Anda di halaman 1dari 52

Pengertian observasi, tujuan, jenis dan

teknik observasi, serta kedudukan


observasI.
Pertemuan 2
Oka Ivan Robiyanto, M.Psi., Psikolog
Selly, M.Psi., Psikolog
PENGERTIAN OBSERVASI
Observasi (Cartwright and Cartwright,1990)
3

• Observation is defined as the process of systematically looking at and


recording behavioral information for the purpose of making decisions.
“Sebuah proses yang sistematis dalam mengamati dan mencatat perilaku
dalam rangka mengambil sebuah keputusan”
Kata Kunci:
1. Proses sistematis
2. Mengamati tingkah laku
3. Mencatat informasi tingkah laku
4. Tujuan
5. Membuat keputusan/ kesimpulan
Observasi (Bentzen, 2000).

• Ability to take in information through one or more of


our five physical senses and to make sense of that
information so that we can use it in meaningful ways.
Kata Kunci:
(1) observasi adalah aktivitas mencari informasi,
(2) aktivitas memaknakan informasi,
(3) menggunakan satu atau lebih panca indera, dan
(4) memiliki tujuan tertentu.
Observasi (Elmira, 1986)

• Suatu aktivitas mengamati tingkahlaku individu, yang diikuti dengan


mencatat hal-hal yang dianggap penting sebagai penunjang informasi
tentang individu, khususnya informasi situasi sekarang/kini (present).
• Kata Kunci:
1. Aktivitas mengamati
2. Aktivitas mencatat
3. Objeknya merupakan tingkah laku
4. Informasi yang diperoleh merupakan situasi saat ini bukan masa
lalu.
• Observasi  gabungan antara proses
physiological dan psychological. Yakni
penggabungan fungsi pengamatan secara
inderawi/fisik dan pemaknaan dari apa yang
diamati melalui peran otak.
   
(Pengamatan menggunakan panca indera)  (Pemaknaan melalui peran otak)
        
Dapat disimpulkan dalam observasi memiliki 3 komponen utama,
yaitu:
1. Teknik mengamati: berbagai teknik yang dapat digunakan dalam
melakukan pengamatan terhadap suatu/ objek ttt secara spesifik
2. Teknik pencatatan: bagaimana cara melakukan pencatatan
observasi secara sistematis dan prosedural
3. Teknik inferensis: proses pengambilan kesimpulan atau
pemaknaan dari apa yang diamati berdasarkan kerangka
konseptual
TUJUAN OBSERVASI
Tujuan umum observasi 10

• Mendeskripsikan setting yang dipelajari,


aktivitas yang berlangsung, orang-orang
yang terlibat dalam aktivitas, dan makna
kejadian yang dilihat dari perspektif
mereka yang terlibat dalam kejadian
yang diamati
Apa yang diamati ?

• Perilaku Verbal dan non verbal


• Masa lalu  Observasi Perilaku saat ini 
Masa akan datang
• Pendekatan yang digunakan untuk menarik kesimpulan selalu
mengacu pada konsep psikologi yang dipakai untuk menjelaskan
tingkah laku manusia yang diobservasi itu.
Beberapa tingkah laku merupakan
(1) produk yang dapat diamati dari suatu proses yang
terjadi dalam diri individu, atau
(2) produk yang dapat diamati dari sifat / karakter
tertentu individu sehingga judgment dan interpretasinya
akan menjadi berbeda
Proses

• Semua aktivitas internal yang terjadi dalam diri


individu seperti aktivitas emosi, kognitif atau
aktivitas fisiologis yang tidak dapat diamati
secara langsung, tetapi dapat disimpulkan dari
tingkah laku yang ditampilkannya apabila kita
melihat konteks tingkah laku itu secara
keseluruhan.
Karakteristik

Predisposisi untuk menampilkan tingkah laku dalam cara tertentu di


bawah suatu keadaan tertentu.
Predisposisi ini tidak dapat secara langsung diamati dalam satu atau
dua kali pengamatan.
Karakteritik dapat disimpulkan setelah kita mengamati secara
berulang-ulang bahwa dalam suatu keadaan/situasi yang serupa
individu memunculkan tingkah laku yang sama/serupa.
Tingkahlaku yang berulang merupakan suatu habit, kumpulan habit
mencerminkan trait dan kumpulan trait membangun personality
Dengan demikian kita harus ingat
bahwa pola tingkahlaku bergantung
pada setting dan waktu, artinya sangat
kontekstual
KEDUDUKAN OBSERVASI
Kenapa Observasi diperlukan dalam ilmu dan
profesi psikologi ?

