Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

2.1 Latar Belakang

Secara garis besar, observasi merupakan suatu aktivitas pengamatan suatu objek
secara langsung di lokasi penelitian, serta mencatat secara sistematis mengenai gejala –
gejala yang diteliti. Secara etimologi, observasi berasal dari bahasa latin yang memiliki
arti melihat dan memperhatikan. Sedangkan menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa
Indonesia), observasi merupakan peninjauan secara cermat. Pada dasaranya, observasi
bertujuan untuk mendeskripsikan setting yang pelajari, aktivitas-aktivitas yang
berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas dan makna yang diamati tersebut.
Dalam mendeskripsikan sebuah observasi haruslah kuat, factual sekaligus teliti tanpa
harus dipenuhi dengan berbagai hal yang tidak relevan.
Observasi dilakukan untuk memahami situasi yang sedang terjadi disekitar kita dan
juga sebagai informasi yang bisa kita butuhkan untuk melanjutkan suatu penelitian.
Dalam pengertian yang terdapat didalam observasi, terdapat juga pendapat dari
para ahli salah satunya adalah pendapat dari Suharmi Arikunto mengemukakan bahwa
observasi itu adalah observasi adalah pengamatan secara langsung terhadap suatu objek
yang terdapat di lingkungan baik yang sedang berlangsung saat itu atau masih berjalan
yang meliputi berbagai aktifitas perhatian terhadap suatu kajian objek dengan
menggunakan pengindraan. Tindakan yang dilakukan dengan sengaja atau sadar dan
sesuai urutan. Yang dimana bahwa observasi adalah sebuah objek yang sedang kita lihat
atau yang sedang menjadi objek perhatian yang bisa kita pakai untuk suatu penelitian.

2.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud observasi??


2. Apa saja manfaat, jenis-jenis, langkah-langkah, kelemahan dan kelebihan dari
observasi?

2.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan observasi.


2. Untuk mengetahui apa itu observasi dan juga manfaat beserta bagian yang ada di
observasi tersebut.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Observasi


Secara garis besar, observasi merupakan suatu aktivitas pengamatan suatu objek
secara langsung di lokasi penelitian, serta mencatat secara sistematis mengenai gejala –
gejala yang diteliti. Secara etimologi, observasi berasal dari bahasa latin yang memiliki
arti melihat dan memperhatikan. Sedangkan menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa
Indonesia), observasi merupakan peninjauan secara cermat. Dan dapat dikatakan juga
bahwa observasi adalah metode pengumpulan data dengan mengamati atau meninjau
secara langsung di lokasi penelitian atau lapangan untuk mengetahui secara langsung
kondisi yang terjadi untuk membuktikan kebenaran apa yang kita teliti.
Dari pengertian observasi diatas, para ahli juga mengemukakan pendapat sebagai
berikut.
1. Nawawi dan Martini
Observasi adalah pengamatan sekaligus pencatatan secara urut yang terdiri dari
unsur – unsur yang bermunculan dalam suatu fenomena – fenomena dalam objek
penelitian. Hasil dari pengamatan akan dilaporkan dengan susunan yang sistematis dan
sesuai kaidah berlaku.
2. Sudjana
Arti observasi adalah metode penilaian yang sering digunakan untuk mengukur
suatu proses dan tindakan individu dalam sebuah peristiwa yang sedang diamati.
3. Suharmi Arikunto
Observasi adalah pengamatan secara langsung terhadap suatu objek yang terdapat
di lingkungan baik yang sedang berlangsung saat itu atau masih berjalan yang meliputi
berbagai aktifitas perhatian terhadap suatu kajian objek dengan menggunakan
pengindraan. Tindakan yang dilakukan dengan sengaja atau sadar dan sesuai urutan.
Dari beberapa pendapat menurut para ahli dapat disimpulkan bahwa observasi
adalah suatu penelitian yang dijalankan secara sistematis dan disengaja diadakan dengan
menggunakan alat indra (terutama mata) atas kejadian – kejadian yang ditangkap pada
waktu kejadian secara langsung.

2.2 Tujuan observasi


Tujuan observasi adalah untuk mendapatkan gambaran konkret di tempat
penelitian tentang kehidupan sosial. Observasi yang dilakukan dapat memberikan

2
kejelasan tentang sebuah permasalahan dan kemudian akan mendapatkan solusi untuk
masalah tersebut dalam bentuk laporan yang relevan dan dapat dimanfaatkan sebagai
bahan pembelajaran atau studi.
Adapun menurut pendapat para ahli mengenai tujuan observasi yaitu sebagai
berikut.
1. Zechmeister (2001)
Tujuan observasi yaitu mengetahui tingkah laku secara mendalam dan
mendeskripsikannya secara individual.
2. Patton (dalam Poerwandari 1998)
Tujuan observasi adalah mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-
aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna
kejadian dilihat dari perspektif mereka yang terlihat dalam kejadian yang diamati
tersebut.

