Anda di halaman 1dari 36

PERKEMBANGAN FISIK

DAN KOGNITIF REMAJA

Pertemuan 2-3
PERKEMBANGAN
FISIK
MASA
PUBERTY PUBERTAS
 Is the technical name for the  Adalah sebuah periode
biological processes that dimana terjadi
transform children to adult
kematangan fisik secara
(Turner & Helms, 1990)
cepat yang meliputi
 The key changes in puberty
perubahan hormonal
are the maturation of the
reproductive system dan perubahan proporsi
(=primary sex tubuh yang terjadi
characteristics) and the selama masa remaja
development of secondary awal (Santrock, 2002)
sex characteristics
ASPEK-ASPEK FISIK PUBERTAS
SISTEM REPRODUKSI ENDOKRIN
PENGENDALI PUBERTAS

Pituitary Gland Hypothalamus

Thyroid Gland

Adrenal Glands

Gonads (sex glands)


FAKTOR PENENTU MASA PUBERTAS

 Herediter
 Hormon
 Berat (lemak
tubuh)
 Kesehatan
MULAI MASA PUBERTAS
 Precocious puberty (Pubertas Dini)
 Hasil penelitian pada 17.000 remaja putri
menunjukkan bahwa remaja yang mengalami
pubertas dini adalah mereka yang mengalami
pertumbuhan payudara pada umur 6-7.
 Delayed puberty (Pubertas Tertunda)
 Remaja putri : pubertas tidak terjadi sampai umur 13
tahun
 Remaja putra : pubertas tidak terjadi sampai umur
13 ½ tahun
PERUBAHAN FISIK
 Pertumbuhan Fisik Dramatis (Growth Spurt)
 Perempuan 2 tahun lebih cepat dibandingkan laki-
laki
 Tinggi & Berat Badan
 Tinggi dan Berat Badan tetap sama ketika
dibandingkan dengan teman sebayanya.
 Pada usia yang sama, perempuan lebih tinggi
dibandingkan laki-laki.
 Perubahan fisik yang menyertai berfungsinya sistem
reproduksi (Karakteristik Seks Sekunder)
KARAKTERISTIK SEKS PRIMER
 Terjadi kematangan sistem reproduksi yang
ditandai dengan diproduksinya sperma dan
ovum.
 Putri mengalami menarche :
 Periode menstruasi pertama kali
 Putra mengalami spermarche :
 Periode pertama kali remaja putra mengalami
“ejaculation of semen” atau mimpi basah
KARAKTERISTIK SEKS
SEKUNDER
 REMAJA PUTRA
 Tumbuhnya rambut dada, perut dan di bagian tubuh
yang lain
 Tumbuhnya rambut pada wajah (kumis, jenggot)
 Tangan dan kaki lebih besar
 Dada dan pundak yang bidang
 Struktur kerangka dan tulang lebih berat
 Tumbuh jakun dan perubahan suara.
 Lemak disimpan disekitar perut dan pinggang
 Tekstur kulit kasar
KARAKTERISTIK SEKS SEKUNDER
 REMAJA PUTRI
 Pembesaran payudara
 Tinggi badan bertambah
 Panggul lebih lebar daripada pundak
 Berfungsinya kelenjar mamae
 Produksi kelenjar minyak lebih aktif
 Lemak lebih banyak disimpan di sekitar pantat,
paha dan pinggul.
 Tekstur kulit menjadi lebih halus
ASPEK-ASPEK PSIKOLOGIS
PUBERTAS
BODY IMAGE
 Adalah gambaran
subyektif seseorang
tentang tubuhnya
 Remaja sangat asik
memperhatikan bentuk
tubuhnya
 Remaja putri lebih tidak
puas dengan bentuk
tubuhnya daripada
remaja putra
AKTIVITAS SEKSUAL REMAJA
 Terjadi perilaku seksual yang progresif
 Necking, kissing
 Petting
 Intercourse
 Remaja Amerika melakukan intercourse:
 50% pada usia 17 tahun dan 80% pada umur 19 tahun
 Bagaimana di Indonesia ????
 Penelitian dr Boyke : 18-20% remaja Indonesia melakukan seks
bebas
 Synovate research (di kota jakarta, bandung, surabaya, medan)
 44% pada usia 16-18 tahun
 16% pada usia 13-15 tahun
SEXUALLY TRANSMITTED DISEASES
 STD adalah penyakit-penyakit yang ditularkan melalui
hubungan/kontak seksual, jenisnya adalah:
 AIDS
 Adalah penyakit yang ditandai dengan hilangnya
sistem kekebalan tubuh yang disebabkan oleh
Human Immunodeficiency Virus (HIV).
 Chlamydia
 Adalah penyait karena bakteri chlamydia
trachomatis yang dapat merusak organ reproduksi
wanita
SEXUALLY TRANSMITTED DISEASES
 Gonorrhea
 Penyakit kelamin karena bakteri neisseria ghonorroeae yang
tumbuh di organ reproduksi.
 Ditandai rasa panas disekujur tubuh dan ketika buang air kecil
 Syphilis
 Penyakit kelamin yang disebabkan oleh bakteri, dapat berupa
gatal-gatal di kulit yang kemudian hilang
 Genital Herpes
 Penyakit kelamin yang disebabkan oleh virus.
 Gejala awal muncul seperti lecet pada alat kelamin kemudian
menjadi benjolan kecil dan berair
KESEHATAN REMAJA