Untuk kepentingan : RISET dan DIAGNOSIS sesuai dengan


fungsi Ilmu :
Description (mendeskripsikan suatu gejala)
Explanation (menjelaskan suatu gejala)
Prediction (memprediksi gejala yang akan terjadi)
Control (mengendalikan gejala yang muncul)
Oleh karena itu penting untuk menetapkan tujuan, yang didasarkan
orientasi dan kepentingan Observer.
LINGKUP OBSERVASI DALAM BIDANG PSIKOLOGI

PEMERIKSAAN PSIKOLOGI
PENELITIAN
(DIAGNOSIS)

Sebagai alat pengumpul data


untuk kepentingan penelitian tsb Mampu melukiskan gambaran
mampu memberikan gambaran tentang diri seseorang secara
ttg fenomena psikologis, objektif sesuai dgn tujuan dan
baik individual maupun kelompok setting.
sesuai dengan tujuan
penelitian
Observasi ilmiah

• Profesional (riset, asesmen psikologi)


• Direncanakan matang dan dilaksanakan secara sistematis;
Perancangan Observasi meliputi:
a. Tahap persiapan (penentuan tujuan, metode pencatatan, teori)
b. Tahap pelaksanaan/ pengambilan data,
c. Tahap pengolahan data (kualitatif, kuantitatif)
d. Tahap pembuatan kesimpulan (kerangka konseptual)
• Tujuan untuk kepentingan tertentu sesuai dengan sasaran masalah
yang dilandasi kerangka konseptual
Observasi alamiah

• Orang awam
• Tanpa perencanaan yang matang
• Tujuannya untuk memuaskan rasa ingin tahu
Perlu diingat !!!
• Observasi hanya memberikan informasi mengenai tingkahlaku yang
tampak, tapi tidak bisa memberi data mengenai belief atau sikap
sesorang terhadap tingkahlakunya baik yang sudah, sedang atau
akan dilakukan.
• Informasi ini dapat diperoleh melalui wawancara, inventory atau
tes lain.
• Informasi yang diperoleh lewat observasi adalah bentuk-bentuk
komunikasi verbal dan non verbal.
JENIS-JENIS OBSERVASI
Jenis observasi 23

• Participant – non participant


• Terstruktur/sistematik – tidak terstruktur
• Obstrusive – unobstrusive
• Eksperimental – natural
• Formal - informal
Participant 24

• Observer berpartisipasi dalam aktivitas orang/kelompok yg


diobservasi
• Umumnya untuk penelitian eksploratif
• Misal: meneliti interaksi sosial di penjara, pabrik dan sebagainya

• Tingkat partisipasi:
-partisipasi penuh
-bergabung pada aktivitas tertentu
-partisipasi sebagai pengamat
Observasi non-partisipan

• Observasi non partisipan adalah metode observasi


dimana observer tidak ambil bagian dalam
kehidupan observe.
• Observasi non partisipan disebut juga dengan
istilah observasi tidak langsung dimana observer
tidak ikut terlibat aktif dalam situasi yang
diamati.
Terstruktur/sistematik 26

• Ada kerangka yang memuat faktor dan ciri khusus dari


hal-hal yang diamati
• Sistematik: lebih menekankan pada segi frekuensi dan
interval waktu tertentu (misal: setiap 10 menit)
• Isi dan luas observasi lebih terbatas sesuai rumusan
khusus
• Memungkinkan respon dan peristiwa dicatat dgn lebih
teliti dan dikuantifikasi
Observasi tidak sistematik

• Merupakan observasi yang dilakukan tanpa adanya persiapan yang


sistematis atau terencana tentang apa yang akan diobservasi,
karena observer tidak tahu secara pasti apa yang akan diamati.
Dalam melakukan pengamatan observer tidak menggunakan
instrumen yang telah baku, tetapi hanya berupa rambu-rambu
pengamatan.
• Observer membuat rancangan observasi namun tidak digunakan
secara baku seperti dalam observasi sistematik, artinya observer
dapat mengubah objek observasi berdasarkan situasi lapangan.
Unobstrusive 28

• Tidak mengganggu, tidak terlibat, tanpa berinteraksi


dengan orang yang diobservasi melalui pertanyaan atau
perlakuan lainnya
• Contoh:
-tulisan dan rekaman audiovisual
-materi budaya (obyek fisik)
-jejak perilaku
-buku
-rekaman demografi
Eksperimental vs Natural 29