2.3 Manfaat Observasi

Manfaat dari observasi adalah sebagai peneliti dapat lebih memahami suatu
kejadian yang ditelti lebih baik, terkadang penelti juga banyak menemui hal – hal baru
dari peneltiannya tidak hanya membuktikan hal – hal yang diperkirakan, hasil penelitian
dari obsevasi biasanya deskriptif sehingga membuat peneliti lebih objektif dan terbuka
terhadap permasalahan yang diteliti. Ada juga beberapa manfaat dari observasi antara
lain sebagai berikut :
 Hasil observasi yang dihasilkan bisa dikonfirmasikan dengan hasil penelitian
 Deskripsi memberikan gambaran nyata
 Bisa menjelaskan proses peristiwa terjadi dan menguji kualitasnya, dan memperkirakan
mengapa sesuatu terjadi dalam aturan nyata
 Dapat mencatat gejala yang terkadang tidak nyata berlangsungnya
 Dapat mencatat keadaan yang tidak bisa direplikasikan dalam eksperimen
 Kronologi peristiwa bisa dicatat dengan berurutan
 Perlengkapan dan teknologi bisa merekam secara permanen

2.4 Jenis-jenis observasi

Adapun jenis-jenis observasi menurut Marie Jahoda yaitu.

a. Observasi partisipasi

3
Observasi partisipasi merupakan observasi dimana peneliti ikut terlibat langsung
dalam kegiatan pengamatan di lapangan.
Adapun ciri-ciri observasi ini yaitu :
 Materi observasi disesuaikan dengan tujuan observasi.
 Waktu dan bentuk pencatatan yang bersifat kronologis dan sistematis.
 Kedalaman partisipasi tergantung pada tujuan dan situasi.
Kelebihan dari jenis ini adalah peneliti menjadi bagian dari berbagai situasi yang
dipelajari di lapangan, sehingga kehadirannya pun tidak memengaruhi situasi di
lapangan.

b. Observasi sistematik

Observasi sistematik adalah salah satu jenis observasi yang sering disebut
observasi berkerangka. Maksudnya observasi yang terstruktur yang terdapat kerangka
yang berisi faktor-faktor dan ciri khusus dari setiap faktor yang diamati.
Sistematik disini menekankan kepada segi frekuensi dan interval waktu tertentu
(misalnya setiap 10 menit).
Ciri-ciri observasi sistematik :
 Isi dan luas observasi lebih terbatas, sesuai rumusan khusus.
 Memungkinkan respons dan peristiwa dicatat secara lebih teliti.

c. Observasi eksperimental

Observasi eksperimental adalah observasi yang dilakukan dengan menggunakan


langkah-langkah dengan mengendalikan unsur-unsur penting ke dalam situasi
sedemikian rupa. Sehingga situasi tersebut dapat diatur sesuai dengan tujuan riset dan
dapat dikendalikan untuk menghindari bahaya timbulnya faktor-faktor lain yang dapat
mempengaruhi situasi.
Ciri-ciri observasi eksperimental :
 Situasi yang dibuat sedemikian rupa sehingga observasi tidak mengetahui maksud
diadakannya observasi.
 Dibuat situasi yang bervariasi untuk menimbulkan tingkah laku tertentu.
 Situasi ditimbulkan atau dibuat sengaja.
 Segala aksi-reaksi dari observasi dicatat dengan teliti dan cermat.

4
2.5 Langkah – langkah Observasi

1. Mengetahui dimana observasi itu dapat dilakukan


2. Menentukan dengan pasti siapa saja yang akan diobservasi
3. Mengetahui dengan jelas data – data apa saja yang diperlukan
4. Mengetahui bagaimana cara mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancer
5. Mengetahui tentang cara mencatat hasil observasi, seperti telah menyediakan buku
catatan, kamera, tape recorder, alat tulis lainya.

2.6 Kelebihan observasi dan Kelemahan observasi.

Adapun kelebihan dari observasi sebagai berikut.


1. Dengan pengamatan langsung dapat menguji kebenaran peneliti, maupun data.
2. Dalam waktu yang bersamaan, dapat memperoleh gambaran dari berbagai tingkah
laku
3. Observasi tidak tergantung pada kemauan objek yang diobservasi untuk
melaporkan atau menceritakan pengalamannya
Sedangkan, kelemahan observasi yaitu sebagai berikut.
1. Observasi sangat tergantung pada individu yang melakukan observasi.
2. Observasi sangat tergantung kepada individu yang melakukan observasi,
maksudnya disini adalah Pengamatan yang berkaitan dengan keterbatasan
penglihatan secara fisiologis, dan berkaitan dengan minat dimana observer lebih
mengamati hal-hal yang menonjol
3. Observasi dipengaruhi oleh responden yang diamati. Jika responden yang diamati
mengetahui bahwa dirinya sedang diobservasi, responden akan mengatur tingkah
lakunya agar tampak menjadi lebih baik, sehingga terlihat berbeda dari kondisi
yang sebenarnya.
4. Observasi bersifat terbatas Keterbatasan observasi yang merupakan “observasi
partisipasi” akan meminta observer untuk menunggu gejala-gejala yang akan
diamati. Misalnya: kita akan mengobservasi ekspresi emosi bahagia semua anak
yang mendapatkan juara di kelas nya.
5. observasi terbatas oleh kurun waktu. Misalnya untuk meneliti riwayat hidup
seseorang
6. Jika menggunakan alat, maka kelemahannya adalah
 Biaya yang mahal
 Perlu keahlian khusus dalam menggunakan alat tersebut

5
 Dapat menimbulkan kecurigaan bagi responden.

2.7 Suasana Psikologis

a. Pada Observer, adapun suasana psikologisnya yaitu


1. Bahagia dan cemas akan hal baru
2. Khawatir kehadirannya akan mempengaruhi apa yang akan diobservasi.
3. Dapat menarik diri agar mampu melihat persoalan.

b. Pada Responden:

1. bila diamati, responden bertingkah tidak seperti biasa. karena suasana


psikologisnya bisa ikut menentukan hasil dari observasi. Maka dari itu, kita dapat
mengatasi dengan cara;
i. Observer terlebih dahulu mengenali tempat yang paling leluasa untuk
melakukan observasi (misalnya kantin, perpustakaan, dsb).
ii. Observer harus datang lebih awal daripada responden.
iii. Selain itu, ada hal-hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
 Mengusahakan responden tidak tahu bahwa sedang diobservasi
 Merumuskan apa yang akan diobservasi supaya observer tidak
bingung.
 Menghindari prasangka dan subjektivitas.
 Menggunakan alat mencatat hasil observasi agar lancar (kecuali bila
penelitian bersifat kualitatif murni, karena dalam penelitian kualitatif
yang menjadi alat adalah si peneliti itu sendiri; si peneliti mengamati
dan mencatat langsung apa pun yang terjadi).
 Melakukan penafsiran setelah observasi dilakukan.
 Melakukan prosedur kontrol yang teliti.

2.8 Penentuan Tujuan Observasi

Tujuan observasi harus bisa menggambarkan What, Who, Where, When, dan How.

1. What: Apa yang akan diobservasi;

Berkaitan dengan tingkah laku yang akan diamati dan dicatat oleh observer.
Tingkah laku yang diamati adalah yang dapat didengar, dilihat, dihitung, dan
diukur. Termasuk kedalam tingkah laku ini adalah tingkah laku verbal dan

6
nonverbal. Tingkah laku verbal adalah tingkah laku yang berupa ungkapan kata-
kata. Tingkah laku nonverbal meliputi tingkah laku statis dan dinamis.
i. Tingkah laku statis (status present) adalah tingkah laku yang tidak
mengalami perubahan dari waktu ke waktu dengan cepat. Tingkah laku statis
ini meliputi:
 Keadaan fisik: bentuk/perawakan/proporsi tubuh
 Suara: warna/karakteristik suara
 Performance: cara berpakaian, cara menggunakan make-up, cara menata
rambut, dsb.
ii. Tingkah laku dinamis adalah tingkah laku yang dapat berubah dari waktu ke
waktu. Tingkah laku ini meliputi:
 Ekspresi wajah
 Gerakan tubuh
 Gesture
 Posture
 Orientasi ruang
 Distance/jarak
 Nada suara (tekanan, volume) dan cara bicara (ritme)
Pencatatan tingkah laku mana saja yang diamati, bisa dikategorikan kedalam 2
jenis, yaitu:
1. Event sampling, yaitu hanya mengamati beberapa aspek tingkah laku pada suatu
saat tertentu. Misalnya seorang observer mencatat tingkah laku agresif seorang
anak saat ia bemain dengan teman-temannya.
2. Time sampling, yaitu mengamati dan mencatat apa saja yang dilakukan individu
dalam waktu tertentu. Misalnya: dalam suatu kelompok bermain, seorang observer
mengamati seorang anak selama lima menit dan mencatat tingkah laku apa saja
yang dilakukannya.

2. Who: Siapa yang diobservasi. Misalnya seseorang/kelompok/hewan.

3. Where: Di mana observasi akan berlangsung.

Hal ini berhubungan dengan derajat kontrol yang dilakukan observer dan situasi
observasi (setting):
Setting Derajat Kontrol Kekurangan

7
Field Setting/Natural Setting,
Kesulitannya:
yaitu situasi alamiah, di
- buang waktu
lapangan, dalam kehidupan Pengontrolan lemah
- mahal
sehari-hari, atau dalam tingkah
- kompleks
laku yang wajar.
Simulated Setting, yaitu
situasi bila individu mendapat
suatu
stimulasi untuk menghasilkan Pengontrolan sedang
respons tingkah laku tertentu,
misalnya situasi kerja atau
situasi tes/role play.
Pengontrolan ketat, sehingga
observer dapat mengontrol
Laboratory setting, yaitu
segala stimulus yang dapat
situasi di laboratorium.
mempengaruhi apa yang akan
diobservasi.

4. When: Waktu observasi dilakukan dan waktu pencatatan.

Waktu observasi dilakukan, misalnya: siang, malam, setiap ½ jam, setiap 10


jam, dsb. Waktu pencatatan terbagi menjadi 2 jenis, yaitu:
 Pencatatan langsung (immediate recording), yaitu pencatatan
dilakukan ketika atau segera setelah pengamatan berlangsung.
 Pencatatan retrospektif (retrospektif recording), yaitu pencatatan
dilakukan setelah observasi selesai. Yang peru diperhatikan dalam
pencatatan jenis ini adalah terjadinya faktor lupa.

5. How: Bagaimana gejala ini diamati.

Hal ini berkaitan dengan teknik/cara pengambilan data, yaitu melalui


observasi partisipasi atau observasi nonpartisipasi.
 Observasi partisipasi yaitu suatu cara observasi dimana observer turut serta
dalam kegiatan yang diamati. Hal ini dilakukan untuk memperoleh data
tingkah laku individu yang wajar, tidak dibuatbuat, tidak dilandasi perasaan
curiga atau perasaan sedang diamati. Misalnya: observer turut bermain

8
dengan anak-anak yang sedang diobservasi, atau observer ikut mengambil
peranan sebagai pegawai di sebuah perusahaan yang sedang ia amati.
 Observasi nonpartisipasi, yaitu observer tidak ikut serta dalam kegiatan
individu yang diobservasi. Observer benar-benar berperan sebagai penonton,
pengamat, dan pencatat tingkah laku yang sedang diobservasi.

9
BAB III
PENUTUP

2.1 KESIMPULAN

Secara garis besar, observasi merupakan suatu aktivitas pengamatan suatu objek
secara langsung di lokasi penelitian, serta mencatat secara sistematis mengenai gejala –
gejala yang diteliti. Secara etimologi, observasi berasal dari bahasa latin yang memiliki
arti melihat dan memperhatikan. Terdapat pendapat dari beberapa ahli salah satunya
Suharmi Arikunto mengemukakan bahwa observasi itu adalah observasi adalah
pengamatan secara langsung terhadap suatu objek yang terdapat di lingkungan baik yang
sedang berlangsung saat itu atau masih berjalan yang meliputi berbagai aktifitas
perhatian terhadap suatu kajian objek dengan menggunakan pengindraan. Tindakan yang
dilakukan dengan sengaja atau sadar dan sesuai urutan.
Tujuan observasi adalah untuk mendapatkan gambaran konkret di tempat
penelitian tentang kehidupan sosial. Observasi yang dilakukan dapat memberikan
kejelasan tentang sebuah permasalahan dan kemudian akan mendapatkan solusi untuk
masalah tersebut dalam bentuk laporan yang relevan dan dapat dimanfaatkan sebagai
bahan pembelajaran atau studi.

10
DAFTAR PUSTAKA

https://majalahpendidikan.com/observasi-pengertian-manfaat-jenis-dan-tujuan
http://www.sumberpengertian.co/pengertian-observasi-lengkap
www.sumberpengertian.co/pengertian-observasi-lengkap
www.artikelsiana.com/2018/12/pengertian-observasi-tujuan-contoh-observasi-para-
ahli.html?m=1

https://dokumen.tips/documents/latar-belakang-kegiatan-observasi.html

11

Anda mungkin juga menyukai