 Cara meningkatkan kesehatan remaja


1. Meningkatkan perilaku sehat
 Nutrisi, olahraga, menjaga keselamatan, pola
tidur yang baik
2. Menurunkan perilaku bermasalah
 Penyalahgunaan obat, kekerasan
 Perilaku seks bebas, resiko kecelakaan
KESEHATAN REMAJA
 Sebagian remaja saat ini:
 Lebih sering makan junk food
 Lebih sedikit makan buah dan sayuran
 Sedikit olahraga dan kurang aktif
 Jam biologisnya berubah: melatonin
 Kurang cukup tidur
 Pengaruh di sekolah: moody, kelelahan, tidur di
kelas, depresi, minum kopi berlebihan
KESEHATAN REMAJA
 Tingkat kematian remaja termasuk tinggi.
 Penyebab pertama dan tertinggi adalah kecelakaan lalu lintas
 Mengendarai motor dengan kecepatan tinggi, “ugal-ugalan”
dan berkendaraan saat mabuk (obat atau alkohol)
 50% meninggal pada usia 10–19 tahun
 Penyebab kedua adalah pembunuhan, khususnya di kalangan
remaja putra berkulit hitam (African America)
 Penyebab ketiga adalah bunuh diri
 6% berusia 10–14 tahun 12% berusia 15–19 tahun
KESEHATAN REMAJA
 Faktor resiko sebagai prediktor masalah kesehatan
yang dialami remaja:
 Kemiskinan
 Pengasuhan yang tidak efektif
 Memiliki orangtua yang mengalami gangguan
mental
 Modal/aset untuk perkembangan yang sehat/positif
 External: dukungan, pemberdayaan, peraturan
 Internal: komitmen, nilai, identitas yang positif,
dan kompetensi sosial
PENYALAHGUNAAN OBAT
 Alcohol
 Drinking habits begin in high school, college
 Cigarette smoking
 Begins primarily in childhood, adolescence
 Painkillers
 Alarming increased use of prescriptions
 Narcotic and addictive; abuse may be epidemic
GANGGUAN MAKAN
 Obesitas
 Biasanya terjadi pada usia 12–19
 Intervensi : Diet seimbang, olahraga, terapi perilaku
 Anorexia Nervosa
 Gangguan makan, tak kenal lelah untuk menjadi kurus melalui
kelaparan dan kekurangan; dapat menyebabkan kematian
 Karakteristik utama
 Kehilangan berat badan 85% dari berat normal
 Memiliki ketakutan yang intens terhadap penambahan berat badan
 Mengalami distorsi terhadap bentuk badan
 Dimulai pada tahun-tahun remaja
 Biasanya remaja putri
 Tidak dapat memenuhi harapan yang tinggi
 Dipengaruhi oleh industri fashion dan media
GANGGUAN MAKAN
 Bulimia Nervosa
 Gangguan makan dengan pola makan “makan dan
muntahkan”, penggunaan obat pencahar
 Seperti penderita anoreksia: sibuk dengan
makanan, takut kelebihan berat badan, depresi
atau cemas
 90% adalah perempuan
 Dimulai pada akhir masa remaja, dewasa awal
 Sekitar 70% akhirnya sembuh
PERKEMBANGAN KOGNITIF
PERKEMBANGAN KOGNITIF REMAJA
(TAHAP OPERASIONAL FORMAL)

 Lebih mampu berpikir abstrak


 Verbal problem solving
“A = B, B = C, maka A = C”
 Thingking about thought
“ Saya mulai berpikir tentang mengapa saya
berpikir tentang apa yang saya pikirkan “
PERKEMBANGAN KOGNITIF REMAJA
 Lebih mampu berpikir idealistik
 Remaja mulai berpikir mengenai karakteristik ideal
(diri sendiri maupun orang lain)
 Remaja mulai membandingkan dirinya dengan
orang lain
 Fantasy flight
 Lebih mampu berpikir logis
 Remaja telah mampu berpikir seperti ilmuwan
(hypothetical deductive reasoning)
KOGNISI SOSIAL PADA MASA
REMAJA
 Adalah bagaimana remaja mengkonsepsi dan berpikir
mengenai dunia sosial mereka (orang-orang yang
mereka lihat, hubungan mereka dengan orang-orang di
sekelilingnya, kelompok dimana remaja berpartisipasi,
dan bagaimana mereka berpikir mengenai mereka
sendiri dan orang lain.
 Meliputi : egocentrism, perspective taking, implicit
personality theory
ADOLESCENT EGOCENTRISM
 Definisi

