Anda di halaman 1dari 22

MEMORI DAN BELAJAR

Dosen Pengampu :

Disusun Oleh:

Ni Putu Gita Indah Cahyani (G0121097)


Mareta Ester Christiana (G0121082)
Hanum (G0116093)
Alam (G0116106)

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Berkat rahmat dan
karunianya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Memori dan Belajar” dengan
tepat waktu. Adapun tujuan makalah ini dibuat untuk pembelajaran dan melengkapi tugas kami
pada mata kuliah Psikologi Perkembangan I.

Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu, selaku dosen
pengampu mata kuliah Bioneuropsikologi. Dengan penulisan makalah ini pengetahuan kami
bertambah pada bidang yang bersangkutan. Tidak lupa juga kami juga mengucapkan terima
kasih kepada seluruh pihak yang terlibat dalam pembuatan makalah ini. Kami berharap bahwa
makalah ini juga dapat berguna dan memberikan pengetahuan pada banyak orang.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki kekurangan didalamnya. Kami
mohon maaf bila atas kesalahan-kesalahan yang terdapat dalam makalah ini. Kami juga akan
membuka diri untuk memperbaiki hal tersebut, agar kami dapat berkembang lebih baik
kedepannya.

Surakarta, 29 Oktober 2021

Kelompok 6
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ................................................................................................................

1.2. Rumusan Masalah ..........................................................................................................

1.3. Tujuan ..............................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Representasi Lokal Dari Memori……………………………………………………..

2.2. Jenis Memori…………………………………………………………………………...

2.3. Hippocampus dan Amnesia…………………………………………………………...

2.4. Jenis Amnesia…………………………………………………………………………..

2.5. Peran Otak Dalam Memori…………………………………………………………...

2.6. Berbagai Jenis Memori………………………………………………………………..

2.7. Neuroanatomi Ingatan Pengenalan…………………………………………………...

2.8. Mekanisme Sinaptik Belajar dan Ingatan……………………………………………..

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan ..................................................................................................................

3.2. Saran .............................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bukti-bukti menunjukkan bahwa setiap ingatan disimpan secara menyebar di sekujur
struktur otak yang berpartisipasi dalam pengalaman aslinya. Fisiolog Rusia Ivan Pavlov
memelopori penyelidikan apa yang sekarang kita sebut pengkondisian klasik, di mana
memasangkan dua rangsangan mengubah respons terhadap salah satunya. Kenyataan bahwa
memori merupakan konsep yang bersifat plural sudah disadari oleh pakar psikologi memori
(Dubai, Roediger, & Tulving, 2007; Tulving, 2007). Tulving misalnya menyimpulkan bahwa ada
kemungkinan jumlah memori itu sebanyak 256 jenis. Mengapa psikologi memori perlu berbicara
soal konsep memori? Tulving (2000) mengajukan tiga alasan (1) Perhatian formal dan terfokus
kepada konsep memori akan menghasilkan kejelasan konseptual dan metodologis dalam
pemikiran serta komunikasi para pakar psikologi memori. Saat ini psikologi memori dilanda
kekacauan dalam hal ini, (2) konsep merupakan unsur penting teori memori, sehingga teori yang
baik tergantung pada konsep yang baik. Pernyataan “No sound concepts no sounds theory”
mewakili alasan kedua ini, (3) alasan menyangkut kehormatan‐diri para psikolog memori.
Bagaimana kita menghormati diri kita sendiri dan bagaimana kita dapat mengharapkan ilmuwan
lain menghormati apa yang sudah kita capai jika bahasa yang kita sampaikan seringkali seperti
menara babel (penuh istilah yang kabur dan ceroboh sehingga tidak ada kesepakatan)?

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah:
1. Bagaimana representasi lokal dari memori?
2. Apa saja jenis-jenis memori?
3. Apa itu hipokampus dan amnesia?
4. Sebutkan jenis amnesia lain
5. Bagaimana peran area otak lainnya dalam memori?
6. Bagaimana neuroanatomi ingatan?
7. Bagaimana mekanisme sinaptik belajar?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui representasi lokal dari memori
2. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis memori
3. Untuk mengetahui apa itu hipokampus dan amnesia
4. Untuk mengetahui jenis-jenis amnesia
5. Untuk mengetahui peran area otak lainnya dalam memori
6. Untuk mengetahui neuroanatomi ingatan
7. Untuk mengetahui mekanisme sinaptik belajar
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. REPRESENTASI LOKAL DARI MEMORI


Fisiolog Rusia Ivan Pavlov memelopori penyelidikan apa yang sekarang kita sebut
pengkondisian klasik, di mana memasangkan dua rangsangan mengubah respons terhadap salah
satunya (Pavlov, 1927). Eksperimen memulai dengan menyajikan stimulus terkondisi atau
conditioned stimulus (CS), yang awalnya tidak menimbulkan respons catatan, dan kemudian
menyajikan stimulus tanpa syarat atau the unconditioned stimulus (UCS), yang secara otomatis
memunculkan respon tanpa syarat unconditional response (UCR). Setelah beberapa pasangan CS
dan UCS (mungkin hanya satu atau dua, mungkin banyak), individu mulai membuat respons
baru yang dipelajari terhadap CS, yang disebut respon terkondisi atau conditioned response
(CR). Dalam eksperimen aslinya, Pavlov menghadirkan seekor anjing dengan suara (CS) diikuti
oleh daging (UCS), yang merangsang anjing untuk mengeluarkan air liur (UCR). Setelah banyak
seperti itu berpasangan, suara saja (CS) merangsang anjing untuk mengeluarkan air liur (CR).
Dalam kasus itu dan banyak lainnya, CR menyerupai UCR, tetapi dalam beberapa kasus, tidak.
Misalnya, jika seekor tikus mengalami CS yang dipasangkan dengan kejutan, kejutan itu
menimbulkan teriakan dan lompatan, tetapi CS menimbulkan respons yang membeku
Di dalam pengkondisian operan, respons individu mengarah pada penguatan atau
hukuman. Penguat adalah setiap peristiwa yang meningkatkan probabilitas respons di masa
depan. Hukuman adalah peristiwa yang menekan frekuensi respons. Misalnya, ketika seekor
tikus memasuki salah satu lengan labirin dan menemukan sereal Froot Loops (penguat kuat
untuk tikus), kemungkinannya memasuki lengan itu lagi meningkat. Jika menerima kejutan
sebagai gantinya, kemungkinannya berkurang. Perbedaan utama antara pengkondisian klasik dan
operan adalah bahwa dalam pengkondisian operan, response individu menentukan hasil (penguat
atau hukuman), sedangkan dalam pengkondisian klasik CS dan UCS terjadi pada waktu-waktu
tertentu terlepas dari perilaku individu. (Namun, perilaku ini berguna dalam mengantisipasi efek
UCS.)
Beberapa kasus pembelajaran sulit untuk diberi label sebagai klasik atau operan.
Misalnya, setelah burung penyanyi jantan mendengar nyanyian spesiesnya sendiri selama
beberapa bulan pertama, ia menirunya pada tahun berikutnya. Lagu yang didengarnya tidak
dipasangkan dengan stimulus lain, seperti dalam pengkondisian klasik. Dia mempelajari lagu itu
tanpa penguatan atau hukuman, jadi kita juga tidak bisa menyebutnya pengkondisian operan.
Artinya, hewan memiliki metode belajar khusus selain pengkondisian klasik dan operan. Juga,
cara hewan (termasuk manusia) belajar bervariasi dari satu situasi ke situasi lainnya. Misalnya,
dalam kebanyakan situasi, pembelajaran hanya terjadi jika CS dan UCS, atau respons dan
penguat, terjadi berdekatan pada waktunya. Tetapi jika Anda makan sesuatu, terutama sesuatu
yang tidak dikenal, dan kemudian jatuh sakit, Anda belajar keengganan yang kuat terhadap rasa
makanan itu.
Pencarian Lashley untuk Engram

