Anda di halaman 1dari 27

TEKNIK PENCATATAN DALAM OBSERVASI

MAI TIZA HUSNA,M,PSI., PSIKOLOG


JENIS PENCATATAN

 Pencatatan Menyeluruh
 (Hampir) semua hal dicatat guna membuat deskripsi kompre-hensif tentang perilaku dan situasi yang
melingkupinya.

 Biasanya dicatat dalam bentuk Narrative Records.


 Observer dapat mempelajari, mengklasifikasi, dan mengorganisasi catatan di saat senggang.
 Hipotesis tentang perilaku yang diobservasi
dapat “diuji” dengan memeriksa data.

 Biasanya narrative records menjadi sangat


dibutuhkan dalam penelitian kualitatif.
JENIS PENCATATAN

 Pencatatan Terfokus
 Hanya unit-unit perilaku tertentu saja yang dicatat.

 Biasanya dicatat dalam bentuk Field Notes.


 Deskripsi subjek, kejadian, setting, dan perilaku tidak exact.
 Pencatatan difokuskan pada kejadian dan
perilaku yang menarik bagi observer.
 Interpretasi akan sangat ditentukan oleh
keahlian/pengetahuan observer.

 Biasanya field notes lebih dibutuhkan


dalam penelitian kuantitatif.
Checklist
Narrative types notations
•Diary descriptions •Time sampling
•Annecdotal Record •Event sampling

STRATEGI
PENCATATAN

Rating scales
NARRATIVE TYPES

 Merupakan pengumpulan (pencatatan) data oleh observer apa adanya sesuai (sama)
dengan kejadian dan urutan kejadiannya sebagaimana yang terjadi pada situasi nyata.
 Bedakan antara pencatatan data dengan interpretasi data
 Catat semua perilaku baik verbal ataupun non verbal yang berkaitan dengan tujuan
observasi
 Bentuk catatan : transkrip
 Dokumentasi secara detail : data objektif (perilaku tampak) ataupun subjektif
(interpretasi saat observasi)
 Misalnya : Andi maju ke depan kelas untuk mengerjakan soal yang diberikan oleh
guru. Tangan Andi terlihat bergetar saat memegang spidol (terlihat cemas).
NARRATIVE TYPES

 Tipe-tipe pencatatan naratif:


 Diary Description :Pengamatan (pencatatan) perubahan-perubahan pada
perkembangan perilaku secara umum atau perilaku spesifik sesuai tujuan observasi
seperti perkembangan bahasa dll. Pencatatan dilakukan secara longitudinal yang
melibatkan pencatatan berulang terhadap subjek yang sama dalam jangka waktu
tertentu
 Annecdotal Record: Pencatatan hasil observasi yang bersifat kumulatif dari tingkah
laku individu yang luar biasa/typical behavior. Observasi dapat dilakukan kapanpun,
saat kemungkinan perilaku unik mungkin muncul.
ANNECDOTAL RECORD

 Bersifat direct observation, terhadap respon verbal dan perilaku, setiap saat atau saat diperlukan
 Tidak harus melakukan pencatatan terus menerus
 Pencatatan hasi bersifat naratif
 Subjek tidak selalu tunggal, bisa juga kelompok
 Pencatatan terfokus pada perilaku spesifik
 Digunakan untuk mendapatkan informasi, menguji ide/dugaan dan mengevaluasi kemajuan
MANFAAT

 Memperoleh pemahaman yang lebih tepat dari tingkah laku yang ditunjukkan individu
 Memperoleh pemahaman tentang sebab-sebab dari suatu tingkah laku individu
KELEMAHAN

 Waktu yang dibutuhkan banyak


 Resiko pencatatan tidak mewakili perilaku yang sesungguhnya
 Tingkah laku yang diamati harus dilihat sebagai bagian dari keseluruhan tingkah laku
CONTOH PENGGUNAAN

 Membantu guru untuk mengetahui keadaan siswa tahun pertama sekolah, dicatat selama setahun untuk melakukan
asesmen kemajuan, identifikasi perubahan tingkat pemahaman dan kesulitan siswa
 Menguji dugaan alasan perilaku atau gaya belajar anak
CIRI ANNECDOTAL YANG BAIK
CIRI ANNECDOTAL YANG BAIK
LANGKAH-LANGKAH NARRATIVE TYPE

 Tentukan target perilaku yang diamati/tujuan observasi


 Tentukan subjek dan durasi observasi
 Siapkan jurnal atau buku untuk mencatat
 Format pencatatan: 1. Waktu, setting-lokasi, subjek observasi (nama, umur, JK)
2. Deskripsi subjek dan setting observasi
3. Temuan deskripsi perilaku selama observasi
 Lakukan pengolahan data hasil pengamatan
 Narrative types
pengumpulan (pencatatan) data oleh observer apa adanya sesuai (sama)
dengan kejadian dan urutan kejadiannya sebagaimana yang terjadi pada situasi
nyata.
 Checklist notations
Observer menyusun struktur observasi dengan memilih dan mendefinisikan
perilaku sebelum observasi dilaksanakan sehingga ketika observasi tinggal
memberi tanda cek
 Rating scales
Observer membuat interpretasi terhadap apa yang diamati dan informasi
direkam dengan sebagai refleksi dari penilaian observer
SUB BAGIANNYA:

 Diary descriptions :
Pengamatan (pencatatan) perubahan-perubahan pada perkembangan perilaku secara umum
atau perilaku spesifik sesuai tujuan observasi seperti perkembangan bahasa dll. Membutuhkan
waktu yang panjang dan frekuensi kontak yang banyak
 Time sampling
Pengamatan terhadap perilaku tertentu (sesuai tujuan observasi) pada interval waktu tertentu
yang telah ditentukan (biasanya frekuensi kejadian perilaku)
 Event sampling
Pengamatan yang berfokus pada pencatatan kejadian perilaku-perilaku penting yang diamati
pada situasi tertentu
CHECKLIST NOTATION

 Observer menyusun struktur observasi dengan memilih dan mendefinisikan perilaku sebelum observasi
dilaksanakan sehingga ketika observasi tinggal memberi tanda cek
 Static descriptor
 Seperangkat aitem yang mendeskripsikan karakteristik subjek atau setting yang relatif stabil : umur, jenis kelamin, ras, status
ekonomi, karakteristik lingkungan, dan waktu
 Action
 Seperangkat aitem yang mendeskripsikan perilaku/tindakan spesifik observee
CHECKLIST NOTATION

 Time sampling : subjek diobservasi pada periode waktu tertentu yang relative pendek dan perilaku yang diperoleh
dipandang sebagai sampel dari perilaku yang biasa terjadi
 Teknik ini efektif untuk perilaku yang cukup sering terjadi, minimal 15 menit sekali
 Time sampling digunakan untuk: 1. mengukur frekuensi kemunculan perilaku (mencatat setiap perilaku yang
muncul selama interval waktu tertentu)
2. Mengukur kemunculan perilaku (1 atau 5 kali selama 5 menit)
3. Mengukur durasi (berapa lama) perilaku terjadi dalam jangka waktu tertentu
 Yang perlu diperhatikan : panjang interval, jarak antar interval,dan jumlah interval waktu
CONTOH

Waktu Tendang Pukul Dorong

1 (5 menit) V

11 (5 menit) V V

III (5 menit)
CHECKLIST NOTATION

 Event sampling : Berfokus pada pencatatan observasi perilaku yang ditarget


 Mencatat/observasi detil perilaku Ketika muncul
 Teknik ini mencatat sebab perilaku, akibat perilaku maupun gambaran lain tentang perilaku yang ditarget
 Teknik ini menggabungkan teknik narasi dengan time sampling , artinya menggunakan teknik time sampling namun
diperkaya dengan mencatat hal-hal lain yang berkaitan dengan perilaku.
CONTOH

Waktu Tendang Pukul Dorong

11.05 V

11.56 V V

dst

Deskripsi…………………
…………………………
LANGKAH-LANGKAH CHECKLIST

 Tentukan tujuan observasi


 Tentukan definisi operasional perilaku
 Tentukan content perilaku yang akan diobservasi
 Susun checklist berdasarkan content perilaku sebelum observasi dilakukan
 Identifikasi secara detail content perilaku
 Organisasi detail content perilaku harus logis
 Organisasi checklist harus dapat mencapai tujuan : identifikasi
kehadiran/ketidakhadiran target perilaku dan merekam perkembangan kronologis
(munculnya ketrampilan tertentu)
 Gunakan cheklist untuk melihat kehadiran perilaku target
KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN

Keunggulan

 Strategi yang sederhana dan relatif Kelemahan


mudah
 Merekam dengan cepat dan efisien,
kebutuhan energi observer minimum  Informasi terlalu sedikit
 Ketrampilan yang dibutuhkan dari  Informasi kurang mendalam
observer relatif lebih sederhana
 Tidak ada informasi tentang
 Seteleh dilakukan check terhadap
perilaku dapat ditambahkan catatan bagaimana deskripsi perilaku
tertentu
 Mudah diolah dalam lembar komputasi
(dan proses kuantifikasi)
RATING SCALE

 Observer membuat interpretasi terhadap apa yang diamati dan informasi direkam dengan sebagai
refleksi dari penilaian observer
 Skala rating direncanakan untuk mengkuantifikasi kesan-kesan yang diperoleh
dari pengamatan dan merupakan judgement subjektif rater
 Perlu pengalaman karena bersifat subjektif
 Mudah dan cepat dalam meringkas kesan-kesan hasil pengamatan
JENIS SKALA RATING

 Skala grafis : terdiri dari bentuk lurus horizontal / bentuk bar/ segiempat yang berisi misalnya selalu sering kadang jarang
tidak pernah (kuesioner)
 Skala numerik : diisi dengan angka. Berbentuk numeric dan jelas penggunaan angkanya. Biasanya skala numeric dan skala
grafis dijadikan satu
 Standard rating : Skala ini disebut juga skala persentase, dimana observe merating perilaku subjek dalam skala 0-100
dengan membandingkan perilakunya dengan subjek atau kelompok lain. Biasanya skala ini dibagi menjadi 10 jenjang. Skala
ini biasanya digunakan untuk rekomendasi penerimaan mahasiswa atau menilai kinerja karyawan di perusahaan
 Force choice rating : rater dihadapkan pada satu set deskripsi kualitas tertentu dan memilih satu yang sesuai dengan hasil
pengamatan (tes papikostick)
 Cumulated point : penilaian didasarkan pada akumulasi terhadap penilaian unit-unit perilaku tertentu. Nilai dijumlahkan
 Semantic differensial: diberi 7 kotak untuk menilai perilaku dimulai yang paling positif sampai negative. Aktif------pasif
8 POTENSI ERROR PADA RATING SCALE

 Error of leniency (rater terlalu longgar dalam memberi nilai)


 Error of central tendency (menghindari nilai terlalu ekstrem)
 Hallo effect (kesan lain yang mempengaruhi penilaian rater
 Error of logic (rater cenderung memberi rating sama pada dua item yang dianggap berhubungan)
 Error of contrast (cenderung memberi nilai yg sama atau berlawanan dg diri rater)
 Ketidakjelasan dalam penggunaan istilah (tidak ada definisi operasional dalam skala)
 Social desirability effect (norma mempengaruhi penilaian rater)
 Skala rating tidak memberi informasi tentang sebab terjadinya perilaku
BEBERAPA CONTOH SKALA RATING

Perilaku
Menenda Tidak V Selalu
ng Pernah

Perilaku Tidak Jarang Kadang- Sering Selalu


Pernah kadang
Menendan V
g
1.---------- Subjek sering memukul teman saat pelajaran berlangsung
2. ---------- Subjek terkadang membalas Ketika dipukul teman

Anda mungkin juga menyukai