Anda di halaman 1dari 22

Tugas Individu Observasi

dan Wawancara

N AM A : R A F I I ’ UD I N A Z - Z H AH I R
S A ND H Y ATM A P UT R A
N P M : 1 5 11 90 01 4 6
KELAS: C
METODE INTERVAL

 Merupakan salah satu teknik observasi yang


berfokus pada perilaku spesifik dalam waktu yang
spesifik pula. Periode observasi dibagi menjadi
beberapa segmen interval (biasanya selama 5 sampai
30 detik, tergantung pada apa yang mau
diobservasi). Interval recording sesuai uuntuk
observasi terkontrol dan di dalam laboratorium.

 Daftar Pustaka:
http://dunia-penelitian.blogspot.com/2011/12/teknik-pencatatan-pere
kaman-data-dalam.html
METODE INTERVAL

 Teknik pencatatan ini berorientasi  Jumlah frekuensi menggambarkan


pada aspek-aspek tingkah laku jumlah interval, bukan jumlah
yang tampak pada interval waktu berapa kali tingkah laku terjadi
tertentu.  Periode observasi dibagi dalam
 Fokus pencatatan adalah pada beberapa segmen atau interval singkat
jumlah interval dimana perilaku (biasanya 5 sampai 30 detik,
terjadi, bukan jumlah kemunculan tergantung lamanya observasi)
perilaku.  Kehadiran atau ketidakhadiran dari

 Disebut tingkah laku target pada tiap interval


juga sebagai time
di-tally
sampling, interval sampling, atau
 Cocok untuk observasi terkontrol dan
interval time sampling
studi laboratorium
 Fokus pada aspek-aspek tingkah
laku yang dipilih sejalan tingkah
laku itu terjadi dalam interval
waktu tertentu
 Data kuantitatif yang diperoleh
METODE INTERVAL

 Beda Interval Recording – Time Sampling


 Interval recording → periode observasi  Mendesain Interval Recording,
terbatas (misalnya 15 menit) dan dibagi ke ditentukan:
dalam sejumlah interval tertentu  Jumlah observasi
 Time sampling → observasi singkat  Lamanya tiap periode observasi
dibuat baik pada waktu-waktu tertentu  Periode waktu observasi akan dilakukan
dalam sehari atau pada waktu-waktu → tergantung usia anak, setting, dan
random alasan observasi
 Jenis interval recording yang akan
digunakan (lihat prosedur interval
recording )
 Lamanya interval observasi → tergantung
pada tingkah laku target: interval pendek
lebih dipilih untuk tingkah laku yang
berlangsung singkat
 Lamanya interval recording, jika ada
 Tingkah laku target yang akan diamati
 Metode pencatatan data (paper and
pencil, electronic recording device)
METODE INTERVAL

Keuntungan Interval Recording

 Dengan adanya rentang waktu yang ditetapkan, maka dapat dilihat


kaitan antara waktu dan tingkah laku.
 Lebih efisien dalam hal biaya, peralatan, dan waktu.
 Memfasilitasi pengecekan untuk interobserver reliability
 Menjamin tingkah laku diamati di bawah kondisi yang sama di setiap
waktu
 Memungkinkan mengobservasi lebih dari satu orang
METODE INTERVAL

 Kekurangan Interval Recording

 Oleh karena hanya fokus pada interval-interval tertentu,


maka kualitas dan lamanya kemunculan perilaku menjadi
kurang diperhatikan.
 Urutan munculnya perilaku seringkali tidak tercatat

Daftar pustaka: http://dosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/6015231021155441623905April2019.pdf


METODE INTERVAL

Contoh Perilaku

 Perilaku: Kekerasan

Kekerasan berarti penganiayaan, penyiksaan, atau perlakuan salah. Dilihat


dari bentuknya, ada dua jenis kekerasan yang sering terjadi yaitu: 1)
kekerasan fisik dan 2) kekerasan psikologis. Dalam kekerasan fisik tubuh
manusia disakiti secara jasmani berupa siksaan, penganiayaan, hingga
pembunuhan. Sedang kekerasan secara psikologis mewujud dalam bentuk
pengurangan kemampuan mental atau otak (rohani) karena perlakuan-
perlakuan repsesif tertentu, misalnya ancaman, indoktrinasi dan sebagainya
(Weiner, 2009, p.47-48).

 Indikator: Memukul, Menendang, Mendorong, Mencekik


METODE INTERVAL

Data Interval
Wakt Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
u Perilak
u yang
muncu
l (+) 7
+/- - + + + + - + - + +
Kesimpulan: Berdasarkan tabel di atas perilaku kekerasan pada anak muncul
sekitar 7 dari 10 interval atau 70% dari lamanya waktu interval

 Total Waktu Observasi: 10 Menit


 Waktu dari Tiap Interval: 1 Menit

Daftar Pustaka: http://ikarahma.lecture.ub.ac.id/files/2014/05/Interval-Recording.pdf


EVENT RECORDING
 Setiap kejadian tingkah laku dicatat sebagaimana terjadi
 Unit pengukuran dalam event recording adalah tingkah
laku. Artinya, observer menunggu munculnya tingkah laku
target, lalu dicatat
 Tepat untuk mengukur perilaku diskrit, yaitu yang dapat
didefinisikan secara jelas kapan dimulainya dan kapan
berakhirnya, seperti jumlah masalah yang berhasil
diselesaikan, jumlah kata yang diucapkan dengan benar
 Kurang tepat untuk mencatat high-rate behavior atau
tingkahlaku yang memiliki durasi beragam
EVENT RECORDING

 Mendesain Event Recording, ditentukan:

 Jumlah observasi
 Lamanya tiap periode observasi
 Periode waktu observasi akan dilakukan → tergantung usia,
setting dan alasan observasi
 Tingkah laku target yang akan diamati
EVENT RECORDING
 Keuntungan Event Recording

 Lebih efisien dalam hal waktu dan tenaga pengamat karena


mudah dilakukan
 Mendeteksi tingkah laku low rates
 Memungkinkan pencatatan beberapa tingkah laku
 Efisien dalam waktu dan SDM
 Dapat memberikan informasi perubahan tingkah laku serta
jumlah
EVENT RECORDING
 Kelemahan Event Recording

 Sulit mencari pengamat yang


memiliki kualitas baik dalam hal
mempertahankan perhatian
dalam waktu yang lama.
 Memerlukan periode observasi o Daftar Pustaka:
http://dosen.univpancasila.ac.id/dosenfile
yang konstan sedangkan tidak /6015231021155441623905April2019.pdf
semua kondisi memberikan
kesempatan waktu yang cukup
bagi pengamat.
 Tidak cocok untuk mencatat
tingkah laku yang tidak diskrit
 Issue interobserver reliability
(sulit mendapatkan nilai yang
appropriate)
 Observer harus mempertahankan
EVENT RECORDING

Contoh Perilaku
 Perilaku: Kekerasan

Kekerasan berarti penganiayaan, penyiksaan, atau perlakuan salah.


Dilihat dari bentuknya, ada dua jenis kekerasan yang sering terjadi yaitu: 1)
kekerasan fisik dan 2) kekerasan psikologis. Dalam kekerasan fisik tubuh
manusia disakiti secara jasmani berupa siksaan, penganiayaan, hingga
pembunuhan. Sedang kekerasan secara psikologis mewujud dalam bentuk
pengurangan kemampuan mental atau otak (rohani) karena perlakuan-
perlakuan repsesif tertentu, misalnya ancaman, indoktrinasi dan sebagainya
(Weiner, 2009, p.47-48).

 Indikator: Memukul, Menendang, Mendorong, Mencekik


EVENT RECORDING

Waktu Durasi Event Keterangan


I (5 Menit) 1 III p,d,t
II (5 Menit) 1 II p,d
III (5 Menit) 1 IIII p,d,c,t

Perilaku Kekerasan
p= memukul

t= menendang

d= mendorong

c= mencekik
RATING RECORDING
 Pengamat melakukan  Merupakan alat yang
pengukuran dengan menunjukkan derajat di mana
menggunakan skala yang seseorang memiliki trait atau
mampu menunjukkan tingkah laku
 tingkat atau derajat dari tingkah  tertentu
laku yang diamati.  Tiap tingkah laku dinilai dalam
 Rating recording sebuah kontinum (dari tingkat
memungkinkan observer terendah → tertinggi)
menilai tingkah laku  Poin atau angka yang mewakili
menggunakan skala kontinum tingkah laku harus
 Observer membuat on-the-spot didefinisikan secara jelas
judgement  Perhatikan subjektivitas
 Issue objektivitas harus observer
diperhatikan
 Mudah oleh dipengaruhi
observer bias (lihat kuliah
RATING RECORDING

 Kegunaan Rating Recording

 Menilai aspek tingkah laku yang lebih global → untuk


mendapat impresi kuantitatif
 Menilai tingkah laku yang sulit untuk diukur secara
langsung
 Menilai perilaku dalam berbagai setting
RATING RECORDING

 Keuntungan Rating Recording

 Selain data yang diperoleh dapat dikuantifikasi, aspek kualitatif


juga dapat diamati.
 Menyediakan frame of reference umum untuk membandingkan
perilaku individu
 dengan individu lain
 Cocok untuk mencatat banyak tingkah laku / trait berbeda dalam
satu waktu
 Mencatat aspek kualitatif dari tingkah laku
 Efisien dalam waktu
 Data dapat dikuantifikasi dan dianalisis secara statistik
RATING RECORDING

 Kelemahan Rating  Tidak akurat jika ada delay antara


observasi dan pencatatan tingkah
Recording laku

 Subjektivitas antar pengamat yang


berbeda dapat menghasilkan poin
yang berbeda
 dalam pengisian rating pada skala. Daftar Pustaka:
http://dosen.univpancasila.ac.id/dosenfile/601523102115
 Nilai skala sangat mungkin 5441623905April2019.pdf

berdasarkan “asumsi” observer →


poin/gradasi dalam
 skala kadang sulit untuk
dibedakan
 Definisi yang ambigu/kompleks
membuat interobserver reliability
menjadi rendah
 Kurang tepat untuk mencatat
RATING RECORDING

Contoh Perilaku
 Perilaku: Kekerasan

Kekerasan berarti penganiayaan, penyiksaan, atau perlakuan salah.


Dilihat dari bentuknya, ada dua jenis kekerasan yang sering terjadi yaitu: 1)
kekerasan fisik dan 2) kekerasan psikologis. Dalam kekerasan fisik tubuh
manusia disakiti secara jasmani berupa siksaan, penganiayaan, hingga
pembunuhan. Sedang kekerasan secara psikologis mewujud dalam bentuk
pengurangan kemampuan mental atau otak (rohani) karena perlakuan-
perlakuan repsesif tertentu, misalnya ancaman, indoktrinasi dan sebagainya
(Weiner, 2009, p.47-48).

 Indikator: Memukul, Menendang, Mendorong, Mencekik


RATING RECORDING

1. Ketika meminta suatu barang dan tidak di turuti apakah perilaku


kekerasan akan muncul:
1 2 33 4 5
Selalu sering kadang-kadang jarang tidak pernah

2. Apakah anak menendang pada saat menjumpai peristiwa yang


menjengkelkan:
1 22 3 4 5
Selalu sering kadang-kadang jarang tidak pernah
RATING RECORDING

3. Ketika dia sedih, apakah perilaku kekerasan muncul :


11 2 3 4 5
Selalu sering kadang-kadang jarang tidak pernah

4. Ketika dia senang, apakah perilaku kekerasan muncul


1 2 3 4 5
3
Selalu sering kadang-kadang jarang tidak pernah
RATING RECORDING

5. Apakah anak suka menendang barang:


1 22 3 4 5
Selalu sering kadang-kadang jarang tidak pernah

6. Apakah anak suka memukul temannya:


1 2 33 4 5
Selalu sering kadang-kadang jarang tidak pernah

Anda mungkin juga menyukai