Pavlov mengusulkan bahwa pengkondisian klasik mencerminkan hubungan yang


diperkuat antara pusat CS dan pusat UCS di otak. Koneksi yang diperkuat itu memungkinkan
setiap eksitasi dari pusat CS mengalir ke pusat UCS, membangkitkan ketidakkonsistenan. respon
yang ditentukan (Gambar 13.2). Karl Lashley berangkat untuk menguji hipotesis ini. Lashley
sedang mencari bahasa inggris—representasi fisik dari apa yang telah dipelajari. (Hubungan
antara dua area otak akan menjadi contoh yang mungkin dari engram. Lashley beralasan bahwa
jika pembelajaran bergantung pada koneksi baru atau yang diperkuat antara dua area otak, pisau
yang terpotong di suatu tempat di otak harus mengganggu koneksi itu dan menghapus respons
yang dipelajari. Dia melatih tikus di labirin dan tugas diskriminasi kecerahan dan kemudian
melakukan pemotongan yang dalam berbagai lokasi di korteks serebral mereka (Lashley, 1929,
1950)

Lashley juga menguji apakah bagian dari korteks serebral lebih penting daripada yang
lain untuk belajar. Dia melatih tikus di labirin sebelum atau setelah dia membuang sebagian
besar korteks. Lesi mengganggu kinerja, tetapi jumlah keterbelakangan lebih bergantung pada
jumlah kerusakan otak daripada lokasinya. Belajar dan memori ternyata tidak bergantung pada
satu area kortikal. Oleh karena itu Lashley mengusulkan dua prinsip tentang sistem saraf:

1. Equipotential: semua bagian korteks berkontribusi sama pada perilaku kompleks


seperti belajar, dan setiap bagian korteks dapat menggantikan bagian lainnya.
2. Aksi massal: korteks bekerja secara keseluruhan, dan lebih banyak korteks lebih
baik.

Pembelajaran labirin dan pembelajaran diskriminasi visual adalah tugas yang kompleks. Seekor
tikus menemukan jalannya ke makanan memperhatikan rangsangan visual dan taktil, lokasi
tubuhnya, posisi kepala, dan isyarat lain yang tersedia. Pembelajaran bergantung pada banyak
area kortikal, tetapi area yang berbeda dapat berkontribusi dengan cara yang berbeda. Akhirnya,
para peneliti menemukan bahwa kesimpulan Lashley mencerminkan dua asumsi yang tidak
perlu: (a) bahwa korteks serebral adalah tempat terbaik atau satu-satunya untuk mencari engram
dan (b) bahwa semua jenis memori secara fisiologis sama. Seperti yang akan kita lihat, peneliti
yang membuang asumsi ini mencapai kesimpulan yang berbeda.

Pencarian Modern untuk Engram

Richard F. Thompson dan rekan-rekannya menggunakan tugas yang lebih sederhana


daripada tugas Lashley dan mencari engram memori bukan di korteks serebral tetapi di
serebelum. Thompson dan rekan mempelajari pengkondisian klasik respons kelopak mata pada
kelinci. Mereka pertama-tama menunjukkan nada (CS) dan kemudian embusan udara (UCS) ke
kornea mata kelinci. Pada awalnya, seekor kelinci mengedipkan mata pada airpuff tetapi tidak
pada nadanya. Setelah pasangan berulang, pengkondisian klasik terjadi dan kelinci mengedipkan
nada juga. Peneliti mencatat aktivitas di berbagai sel otak untuk menentukan mana yang
mengubah respons mereka selama pembelajaran. Thompson berangkat untuk menentukan lokasi
pembelajaran. Bayangkan urutan area otak dari reseptor sensorik ke neuron motorik yang
mengendalikan otot:

Jika kita merusak salah satu dari area tersebut, pembelajaran akan terganggu, tetapi kita tidak
dapat memastikan bahwa pembelajaran terjadi di area yang rusak. Misalnya, jika pembelajaran
terjadi di area D, kerusakan di C akan mencegah pembelajaran dengan menghalangi input ke D.
Kerusakan pada E akan menghalangi pembelajaran dengan menghalangi keluaran dari D.
Namun, Thompson dan rekan beralasan sebagai berikut: Misalkan pembelajaran terjadi di D.
Jika demikian, maka D harus aktif pada saat pembelajaran, dan begitu juga semua area yang
mengarah ke D (A, B, dan C). Namun, pembelajaran tidak memerlukan area E dan seterusnya.
Jika area E diblokir, tidak ada yang akan menyampaikan informasi ke otot, jadi kita tidak akan
melihat respons, tetapi pembelajaran tetap dapat terjadi.

Thompson mengidentifikasi satu nukleus otak kecil, nucleus interpositus lateral (LIP),
sebagai penting untuk belajar. Pada awal pelatihan, sel-sel tersebut menunjukkan sedikit respons
terhadap nada, tetapi saat pembelajaran berlangsung, response mereka meningkat (RF
Thompson, 1986). Jika peneliti untuk sementara menekan inti kelinci yang tidak terlatih, baik
dengan mendinginkan inti atau dengan menyuntikkan obat ke dalamnya, dan kemudian
mempresentasikan CS dan UCS, kelinci tidak menunjukkan respons selama pelatihan. Kemudian
mereka menunggu LIP pulih dan melanjutkan pelatihan. Pada saat itu, kelinci mulai belajar,
tetapi ia belajar pada kecepatan yang sama dengan hewan yang tidak menerima pelatihan
sebelumnya. Terbukti, selama LIP ditekan, pelatihan tidak berpengaruh. Tetapi apakah
pembelajaran benar-benar terjadi di dalam LIP, atau apakah area ini hanya menyampaikan
informasi ke area selanjutnya di mana pembelajaran terjadi? Dalam percobaan berikutnya,
peneliti menekan aktivitas di nukleus merah, area motorik otak tengah yang menerima masukan
dari otak kecil. Ketika inti merah ditekan, kelinci kembali tidak menunjukkan respon selama
pelatihan. Namun, segera setelah nukleus merah pulih dari pendinginan atau obat-obatan, kelinci
menunjukkan respons belajar yang kuat terhadap nada (RE Clark & Lavond, 1993; Krupa,
Thompson, & Thompson, 1993). Dengan kata lain, menekan inti merah untuk sementara
mencegah respons tetapi tidak mencegah pembelajaran. Artinya, belajar tidak bergantung pada
inti merah atau area apa pun setelahnya. Oleh karena itu, peneliti menyimpulkan bahwa
pembelajaran terjadi di LIP.
2.2. JENIS MEMORI
Psikolog membedakan antara belajar dan memori. Jika tidak ada yang lain, peneliti
pembelajaran dan peneliti memori menggunakan metode yang berbeda. Sebagian besar peneliti
pembelajaran fokus pada pengkondisian klasik atau operan, menggunakan hewan laboratorium.
Peneliti memori meminta orang untuk menggambarkan peristiwa dalam kata-kata. Pada
kenyataannya, perbedaannya bersifat arbitrer, karena Anda tidak dapat mempelajari sesuatu
tanpa mengingatnya, dan Anda tidak dapat mengingat sesuatu tanpa mempelajarinya. Namun
demikian, terlepas dari apakah kita menggunakan istilah itu sedang belajar atau Penyimpanan,
kita perlu menarik perbedaan di antara berbagai jenis. Beberapa dekade yang lalu, psikolog
diharapkan menemukan hukum belajar atau hukum memori yang akan berlaku untuk semua
situasi. Secara bertahap, mereka menjadi sadar akan perbedaan penting antara berbagai jenis
pembelajaran dan memori. Para peneliti terus mengeksplorasi dengan tepat apa perbedaan
terbaik untuk ditarik, dan studi tentang kerusakan otak memberikan kontribusi penting untuk
pencarian ini.

