LABORATORIUM PSIKOLOGI
Jl. Tamansari No. 1 Bandung
Disusun oleh :
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
2022
RAHASIA
I. IDENTITAS
Nama : R
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan : Mahasiswa S1 Kedokteran
TEORI KELOMPOK
Group adalah sekelompok individu yang setidaknya menunjukkan salah satu
karakteristik berikut : 1) interaksi langsung satu sama lain dalam periode waktu tertentu 2)
bergabung berdasarkan kategori sosial tertentu seperti berdasarkan jenis kelamin, ras atau
atribut lain 3) memiliki keadaan, identitas dan tujuan yang sama (Kassin, Fein, & Markus,
2011)
TEORI KOHESIVITAS
Group atau kelompok berkembang sepanjang waktu. Suatu kelompok dimulai dari
berkumpulnya orang-orang yang awalnya tidak saling mengenal / asing, yang kemudian
menjadi kelompok yang kohesif ketika anggota kelompok menjadi terikat dengan
kelompok oleh karena adanya kekuatan/ tekanan sosial. Kohesif bukan sekedar kelompok
yang bersatu atau anggota- anggotanya bersahabat, tetapi merupakan suatu proses
multifaset yang mempengaruhi proses-proses interpersonal dan proses-proses antar anggota
kelompok yang lebih luas.
Kohesivitas diklaim sebagai konsep yang sangat penting dalam dinamika kelompok.
Dalam konsep group-level yang unik, bahasan kohesivitas muncul ketika suatu kelompok
eksis. Tanpa adanya derajat kohesivitas minimal, kelompok akan bubar dimana masing-
masing anggota kelompok keluar atau menarik diri dari kelompok. Sinyal kohesivitas
secara tidak langsung menunjukkan sehat tidaknya suatu kelompok. Kelompok yang
kohesif akan cenderung lebih bertahan lama, sepanjang kelompok berusaha untuk
RAHASIA
Pengertian Kohesivitas
Core concept Definition and source
Attraction among the The cohesiveness of small groups is defined in terms
members of a group of
/ intermember attraction... that group property which is inferred
Ketertarikan diantara from the number and strength of mutual positive attitudes
anggota-anggota among the members of a group (Lott & Lott, 1965, p 259)
kelompok
Kohesivitas dari suatu kelompok kecil didefinisikan sebagai
adanya saling ketertarikan antar anggota kelompok, dimana
adanya/ terbentuknya suatu kelompok disimpulkan dari adanya
sikap-sikap positif yang kuat diantara anggota-anggota suatu
kelompok
Attraction of the Cohesiveness refers to attraction of members to a group as a
members to the group whole
as a whole / .... a kind of synthetic or aggregative property of the sum of
Ketertarikan anggota feelings of attraction to the group of the individual group
anggota kelompok members (Nixon, 1979, p.76)
terhadap suatu
kelompok secara Kohesivitas menunjuk kepadanya ketertarikan anggota-anggota
keseluruhan kelompok terhadap suatu kelompok secara keseluruhan .....
maksudnya disini adalah semacam adanya perasaan tertarik yang
ditunjukkan oleh masing-masing individu anggota kelompok
RAHASIA
kepada kelompok.
Belonging and morale / Perceived cohesion encompasses an individual’s sense of
Merasa memiliki belonging to a particular group and his or her feelings of morale
kelompok associated with membership in the group (Bollen & Hoyle, 1990,
p 482)
Saling mempercayai dan be generally agreed on, is trust among group members ( e.g., to
dapat bekerja sama watch each other’s back) together with the capacity for teamwork
dalam tim (e.g., pulling together to get the task or job done (Siebold, 2007,
p. 288).
Esensi dari kohesi kelompok primer yang kuat, yang saya yakini
disepakati, adalah adanya saling percaya diantara anggota
kelompok bersama-sama dengan adanya kapasitas untuk bekerja
dalam tim (saling mendorong untuk mengerjakan tugas atau kerja
sampai selesai).
Komponen kohesivitas
Cohesiveness ada berbagai bentuk yang berbeda dan memenuhi berbagai fungsi
tergantung kepada konsep teori yang dirujuknya. Maksudnya berbagai teori memiliki cara
tersendiri dalam mendefinisikan kohesivitas. Seperti terlihat dalam definisi-definisi di atas.
Perbedaan makna dan interpretasi mencerminkan kompleksitas yang terkandung dalam
konsep itu sendiri. Kohesivitas bukanlah proses menyatu yang sederhana, namun sebuah
multicomponent process dengan indikator-indikator yang bervariasi. Kebanyakan
kelompok yang kohesif (sebagai contoh tim olah raga yang sukses) menunjukkan bahwa
anggota-anggotanya bekerja dengan baik bersama-sama, mereka (anggota-anggota
kelompok) menjadi teman baik dan menjadi pasangan dalam tim, mereka bersatu, dan
mereka bermain dengan intensitas emosional yang tinggi. Tapi kelompok kohesif yang lain
mungkin tidak menunjukkan kualitas yang sama seperti kelompok olah raga. Oleh karena
itu setiap teori mendefinisikan kohesitas dalam cara yang berbeda-beda. Ada teori yang
menekankan kohesivitas pada adanya ikatan yang kuat diantara anggota kelompok, teori
yang lain menekankan pada kemampuan kelompok untuk mempertahankan anggotanya,
teori lainnya lagi menekankan kepada intensitas emosional yang diekspresikan oleh
anggota kelompok selama melakukan aktivitas kelompok.
Berikut ini adalah tabel mengenai komponen-komponen kohesivitas berdasarkan
konsep kohesivitas yang menekankan social cohesion, task cohesion, perceived cohesion,
dan emotional cohesion. Selanjutnya akan dibahas satu konsep kohesivitas saja sesuai
dengan materi praktikum, yaitu task cohesion.
Tabel A
Multicomponent Conception of Cohesion in Groups
RAHASIA
Task cohesion
Setiap tahun sejak tahun 1954 majalah Sports Illustrated telah mengidentifikasi
individu dari dunia olah raga yang akan diberi penghargaan “Athlete of the Year”. Pada
tahun 1980 penghargaan ini tidak diberikan kepada individu tetapi diberikan kepada
kelompok yaitu U.S Hockey team, dan pada tahun 1999 diberika kepada U.S Women’s
World Cup Soccer Team.
Beberapa pakar percaya bahwa kohesivitas memiliki pengertian dapat dilihat dari
anggota kelompok lebih memiliki keinginan untuk bekerja bersama-sama mencapai sasaran
atau tujuan mereka daripada hanya sekedar anggota kelompok memiliki relasi interpersonal
yang positif. Penelitian-penelitian terhadap tim-tim olahraga menemukan bahwa ketika para
pemain ditanya untuk mendeskripsikan kohesivitas kelompok/tim nya, kebanyakan pemain
menekankan kepada kualitas teamwork mereka (Carron, 1982; Yukelson, Weinberg, &
Jackson, 1984). Kelompok-kelompok yang orientasinya kepada tugas seperti misalnya
military squads (sekuardon militer) atau flight-crews merasakan disatukan oleh anggota
RAHASIA
kelompok yang berbagi peran untuk mencapai sasaran/ tujuan (Siebold, 2007). Anggota
U.S. Hockey Team merasakan mereka satu kesatuan didasarkan kepada komitmen
anggotanya untuk mendapatkan medali emas.
Suatu kelompok yang mana kohesivitasnya disimpulkan oleh adanya pembagian
fokus tugas cenderung memiliki collective efficacy yang tinggi. Collective efficacy ini
berasal dari keyakinan-keyakinan anggota kelompok bahwa mereka mampu mencapai atau
memenuhi seluruh komponen dari tugas kelompok secara kompeten dan efisien. Anggota
kelompok memiliki collective efficacy ketika berpikir: “Kamilah yang tercepat di lapangan
es”, “Kami dapat memblok lawan secara efektif”. Keyakinan tersebut juga dimiliki oleh
semua anggota kelompok. Satu atau dua orang anggota kelompok mungkin ragu-ragu
bahwa kelompok memiliki potensi untuk berhasil, namun secara keseluruhan konsensus
kelompok adalah positif (kelompok akan sukses). Kepercayaan diri ini juga didasarkan
kepada keyakinan anggota kelompok bahwa anggota kelompok akan mampu secara
kompeten mengkoordinasikan tindakan-tindakan individu kedalam suatu keterampilan atau
kinerja kolektif sehingga disini terdapat a sense of interdependence (perasaan saling
bergantung) dan pembagian sumberdaya (Zaccaro dkk 1995). Oleh karena itu collective
efficacy adalah “a group’s shared belief in its conjoint capabilities to organize and execute
the courses of action required to produce given levels of attainment” (Bandura, 1997, p.
476).
1. Forming
Tahapan ini merupakan tahap awal penggabungan yang akan membentuk struktur
kelompok. Anggota bergabung dengan masih dilandasi oleh ketidakpastian dan
RAHASIA
2. Storming
Tahap anggota saling berusaha memahami dan menyesuaikan diri. Terjadi proses
penyatuan kepentingan, nilai, misi, dan tujuan masing-masing individu. Individu bereaksi
terhadap tuntutan-tuntutan yang harus dikerjakan, mempertanyakan otoritas dan merasakan
kenyamanan yang meningkat di antara mereka. Sering terjadi konflik sebagai dampak dari
proses penyatuan tersebut. Semakin searah kepentingan dan tujuan individu maka konflik
akan kecil.
Siapa yang memimpin, bagaimana berbagi kekuasaan dan pengaruh merupakan hal
yang penting pada tahap ini. Kelompok harus beralih dari membangun kesamaan perspektif
kearah pemecahan masalah dalam tahap perkembangan ini.
3. Norming
Proses adaptasi dan penyatuan kepentingan dan tujuan mulai tercapai. Konflik
sudah menurun. Kelompok membuat kesepakatan dalam hal aturan-aturan dan norma yang
berlaku untuk anggota yang akan dipatuhi, termasuk menyusun goal kelompok dan
pembagian tugas. Aturan-aturan tingkahlaku yang tepat dan dibutuhkan kelompok untuk
menyelesaikan kelompok dinyatakan baik secara implisit maupun eksplisit. Derajat
keteraturan mulai terbangun. Anggota mulai menunjukkan rasa percaya satu sama lain.
Konflik beralih pada kesediaan berbagi perasaan dan gagasan kreatif. Kohesivitas mulai
tumbuh dan anggota mulai merasa menjadi bagian dari kelompok.
Individu mulai memahami bagaimana ia dapat memberikan kontribusinya secara
efektif. Ia merasa bebas untuk mengekspesikan gagasannya. Ia merasa dapat saling
mempercayai. Ia mulai dapat menyampaikan kritik yang konstruktif.
4. Performing
Tahap aktualisasi kinerja kelompok melalui pengaturan tugas agar masing-masing
anggota kelompok bekerja. Pada tahap ini, mereka telah mampu memfokuskan energi pada
RAHASIA
5. Adjourning
Berakhirnya peran-peran anggota kelompok dan terselesaikannya tugas, hilang
ketergantungan satu sama lain.
1. Tujuan :
Untuk mengetahui kohesivitas kelompok, melalui tahapan-tahapan proses
perkembangan kelompok berdasarkan teori Tuckman dan Jansen.
2. Variabel dan Dimensi Tingkah Laku :
Variabel yang digunakan adalah kohesivitas kelompok. Dimensi tingkah laku ialah
tahapan perkembangan kelompok meliputi forming, storming, norming, performing.
3. Instrumen Pengukuran :
Terlampir
4. Subjek :
Dalam satu kelompok berisi subjek 6 orang, yang beranggotakan 3 orang laki-laki
dan 3 orang perempuan.
5. Setting Pengambilan Data :
Setting pengambilan data yang digunakan adalah simulated setting, karena tidak
mendapatkan kontrol yang kuat dan ketat, sudah diciptakan simulai yang telah
ditentukan sebelumnya.
6. Bentuk Pengambilan Data :
Bentuk pengambilan data yang digunakan adalah non-participation, dimana
observer tidak ikut serta dalam kegiatan observasi melainkan hanya melakukan
observasi melalui rekaman video.
7. Teknik Pengambilan dan Pencatatan :
Teknik pengambilan data yang digunakan adalah teknik event sampling, dimana
observer fokus dan mencatat tingkah laku yang diamati. Teknik pencatatan yang
digunakan adalah checklist, untuk melihat ada atau tidaknya perilaku yang muncul
RAHASIA
2. Tahap Storming
Selama tahap storming, semua anggota kelompok menuangkan ide dan
argumen mengenai rancangan miniatur jembatan tersebut. Disini tidak ada
pemimpin yang terlihat, tetapi ada anggota kelompok yang dominan. Kemudian
seringkali antar anggota kelompok menyanggah argumen dari anggota kelompok
lainnya dan juga terus mempertahankan argumennya. Namun setelah mencapai
kesepakatan argumen semua anggota kelompok. Terlihat semua anggota kelompok
aktif maupun asertif hingga pembagian tugas.
3. Tahap Norming
Selama tahap norming, konflik sudah mulai menurun. Semua anggota
kelompok tampak memberikan jawaban positif dan berpartisipasi aktif dalam
diskusi. Ketika salah satu anggota kelompok sedang berbicara, anggota yang lain
mendengarkan apa yang sedang dibicarakan. Ada beberapa anggota kelompok
secara sukarela mengambil salah satu tugas. Anggota yang lain menyambut dan
menerima pembagian tugas yang lainnya. Dapat dikatakan bahwa semua anggota
kelompok setuju dengan hasil diskusi pemberian tugas. Semua anggota kelompok
berkontribusi dan pembagiannya merata.
4. Tahap Performing
Selama tahap performing, kerja sama yang dilakukan kelompok berjalan
efektif dan sesuai dengan rancangan. Semua anggota kelompok saling membantu,
RAHASIA
dan jika terjadi masalah, beberapa anggota kelompok memberikan solusi sehingga
mereka dapat menyelesaikan tugas tersebut. Selama bekerja, ada anggota kelompok
yang sering bercanda sehingga menghangatkan suasana kelompok. sesekali hampir
semua anggota kelompok mendiskusikan hal-hal di luar tugas sembari menjalankan
tugasnya. Semua anggota kelompok juga saling memberikan dukungan dan
apresiasi terhadap yang sudah dilakukan.
Tugas selesai dengan baik dan tepat waktu, semua anggota tampak tidak
sabar untuk menguji jembatan yang dibangun oleh kelompok. Pada saat jembatan
diuji dengan 10 botol air mineral, jembatan ini kokoh. Semua anggota kelompok
terlihat senang. Ada anggota kelompok yang mengeluarkan HP untuk memfoto
jembatan yang sudah terbuat dan melakukan selfie dengan anggota kelompok yang
lain.
V. PANDUAN WAWANCARA ( SUBJEK 5)
Panduan wawancara untuk Subjek laki-laki yang menggunakan kacamata.
VI. PEMBAHASAN
1. Forming
Tahap forming merupakan tahap pembentukan awal atau pengenalan dalam
membangun sebuah kelompok. Dalam hal berbaur dengan anggota lain, masing-
masing anggota masih terlihat canggung. Namun, setiap anggota kelompok
berusaha untuk saling mengenal dengan memperkenalkan diri secara bergantian,.
Setelah saling mengenal, mereka mulai mendiskusikan rancangan tugas yang
diberikan. Kelompok berhasil melewati tahapan forming.
2. Storming
Tahapan storming, tahap ini biasanya dimulai dengan adanya benturan,
semisal terjadi perbedaan pendapat,. Semua anggota dapat berdiskusi satu sama lain
dengan menuangkan ide, argumen dan saran mereka. Adanya perbedaan argumen,
ide dan saran dapat diatasi oleh kelompok ini, yang pada akhirnya mencapai
kesepakatan bersama, meskipun tidak terlihat adanya pemimpin. Tetapi ada anggota
kelompok yang mendominasi didalam diskusi. Kelompok ini berhasil melewati
tahapan storming.
3. Norming
Tahapan norming merupakan tahap setiap individu sudah memahami situasi
dan perannya dalam kelompok. Pada tahap ini konflik sudah mulai menurun.
Kelompok ini sudah membuat kesepakatan rancangan dan pembagian tugas
dilakukan secara merata. Semua anggota kelompok berpartisipasi dalam diskusi .
Kelompok berhasil melalui tahapan norming.
4. Performing
RAHASIA
Tahapan performing, tahapan ini telah sampai pada tahap pematangan dan
aktualisasi kinerja kelompok melalui pengaturan tugas agar masing-masing anggota
kelompok bekerja. Pada tahap ini, semua anggota kelompok menyelesaikan
tugasnya. Anggota kelompok mampu memecahkan masalah yang ada. Sesekali
bercanda, menyemangati, bahkan saling memuji saat anggota kelompok
menyelesaikan tugasnya sehingga menciptakan suasana hangat. Kelompok ini
berhasil melewati tahap performing.
VII. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil observasi dan dikaitkan dengan teori perkembangan
kelompok, dapat dikatakan bahwa kelompok dimulai dari proses diskusi yang masih
abstrak, lalu terjadinya konflik perbedaan argumen antar anggota, kemudian
mencapai kesepakatan dan akhirnya mampu menyelesaikan tugasnya dengan baik
dan tepat waktu. Dapat disimpulkan bahwa kelompok tersebut telah mencapai
kohesivitas, karena sudah berhasil melewati tahap forming, storming, norming, dan
performing
(Alan Suherlan)
RAHASIA
Lampiran
TAHAPAN FORMING
No Kategori Tingkahlaku Rincian Perilaku Cek
Satu orang tersenyum pada anggota kelompok
Upaya untuk saling yang lain
1 mengenal satu sama Dua orang atau lebih anggota saling
lain tersenyum
Semua anggota tersenyum satu sama lain
Satu orang memperkenalkan diri dengan
menyebutkan identitas
Dua orang atau lebih anggota
memperkenalkan diri dengan menyebutkan
identitas
Semua anggota memperkenalkan diri dengan
menyebutkan identitas
Satu orang memulai mendiskusikan
gambaran umum rancangan
Partisipasi anggota
Dua orang atau lebih anggota mendiskusikan
2 belum menyeluruh
gambaran umum rancangan
(sporadik)
Semua anggota mendiskusikan gambaran
umum rancangan
Satu orang mengajukan usulan rancangan
yang akan dibuat
Upaya merumuskan
Dua orang atau lebih anggota mengajukan
3 tugas kelompok secara
usulan rancangan yang akan dibuat
umum
Semua anggota mengajukan usulan rancangan
yang akan dibuat
Satu orang mengajukan pertanyaan terkait
usulan rancangan yang diajukan anggota yang
lain.
Dua orang atau lebih anggota mengajukan
pertanyaan terkait usulan rancangan yang
diajukan anggota yang lain.
Semua anggota mengajukan pertanyaan
RAHASIA
jalannya diskusi
Semua anggota membuat pernyataan verbal
tentang tidak jelasnya jalannya diskusi
TAHAPAN STORMING
No Kategori Tingkahlaku Rincian Perilaku Cek
Saling berdebat dengan Satu orang selalu menyanggah pendapat
mempertahankan temannya
pendapatnya dan Dua orang atau lebih anggota selalu
1
berkompetisi agar menyanggah pendapat temannya
gagasannya yang Semua anggota selalu menyanggah pendapat
diterima temannya
Satu orang bersikukuh mempertahankan
Pendapatnya
Dua orang atau lebih anggota bersikukuh
mempertahankan pendapatnya
Semua anggota bersikukuh mempertahankan
pendapatnya
Pendapat dalam Kelompok terbelah pada dua pendapat yang
2 kelompok terbelah berbeda
(polarisasi)
Satu orang membuat pernyataan verbal agar
yang lain mendukung pendapatnya
Dua orang atau lebih anggota membuat
Saling berebut
3 pernyataan verbal agar yang lain mendukung
pengaruh
pendapatnya
Semua anggota membuat pernyataan verbal
agar yang lain mendukung pendapatnya
Satu orang diterima memimpin diskusi
Dua orang atau lebih anggota mencoba
Ditetapkannya
4 memimpin jalannya diskusi
pemimpin
Semua anggota mencoba memimpin jalannya
diskusi
Satu orang terus mempersoalkan keputusan
yang telah diambil
Gagal membuat
Dua orang atau lebih anggota terus
5 kesepakatan
mempersoalkan keputusan yang telah diambil
(konsensus)
Semua anggota terus mempersoalkan
keputusan yang telah diambil
6 Gagal membuat Diskusi kelompok tidak menghasilkan
kemajuan dalam
RAHASIA
diskusi keputusan
Satu orang menyampaikan gagasan yang tidak
realistis
Membuat tujuan yang Dua orang atau lebih anggota menyampaikan
7
tidak realistis gagasan yang tidak realistis
Semua anggota menyampaikan gagasan yang
tidak realistis
Satu orang menyetujui gagasan yang tidak
Realistis
Dua orang atau lebih anggota menyetujui
gagasan yang tidak realistis
Semua anggota menyetujui gagasan yang
tidak realistis
Satu orang mengusulkan tugas yang sangat
sederhana
Keengganan membuat Dua orang atau lebih anggota mengusulkan
8
tugas yang sulit tugas yang sangat sederhana
Semua anggota mengusulkan tugas yang
sangat sederhana
Satu orang menyetujui tugas yang sangat
sederhana
Dua orang atau lebih anggota menyetujui
tugas yang sangat sederhana
Semua anggota menyetujui tugas yang sangat
sederhana
Satu orang membuat pernyataan verbal
yang menyerang pribadi pemimpin
Dua orang atau lebih anggota membuat
9 Menyerang pemimpin pernyataan verbal yang menyerang pribadi
pemimpin
Semua anggota membuat pernyataan verbal
yang menyerang pribadi pemimpin
Satu orang membuat pernyataan verbal yang
menyerang putusan pemimpin
Dua orang atau lebih anggota membuat
pernyataan verbal yang menyerang putusan
pemimpin
Semua anggota membuat pernyataan verbal
yang menyerang putusan pemimpin
10 Kebingungan dan Satu orang melakukan aktivitas di luar diskusi
RAHASIA
TAHAPAN NORMING
No Kategori Tingkahlaku Rincian Perilaku Cek
Satu orang membuat pernyataan verbal
menyetujui pengerjaan tugas yang akan
dilakukan
Dua orang atau lebih anggota membuat
1 Disepakatinya tugas pernyataan verbal menyetujui pengerjaan
tugas yang akan dilakukan
Semua anggota membuat pernyataan verbal
menyetujui pengerjaan tugas yang akan
dilakukan
2 Disepakatinya prosedur Satu orang membuat pernyataan verbal
menyetujui pengerjaan tugas yang akan
dilakukan
Dua orang atau lebih anggota membuat
pernyataan verbal menyetujui pengerjaan
tugas yang akan dilakukan
Semua anggota membuat pernyataan verbal
RAHASIA
dikerjakan
Semua anggota membuat pernyataan
kesepakatan)
menyepakati tugas yang akan dikerjakan
Satu orang ikut serta bicara dalam diskusi
Partisipasi terbuka Dua orang atau lebih anggota ikut serta bicara
7
setiap anggota dalam diskusi
Semua anggota ikut serta bicara dalam diskusi
Satu orang aktif menyampaikan alternatif
pemecahan masalah yang dihadapi kelompok
Dua orang atau lebih anggota aktif
Fokus pada pemecahan
8 menyampaikan alternatif pemecahan masalah
masalah
yang dihadapi kelompok
Semua anggota aktif menyampaikan alternatif
pemecahan masalah yang dihadapi kelompok
Satu orang mengajukan diri untuk
mengerjakan tugas tertentu
Pembagian tugas Dua orang atau lebih anggota mengajukan diri
9
tercapai untuk mengerjakan tugas tertentu
Semua anggota mengajukan diri untuk
mengerjakan tugas tertentu
Satu orang menerima tugas yang diberikan
padanya
Dua orang atau lebih anggota menerima tugas
yang diberikan padanya
Semua anggota menerima tugas yang
diberikan padanya
Dipatuhinya “aturan Satu orang melanggar aturan main
main” dalam kelompok Dua orang atau lebih anggota melanggar
10
(yang telah dibuat di aturan main
fase forming) Semua anggota melanggar aturan main
Satu orang mendapat tugas yang ia sepakati
Pembagian kekuasaan Dua orang atau lebih anggota mendapat tugas
11 yang merata (tidak ada yang ia sepakati
yang mendominasi) Semua anggota mendapat tugas yang ia
sepakati
TAHAP PERFORMING
No Kategori Tingkahlaku Rincian Perilaku Cek
1 Cara kerja yang Satu orang mengerjakan tugas hingga tuntas
fleksibel dan Dua orang atau lebih mengerjakan tugas
RAHASIA
hingga tuntas
Semua anggota mengerjakan tugas hingga
berorientasi
tuntas
penyempurnaan tugas
Satu orang mencoba cara baru agar tugas
Selesai
Dicobanya cara baru
Dua orang atau lebih anggota mencoba cara
2 pengerjaan tugas yang
baru agar tugas selesai
konstruktif
Semua anggota mencoba cara baru agar tugas
selesai
Satu orang membuat pernyataan verbal
menawarkan bantuan pada teman
Semangat berpartisipasi
Dua orang atau lebih anggota membuat
dan menawarkan diri
3 pernyataan verbal menawarkan bantuan pada
untuk mengerjakan
teman
tugas,
Semua anggota membuat pernyataan verbal
menawarkan bantuan pada teman
Satu orang memberikan bantuan pada teman
tanpa mengganggu yang bersangkutan
Dua orang atau lebih anggota memberikan
bantuan pada teman tanpa mengganggu yang
bersangkutan
Semua anggota memberikan bantuan pada
teman tanpa mengganggu yang bersangkutan
Satu orang melemparkan candaan saat bekerja
Dua orang atau lebih anggota melemparkan
Munculnya humor di
4 candaan saat bekerja
antara anggota
Semua anggota melemparkan candaan saat
bekerja
Satu orang memberi respon positif terhadap
candaan teman
Dua orang atau lebih anggota memberi respon
positif terhadap candaan teman
Semua anggota memberi respon positif
terhadap candaan teman
5 Puas dengan capaian Satu orang membuat pernyataan verbal yang
kelompok berisi kepuasan terhadap hasil tugas
Dua orang atau lebih anggota membuat
pernyataan verbal yang berisi kepuasan
terhadap hasil tugas
RAHASIA
Catatan
- Tingkahlaku yang muncul di setiap tahap/fase menggambarkan apa yang terjadi di
setiap tahap
- Beberapa tingkahlaku yang muncul berkonsekuensi negatif yang menyebabkan proses
yang seharusnya terjadi di tahapan tersebut tidak terjadi
RAHASIA
23