 Kegagalan membedakan antara sudut pandang dirinya dan sudut


pandang orang lain (Piaget)
 keyakinan bahwa seperti dirinya, orang lain memiliki ketertarikan
yang sama terhadap diri mereka dan keyakinan bahwa mereka
merupakan pribadi yang unik -- terjadi karena meningkatnya
kesadaran diri remaja (Flavell).
 William Looft

 Egosentrisme tidak hanya berlaku pada remaja tetapi berlaku untuk


setiap tahap perkembangan, mulai balita sampai masa usia lanjut –
dalam bentuk yang berbeda
28
ADOLESCENT EGOCENTRISM
 Terbagi menjadi 2 tipe social thinking (David Elkind):
 Imaginary Audience
 Personal Fables
 Manifestasi 2 tipe di atas, muncul:
 Pseudostupidity
 Apparent Hypocricy

29
IMAGINARY AUDIENCE
 Definisi:
 Pemahaman remaja bahwa semua orang memperhatikan
dirinya (penampilan dan perilakunya)
 Cara berfikir yang melibatkan perilaku mencari perhatian.
 Cara berfikir yang diikuti keinginan untuk diperhatikan
dan merasa “berada di panggung.

 Efek dari Imaginary Audience


 Keinginan untuk mendapatkan privacy
 Merasa malu
 Sering mengkritik diri sekaligus mengagumi diri sendiri.
30
PERSONAL FABLES
 Definisi:
 Adalah perasaan dan keyakinan diri remaja yang berlebihan
bahwa mereka berbeda dan unik.
 Keyakinan unik: Mereka sakti madraguna (immortal); Mereka
spesial; Mereka mahluk yang beda dengan mahluk lainnya
 Dampak Perseonal Fables:
 Remaja merasa tidak ada seorangpun yang mampu memahami
perasaan mereka (saking uniknya...)
 Intensitas PF:
 Menurun saat remaja mulai mengembangkan persahabatan yang
intim -- belajar bahwa manusia memiliki karakteristik yang
sama -- sadar mereka tidak se’unik’ yang mereka pikirkan.

31
PSEUDOSTUPIDITY
 Definisi:
 Pola pikir yang mencari berbagai macam
kemungkinan yang berbeda dari yang biasa.
 Pola pikir yang mencari motif yang kompleks dari
perilaku sederhana
 Pola pikir yang meng-ilmiah-kan secara berlebihan
situasi yang tidak penting.
 Konsekuensi:
 Remaja sering terlihat ‘bodoh’ karena sebenarnya
mereka terlalu cerdas

32
APPARENT HYPOCRISY
 Definisi:
 Adalah proses berfikir di mana remaja merasa tidak
perlu mentaati aturan yang sama dengan yang ditaati
oleh masyarakat secara umum
 Penyebab:
 Personal fable
 Pemahaman konsep abstrak yang belum
komprehensif-- belum menguasai kemampuan untuk
mengaplikasikan konsep abstrak pada situasi tertentu
33
PERSPECTIVE TAKING
 Adalah kemampuan
untuk berasumsi
terhadap cara pandang
orang lain sekaligus
memahami pikiran dan
perasaann orang lain.
 Memposisikan dirinya
pada diri orang lain.
TAHAPAN PERSPECTIVE TAKING
(SELMAN)
 TAHAP 0 (3-6) :
 Anak memahami dirinya berbeda dari orang lain, tetapi ia belum
mampu membedakan perasaan dan pikirannya dengan perasaan
dan pikiran orang lain.
 TAHAP 1 (6-8) :
 Anak sudah menyadari bahwa orang lain memiliki perspektif
yang berbeda dengan dirinya.
 TAHAP 2 (8-10) :
 Anak memahami bahwa setiap orang mampu memahami
perspektif orang lain dan perspektif tersebut mempengaruhi
interaksi seseorang dengan orang lain
TAHAPAN PERSPECTIVE TAKING
(SELMAN)
 TAHAP 3 (10-12) :
 Remaja dapat menggunakan kemampuannya melihat
perspektif orang lain untuk menjalin hubungan yang
mutualisme. Remaja dapat menjadi orang ketiga yang
dapat melihat perspektif dua orang yang sedang
berinteraksi.
 TAHAP 4 (12-15) :
 Remaja memahami posisi, peran, atau pengalaman orang
lain di kelompoknya.

Anda mungkin juga menyukai