Memori Jangka Pendek dan Jangka Panjang


Donald Hebb (1949) beralasan bahwa tidak ada satu mekanisme yang dapat menjelaskan
semua fenomena belajar. Kami membentuk kenangan dengan cepat, dan beberapa kenangan
bertahan seumur hidup. Hebb tidak bisa membayangkan proses kimia yang terjadi cukup cepat
untuk menjelaskan memori langsung namun tetap cukup stabil untuk menyediakan memori
permanen. Karena itu dia membedakan antara ingatan jangka pendek peristiwa yang baru saja
terjadi dan ingatan jangka panjang peristiwa dari jauh ke belakang. Beberapa jenis bukti
mendukung perbedaan ini:
Memori jangka pendek dan memori jangka panjang berbeda dalam kapasitasnya. Jika
Anda mendengar serangkaian angka atau huruf, seperti DZLAUV, Anda mungkin dapat
mengulangi tidak lebih dari sekitar tujuh di antaranya, dan dengan jenis bahan lain, maksimum
Anda bahkan lebih sedikit. Memori jangka panjang memiliki kapasitas yang luas dan sulit
diperkirakan.
Ingatan jangka pendek memudar dengan cepat kecuali Anda melatihnya. Misalnya, jika
Anda membaca urutan huruf DZLAUV dan kemudian ada sesuatu yang mengalihkan perhatian
Anda, peluang Anda untuk mengulangi huruf tersebut menurun dengan cepat selama sekitar 20
detik (Peterson & Peterson, 1959). Anda dapat mengingat kenangan jangka panjang yang belum
pernah Anda pikirkan selama bertahun-tahun
Dengan memori jangka pendek, begitu Anda melupakan sesuatu, itu hilang. Dengan
memori jangka panjang, petunjuk mungkin membantu Anda merekonstruksi sesuatu yang Anda
pikir telah Anda lupakan. Misalnya, coba sebutkan semua guru sekolah menengah Anda. Setelah
Anda menyebutkan semua yang Anda bisa, Anda dapat menyebutkan lebih banyak lagi jika
seseorang menunjukkan foto dan memberi tahu Anda inisial guru.
Berdasarkan perbedaan ini, peneliti mengusulkan bahwa semua informasi awalnya
memasuki penyimpanan jangka pendek, di mana ia tinggal sampai otak punya waktu untuk
mengkonsolidasikan itu ke dalam memori jangka panjang. Jika ada yang mengganggu latihan
sebelum konsolidasi berlangsung, informasi itu hilang begitu saja.

Memori Kerja

Studi selanjutnya melemahkan perbedaan antara memori jangka pendek dan jangka
panjang. Misalnya, sebagian besar penelitian yang menunjukkan hilangnya ingatan jangka
pendek yang tidak dilatih dengan cepat berhubungan dengan materi yang tidak berarti, seperti
rangkaian huruf atau angka. Anda menyimpan banyak kenangan selama berjam-jam atau
berhari-hari tanpa latihan terus-menerus—seperti di mana Anda berencana bertemu seseorang
untuk makan siang, di mana Anda memarkir mobil, atau kapan janji temu dengan dokter gigi
Anda berikutnya. Selanjutnya, waktu yang dibutuhkan untuk konsolidasi sangat bervariasi. Anda
tahu ini dari pengalaman Anda sendiri. Jika seseorang memberitahu Anda sesuatu yang Anda
anggap menarik, tentang topik yang sudah Anda ketahui dengan baik, Anda mempelajarinya
dengan cepat dan mengingatnya dengan baik. Jika Anda mendengar sesuatu tentang topik yang
tidak Anda kenal, mengingatnya jauh lebih sulit. Hal yang sama berlaku untuk hewan
laboratorium: Jika mereka memiliki banyak pelatihan dari jenis tertentu, mengingat materi baru
dari jenis yang sama mudah dan membutuhkan sedikit latihan (Tse et al., 2007). Sebagai
alternatif dari konsep memori jangka pendek, AD Baddeley dan GJ Hitch (1974, 1994)
memperkenalkan istilah memori kerja untuk menekankan bahwa penyimpanan sementara
bukanlah stasiun pada rute ke memori jangka panjang tetapi cara kita menyimpan informasi saat
kita bekerja dengannya. Tes umum dari memori kerja adalah tugas respon tertunda, yang
membutuhkan respons terhadap sesuatu yang Anda lihat atau dengar beberapa saat yang lalu.
Misalnya, bayangkan sebuah cahaya bersinar di atas salah satu dari beberapa pintu. Lampu
padam, Anda menunggu beberapa detik, dan sekarang Anda harus pergi ke pintu tempat Anda
melihat cahaya. Penundaan dapat ditingkatkan atau dikurangi untuk menguji batas Anda. Tugas
ini dapat dimodifikasi untuk digunakan dengan bukan manusia dan juga manusia. Selama
penundaan, pelajar harus menyimpan representasi stimulus, dan banyak penelitian menunjuk ke
korteks prefrontal sebagai lokasi utama untuk penyimpanan ini (Kikuchi-Yorioka & Sawaguchi,
2000; Klingberg, Forssberg, & Westerberg, 2002; Leung, Gore, & Goldman[1]Rakic, 2002;
Sakai, Rowe, & Passingham, 2002). Awalnya, para peneliti berasumsi bahwa sel-sel menyimpan
informasi dengan potensial aksi berulang. Namun, potensial aksi mengkonsumsi banyak energi.
Otak mungkin menggunakan beberapa cara yang lebih ekonomis untuk merepresentasikan
informasi sementara, seperti peningkatan kadar kalsium, yang akan mempotensiasi respons di
kemudian hari, ketika saatnya tiba (Mongillo, Barak, & Tsodyks, 2008). Banyak orang tua
memiliki gangguan memori kerja, mungkin karena perubahan pada korteks prefrontal. Studi
pada monyet tua menemukan penurunan jumlah neuron dan jumlah input di bagian tertentu dari
korteks prefrontal (DE Smith, Rapp, McKay, Roberts, & Tuszynski, 2004). Manusia yang lebih
tua yang menunjukkan penurunan memori menunjukkan aktivitas yang menurun di korteks
prefrontal, sedangkan mereka yang memiliki memori utuh menunjukkan lebih besar aktivitas
dibandingkan orang dewasa muda (AC Rosen et al., 2002; Rossi et al., 2004). Agaknya,
peningkatan aktivitas berarti bahwa korteks prefrontal bekerja lebih keras pada orang dewasa
yang lebih tua ini untuk mengkompensasi gangguan di tempat lain di otak. Selanjutnya, obat
stimulan yang meningkatkan aktivitas di korteks prefrontal menghasilkan perbaikan jangka
panjang dalam memori monyet tua (Castner & Goldman-Rakic, 2004). Perawatan tersebut
mungkin memiliki potensi untuk mengobati orang dengan gagal memori