• Observasi Eksperimental: dilakukan dgn cara


mengendalikan unsur-unsur penting ke dalam
situasi sedemikian rupa sehingga situasi tsb dapat
diatur sesuai dengan tujuan riset dan dapat
mengurangi atau menghindari faktor lain yg dapat
mempengaruhi situasi.
• Observasi natural: observasi yang dilakukan pada
lingkungan alamiah subjek, tanpa adanya upaya
untuk melakukan kontrol atau direncanakan
manipulasi terhadap perilaku subjek.
Formal & informal 30

• Formal:
-Terstruktur, terkontrol, biasanya utk penelitian
-Prosedur observasi yg ketat (definisi, alat, observer,
pencatatan, dsb)
• Informal:
-lebih fleksibel dlm kontrol, biasanya utk program
pengajaran
-lebih mudah digunakan dlm berbagai situasi
31
Kelebihan observasi
• Data yg diperoleh “nyata”, bukan perilaku yg
dilaporkan, sehingga lebih obyektif dan akurat
• Aman
• Memungkinkan utk diulang
• Tanpa mengganggu
• Mudah diakses dan dilakukan
• Baik sebagai sumber data longitudinal
Kelemahan metode observasi 32

• Tidak efisien; harus menunggu gejala observasi yang akan


diamati
• Subyektif
• Tidak reliabel (tidak konsisten menunjukan hasil yang sama
ketika diuji berulang kali pada tes/ situasi yang sama pada
kesempatan yang berbeda)
• Sulit diinterpretasi, teutama mengenai dinamika TL seseorang
• Tidak ekonomis
Disadvantages of Observation Method 33

• The most limiting factor in the use of observation method is the inability to
observe such things such as attitudes, motivations, customers/consumers
state of mind, their buying motives and their images.
• It also takes time for the investigator to wait for a particular action to take
place.
• Personal and intimate activities, such as watching television late at night,
are more easily discussed with questionnaires than they are observed.
• Cost is the final disadvantage of observation method. Under most
circumstances, observational data are more expensive to obtain than other
survey data. The observer has to wait doing nothing, between events to be
observed. The unproductive time is an increased cost.
OBSERVASI SISTEMATIS
OBSERVASI SISTEMATIS

Observasi yang sifatnya ilmiah dilakukan oleh professional ( dokter,


psikolog, hakim, jaksa, pekerja sosial, guru ) untuk pengambilan
keputusan yang menunjang profesinya.
Tujuan observasi misalnya untuk menetapkan diagnosis, untuk
penanganan masalah sesuai dengan orientasi dan kepentingan observer
( membuat program intervensi, atau untuk mengetahui efektivitas
suatu terapi ).
observasi harus direncanakan secara matang dan dilakukan secara
sistematis  maksudnya ada teknik-teknik tertentu dan persyaratan
tertentu untuk dikatakan ilmiah
Agar bermanfaat, suatu observasi yang sistematis haruslah :
o Bertujuan
o Terfokus
o Memiliki limit data yang dikumpulkan
o Metode pencatatan yang terstandarisasi yang valid dan reliabel
NORMAN SUNBERG

Ada 4 hal yang perlu diperhatikan untuk menciptakan


situasi observasi yang sistematis, yaitu
• WHERE ,
• WHAT,
• WHEN , dan
• HOW
WHERE

• menunjukkan tempat dimana observasi akan dilaksanakan ,


maksudnya dalam SITUASI atau SETTING seperti apa observasi akan
dilaksanakan. Pembagian setting berkaitan dengan level control
yang dilakukan observer.
• Natural setting,
Yaitu setting observasi yang memiliki level control yang rendah dan mengambil gejala
dalam kehidupan sehari-hari observe.

• Contrived / Simulated setting,


 Yaitu setting observasi yang memiliki level control yang tidak terlalu ketat dan
diciptakan oleh observer
Contoh : situasi tes, situasi simulasi kerja

• Controlled / Laboratory setting


 Yaitu setting observasi yang memiliki level control yang sangat ketat. Observer
mengontrol ketat semua stimulus yang akan berpengaruh
WHAT

• menyangkut “apa” yang akan diobservasi


• Apakah tingkah laku individu ?
• Apakah tingkah laku sekelompok individu ?
• Apakah meliputi keseluruhan situasi ?
• Atau apakah hanya meliputi sebagian situasi ?
PROSEDUR PENGAMBILAN DATA

