihara kesatuan
Trust and teamwork / The essence of strong primary group cohesion, which I believe to
RAHASIA

Saling mempercayai dan be generally agreed on, is trust among group members ( e.g., to
dapat bekerja sama watch each other’s back) together with the capacity for teamwork
dalam tim (e.g., pulling together to get the task or job done (Siebold, 2007,
p. 288).

Esensi dari kohesi kelompok primer yang kuat, yang saya yakini
disepakati, adalah adanya saling percaya diantara anggota
kelompok bersama-sama dengan adanya kapasitas untuk bekerja
dalam tim (saling mendorong untuk mengerjakan tugas atau kerja
sampai selesai).

Komponen kohesivitas
Cohesiveness ada berbagai bentuk yang berbeda dan memenuhi berbagai fungsi
tergantung kepada konsep teori yang dirujuknya. Maksudnya berbagai teori memiliki cara
tersendiri dalam mendefinisikan kohesivitas. Seperti terlihat dalam definisi-definisi di atas.
Perbedaan makna dan interpretasi mencerminkan kompleksitas yang terkandung dalam
konsep itu sendiri. Kohesivitas bukanlah proses menyatu yang sederhana, namun sebuah
multicomponent process dengan indikator-indikator yang bervariasi. Kebanyakan
kelompok yang kohesif (sebagai contoh tim olah raga yang sukses) menunjukkan bahwa
anggota-anggotanya bekerja dengan baik bersama-sama, mereka (anggota-anggota
kelompok) menjadi teman baik dan menjadi pasangan dalam tim, mereka bersatu, dan
mereka bermain dengan intensitas emosional yang tinggi. Tapi kelompok kohesif yang lain
mungkin tidak menunjukkan kualitas yang sama seperti kelompok olah raga. Oleh karena
itu setiap teori mendefinisikan kohesitas dalam cara yang berbeda-beda. Ada teori yang
menekankan kohesivitas pada adanya ikatan yang kuat diantara anggota kelompok, teori
yang lain menekankan pada kemampuan kelompok untuk mempertahankan anggotanya,
teori lainnya lagi menekankan kepada intensitas emosional yang diekspresikan oleh
anggota kelompok selama melakukan aktivitas kelompok.
Berikut ini adalah tabel mengenai komponen-komponen kohesivitas berdasarkan
konsep kohesivitas yang menekankan social cohesion, task cohesion, perceived cohesion,
dan emotional cohesion. Selanjutnya akan dibahas satu konsep kohesivitas saja sesuai
dengan materi praktikum, yaitu task cohesion.

Tabel A
Multicomponent Conception of Cohesion in Groups
RAHASIA

Komponen Deskripsi Contoh


Social cohesion / Ketertarikan anggota kelompok Teman-teman saya menjadi
Kohesivitas sosial satu sama lain di dalam anggota kelompok ini.
kelompok dan ketertarikan Saya suka dengan kelompok ini.
anggota kelompok terhadap Kelompok ini adalah kelompok
kelompok sebagai satu yang terbaik.
keseluruhan
Task cohesion / Kapasitas untuk menunjukkan Kelompok ini efektif.
kohesivitas tugas kinerja dengan berhasil dengan Kelompok ini terbaik dalam apa
mengkoordinasikan unit-unit dan yang mereka kerjakan
bagian-bagian yang ada dalam Saya bekerja dengan
kelompok kemampuan terbaik saya untuk
kelompok ini
Perceived Ada kesinambungan dalam United we stand (kami
cohesion kelompok; ada rasa memiliki merupakan satu kesatuan)
kelompok (sense of belonging to This is a unified group
the group); merasa satu kesatuan I am one with this group (saya
(unity) merasa menyatu dengan
kelompok ini)
Emotional Intensitas emosional dari Kelompok ini memiliki energi
cohesion kelompok dan intensitas Kelompok ini memiliki spirit
emosional individu ketika berada tim
di dalam kelompok Saya menjadi bersemangat
ketika berada di kelompok ini

Task cohesion
Setiap tahun sejak tahun 1954 majalah Sports Illustrated telah mengidentifikasi
individu dari dunia olah raga yang akan diberi penghargaan “Athlete of the Year”. Pada
tahun 1980 penghargaan ini tidak diberikan kepada individu tetapi diberikan kepada
kelompok yaitu U.S Hockey team, dan pada tahun 1999 diberika kepada U.S Women’s
World Cup Soccer Team.
Beberapa pakar percaya bahwa kohesivitas memiliki pengertian dapat dilihat dari
anggota kelompok lebih memiliki keinginan untuk bekerja bersama-sama mencapai sasaran
atau tujuan mereka daripada hanya sekedar anggota kelompok memiliki relasi interpersonal
yang positif. Penelitian-penelitian terhadap tim-tim olahraga menemukan bahwa ketika para
pemain ditanya untuk mendeskripsikan kohesivitas kelompok/tim nya, kebanyakan pemain
menekankan kepada kualitas teamwork mereka (Carron, 1982; Yukelson, Weinberg, &
Jackson, 1984). Kelompok-kelompok yang orientasinya kepada tugas seperti misalnya
military squads (sekuardon militer) atau flight-crews merasakan disatukan oleh anggota
RAHASIA

kelompok yang berbagi peran untuk mencapai sasaran/ tujuan (Siebold, 2007). Anggota
U.S. Hockey Team merasakan mereka satu kesatuan didasarkan kepada komitmen
anggotanya untuk mendapatkan medali emas.
Suatu kelompok yang mana kohesivitasnya disimpulkan oleh adanya pembagian
fokus tugas cenderung memiliki collective efficacy yang tinggi. Collective efficacy ini
berasal dari keyakinan-keyakinan anggota kelompok bahwa mereka mampu mencapai atau
memenuhi seluruh komponen dari tugas kelompok secara kompeten dan efisien. Anggota
kelompok memiliki collective efficacy ketika berpikir: “Kamilah yang tercepat di lapangan
es”, “Kami dapat memblok lawan secara efektif”. Keyakinan tersebut juga dimiliki oleh
semua anggota kelompok. Satu atau dua orang anggota kelompok mungkin ragu-ragu
bahwa kelompok memiliki potensi untuk berhasil, namun secara keseluruhan konsensus
kelompok adalah positif (kelompok akan sukses). Kepercayaan diri ini juga didasarkan
kepada keyakinan anggota kelompok bahwa anggota kelompok akan mampu secara
kompeten mengkoordinasikan tindakan-tindakan individu kedalam suatu keterampilan atau
kinerja kolektif sehingga disini terdapat a sense of interdependence (perasaan saling
bergantung) dan pembagian sumberdaya (Zaccaro dkk 1995). Oleh karena itu collective
efficacy adalah “a group’s shared belief in its conjoint capabilities to organize and execute
the courses of action required to produce given levels of attainment” (Bandura, 1997, p.
476).

TEORI PERKEMBANGAN KELOMPOK

Kelompok seperti individu berkembang melalui beberapa tahapan. Tuckman dan


Jensen (1977) menyimpulkan bahwa suatu task group seperti kelompok lainnya
berkembang melalui 5 tahap perkembangan yang dapat diprediksikan. Setiap tahap
memiliki bentuk-bentuk hubungan yang unik dan perilaku yang tampak. Tahapan itu
mencakup Forming, storming, norming, performing dan adjourning
Tuckman dan Jensen menyarankan agar perkembangan kelompok ditinjau dari
hubungan antar personal dan bagaimana kelompok menghadapi tugas. Dari sisi hubungan
antar personal yang terjadi adalah pada tahap forming (testing dan dependency), storming
(tension and conflict), forming (membangun kohesi) dan performing (membangun
hubungan peran yang fungsional). Setiap tahap berkait dengan masalah-masalah yang ada
dalam membangun hubungan atar anggota kelompok.
Pada saat yang sama, kelompok juga menghadapi tugas. Pada tahap forming, fokus
pada pendefinisian tugas, batas-batas dan pertukaran informasi yang fungsional, diikuti
respon emosi natural terhadap tugas (storming), periode sharing interpretasi dan perspektif
(norming), sebelum tahap munculnya solusi dicapai (performing).

1. Forming
Tahapan ini merupakan tahap awal penggabungan yang akan membentuk struktur
kelompok. Anggota bergabung dengan masih dilandasi oleh ketidakpastian dan
RAHASIA

ketidakjelasan. Masing-masing anggota belum memiliki pengetahuan bagaimana kondisi


kelompok yang akan dimasuki. Pada tahap ini banyak ketidaknyamanan yang ditemui
dalam situasi baru karena “ego” setiap orang menjadi terlibat dalam relasi antar personal
baru. Konflik akan dihindari karena yang utama adalah bagaiman dapat masuk ke dalam
kelompok. Tiap anggota harus memikirkan tidak hanya tugas, namun juga anggota
kelompoknya. Perasaan dapat bercampur aduk, antara bersemangat, penuh harapan dan
optimis, namun juga ada rasa curiga, takut dan cemas akan tugas yang akan dihadapi.
Ia akan bertanya-tanya akan beberapa hal. Mengapa ia berada di sini? Mengapa
mereka berada di sini pula? Apa yang diharapkan darinya? Apa yang bisa saya berikan?
Seberapa jauh saya bisa mempengaruhi kelompok? Individu masih membatasi
keterlibatannya. Mereka akan mulai menjajaki bagaimana cara melakukan tugas dan
bagaimana hal itu akan dicapai. Gagasan-gagasan masih umum dan abstrak. Seringkali
pembicaraan belum betul-betul fokus pada tugas.

2. Storming
Tahap anggota saling berusaha memahami dan menyesuaikan diri. Terjadi proses
penyatuan kepentingan, nilai, misi, dan tujuan masing-masing individu. Individu bereaksi
terhadap tuntutan-tuntutan yang harus dikerjakan, mempertanyakan otoritas dan merasakan
kenyamanan yang meningkat di antara mereka. Sering terjadi konflik sebagai dampak dari
proses penyatuan tersebut. Semakin searah kepentingan dan tujuan individu maka konflik
akan kecil.
Siapa yang memimpin, bagaimana berbagi kekuasaan dan pengaruh merupakan hal
yang penting pada tahap ini. Kelompok harus beralih dari membangun kesamaan perspektif
kearah pemecahan masalah dalam tahap perkembangan ini.

3. Norming
Proses adaptasi dan penyatuan kepentingan dan tujuan mulai tercapai. Konflik
sudah menurun. Kelompok membuat kesepakatan dalam hal aturan-aturan dan norma yang
berlaku untuk anggota yang akan dipatuhi, termasuk menyusun goal kelompok dan
pembagian tugas. Aturan-aturan tingkahlaku yang tepat dan dibutuhkan kelompok untuk
menyelesaikan kelompok dinyatakan baik secara implisit maupun eksplisit. Derajat
keteraturan mulai terbangun. Anggota mulai menunjukkan rasa percaya satu sama lain.
Konflik beralih pada kesediaan berbagi perasaan dan gagasan kreatif. Kohesivitas mulai
tumbuh dan anggota mulai merasa menjadi bagian dari kelompok.
Individu mulai memahami bagaimana ia dapat memberikan kontribusinya secara
efektif. Ia merasa bebas untuk mengekspesikan gagasannya. Ia merasa dapat saling
mempercayai. Ia mulai dapat menyampaikan kritik yang konstruktif.

4. Performing
Tahap aktualisasi kinerja kelompok melalui pengaturan tugas agar masing-masing
anggota kelompok bekerja. Pada tahap ini, mereka telah mampu memfokuskan energi pada
RAHASIA

tugas, menyelesaikan masalah keanggotaan, orientasi, kepemimpinan dan pembagian peran.


Kelompok kini bebas untuk mengembangkan alternatif-alternatif tindakan terhadap
masalah, menghadapinya, dan merasakan adanya iklim saling mendukung yang mulai
terbangun sejak tahap norming.
Saling bergantung (interdependensi) merupakan tema tahap ini. Kelompok menjadi
sangat fleksibel dalam memenuhi kebutuhan kelompok. Produktivitas menjadi tinggi dan
relasi antar personal terbangun. Kekhasan dan nilai yang tercipta di kelompok membuat
setiap kelompok menjadi berbeda.
Anggota kelompok memiliki komitmen tinggi kepada kelompok, saling percaya,
bersahabat dan mau memberikan yang terbaik yang ia bisa. Ia bisa memaklumi kelebihan
dan kekurangan teman sekelompok.

5. Adjourning
Berakhirnya peran-peran anggota kelompok dan terselesaikannya tugas, hilang
ketergantungan satu sama lain.

III. RANCANGAN OBSERVASI DAN WAWANCARA

1. Tujuan :
Untuk mengetahui kohesivitas kelompok, melalui tahapan-tahapan proses
perkembangan kelompok berdasarkan teori Tuckman dan Jansen.
2. Variabel dan Dimensi Tingkah Laku :
Variabel yang digunakan adalah kohesivitas kelompok. Dimensi tingkah laku ialah
tahapan perkembangan kelompok meliputi forming, storming, norming, performing.
3. Instrumen Pengukuran :
Terlampir
4. Subjek :
Dalam satu kelompok berisi subjek 6 orang, yang beranggotakan 3 orang laki-laki
dan 3 orang perempuan.
5. Setting Pengambilan Data :
Setting pengambilan data yang digunakan adalah simulated setting, karena tidak
mendapatkan kontrol yang kuat dan ketat, sudah diciptakan simulai yang telah
ditentukan sebelumnya.
6. Bentuk Pengambilan Data :
Bentuk pengambilan data yang digunakan adalah non-participation, dimana
observer tidak ikut serta dalam kegiatan observasi melainkan hanya melakukan
observasi melalui rekaman video.
7. Teknik Pengambilan dan Pencatatan :
Teknik pengambilan data yang digunakan adalah teknik event sampling, dimana
observer fokus dan mencatat tingkah laku yang diamati. Teknik pencatatan yang
digunakan adalah checklist, untuk melihat ada atau tidaknya perilaku yang muncul
RAHASIA

pada situasi yang telah ditetapkan tersebut.


8. Prosedur Pelaksanaan Pengambilan Data :
Prosedur pelaksanaan pengambilan data pada praktikum observasi dan wawancara
ini melalui Zoom Meeting. Kemudian pembimbing menayangkan sebuah video
mengenai pembuatan miniatur jembatan, video tersebut berdurasi kurang lebih 90
menit. Selama penayangan video, observer melakukan observasi dan mengisi
chekclist.
9. Teknik Pengolahan dan Interpretasi :
Teknik pengolahan dan Interpretasi pada observasi ini menggunakan kualitatif
deskripsi dimana observer mendeskripsikan tingkah laku yang ada didalam video.

IV. HASIL OBSERVASI


1. Tahap Forming
Pada tahap forming, kelompok diberikan intruksi oleh moderator tentang
project yang akan dibuat yaitu membuat miniatur jembatan, kemudian moderator
mengintruksikan anggota kelompok untuk berkenalan terlebih dahulu. Lalu semua
anggota kelompok memperkenalkan nama dan jurusan kuliah.

2. Tahap Storming
Selama tahap storming, semua anggota kelompok menuangkan ide dan
argumen mengenai rancangan miniatur jembatan tersebut. Disini tidak ada
pemimpin yang terlihat, tetapi ada anggota kelompok yang dominan. Kemudian
seringkali antar anggota kelompok menyanggah argumen dari anggota kelompok
lainnya dan juga terus mempertahankan argumennya. Namun setelah mencapai
kesepakatan argumen semua anggota kelompok. Terlihat semua anggota kelompok
aktif maupun asertif hingga pembagian tugas.

3. Tahap Norming
Selama tahap norming, konflik sudah mulai menurun. Semua anggota
kelompok tampak memberikan jawaban positif dan berpartisipasi aktif dalam
diskusi. Ketika salah satu anggota kelompok sedang berbicara, anggota yang lain
mendengarkan apa yang sedang dibicarakan. Ada beberapa anggota kelompok
secara sukarela mengambil salah satu tugas. Anggota yang lain menyambut dan
menerima pembagian tugas yang lainnya. Dapat dikatakan bahwa semua anggota
kelompok setuju dengan hasil diskusi pemberian tugas. Semua anggota kelompok
berkontribusi dan pembagiannya merata.

4. Tahap Performing
Selama tahap performing, kerja sama yang dilakukan kelompok berjalan
efektif dan sesuai dengan rancangan. Semua anggota kelompok saling membantu,
RAHASIA

dan jika terjadi masalah, beberapa anggota kelompok memberikan solusi sehingga
mereka dapat menyelesaikan tugas tersebut. Selama bekerja, ada anggota kelompok
yang sering bercanda sehingga menghangatkan suasana kelompok. sesekali hampir
semua anggota kelompok mendiskusikan hal-hal di luar tugas sembari menjalankan
tugasnya. Semua anggota kelompok juga saling memberikan dukungan dan
apresiasi terhadap yang sudah dilakukan.

Tugas selesai dengan baik dan tepat waktu, semua anggota tampak tidak
sabar untuk menguji jembatan yang dibangun oleh kelompok. Pada saat jembatan
diuji dengan 10 botol air mineral, jembatan ini kokoh. Semua anggota kelompok
terlihat senang. Ada anggota kelompok yang mengeluarkan HP untuk memfoto
jembatan yang sudah terbuat dan melakukan selfie dengan anggota kelompok yang
lain.
V. PANDUAN WAWANCARA ( SUBJEK 5)
Panduan wawancara untuk Subjek laki-laki yang menggunakan kacamata.

Tahapan Data yang Dibutuhkan Bentuk Pertanyaan


Dan Alasan
Forming Partisipasi 1. Bagaimana perasaan saudara ketika
pertama kali berada di dalam kelompok ini
untuk menyelesaikan tugas ?
2. Bagaimana kesan pertama saudara
terhadap anggota lainnya saat pertama
bertemu?
3. Apakah ada hambatan yang saudara alami
ketika awal diskusi?

4. Setelah diberikannya instruksi, mengapa


saudara menanyakan kembali kegiatan apa
yang akan dikerjakan saat itu?

Storming Kesepakatan aturan 1. Bagaimana pendapat saudara mengenai


Untuk mengetahui pandangan aturan-aturan yang terdapat dalam
subjek terhadap diskusi kegiatan tersebut?
Untuk mengetahui pendapat 2. Bagaimana pendapat saudara ketika
subjek ketika mendengar usulan mendengar usulan dari anggota yang lain ?
dari anggota yang lain 3. Bagaimana pandangan saudara terhadap
jalannya diskusi dalam kelompok?

Norming Pembagian tugas 1. Bagaimana pendapat anda terhadap


RAHASIA

pembagian tugas yang diberikan?


2. Apakah tugas yang diberikan pada anda
sesuai dengan yang anda inginkan?
3. Mengapa saudara tidak mencoba
memimpin jalannya diskusi?

Performing - Kerja sama 1. Apa yang saudara lakukan saat terjadi


kendala pada anggota kelompok yang
Kepuasan individu dan
lain?
kelompok
2. Apa yang saudara rasakan saat dapat
menyelesaikan tugas?
3. Bagaimana tanggapan anggota kelompok
saat tugas terselesaikan?

VI. PEMBAHASAN
1. Forming
Tahap forming merupakan tahap pembentukan awal atau pengenalan dalam
membangun sebuah kelompok. Dalam hal berbaur dengan anggota lain, masing-
masing anggota masih terlihat canggung. Namun, setiap anggota kelompok
berusaha untuk saling mengenal dengan memperkenalkan diri secara bergantian,.
Setelah saling mengenal, mereka mulai mendiskusikan rancangan tugas yang
diberikan. Kelompok berhasil melewati tahapan forming.
2. Storming
Tahapan storming, tahap ini biasanya dimulai dengan adanya benturan,
semisal terjadi perbedaan pendapat,. Semua anggota dapat berdiskusi satu sama lain
dengan menuangkan ide, argumen dan saran mereka. Adanya perbedaan argumen,
ide dan saran dapat diatasi oleh kelompok ini, yang pada akhirnya mencapai
kesepakatan bersama, meskipun tidak terlihat adanya pemimpin. Tetapi ada anggota
kelompok yang mendominasi didalam diskusi. Kelompok ini berhasil melewati
tahapan storming.

3. Norming
Tahapan norming merupakan tahap setiap individu sudah memahami situasi
dan perannya dalam kelompok. Pada tahap ini konflik sudah mulai menurun.
Kelompok ini sudah membuat kesepakatan rancangan dan pembagian tugas
dilakukan secara merata. Semua anggota kelompok berpartisipasi dalam diskusi .
Kelompok berhasil melalui tahapan norming.

4. Performing
RAHASIA

Tahapan performing, tahapan ini telah sampai pada tahap pematangan dan
aktualisasi kinerja kelompok melalui pengaturan tugas agar masing-masing anggota
kelompok bekerja. Pada tahap ini, semua anggota kelompok menyelesaikan
tugasnya. Anggota kelompok mampu memecahkan masalah yang ada. Sesekali
bercanda, menyemangati, bahkan saling memuji saat anggota kelompok
menyelesaikan tugasnya sehingga menciptakan suasana hangat. Kelompok ini
berhasil melewati tahap performing.

VII. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil observasi dan dikaitkan dengan teori perkembangan
kelompok, dapat dikatakan bahwa kelompok dimulai dari proses diskusi yang masih
abstrak, lalu terjadinya konflik perbedaan argumen antar anggota, kemudian
mencapai kesepakatan dan akhirnya mampu menyelesaikan tugasnya dengan baik
dan tepat waktu. Dapat disimpulkan bahwa kelompok tersebut telah mencapai
kohesivitas, karena sudah berhasil melewati tahap forming, storming, norming, dan
performing

Bandung, 30 Mei 2022


Pemeriksa,

(Alan Suherlan)
RAHASIA

Lampiran

PANDUAN OBSERVASI (CHECKLIST)

TAHAPAN FORMING
No Kategori Tingkahlaku Rincian Perilaku Cek
Satu orang tersenyum pada anggota kelompok
Upaya untuk saling yang lain
1 mengenal satu sama Dua orang atau lebih anggota saling
lain tersenyum
Semua anggota tersenyum satu sama lain 
Satu orang memperkenalkan diri dengan
menyebutkan identitas
Dua orang atau lebih anggota
memperkenalkan diri dengan menyebutkan
identitas
Semua anggota memperkenalkan diri dengan

menyebutkan identitas
Satu orang memulai mendiskusikan
gambaran umum rancangan
Partisipasi anggota
Dua orang atau lebih anggota mendiskusikan
2 belum menyeluruh 
gambaran umum rancangan
(sporadik)
Semua anggota mendiskusikan gambaran
umum rancangan
Satu orang mengajukan usulan rancangan
yang akan dibuat
Upaya merumuskan
Dua orang atau lebih anggota mengajukan
3 tugas kelompok secara 
usulan rancangan yang akan dibuat
umum
Semua anggota mengajukan usulan rancangan
yang akan dibuat
Satu orang mengajukan pertanyaan terkait
usulan rancangan yang diajukan anggota yang
lain.
Dua orang atau lebih anggota mengajukan
pertanyaan terkait usulan rancangan yang 
diajukan anggota yang lain.
Semua anggota mengajukan pertanyaan
RAHASIA

terkait usulan rancangan yang diajukan


anggota yang lain.
Satu orang mengajukan usulan cara
Upaya menetapkan mendiskusikan tugas yang akan dibuat
tingkahlaku yang Dua orang atau lebih anggota mengajukan
4 diterima anggota usulan cara mendiskusikan tugas yang akan 
kelompok (aturan main dibuat
diskusi) Semua anggota mengajukan usulan cara mend
iskusikan tugas yang akan dibuat
Satu orang mengemukakan usulan
Diskusi abstrak rancangan yang akan dibuat
(gambaran umum) Dua orang atau lebih anggota mengemukakan
5 
berkaitan tugas atau usulan rancangan yang akan dibuat
masalah Semua anggota mengemukakan usulan
rancangan yang akan dibuat
Satu orang membicarakan topik di luar
Tugas
Diskusi hal-hal di luar Dua orang atau lebih anggota membicarakan
6 
tugas topik di luar tugas
Semua anggota membicarakan topik di luar
tugas
Satu orang membuat pernyataan verbal
tentang tidak jelasnya tugas yang harus
Dikerjakan
Keluhan tentang Dua orang atau lebih anggota membuat
7 ketidakjelasan akan pernyataan verbal tentang tidak jelasnya tugas
kelompok yang harus dikerjakan
Semua anggota membuat pernyataan verbal
tentang tidak jelasnya tugas yang harus
dikerjakan
Satu orang menyepakati gambaran umum
jembatan yang akan dibuat
Keputusan akan tugas Dua orang atau lebih anggota menyepakati
8
yang akan dikerjakan gambaran umum jembatan yang akan dibuat
Semua anggota menyepakati gambaran umum

jembatan yang akan dibuat
9 Jenuh dengan diskusi Satu orang membuat pernyataan verbal
awal yang dianggap tentang tidak jelasnya jalannya diskusi
tidak jelas Dua orang atau lebih anggota membuat
pernyataan verbal tentang tidak jelasnya
RAHASIA

jalannya diskusi
Semua anggota membuat pernyataan verbal
tentang tidak jelasnya jalannya diskusi

TAHAPAN STORMING
No Kategori Tingkahlaku Rincian Perilaku Cek
Saling berdebat dengan Satu orang selalu menyanggah pendapat
mempertahankan temannya
pendapatnya dan Dua orang atau lebih anggota selalu
1 
berkompetisi agar menyanggah pendapat temannya
gagasannya yang Semua anggota selalu menyanggah pendapat
diterima temannya
Satu orang bersikukuh mempertahankan

Pendapatnya
Dua orang atau lebih anggota bersikukuh
mempertahankan pendapatnya
Semua anggota bersikukuh mempertahankan
pendapatnya
Pendapat dalam Kelompok terbelah pada dua pendapat yang
2 kelompok terbelah berbeda
(polarisasi)
Satu orang membuat pernyataan verbal agar

yang lain mendukung pendapatnya
Dua orang atau lebih anggota membuat
Saling berebut
3 pernyataan verbal agar yang lain mendukung
pengaruh
pendapatnya
Semua anggota membuat pernyataan verbal
agar yang lain mendukung pendapatnya
Satu orang diterima memimpin diskusi
Dua orang atau lebih anggota mencoba
Ditetapkannya 
4 memimpin jalannya diskusi
pemimpin
Semua anggota mencoba memimpin jalannya
diskusi
Satu orang terus mempersoalkan keputusan
yang telah diambil
Gagal membuat
Dua orang atau lebih anggota terus
5 kesepakatan 
mempersoalkan keputusan yang telah diambil
(konsensus)
Semua anggota terus mempersoalkan
keputusan yang telah diambil
6 Gagal membuat Diskusi kelompok tidak menghasilkan
kemajuan dalam
RAHASIA

diskusi keputusan
Satu orang menyampaikan gagasan yang tidak
realistis
Membuat tujuan yang Dua orang atau lebih anggota menyampaikan
7
tidak realistis gagasan yang tidak realistis
Semua anggota menyampaikan gagasan yang
tidak realistis
Satu orang menyetujui gagasan yang tidak
Realistis
Dua orang atau lebih anggota menyetujui
gagasan yang tidak realistis
Semua anggota menyetujui gagasan yang
tidak realistis
Satu orang mengusulkan tugas yang sangat
sederhana
Keengganan membuat Dua orang atau lebih anggota mengusulkan
8 
tugas yang sulit tugas yang sangat sederhana
Semua anggota mengusulkan tugas yang
sangat sederhana
Satu orang menyetujui tugas yang sangat
sederhana
Dua orang atau lebih anggota menyetujui

tugas yang sangat sederhana
Semua anggota menyetujui tugas yang sangat
sederhana
Satu orang membuat pernyataan verbal
yang menyerang pribadi pemimpin
Dua orang atau lebih anggota membuat
9 Menyerang pemimpin pernyataan verbal yang menyerang pribadi
pemimpin
Semua anggota membuat pernyataan verbal
yang menyerang pribadi pemimpin
Satu orang membuat pernyataan verbal yang
menyerang putusan pemimpin
Dua orang atau lebih anggota membuat
pernyataan verbal yang menyerang putusan
pemimpin
Semua anggota membuat pernyataan verbal
yang menyerang putusan pemimpin
10 Kebingungan dan Satu orang melakukan aktivitas di luar diskusi
RAHASIA

Dua orang atau lebih anggota melakukan



aktivitas di luar diskusi
hilangnya minat
Semua anggota melakukan aktivitas di luar
diskusi
Satu orang diam saja selama diskusi
Dua orang atau lebih anggota diam saja
selama diskusi
Semua anggota diam saja selama diskusi
Melanggar “aturan Satu orang melanggar aturan main
main” dalam kelompok Dua orang atau lebih anggota melanggar
11 (yang telah dibuat dan aturan main
disepakati di fase Semua anggota melanggar aturan main
forming)
Satu orang membuat pernyataan verbal
mempersoalkan kesungguhan teman dalam
Mempertanyakan mengerjakan tugas
kesungguhan anggota Dua orang atau lebih anggota membuat
12 kelompok berkait pernyataan verbal mempersoalkan
dengan pelaksanaan kesungguhan teman dalam mengerjakan tugas
tugas Semua anggota membuat pernyataan verbal
mempersoalkan kesungguhan teman dalam
mengerjakan tugas

TAHAPAN NORMING
No Kategori Tingkahlaku Rincian Perilaku Cek
Satu orang membuat pernyataan verbal
menyetujui pengerjaan tugas yang akan
dilakukan
Dua orang atau lebih anggota membuat
1 Disepakatinya tugas pernyataan verbal menyetujui pengerjaan
tugas yang akan dilakukan
Semua anggota membuat pernyataan verbal
menyetujui pengerjaan tugas yang akan 
dilakukan
2 Disepakatinya prosedur Satu orang membuat pernyataan verbal
menyetujui pengerjaan tugas yang akan
dilakukan
Dua orang atau lebih anggota membuat
pernyataan verbal menyetujui pengerjaan
tugas yang akan dilakukan
Semua anggota membuat pernyataan verbal 
RAHASIA

menyetujui pengerjaan tugas yang akan


dilakukan
Satu orang mengemukakan pernyataan
ketidaksetujuan terhadap tugas
Terselesaikannya Dua orang atau lebih anggota mengemukakan
3
konflik dengan efektif pernyataan ketidaksetujuan terhadap tugas
Semua anggota mengemukakan pernyataan
ketidaksetujuan terhadap tugas
Satu orang mengemukakan pernyataan
ketidaksetujuan terhadap prosedur pengerjaan
tugas
Dua orang atau lebih anggota pernyataan
ketidaksetujuan terhadap prosedur pengerjaan
tugas
Semua anggota pernyataan ketidaksetujuan
terhadap prosedur pengerjaan tugas
Satu orang mengatur jalannya diskusi
Kepemimpinan Dua orang atau lebih anggota mengatur
4 
kelompok jelas jalannya diskusi
Semua anggota mengatur jalannya diskusi
Satu orang merumuskan keputusan akhir
diskusi
Dua orang atau lebih anggota merumuskan
keputusan akhir diskusi
Semua anggota merumuskan keputusan akhir

diskusi
Satu orang menyampaikan gagasan yang
diterima temannya
Komunikasi yang Dua orang atau lebih anggota menyampaikan
5 
terbuka dan efektif gagasan yang diterima temannya
Semua anggota menyampaikan gagasan yang
diterima temannya
Satu orang menyimak saat yang lain bicara
Dua orang atau lebih anggota menyimak saat
yang lain bicara
Semua anggota menyimak saat yang lain

bicara
6 Upaya untuk selalu Satu orang membuat pernyataan menyepakati
mencapai konsensus tugas yang akan dikerjakan
(keputusan berdasar Dua orang atau lebih anggota membuat
pernyataan menyepakati tugas yang akan
RAHASIA

dikerjakan
Semua anggota membuat pernyataan
kesepakatan) 
menyepakati tugas yang akan dikerjakan
Satu orang ikut serta bicara dalam diskusi
Partisipasi terbuka Dua orang atau lebih anggota ikut serta bicara
7
setiap anggota dalam diskusi
Semua anggota ikut serta bicara dalam diskusi 
Satu orang aktif menyampaikan alternatif
pemecahan masalah yang dihadapi kelompok
Dua orang atau lebih anggota aktif
Fokus pada pemecahan
8 menyampaikan alternatif pemecahan masalah 
masalah
yang dihadapi kelompok
Semua anggota aktif menyampaikan alternatif
pemecahan masalah yang dihadapi kelompok
Satu orang mengajukan diri untuk
mengerjakan tugas tertentu
Pembagian tugas Dua orang atau lebih anggota mengajukan diri
9 
tercapai untuk mengerjakan tugas tertentu
Semua anggota mengajukan diri untuk
mengerjakan tugas tertentu
Satu orang menerima tugas yang diberikan
padanya
Dua orang atau lebih anggota menerima tugas
yang diberikan padanya
Semua anggota menerima tugas yang

diberikan padanya
Dipatuhinya “aturan Satu orang melanggar aturan main
main” dalam kelompok Dua orang atau lebih anggota melanggar
10
(yang telah dibuat di aturan main
fase forming) Semua anggota melanggar aturan main
Satu orang mendapat tugas yang ia sepakati
Pembagian kekuasaan Dua orang atau lebih anggota mendapat tugas
11 yang merata (tidak ada yang ia sepakati
yang mendominasi) Semua anggota mendapat tugas yang ia

sepakati

TAHAP PERFORMING
No Kategori Tingkahlaku Rincian Perilaku Cek
1 Cara kerja yang Satu orang mengerjakan tugas hingga tuntas
fleksibel dan Dua orang atau lebih mengerjakan tugas
RAHASIA

hingga tuntas
Semua anggota mengerjakan tugas hingga
berorientasi 
tuntas
penyempurnaan tugas
Satu orang mencoba cara baru agar tugas

Selesai
Dicobanya cara baru
Dua orang atau lebih anggota mencoba cara
2 pengerjaan tugas yang
baru agar tugas selesai
konstruktif
Semua anggota mencoba cara baru agar tugas
selesai
Satu orang membuat pernyataan verbal
menawarkan bantuan pada teman
Semangat berpartisipasi
Dua orang atau lebih anggota membuat
dan menawarkan diri
3 pernyataan verbal menawarkan bantuan pada 
untuk mengerjakan
teman
tugas,
Semua anggota membuat pernyataan verbal
menawarkan bantuan pada teman
Satu orang memberikan bantuan pada teman
tanpa mengganggu yang bersangkutan
Dua orang atau lebih anggota memberikan
bantuan pada teman tanpa mengganggu yang 
bersangkutan
Semua anggota memberikan bantuan pada
teman tanpa mengganggu yang bersangkutan
Satu orang melemparkan candaan saat bekerja
Dua orang atau lebih anggota melemparkan
Munculnya humor di 
4 candaan saat bekerja
antara anggota
Semua anggota melemparkan candaan saat
bekerja
Satu orang memberi respon positif terhadap
candaan teman
Dua orang atau lebih anggota memberi respon
positif terhadap candaan teman
Semua anggota memberi respon positif

terhadap candaan teman
5 Puas dengan capaian Satu orang membuat pernyataan verbal yang
kelompok berisi kepuasan terhadap hasil tugas
Dua orang atau lebih anggota membuat
pernyataan verbal yang berisi kepuasan
terhadap hasil tugas
RAHASIA

Semua anggota membuat pernyataan verbal



yang berisi kepuasan terhadap hasil tugas
Satu orang mengemukakan ide saat ada
masalah
Mampu memecahkan Dua orang atau lebih anggota mengemukakan
6 
masalah secara bersama ide saat ada masalah
Semua anggota mengemukakan ide saat ada
masalah
Satu orang menerima ide yang dikemukakan
untuk mengatasi masalah
Dua orang atau lebih anggota menerima ide
yang dikemukakan untuk mengatasi masalah
Semua anggota menerima ide yang

dikemukakan untuk mengatasi masalah
Satu orang mengemukakan pernyataan verbal
yang berisi pujian terhadap hasil kerja
kelompok
Dua orang atau lebih anggota mengemukakan
Merasa memiliki hasil
7 pernyataan verbal yang berisi pujian terhadap 
yang dicapai
hasil kerja kelompok
Semua anggota mengemukakan pernyataan
verbal yang berisi pujian terhadap hasil kerja
kelompok
Satu orang bertepuk tangan saat tugas
selesai dalam batas waktu
Dua orang atau lebih anggota bertepuk tangan
saat tugas selesai dalam batas waktu
Semua anggota bertepuk tangan saat tugas

selesai dalam batas waktu
Satu orang menyetujui perubahan
rancangan saat sedang dikerjakan
Konsensus betul-betul
Dua orang atau lebih anggota menyetujui
8 dicapai di antara
perubahan rancangan saat sedang dikerjakan
anggota kelompok
Semua anggota menyetujui perubahan

rancangan saat sedang dikerjakan
Satu orang memberikan pernyataan memberi
semangat pada temannya
Mampu
Dua orang atau lebih anggota memberikan
9 mempertahankan
pernyataan memberi semangat pada temannya
semangat kelompok
Semua anggota memberikan pernyataan 
memberi semangat pada temannya
RAHASIA

Satu orang mengerjakan tugas dengan


lancar dan sesuai yang diharapkan
Tugas dilaksanakan
Dua orang atau lebih anggota mengerjakan
dengan mulus dan
10 tugas dengan lancar dan sesuai dengan yang
mengalir (smooth and
diharapkan
flow)
Semua anggota mengerjakan tugas dengan

lancar dan sesuai dengan yang diharapkan
Satu orang menyelesaikan tugas dalam
Tujuan tercapai pada batas waktu yang tersedia
11
batas waktu Dua orang atau lebih anggota menyelesaikan
tugas dalam batas waktu yang tersedia
Semua anggota menyelesaikan tugas dalam

batas waktu yang tersedia

Catatan
- Tingkahlaku yang muncul di setiap tahap/fase menggambarkan apa yang terjadi di
setiap tahap
- Beberapa tingkahlaku yang muncul berkonsekuensi negatif yang menyebabkan proses
yang seharusnya terjadi di tahapan tersebut tidak terjadi
RAHASIA

23

Anda mungkin juga menyukai