2.3. HIPPOCAMPUS DAN AMNESIA

Amnesia adalah kehilangan memori. Satu pasien makan siang dan, 20 menit kemudian,
makan siang kedua, tampaknya lupa makan pertama. 20 menit kemudian, dia mulai makan siang
ketiga dan makan sebagian besar. Beberapa menit kemudian, dia berkata ingin “jalan-jalan dan
makan enak” (Rozin, Dow, Moscovitch, & Rajaram, 1998). Namun, bahkan dalam kasus yang
parah seperti ini, tidak ada yang kehilangan semua jenis memori secara merata. Pasien ini masih
ingat bagaimana makan dengan pisau dan garpu, misalnya, meskipun dia tidak ingat apa yang dia
makan atau kapan. Studi tentang amnesia membantu memperjelas perbedaan di antara berbagai
jenis memori dan memungkinkan kita untuk mengeksplorasi mekanisme memori.

Orang Dengan Kerusakan Hipokampus

Pada tahun 1953, seorang pria yang dikenal sebagai HM menderita sekitar 10 serangan epilepsi
ringan per hari dan kejang besar sekitar sekali seminggu, meskipun mencoba setiap obat
antiepilepsi yang tersedia. Akhirnya, dia dan ahli bedah sarafnya mempertimbangkan tindakan
putus asa. Karena bukti yang menunjukkan bahwa epilepsi kadang-kadang berasal dari
hipokampus, ahli bedah saraf mengeluarkannya dari kedua belahan otak, serta sebagian besar
amigdala dan struktur terdekat lainnya di korteks temporal. Para peneliti hampir tidak tahu
apa-apa tentang hippocampus pada saat itu, dan tidak ada yang tahu apa yang diharapkan setelah
operasi. Kita sekarang tahu bahwa berbagai bagian hipokampus aktif selama pembentukan
ingatan dan ingatan kemudian (Eldridge, Engel, Zeineh, Bookheimer, & Knowlton, 2005).
Meskipun operasi mengurangi epilepsi HM menjadi tidak lebih dari dua kejang besar per tahun,
dia hampir pasti lebih suka tetap menderita epilepsy

Amnesia Anterograde dan Retrograde


Setelah operasi, kecerdasan dan kemampuan bahasa HM tetap utuh, dan kepribadiannya tetap
sama kecuali ketenangan emosional, mungkin terkait dengan kerusakan amigdala (Eichenbaum,
2002). Misalnya, dia jarang mengeluh (bahkan tentang rasa sakit) atau meminta apa pun (bahkan
makanan). Namun, dia sangat menderita amnesia anterograde (ketidakmampuan untuk
membentuk ingatan untuk peristiwa yang terjadi setelah kerusakan otak). Dia juga menderita
amnesia mundur (kehilangan memori untuk peristiwa yang terjadi sebelum kerusakan otak).
Awalnya, para peneliti mengatakan amnesia retrograde-nya terbatas pada 1 hingga 3 tahun
sebelum operasi. Kemudian, mereka menemukan itu lebih luas. HM mewakili banyak orang
yang menderita amnesia setelah kerusakan pada hipokampus dan struktur sekitarnya, yang
bersama-sama membentuk lobus temporal medial. Semua menunjukkan amnesia anterograde dan
retrograde, dengan amnesia retrograde yang paling parah selama beberapa tahun terakhir
sebelum kerusakan. Misalnya, pasien amnesia biasanya dapat mengetahui di mana mereka
tinggal sebagai seorang anak dan di mana mereka tinggal sebagai remaja tetapi mungkin tidak
dapat mengatakan di mana mereka tinggal 3 tahun yang lalu (Bayley, Hopkins, & Squire, 2006).

Memori Jangka Pendek Utuh


Meskipun HM sangat kekurangan dalam membentuk ingatan jangka panjang, ingatan jangka
pendek atau ingatan kerjanya tetap utuh. Dalam satu tes, Brenda Milner (1959) memintanya
untuk mengingat angka 584. Setelah penundaan 15 menit tanpa gangguan, dia mengingatnya
dengan benar, menjelaskan, “Itu mudah. Anda hanya ingat 8. Anda lihat, 5, 8, dan 4 dijumlahkan
dengan 17. Anda ingat 8, kurang dari 17, dan hasilnya menjadi 9. Bagilah 9 menjadi dua dan
Anda mendapatkan 5 dan 4, dan jadilah, 584. Mudah." Sesaat kemudian, setelah perhatiannya
beralih ke topik lain, dia lupa nomor dan rumitnya garis pemikiran yang dia kaitkan dengannya.
Sebagian besar pasien lain dengan amnesia berat juga menunjukkan memori jangka pendek atau
memori kerja yang normal (Shrager, Levy, Hopkins, & Squire, 2008).

Penyimpanan Memori Jangka Panjang Terganggu


HM bisa membaca majalah berulang kali tanpa kehilangan minat. Kadang-kadang, dia
memberitahu seseorang tentang kejadian masa kecil dan kemudian, satu atau dua menit
kemudian, menceritakan kembali cerita yang sama kepada orang yang sama (Eichenbaum,
2002). Pada tahun 1980, ia pindah ke panti jompo. Empat tahun kemudian, dia tidak bisa
mengatakan di mana dia tinggal atau siapa yang merawatnya. Meskipun dia menonton berita di
televisi setiap malam, dia hanya mengingat beberapa penggalan peristiwa sejak tahun 1953.
Selama bertahun[1]tahun, banyak kata baru telah memasuki bahasa Inggris, seperti jacuzzi dan
granola. HM tidak dapat mendefinisikan mereka dan memperlakukan mereka sebagai omong
kosong (Corkin, 2002). Selama beberapa tahun setelah operasi, setiap kali ditanya usia dan
tanggalnya, dia menjawab “27” dan “1953.” Setelah beberapa tahun, ia mulai menebak-nebak
dengan liar, umumnya meremehkan usianya 10 tahun atau lebih dan melewatkan tanggal
sebanyak 43 tahun (Corkin, 1984). Anda mungkin bertanya-tanya apakah dia terkejut dengan
penampilannya sendiri di cermin atau foto. Iya dan tidak. Ketika ditanya usianya atau apakah
rambutnya telah memutih, dia menjawab bahwa dia tidak tahu. Ketika diperlihatkan foto dirinya
bersama ibunya, diambil lama setelah operasinya, dia mengenali ibunya tetapi tidak dirinya
sendiri. Namun, ketika dia melihat dirinya di cermin, dia tidak menunjukkan kejutan (Corkin,
2002). Dia, tentu saja, melihat dirinya sendiri setiap hari di cermin selama bertahun-tahun. Ia
juga memiliki konteks mengetahui bahwa orang yang ada di cermin itu pasti dirinya sendiri,
sedangkan orang yang ada di foto itu bisa siapa saja. HM telah membentuk beberapa ingatan
semantik (faktual) yang lemah untuk informasi yang dia temui berulang kali (Corkin, 2002).
Misalnya, meskipun dia tidak mengenali wajah orang-orang yang menjadi terkenal setelah tahun
1953, dia telah mempelajari nama[1]nama orang yang ada di berita berulang kali, tetapi hanya
jika dia diberi petunjuk yang substansial (O'Kane, Kensinger, & Corkin , 2004). Ketika dia diberi
nama depan dan diminta untuk mengisi nama belakang yang sesuai, jawabannya termasuk
beberapa yang menjadi terkenal setelah tahun 1953, seperti ini:
Nama depan yang diberikan Jawaban H.M

Elvis Presley

Martin Luther King

Billy Graham

Fidel Castro

Lyndon Johnson

Artis terkenal, lahir di spanyol …… Pablo (Jawaban H.M Picasso)

Implisit Lebih Baik Daripada Memory Eksplisit


HM dan hampir semua pasien lain dengan amnesia menunjukkan hasil yang lebih baik implisit
dibandingkan eksplisit Penyimpanan.Memori eksplisit adalah penarikan kembali informasi yang
disengaja yang dikenali seseorang sebagai kenangan. Itu diuji dengan pertanyaan[1]pertanyaan
seperti: “Apa novel terakhir yang kamu baca?” dan “Apa yang kamu makan untuk makan malam
tadi malam?”Memori implisit adalah pengaruh pengalaman baru-baru ini pada perilaku, bahkan
jika seseorang tidak mengenali pengaruh itu. Misalnya, Anda mungkin berbicara dengan
seseorang tentang olahraga sementara orang lain di sekitar Anda sedang mengobrol tentang film
terbaru. Jika ditanya, Anda tidak bisa mengatakan apa yang orang lain bicarakan, tetapi tiba-tiba,
Anda berkomentar tanpa alasan yang jelas, “Saya ingin tahu apa yang ada di bioskop?” Untuk
mengalami memori implisit, cobalah latihan Online Coba Sendiri “Kenangan Implisit.” Berikut
adalah contoh lain dari memori implisit: Pernahkah Anda memainkan video game Tetris? Di
Tetris, bentuk geometris seperti dan jatuh dari atas, dan pemain harus bergerak dan putar untuk
mengisi ruang yang tersedia di bagian bawah layar. Orang normal meningkatkan keterampilan
mereka selama beberapa jam dan dapat menjelaskan permainan dan strateginya. Setelah
memainkan jumlah jam yang sama, pasien dengan amnesia tidak dapat menggambarkan
permainan tersebut dan mengatakan bahwa mereka tidak ingat memainkannya. Namun demikian,
mereka meningkat—sedikit. Selain itu, ketika mereka akan tertidur, mereka melaporkan melihat
gambar tumpukan kecil balok yang jatuh dan berputar (Stickgold, Malia, Maguire, Roddenberry,
& O'Connor, 2000). Mereka bingung dan bertanya[1]tanya apa arti gambar-gambar ini! Contoh
lain dari memori implisit: Sebagai percobaan, tiga pekerja rumah sakit setuju untuk bertindak
dengan cara khusus terhadap pasien amnesia. Salah satunya senyaman mungkin. Yang kedua
adalah netral. Yang ketiga keras, menolak semua permintaan, dan membuat pasien melakukan
tugas yang membosankan. Setelah 5 hari, pasien diminta untuk melihat foto ketiga pekerja
tersebut dan mencoba mengidentifikasi mereka atau mengatakan apa pun yang dia ketahui
tentang mereka. Dia mengatakan dia tidak mengenali salah satu dari mereka. Kemudian dia
ditanya yang mana yang akan dia dekati sebagai teman yang mungkin atau yang mana yang akan
dia meminta bantuan. Dia ditanyai pertanyaan ini berulang kali—mungkin untuk bertanya
berulang kali karena dia tidak pernah ingat pernah ditanya sebelumnya—dan dia biasanya
memilih foto orang yang “ramah” dan tidak pernah memilih orang yang “tidak ramah” meskipun
faktanya orang yang tidak ramah itu adalah seorang wanita cantik, tersenyum di foto (Tranel &
Damasio, 1993). Dia tidak bisa mengatakan mengapa dia tidak menyukainya

Singkatnya, HM dan pasien serupa dengan amnesia memiliki:

● Memori jangka pendek atau memori kerja normal


● Amnesia anterograde parah untuk memori deklaratif yaitu, kesulitan membentuk memori
deklaratif baru
● Dalam banyak kasus, kehilangan memori episodik yang parah
● Lebih baik implisit daripada memori eksplisit

2.4.JENIS AMNESIA LAINNYA


1. Amnesia Sindroma Korsakoff
Sindroma korsakoff adalah gangguan ingatan yang sering terjadi pada
konsumen alkohol dalam jumlah besar. Umumnya konsumen alkohol berjumlah
besar mengalami defisiensi tiamin, yang mana tiamin ini dibutuhkan otak untuk
memecah glukosa. Sindrom korsakoff tahap lanjut ditanmdai dengan masalah
sensori dan motorik, konfusi ekstrem, perubahan kepribadian, dan risiko kematian
akibat gangguan hati, gastrointestinal, atau jantung. Umumnya pada penderita
ditemukan lesi pada diensefalon medial dan kerusakan menyebar pada beberaoa
struktur orak terutama neokorteks, hipokampus, dan serebelum.
Selama tahap awal adanya sindrom ini, amnesia anterograd untuk ingatan
episodik eksplisit yang paling menonjol. Kemudian pada tahap lanjut, amnesia
retrograd berat dapat meluas hingga kembali ke masa kanak juga berkembang.
Gejala khas sindrom ini adalah konfabulasi yaitu pasien mengisi celah
memori dengan teka teki. Mereka jarang mengonfabulasi tentang pertanyaan
semantik dan cenderung mengonfabulasi pertanyaan tentang kehidupan mereka
sendiri.
Seperti yang sudah disebutkan, kerusakan otak karena sindrom ini
menyebar maka tidak mudah untuk mengidentifikasi porsi yang secara spesifik
bertanggungjawab atas amnesia ini
2. Amnesia Penyakit Alzheimer
Tanpa pertama adanya penyakit Alzheimer adalah kemunduran ingatan
ringan. Gangguan ini bersifat progresif. Dimana yang awalnya ringan hingga
menjadi sangat berat sehingga penderita tidak mampu melakukan ingatan yang
sederhana misalnya mengenali pasangan, bahkan melakukan hal yang sederhana
seperti makan, berbicara, mengontrol buang air besar, dan sebagainya.
Untuk memahami basis neural amnesia Alzheimer ini difokuskan pada
pasien Alzheimer predemensia. Defisit pada penderita jenis ini selain defisit
anterograd dan retrograd berat, sering menunjukkan berbagai defisit dalam
ingatan jangka pendek dan di beberapa tipe ingatan implisit. Ingatan implisit
untuk materi ingatan implisit untuk belajar sensorimotor tidak.
Para peneliti menemukan bahwa penderita down hampir selalu menjadi
penderita Alzheimer jika mereka bertahan hingga usia pertengahan. Peneliti juga
menemukan dua gen yang terkait dengan kemunculan Alzheimer dini. Gen yang
mengendalikan awal penyakit Alzheimer menyebabkan protein yang disebut
amiloid-β terakumulasi di dalam dan di luar neuron dan menyebar dari sel ke sel.
Protein itu merusak akson dan dendrit, menurunkan input sinaptik, dan
mengurangi plastisitas.
Kesulitan utama yang dihadapi dalam mempelajari kehilangan memori
terkait Alzheimer ini adalah kehilangan memori merupakan penyakit penuaan
yang bahkan pada manusia lanjut usia yang sehat sekalipun, tetap memperlihatkan
kehilangan neural dan ingatan yang substansial. Namun pola degenerasi otak pada
orang usia lanjut penderita Alzheimer dengan yang sehat tetap berbeda.
3. Amnesia Pasca-Konvulsi
Amnesia yang tidak memenetrasi disebut posttraumatic amnesia (PTA).
Para korban konkusi biasanya akan di tes untuk mengungkap bahwa
pasien mengalami amnesia retrograd permanen untuk peristiwa yang
menyebabkan benturan dan amnesia anterograd permanen untuk banyak kejadian
yang terjadi setelah periode konfusi.
Defisit ingatan anterograd yang mengikuti cedera kepala nonpenetrasi
sering membingungkan orang yang berbicara dengan pasien selama periode
konfusi karena ingatan jangka pendeknya normal tetapi terkadang sama sekali
tidak ingat isi percakapannya.
Durasi periode konfusi dan amnesia anterograd biasanya lebih lama
dibandingkan periode koma yang biasanya lebih lama dibandingkan periode
amnesia retrograd. Ingatan yang kadang masih bertahan untuk kejadian tertentu
yang terjadi selama periode yang sama dimana banyajk kejadian terhapus dari
ingatan.
4. Amnesia bayi
Pada masa kanak awal, anak dapat dengan akurat menggambarkan
peristiwa yang terjadi hingga beberapa tahun lalu. Namun seiring bertambahnya
usia, mereka akan melupakan sebagian peristiwa awal tersebut. Banyak penelitian
untuk mengungkapkan hal ini baik dengan menggunakan tikus maupun marmut.
Namun kita harus berhati-hati dalam mengasumsikan bahwa mekanisme pada
tikus sama dengan manusia. Hingga saat ini, penjelasan yang masuk akal adalah
amnesia bayi terjadi karena pembelajaran cepat pada anak usia dini menggantikan
memori yang terbentuk selama masa bayi.

2.5. PERAN AREA OTAK DALAM MEMORI


Bukti-bukti menunjukkan bahwa setiap ingatan disimpan secara menyebar di
sekujur struktur otak yang berpartisipasi dalam pengalaman aslinya. Pada sebuah
penelitian yang melibatkan dua pasien dengan kerusakan lobus parietal. Penelitian ioni
menunjukkan bahwa pada orang dengan kerusakan lobus parietal proses mengaitkan satu
bagian dengan bagian lainnya terganggu. Orang dengan kerusakan pada korteks temporal
anterior menderita demensia semantik kehilangan memori semantik. Korteks temporal
anterior ini menyimpan beberapa informasi semantik dan berfungsi sebagai pusat untuk
berkomunikasi dengan area otak lain untuk menyatukan konsep lengkap. Terdapat lima
daerah otak yang berimplikasi dalam penyimpanan ingatan yaitu:
1. Korteks inferotemporal terlibat dalam persepsi visual tentang berbagai objek
sehingga diduga berpartisipasi dalam penyimpanan ingatan tentang pola visual
bersama dengan korteks peririnal. Pada sebuah penelitian dimana respon neuron
korteks inferotemporal dan korteks peririnal direkam pada saat kera mempelajari
hubungan antara dua objek gambar visual yang berpasangan. Ketika sebuah
pasangan disuguhkan respon pertama di neuron inferotemporal dan kemudian
peririnal. Ketika kera dituntut mengingat pasangan itu, aktivitas neuron yang
terekam adalah neuron peririnal kemudian neuron inferotemporal. Pola aktivitas
terbalik ini merefleksikan pengambilan kembali ingatan visual dari korteks
inferotempora
2. Amigdala merupakan salah satu struktur yang berperan dalam ingatan untuk
pengalaman yang memiliki signifikansi emosional. Pada pasien yang mengalami
kerusakan bilateral pada amigdala tidak dapat memperole respons terkejut otonom
terkondisi terhadap berbagai stimuli visual atau auditori tetapi memiliki ingatan
eksplisit yang baik untuk stimulu tersebut.
3. Korteks prefrontal adalah sebuah struktur besar yang terdiri dari banyak daerah
yang masing-masing khas secara anatomis, memiliki koneksi yang berbeda, dan
diduga memiliki fungsi yang berbeda. Lokasi kerusakan prefrontal seringkali
tidak ditetapkan secara akurat. Pasien dengan lesi prefrontal besar seringkali
memperlihatkan defisit dalam ingatan untuk urutan temporal berbagai kejadian,
bahkan bila mereka dapat mengingat kembali kejadian itu sendiri. Pada pasien
juga terdapat defisit dalam working memory atau kemampuan untuk
mempertahankan ingatan yang relevan selama sebuah tugas sedang dikerjakan.
Defisit yang dialami oleh penderita lesi prefrontal besar ini menyebabkan
penderita kesulitan mengerjakan tugas yang melibatkan serangkaian respons
4. Serebelum diduga berpartisipasi dalam penyimpanan ingatan tentang
keterampilan sensorimotor yang dipelajari, melalui berbagai mekanisme
neuroplastik.
5. Striatum diduga menyimpan ingatan untuk hubungan yang konsisten antara
stimulus dan respons tipe ingatan yang berkembang secara inkremental setelah
banyak percobaan.

2.6. BERBAGAI JENIS MEMORI


1. Memori jangka pendek dan jangka panjang
Menurut Donald Hebb, terdapat perbedaan antara memori jangka pendek
(memori dari peristiwa yang baru terjadi), dan memori jangka panjang (memori
dari peristiwa yang sudah terjadi di masa lalu). Bukti dari gagasannya ini adalah:
● Memori jangka panjang dan jangka pendek memiliki kapasitas yang
berbeda. Manusia dapat menyimpan sejumlah besar informasi dalam
memori jangka panjang
● Memori jangka pendek membutuhkan latihan. Namun untuk memori
jangka panjang dapat direkontruksi selama bertahun-tahun meskipun tidak
100% akurat
● Jika menggunakan memori jangka pendek, maka memori akan
menghilang sepenuhnya. Namun pada memori jangka panjang, jika kita
melupakan sesuatu, maka akan ada petunjuk yang mungkin bisa
membantu merekontruksi hal yang telah dilupakan.
Hebb menyarankan agar menyimpan memori jangka pendek dengan sirkuit gema
serta menyimpan memori sesuatu dalam memori jangka pendek untuk periode
yang cukup lama. Durasi yang lama ini memungkinkan untuk memperkuat ke
dalam memori jangka panjang dan membangun sinapsis baru.
Memori yang signifikan secara emosional terbentuk dengan cepat.
Faktanya, jika ada suatu peristiwa yang sangat menggairahkan, misalnya ciuman
pertama, peristiwa yang diingat tidak hanya peristiwanya saja tetapi peristiwa
sebelum dan sesudahnya. Para psikolog, menyebutnya sebagai “kilatan memori”.
Penjelasan fisiologis adalah bahwa pengalaman yang sangat emosional
membangkitkan lokus koeruleus yang meningkatkan pelepasan norepinefrin di
seluruh korteks dan pelepasan dopamin di hipokampus. Pengalaman emosional ini
juga meningkatkan amigdala dan hipokampus.
2. Memori kerja
Menurut A.D. Baddeley dan G.J.Hitch, memori kerja merujuk pada cara
menyimpan informasi saat bekerja. Tes umumnya adalah tugas respons tertunda.
Misalnya jika ada yang menyentuh anda dengan satu jari dan anda harus
mengingat jari mana selama penundaan.

2.7. NEUROANATOMI INGATAN PENGENALAN


Dalam mempelajari neuroanatomi otak, tidak mungkin menggunakan manusia
langsung sehingga studi mengenai neuroanatomi otak menggunakan binatang. Namun,
secara retrospekstif, terdapat kesulitan dalam mengembangkan model binatang untuk
amnesia lobus remporal medial yaitu belum jelas bahwa amnesia anterograd H.M. tidak
meluas ke semua jenis ingatan jangka panjang (artinya amnesia itu spesifik untuk ingatan
jangka panjang eksplisit) serta ada asumsi yang salah bahwa amnestik dari lesi lobbus
temporal medial sebagian besar dapat diatribusikan pada kerusakan hipokampal serta
dalam kebanyakan model binatang, untuk amnesia lobus temporal medial oleh karenanya
difokuskan pada lesi hipokampal.
Gaffan dan Mishkin serta Delacour memperlihatkan bahwa kera dengan
lobektomi temporal medial bilateral mengalami masalah yang nyata dalam membentuk
ingatan jangka panjang untuk objek yang dijumpainya. Dalam tes tersebut, seekor kera
diperlihatkan sebuah objek, tempat kera tersebut menemukan makanannya. Lalu pada
saat di tes, diberikan objek sampel beserta objek lain yang belum pernah dilihat. Kera
utuh yang terlatih melakukan dengan benar tugas tersebut sebanyak 90% delayed
non-matching-to-sample-trials ketika interval retensinya beberapa menit saja atau kurang.
Sebaliknya kera dengan lesi lobus temporal medial bilateral memiliki berbagai defisit
pengenalan objek yang nyata.
Para penderita amnesia lobus temporal medial diberi delayed
nonmatching-to-sample-test menunjukkan performansi yang mirip dengan performa kera
dengan kerusakan otak yang sama. Pengembangan delayed nonmatching-to-sample test
pada kera merupakan sarana untuk menguji asumsi bahwa amnesia yang merupakan
akibat kerusakan lobus temporal medial merupakan konsekuensi kerusakan hipokampal.
Basis neuroanatomis defisit pengenalan objek akibat lobektomi temporal medial:
Berdasarkan hasil penelitian dan review dari banyak peneliti, dihasilkan kesimpulan yang
serupa yaitu pembuangan bilateral korteks rinal melalui operasi secara konsisten
menghasilkan berbagai defisit berat dan permanan dalam performa
nonmatching-to-sample test dan tes pengenalan objek lainnya. Sebaliknya pembuangan
bilateral hipokampus melalui operasi menghasilkan berbagai defisit moderat atau sama
sekali tidak menghasilkan defisit apapun dan destruksi bilateral amigdala tidak memiliki
efek apapun.
Pembuangan bilateral korteks rinal melalui operasi secara konsisten menghasilkan
berbagai defisit berat dan permanan dalam performa di nonmatching-to-sample-test dan
tes pengenalan objek lainnya. Sebaliknya pembuangan bilateral hipokampus melalui
operasi mengjasilkan berbagai defisit moderat atau sama sekali tidak menghasilkan
defisit apoapun dan desktruksi bilateral amygdala tidak memiliki efek apapun.
Pada kera maupun tikus, iskemia serebral mengakibatkan hilangnya sel piramidal
hipokampal CA1 dan defisit berat dalam performa pada delayed nonmatching to sample
test. Hubungan antara kerusakan hipokampal yang diproduksi, iskemia, dan defisit
pengenalan objek pada manusia, kera, dan tikus memberikan dukungan yang kuat bagi
teori yang mengatakan bahwa hipokampus berperan kunci dalam ingatan pengenalan
objek.
Terdapat sebuah penelitian mengenai hipokampektomi mencegah perkembangan
defisit pengenalan objek. Awalnya pada penelitian tersebut dihasilkan iskemia serebral
pada tikus dengan secara temporer mengikat arteri karotid mereka. Lalu satu kelompok
tikus menerima hipokampektomi 1 jam kemudian, kelompok lainnya menerima
hipokampektomi 1 minggu kemudian dan kelompok ketiga tidak diberikan
hipokampektomi. Setelah pulih, kelompok kedua dan ketiga mengalami defisit
pengenalan objek berat sementara kelompok pertama tidak. Dari penelitian ini ditarik
kesimpulan bahwa hipokampektomi dapat mencegah perkembangan defisit pengenalan
objek yang biasanya dihasilkan oleh iskemia serebral
Korteks rinal emmiliki dua daerah yaitu korteks entorinal dan korteks peririnal.
Pada korteks peririnal ini berperan dalam mengonstruksikan dan memelihara representasi
kompleks dari berbagai objek yang berguna untuk beragam proses selain ingatan.
Sementara korteks entorinal merupakan korteks dalam fisura rinal.

2.8. MEKANISME SINAPTIK BELAJAR


● Potensial jangka panjang/ Long-term-potentiation (LTP)

Merupakan fasilitasi transmisi sinaptik menyusul stimulasi elektrik


frekuensi tinggi yang diterapkan pada neuron presinaptik. LTP memiliki dua
properti kunci yang menurut Hebb merupakan hal yang khas pada mekanisme
fisiologis belajar dan ingatan. Yang pertama LTP dapat berlangsung lamadan
kedua, LTP hanya bila penembakan neuron presinaptik diikuti oleh penembakan
neuron pos-sinaptik.

Co-occurrence penembakan di sel presinaptik dan pos sinaptik ditandai


sebagai faktor kritis dalam LTP dan asumsi bahwa ko-okurensi adalah persyaratan
fisiologis untuk belajar dan ingatan sering disebut Hebb’s postulate for Learning:
ketika suatu akson sel A cukup dekat untuk membangkitkan sel B dan
berulangkali atau secara persisten mengambil bagian dalam menembaknya, proses
pertumbuhan atau perubahan metabolik tertentu terjadi di salah satu atau kedua
sel sedemikian rupa sehingga efisiensi sel A sebagai salah satu sel yang
menembak B meningkat.

Dukungan lain untuk pendapat bahwa LTP berhubungan dengan


mekanisme neural belajar dan ingatan datang dari beberapa observasi:

1. LTP dapat ditimbulkan oleh tingkat stimulasi rendah yang meniru aktivitas
neural normal
2. Efek LTP paling menonjol dalam struktur yang terimplikasi dalam belajar
dan ingatan misalnya hipokampus
3. Pengondisian behavioral dapat menghasilkan perubahan mirip LTP dalam
hipokampus
4. Banyak obat-obatan yang memengaruhi belajar dan ingatan memiliki efek
paralel dengan LTP
5. Induksi LTP maksimal memblokir pembelajaran pada morris water maze
sampai LTP itu surut
6. Tikus mutan yang memperlihatkan sedikit LTP hipokampal mengalami
kesulitan dalam memelajari Moris water maxe
7. LTP terjadi di sinapsis tertentu yang ditunjukkan berpartisipasi dalam
belajar dan ingatan dalam sistem saraf invertebrata.

● Induksi LTP: Belajar

Salah satu karakteristik penting induksi LTP di sinapsis slutaminergik


berasal dari reseptor NMDA dan persyaratan ko-okurensi penembakan agar LTP
terjadi. Karakteristik ini tidak tampak jelas di dalam kondisi eksperimental biasa
yang tidak natural dimana LTP diinduksi oleh stimulasi frekuensi tinggi, intensitas
tinggi, yang selalu mengaktifkan neuron pos sinaptik melalui sumasi temporal dan
spasial masif. Ketika stimulasi intensitas rendah lebih natural diterapkan, neuron
pos sinaptik tidak menembak dan oleh sebab itu LTP tidak diinduksi kecuali jika
neuron pos-sinaptik sudah terdepolarisasi secara parsial sehingga saluran
kalsiumnya terbuka lebar ketika glutamat mengikatkan diri pada reseptor NMDA
nya.

● Pemeliharaan dan Ekspresi LTP: Penyimpanan dan Pengambilan Kembali

Pemeliharaan dan ekspresi LTP melibatkan perubahan pada neuron


presinaptik maupun pos-sinaptik. Hal ini menunjukkan bahwa mekanisme yang
mendasari pemeliharaan dan ekspresi LTP begitu kompleks. Lima penemuan yang
mengubah total pemahaman tentang mekanisme neuroplastisitas
1. Begitu menjadi jelas bahawa hanya sinapsis yang terdepolarisasi sebelum
stimulasi frekuensi tinggi yang terlibat di dalam LTP, maka jelas pula
bahwa pasti ada sebuah mekanisme untuk mencegah agar peristiwa di
salah satu set sinapsis di sebuah neuron pos-sinaptik tidak memengaruhi
sinapsis lain di neuron yang sama. Spesifitas ini merupakan akibat
dendritic spines/ duri dendrit; ion kalsium yang memasuki sebuah
dendritic spines tidak mudah keluar darinya dan oleh sebab itu
memberikan efeknya secara lokal
2. Menjadi jelas bahwa pemeliharaan LTP melibatkan perubahan struktural
yang bergantung pada sintesis protein: penemuan bahwa LTP
menyebabkan perubahan struktural sangat menggugah karena struktur
neuron dan sirkuit neural pernah diasumsikan bersifat statis. Banyak
perubahan struktural yang berhasil dideskripsikan dan perubahan itu
ternyata terjadi jauh lebih cepat dan jauh lebih sering dibanding yang
pernah diduga sebelumnya.
3. Penemuan tentang perubahan struktural di neuron pasca induksi LTP telah
menstimulasi pencarian mekanisme bagaimana aktivitas sebuah neuron
dapat mengubah strukturnya. Hal ini membawa pada penemuan faktor
transkripsi (protein intraseluler yang mengingatkan diri pada DNA dan
memengaruhi operasi gen tertentu) yang diaktikan oleh aktivitas neural
4. Fakta bahwa induksi LTP dimulai di neuron pos-sinaptik dan bahwa
pemeliharaan dan ekspresinya melibatkan perubahan presinaptik
mengindikasikan bahwa pasti ada tipe sinyal tertentu dari neuron
pos-sinaptik yang kembali ke neuron pre-sinaptik. Di sinapsis yang
reseptor NMDA mendominasi, sinyal ini berbentuk neurotransmitter gas
yang dapat larut, nitric oxide. Nitric oxide disintesiskan di neuron pos
sinaptik sebagai respons terhadap influks kalsium dan kemudian berdifusi
kembali ke dalam terminal buttons neuron presinaptik
5. Astrocytes berperan dalam transmisi sinaptik dan mereka memiliki efek
substansial pada LTP.
● Variabilitas LTP

Sebagian besar penelitian tentang LTP difokuskan pada LTP yang dimensi
reseptor NMDA di hipokampus. LTP ysng dimediasi reseptor NMDA melibatkan
beragam perubahan kompleks yang sulit disortir. LTP juga cenderung dimediasi
oleh mekanisme yang berbeda. Ada juga LTD/ long term depression/ depresi
jangka panjang yang menjaid respons terhadap stimuli frekuensi rendah
berkepanjangan pada neuron presinaptik. Studi tentang LTP ini belum berhasil
menemukan basis neural belajar dan ingatan, namun telah banyak ditemukan
fungsi dan plastisitas sistem neural.
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Ivan Pavlov menyarankan bahwa belajar bergantung pada pertumbuhan koneksi antara
dua area otak. Karl Lashley menunjukkan bahwa belajar tidak bukan bergantung pada koneksi
baru di seluruh korteks serebral. Richard Thompson menemukan bahwa beberapa contoh
pengkondisian klasik terjadi di area kecil otak kecil. Psikolog membedakan antara memori
jangka pendek dan memori jangka panjang. Memori jangka pendek hanya menyimpan sejumlah
kecil informasi dan hanya menyimpannya sebentar kecuali jika terus-menerus dilatih. Memori
kerja, alternatif modern untuk konsep memori jangka pendek, menyimpan informasi yang sedang
digunakan seseorang. Orang dengan kerusakan pada hipokampus mengalami kesulitan besar
dalam membentuk ingatan deklaratif jangka panjang yang baru, meskipun mereka masih
menunjukkan ingatan implisit, mereka masih menyimpan ingatan jangka pendek, dan mereka
masih membentuk ingatan prosedural baru. Hippocampus penting untuk beberapa jenis
pembelajaran dan memori tetapi tidak semua. Hipokampus sangat penting untuk memori
deklaratif, memori spasial, dan memori untuk detail dan konteks. Hipokampus penting untuk
konsolidasi beberapa jenis ingatan. Gairah emosional meningkatkan konsolidasi. Peristiwa
membangkitkan meningkatkan pelepasan epinefrin dan kortisol, yang merangsang amigdala.
Amigdala meningkatkan aktivitas di hipokampus dan korteks serebral. Pasien dengan sindrom
Korsakoff atau jenis kerusakan prefrontal lainnya memiliki gangguan memori, termasuk
kesulitan dalam penalaran tentang ingatan. Mereka sering mengisi celah ingatan mereka dengan
omong kosong, yang kemudian mereka ingat seolah-olah itu benar. Penyakit Alzheimer adalah
penyakit progresif, paling sering terjadi pada usia tua, ditandai dengan gangguan memori dan
perhatian. Hal ini terkait dengan pengendapan amyloid-- protein di otak. Area otak lainnya
penting untuk mengelaborasi ingatan episodik, untuk ingatan semantik, dan untuk ingatan
tentang nilai hadiah atau hukuman dari berbagai kemungkinan tindakan

3.2.Saran
Adapun saran yang dapat penulis sampaikan ialah makalah ini masih sangat jauh dari
kata sempurna, untuk itu kami memohon saran dari pembaca untuk memperbaiki kesalahan yang
ada. Tidak lupa kami juga menyarankan pembaca untuk menambah ilmu lebih banyak lagi
mengenai memori dan belajar. Tidak hanya dari makalah ini namun juga dari literasi-literasi
lainnya.

Anda mungkin juga menyukai