1. EVENT SAMPLING
• Mencatat semua kejadian atau tingkah laku spesifik yang
menjadi target behavior yang diobservasi
• Atau mencatat event yang terjadi selama periode observasi
• Unit observasinya adalah tingkah laku, titik sentral observasi
adalah event atau kejadiannya
• event pada dasarnya   setiap kejadian yang terjadi di suatu tempat
dalam dunia yang real / nyata. 
• event mencakup perilaku tertentu yang dapat dimasukkan ke dalam
kategori tertentu.
• Misalnya : tingkah laku bertengkar. 
• Tingkah laku bertengkar adalah suatu event karena tingkah laku
bertengkar terbangun/tersusun dari tingkah laku spesifik yang dapat
diamati, seperti adanya suara keras teriakan, adanya ekspresi wajah
tertentu atau adanya tingkah laku melawan ketika  barang miliknya
direbut.
• Jadi dalam event sampling, kita menentukan event atau tingkah
laku spesifik apa yang akan diamati.
• Tingkah laku yang dimaksud harus didefinisikan dengan jelas
sehingga diketahui batasan-batasan tingkah laku yang dimaksud 
harus dibuat definisi operasionalnya
2. T I M E S A M P L I N G
Berfokus pada aspek-aspek tingkahlaku yang dipilih dalam
rentang waktu tertentu.
Prinsipnya adalah counting the behavior
Sifat datanya adalah sample daripada gambaran tingkahlaku
Prinsip representativeness perlu diperhatikan, oleh karena itu
pengambilan sample dapat menggunakan metoda sampling yang
sesuai dgn tujuan
Merupakan metoda tertutup, karena data mentah hilang, kecuali
bila data berupa narasi/deskriptif
Bersifat sangat selektif, hanya mencatat tingkahlaku tertentu
yang telah ditetapkan
Harus dilakukan penyimpulan segera untuk menentukan apakah
tingkahlaku tersebut ada atau tidak
Waktu yang ditekankan, dalam batas waktu tertentu / interval
waktu tertentu ( bisa jam, hari , minggu dst ) tingkah laku apa
saja yang muncul
• TIME SAMPLING disebut juga interval sampling, interval recording
• Prinsipnya adalah counting the behavior
• Bentzen (2000) menjelaskan yang dimaksud dengan time sampling
adalah mengobservasi di waktu yang kita pilih dari keseluruhan
waktu dalam suatu setting observasi tertentu. Jadi time sampling
adalah sampling waktu.
• Hal esensial yang perlu dipahami adalah bukan waktu saja yang di-
sampling ( diambil sebagai sampel ), tetapi tingkah laku juga
diambil sebagai sampel, karena kita akan mengobservasi apakah
tingkah laku tertentu yang dimaksudkan terjadi dalam periode
waktu yang telah ditetapkan sebelumnya.
• Irwin & Bushnell (1980 dalam Bentzen 2000):
• time sampling adalah : “ using observation to sample, rather than
to describe behavior....... “.  mengambil sampel tingkahlaku
• “...... made it necessary to place some restrictions on what
would be observed ”.  ada batasan-batasan tentang tingkah laku
yang akan diobservasi
• “ ...... the behavior occur frequently enough that the observer
could be reasonably sure of being able to see itu “.  tingkah laku
harus sering terjadi
•  DIAMBIL SAMPEL TINGKAH LAKUNYA DALAM INTERVAL WAKTU
TERTENTU
WH EN

• menyangkut BILAMANA ( waktu / kapan ) baik


pengamatan maupun pencatatan data
dilangsungkan
•  periode dan waktu pengamatan
( berapa lama batas waktu pengamatan, dan
kapan – pagi , siang , sore , malam sesuai dengan
tujuan observasi ).
•  waktu pencatatan ,
• Immediate recoding, yaitu pencatatan segera setelah target
behavior teramati.
• retrospective recording ( mengingat kembali – pencatatan tidak
langsung ), hal ini diselenggarakan setelah ada kesompulan dari
hasil interview atau testing, bisa dilakukan dengan menggunakan
checklist atau rating scale untuk memperoleh impresi dari hasil
yang sudah ada.
HOW

• menyangkut bagaimana pengamatan akan dilaksanakan dan


bagaimana observer mencatat data yang dikumpulkan
• participant observation
• non-participant observation
• Pencatatan , teknik pencatatan apakah yang akan digunakan,
• Cartwright & Cartwright : Apakah behavior tallying, frekuensi,
durasi ; checklist ; rating scale ; participation chart atau
anecdotal record (termasuk Narrative Description dan Diary
Description)
• Bentzen: Narrative Description dan Diary Description.
• Sundberg : pencatatan dapat dilakukan dengan alat mekanik
seperti audio-tape, video , televisi.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai