Anda di halaman 1dari 14

Kognisi : Sensasi, Persepsi, dan

Kesadaran
Tri Suprihatin
Psikologi Lintas Budaya
15 Mei 2015

To Know...

Kognisi adalah seluruh proses


mental yang mengubah masukanmasukan dari indra menjadi
pengetahuan (Matsumoto, 2012)

Prinsip Dasar
(Shiraev & Levy, 2012)
Persepsi
Sensasi

Sensasi suatu proses di mana sel penerima


dibangkitkan dan mentransmisikan informasi ke
pusat otak

Persepsi proses
mengorganisasikan
berbagai sensasi menjadi
pola yang bermakna

Kesadar
an
Kesadaran kesadaran
subjektif atas sensasinya,
persepsinya, dan berbagai
aktivitas mentalnya

Kognisi

(Matsumoto, 2004)
Pembentukan
Konsep &
Kategorisasi

Ingatan

Pemecahan
Masalah

Kategorisasi mengelompokkan hal-hal


yang kelihatannya punya kemiripan

Ingatan Bagaimana kita mengingat


berbagai hal : ingatan sensori, ingatan
jangka pendek, ingatan jangka panjang
Pemecahan Masalah proses dimana
kita berusaha menemukan cara-cara
untuk mencapai tujuan yang
tampaknya tidak langsung didapat

Bagaimana Kajian Lintas Budaya Tentang


Kategorisasi, Ingatan, & Pemecahan Masalah?
Kategorisasi

Ingatan

Pemecahan Masalah

Aspek Universal: beberapa kategori yang


digunakan untuk berpikir dan menyampaikan
informasi yang kurang relatif tidak tergantung
atau dipengaruhi budaya. Contoh (1) ekspresi
wajah emosi dasar yang relatif sama seperti
senang, sedih, marah, takut, terkejut, dan jijik. (2)
Kesepakatan warna-warna primer di berbagai
negara.

Ross & Millson (1970 dalam Matsumoto,


2004) berasumsi bahwa orang yang
mengandalkan pada tradisi oral akan lebih
baik ingatannya tetapi terbatas pada
materi yang bermakna.

Masalah yang terkait perilaku : Cole dkk


(1971 dalam Matsumoto, 2004) melakukan
eksperimen dan menemukan bahwa subjek
dewasa Amerika dapat menyelesaikan
tugasnya dalam eksperimen, sedangkan
subjek Liberia dengan segala umur dan latar
belakang pendidikan mengalami kesulitan.
Keseharian orang Amerika akrab dengan
teknologi, sedang orang Liberia terbiasa
dengan melacak binatang melalui jejak dan
bau-bauan.

Aspek Khas-Budaya: tugas penyortiran. Bila


dihadapkan gambar-gambar, anak-anak dalam
budaya barat akanmengelompokkan gambar
tersebut berdasarkan warna, seiring bertambah
usia
mereka
kemudian
mengelompokkan
berdasarkan bentuk dan kemudian fungsinya.
Orang dewasa Afrika ternyata
cenderung
mengelompokkan benda berdasarkan warna
(Suchman, 1966; Greenfield, Reich, & Oliver, 1966
dalam Matsumoto, 2004)

Wagner (dalam Matsumoto, 2004)


mengusulkan 2 bagian proses mengingat :
(1) perangkat keras, batasan dasar dari
ingatan dan tidak berubah dari satu
budaya ke budaya lain (2) perangkat
lunak, bagaimana orang mengingat
sebagai hasil belajar.

Soal kata (penalaran logis): Luria (1976)


meneliti masyarakat suku dan nomaden di
Asia Tengah dan Timur menemukan bahwa
ada perbedaan yang tajam dalam cara orang
mendekati soal-soal verbal (Silogisme).
Kemampuan menjawab soal berkaitan erat
dengan tingkat sekolah.

Bagaimana Kultur Memengaruhi Persepsi Kita?


Persepsi & Realitas persepsi
kita atas dunia belum tentu
mewakili secara persis realitas
fisik dunia atau indra kita

Persepsi & Pengalaman


Bagaimana kita akan
memersepsikan sesuatu sesuai
dengan pengalaman kita

( Matsumoto, 2004)

Persepsi
&
Realitas
Persepsi &
Pengalaman

Kajian Lintas Budaya Tentang Persepsi


Persepsi Kedalaman (depth perception) merujuk
pada penataan senssi dalam bentuk tiga dimensi,
meskipun citra di mata dua dimensi

Garpu tala

Banyak orang yang tidak bersekolah formal


atau belum pernah melihat gambar tiga
dimensi tidak menganggap gambar itu
membingungkan (Deregowski, 1974; Hudson,
1960 dalam Shiraev & Levy, 2012).

Ilusi Muller-Lyer dan ilusi horizontal-vertikal lebih mudah


mengenai sampel dari Barat yang tinggal di kota industri
(Segal et al., 1966 dalam Shiraev & Levy, 2012).
Carpentered world orang yang dibesarkan di lingkungan yang
dbentuk oleh kayu serba persegi cenderung
menginterpretasikan bentuk non-persegi sebagai gambar persegi.

Persepsi Warna
Bahasa Persepsi Warna menekankan
peran bahasa dalam mengidentifikasi dan
melabelli warna di setiap bahasa ada
kata-kata yang berkaitan dengan berbagai
spektrum warna (Berry et al., 1992).

Kesadaran
Kesadaran normal mungkin terdiri dari periode
perhatian dan konsentrasi penuh atau pengabaian
terhadap kejadian di luar.
Hallowell (1955) orang hidup di dalam suatu lingkungan behavioral, semacam representasi mental
dari waktu, ruang, dan dunia interpersonal. Keyakinan dan praktik kultural tertentu membentuk
lingkungan behavioral individu.
Suku Ojibwa Indian yang dipelajari oleh Hallowell, lingkungan behavioral mereka mencakup diri,
orang lain, dewa, saudara, dan arwah leluhur.
Ketika akan melakukan tindakan yang menimbulkan konsekuensi moral, suku Ojibwa akan
mempertimbangkan dampak tindakan itu bagi arwah dan saudara-saudara mereka.
Kesadaran mengatur perilaku manusia seacra adaptif di dalam lingkungan fisik dan sosial tertentu.
Orang cenderung fokus pada hal-hal penting bagi survival atau untuk mencapai tujuan.

Cross-cultural differences in
cognitive development: Attention to
relations and objects

Megumi Kuwabara, Linda B. Smith

They report new evidence on cross-cultural


differences in preschool childrens performances in two
tasks: attention to relations in a relational matching task and
attention to individual objects in a search task.
In a task asking children to match facial expressions
to emotions, 4-years old Japanese preschoolers were
influenced by the context (happy or scary event), whereas
U.S. Preschoolers interpreted emotional state as a more
trait-like property of the individual.

Relational - Matching

Visual-Search

General Discussion
The results suggest that in a context where an interpretation in terms of a
decontextualized object or in terms of a relation is possible, U.S. children will favor the object
interpretation and Japanese children will favor the relation interpretation.
Might be expected to lead to pervasive cultural differences across a number of
domains, including social judgments and verb learning, social interactions and language, social
experiences.
In particular, parents may encourage Japanese children to attend to the contextual
appropriateness of emotional displays, with Eastern parents focusing on behavior in the context
of its effect on others and Western parents focusing on individual responsibility.
A second possible transmission vector is language because there are systematic
differences in the frequency of object names versus relational terms in these two languages. But
other aspects of culture, such as moral judgments, parenting, and concepts of self and relations
with others may be relevant as well.
Determining these transmission lines will be crucial to understanding how culture
influences the developmental process more generally as well as in the domains of relational
reasoning and attention to objects.

Referensi
Matsumoto, David. 2004. Pengantar Psikologi Lintas Budaya. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.
Shiraev, Eric B., & Levy, David A. Psikologi Lintas Kultural. Jakarta: Kencana.
Kuwabara, M., & Smith, Linda.B. 2012. Cross-cultural differences in cognitive
development: Attention to relations and objects. Journal of Experimental
Child Psychology, 113, 20-35.

Anda mungkin juga menyukai