M,SI
Biografi Jung
Prinsip Oposisi
Berbagai sistem, sikap, dan fungsi kepribadian saling
berinteraksi dengan tiga cara, saling bertentangan, saling
mendukung (kompensasi), dan bergabung menjadi
kesatuan. Prinsip oposisi paling sering terjadi, karena
kepribadian berisi berbagai kecendrungan konflik.
Menurut Jung, tegangan (akibat konflik) adalah esensi
hidup; tanpa itu tidak ada enerji dan tidak ada kepribadian.
Oposisi muncul dimana-mana, ego versus shadow,
intraversi versus ekstraversi, berpikir versus berperasaan,
dan anima/animus versus ego (juga saling kompensasi).
Oposisi juga terjadi antar tiper kepribadian, ekstraversi
versus introversi, fikiran versus perasaan dan pengindraan
Prinsip Kompensasi
Dipakai untuk menjaga agar kepribadian tidak menjadi
neurotic. Umumnya terjadi antara sadar dan taksadar;
fungsi yang dominan pada kesadaran dikompensasi oleh
hal lain yang direpres. Misalnya kalau sikap sadar
mengalami frustasi, sikap taksadar akan mengambil alih.
Ketika orang tidak dapat mencapai apa yang dipilihnya,
dalam tidur sikap taksadar mengambil alih dan muncul
ekspresi mimpi. Arsetip berkompensasi dengan fikiran
sadar, anima/animus berkompensasi dengan karakter
feminim/maskulin.
Prinsip Penggabungan
Menurut Jung, kepribadian terus menerus berusaha untuk
menyatukan pertentangan-pertentangan yang ada.
Berusaha mensintesakan pertentangan untuk mencapai
kepribadian yang seimbang dan integral. Integrai ini hanya
sukses dicapai melalui transenden.
Enerji Psikis
Fungsi Enerji
Interaksi antara struktur kepribadian membutuhkan
enerji. Enerji yang dipakai oleh kepribadian disebut enerji
psikis, atau enerji hidup. Enerji itu tampak dari kekuatan
semangat, kemauan, dan keinginan, serta berbagai proses
seperti mengamati, berpikir, dan memperhatikan.
Nilai Psikis
Ukuran banyaknya enerji psikis yang tertanam dalam salah
satu unsur kepribadian, disebut: nilai psikis dari unsur itu.
Suatu idea tau perasaan tertentu dikatakan memiliki nilai
psikis yang tinggi kalau idea tau perasaan itu memainkan
peran penting dalam mencetuskan dan mengarahkan
tingkahlaku.
PERKEMBANGAN JUNG
TAHAP ANARKIS (0-6) KESADARAN YANG KACAU DAN
SPORADIS, KADANG MUNCUL KESADARAN YANG
TERKADANG SALING TIDAK BERHUBUNGAN
TAHAP MONARKIS (6-8) DITANDAI DENGAN EGO DAN
PIKIRAN VERBAL DAN LOGIKA
TAHAP DUALISTIK (8-12) DITANDAI DENGAN MULAI
MENYADARI EGO OBJEKTIF DAN SUBJEKTIF) MULAI
MENYADARI EKSISTENSINYA SEBAGAI
INDIVIDU,KESADARAN TERUS BERKEMBANG BAIK
BAGI DIRI SEBAGAI SABJEK MAUPUN OBJEK
Tujuan Penggunaan Enerji
Enerji psikis dipakai untuk dua tujuan utama, memelihara
kehidupan dan pengembangan aktivitas, kultural dan
spiritual. Ketika manusia menjadi lebih efisien dalam
memuaskan kebutuhan dasar dan kebutuhan biologisnya,
mereka mempunyai enerji lebih banyak untuk
mengembangkan minat kultural. Tujuan-tujuan itu diraih
melalui gerak progresi dan atau gerak regresi:
Progresi adalah gerak maju, berkat keberhasilan ego sadar
menyesuaikan tuntutan lingkungan dan kebutuhan
taksadar secara memuaskan, enerji akan mendukung gerak
progresif dimana kekuatan-kekuatan yang saling
bertentangan disatukan dalam arus yang harmonis.
Regresi adalah gerak mundur dari enerji psikis akibat
adanya frustasi, sehingga enerji psikis itu banyak dikuasai
atau dipakai di dalam proses taksadar. Regresi tidak selalu
buruk, karena gerak mundur itu dapat membantu ego
menemukan cara mengatasi hambatan, misalnya regresi
itu mungkin dapat mengungkap pengetahuan atau
kebijaksanaan yang ada dalam ketidaksadaran sebagai
arstip. Regresi semacam itu biasanya muncul dalam
bentuk mimpi.
Gerakan yang didukung enerji bukan hanya maju atau
mundur. Ketika lingkungan menentang pemuasan
kebutuhan instingtif, ego mempunyai dua macam pilihan
pemakaian enerji, yakni sublimasi atau represi.
Sublimasi adalah mengubah tujuan instingtif yang tidak
dapat diterima denga tujuan yang dapat diterima
lingkungan. Ini berarti memindahkan enerji dari proses
instingtif yang kabur menjadi lebih tegas dan
mementingkan tujuan kultural dan spiritual
Represi adalah menekan insting yang tidak mendapat
penyaluran rasional di lingkungan, tanpa mengganggu ego.
Insting itu ditekan ke taksadar, enerji dipakai untuk
melakukan berbagai kegiatan yang dapat membuat insting
Tahap Perkembangan
Usia anak (anarkit, monarkis , dualistik )
Usia pemuda
Usia pertengahan
Usia tua
Aplikasi
Tes Asosiasi Kata
Psikoterapi
Analisis mimpi
Tes asosiasi kata
Tujuan tes Asosiasi Jung adalah untuk mengungkap
perasaan-perasaan yang bermuatan kompleks. Gambaran-
gambaran yang terkait dalam lingkaran kompleks
mempunyai muatan emosi yang besar, dan ungkapan
emosional itu dapat diukur. Jung memakai 100 kata sebagai
stimulus, yang dipilih/disusun untuk memancing reaksi
emosi
Psikoterapi
Ketika menjalani terapi, menurut Jung kliennya akan
melewati empat tahapan yaitu :
Konfesi
Mirip dengan kataris dari Freud, klien memuntahkan isi-isi
taksadar yang mengganggunya, dengan memakai obyek
disekitarnya (terutama terapis) sebagai sarana.
Eludikasi
Tahap interpretasi dan penjelasan, penyebab timbulnya
tingkahlaku neurosis yang tidak dikehendaki, mirip
dengan transferensi dari Freud
Edukasi
Terapis mendorong klien untuk mempelajari tingkahlaku
baru, agar klien dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungan dan menjawab tantangan-tantangan yang
muncul.
Transformasi
Memberi jalan klien mencapai realisasi diri. Membantu
klien belajar membedakan berbagai aspek jiwa, sehingga
pasien itu mampu mengatur aspek-aspek itu dalam
harmoni dan merealisasikan semua potensinya.
Analisis mimpi
Tujuan interpretasi mimpi dari Jung adalah
menungkapkan elemen-elemen yang ada di taksadar
pribadi dan taksadar kolektif, mengintegrasikannya ke
dalam kesadaran untuk mempermudah proses realisasi-
diri. Ada tiga jenis mimpi yang sarat dengan muatan
arsetip yaitu:
Mimpi Besar
Mimpi yang mempunyai makna khas, yang menarik bagi
semua orang tanpa dapat dijelaskan mengapa bisa
menarik.
Mimpi Tipikal
Mimpi yang umum pada banyak orang, yakni mimpi yang
melibatkan arkhetif figural (ibu, bapak, Tuhan,
setan/hantu, dan manusia bijak), arsetip peristiwa
(kelahiran, kematian, perpisahan dengan orang tua, baptis,
perkawinan, terbang dan lain sebagainya), dan arsetip
obyek (matahari, air, ikan, kera dan hewan pemangsa).
Mimpi anak-anak
Ini bukan mimpi asli, tetapi ingatan tentang mimpi pada
masa anak-anak.
Evaluasi
Pengaruhnya terhadap psikologi modern tampak pada
pengembangan riset asosiasi kata, dan konsepnya
mengenai tipe intriversi dan ekstraversi. Konsep Jung
mengenai realisasi diri muncul dalam teori dan aplikasi
kepribadian dari Horney, Allport, Rogers, Maslow, dan
banyak pakarlainnya, namun Jung jarang disebut/diakui
sebagai penemu dari konsep ini.
Teori Jung banyak menyentuh dunia religius, baik
memakai pandangan agama untuk memahami kehidupan
jiwa manusia, atau sebaliknya memakai pendekatan
fenomenologik dari psikologi untuk memahami agama.
Teori Jung masih bersifat konsep-konsep yang
membutuhkan banyak hipotesa dan uji eksperimen.
Fikiran-fikiran dan konsep-konsep Jung yang orisinil dan
berani dalam mengungkapkan isi-isi jiwa manusia, setara
dengan karya Freud.
Jung di kritik dalam pemakaian metoda riset komparatif,
pengabaian kontrol dalam eksperimen, dan konsepnya
mengenai taksadar kolektif, bersifat spekulatif. Teorinya
dikembangkan dari pengalaman-pengalaman pribadi
seperti halusinasi, depresi, keinginan bunuh diri, dan
agresi, sukar dibuktikan secara ilmiah.
Ketertarikan/keterlibatannya dengan okultisme, agama
dan mitologi, membuat semakin jauh dari analisis ilmiah.