Anda di halaman 1dari 10

Pengamatan, Pengukuran dan Analisis

Melakukan pengamatan, pengukuran dan analisis. ialah melakukan pengumpulan data hasil
pengamatan, melakukan pengukuran serta mengolah informasi dan mengkajinya sesuai tujuan
evaluasi

A. Pengumpulan Data

Pengumpulan data tidak lain dari proses pengadaan data primer untuk keperluan
penelitian. Pengumpulan data merupakan langkah yang amat penting di peroleh dalam
metoda ilmiah, karena pada umumnya, data yang di kumpulkan digunakan, kecuali untuk
penelitian eksploratif, untuk menguji hipotesa yang telah dirumuskan. Data yang
dikumpulkan harus cukup valid untuk digunakan.
Pengumpulan data adalah prossedur yang sistematik dan standar untuk memperoleh
data yang diperlukan. Perlu dijelaskan bahwa pengumpulan data dapat dikerjakan berdasar
pengalaman. Memang dapat di pelajari metode-metode pengumpulan data yang lazim
digunakan, tetapi bagaimana mengumpulkan data di lapangan, dan bagaimana
menggunakan teknik tersebut dilapangan atau dilaboratorium, berkehendak akan
pengalaman yang banyak. Secara umum metode pengumpulan data terbagi atas beberapa
kelompok yaitu:

a. Observasi (Pengamatan)

Teknik observasi yaitu pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap


gejala yang tampak pada objek penelitian (Margono, 2003: 158). Observasi adalah
kegiatan pemuatan perhatian terhadp sesuatu objek dengan menggunakan alat indera
(Arikunto, 2002: 133). Observasi merupakan metode pengumpulan data yang
menggunakan pengamatan terhadap obyek penelitian yang dapat dilaksanakan secara
langsung maupun tidak langsung (Riyanto, 2001: 96). Observasi sebagai alat
pengumpulan data ini banyak digunakan untuk mengukur tingkah laku ataupun proses
terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati baik dalam situasi yang sebenarnya
maupun dalan situasi buatan. Teknik pelaksanaan observasi ini dapat dilakukan secara
langsung yaitu pengamat berada langsung bersama objek yang diselidiki dan tidak
langsung yakni pengamatan yang dilakukan tidak pada saat berlangsungnya suatu
peristiwa yang diselidiki.
Hampir setiap orang melakukan pengamatan dalam kehidupan sehari-hari,
yakni apabila kita dengan sengaja mengaktifkan indera kita terhadap suatu sasaran, hal
yang demikian ini berarti kita sudah melakukan pengamatan. Akan tetapi pengamatan
dalam pengumpulan data berbeda dengan pengamatan yang sehari-hari dilakukan
kebanyakan orang. Perbedaanya adalah pengamatan dalam penelitian tertuju pada
sasaran yang jelas, yakni sasaran yang akan diamati ditegaskan dulu dalam perencanaan
penelitian. Pengamatan ilmiah dalam penelitian harus direncanakan secara sistematis,
dilakukan secara teratur, dengan tujuan untuk mengembangkan atau menguji suatu
gagasan ilmiah, disamping itu pengamatan dalam penelitian mengandung suatu nilai
kebenaran, yaitu apabila ada peneliti lain yang melakukan pengamatan terhadap obyek
yang sama maka hasilnya akan tetap sama atau tidak jauh berbeda (observation).
Petujuk penting yang harus diperhatikan oleh peneliti dalam menggunakan
teknik observasi ini menurut Rummel (1958) adalah:

1. Pemilihan pengetahuan yang cukup mengenai objek yang diteliti.


2. Menyelidiki tujuan-tujuan umum dan khusus dari masalah-masalah penelitian
untuk menentukan masalah sesuatu yang harus di observasi.
3. Menentukan cara dan alat yang dipergunakan dalam observasi.
4. Menentukan kategori gejala yang di amati untuk memperjelas ciri-ciri setiap
kategori.
5. Melakukan pengamatan dan pencatatan dengan kritis dan detail agar tidak ada
gejala yang lepas dari pengamatan.
6. Pencatatan setiap gejala harus dilakukan secara terpisah agar tidak saling
mempengaruhi.
7. Menyiapkan secara baik alat-alat pencatatan dan cara melakukan pencatatan
terhadap hasil observasi.

Sebagaimana wawancara mendalam, pengamatan juga merupakan salah satu


metoda pengumpulan data yang bersifat kualitatif. Data yang dikumpulkan melalui
pengamatan ini adalah gejala sosial yang dilakukan dengan menggunakan penglihatan,
pendengaran, perabaan, perasaan dan penciuman. Dalam pengamatan indera yang sring
dipakai adalah penglihatan dan pendengaran, karena obyek pengamatan dalam
penelitian social adalah berupa tingkah laku individu dan proses sosial dalam suatu
kelompok kecil. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh Bailey bahwa mengamati
gejala sudah barang tentu tidak dengan bertanya, tetapi dengan penginderaan atau
sensing (Bailey, 138).
Berdasarkan dari deskripsi diatas, dapat dikemukakan bahwa pengamatan adlah
teknik pengumpulan data yang tidak menimbulkan stimulus atau rangsangan atau
sering disebut dengan non stimulus, karena semua gejala yang diamati sudah dapat di
presentasikan tanpa stimulus.
Teknik pengumpulan data melalui pengamatan ini dapat di golongkan menjadi
dua tipe, yaitu pengamatan terstruktur (structured observation) dan pengamatan non tak
terstruktur (unstructured observation). Pengamatan terstruktur adalah pengamatan yang
telah dipersiapkan secara sistematis, telah diketahui kesatuanya, telah diketahui
variabel teoritis dan indikator-indikatornya. Dengan demikian pengamatan terstruktur
ini tinggal mencocokkan indikator-indikator yang telah disusun dengan gejala yang
diamati.
Dalam pelaksanaanya pengamatan terstruktur ini dapat dilakukan tanpa
partisipasi peneliti dalam masyarakat yang diteliti, peran peneliti hanya sebagai
pengamat penuh dan tidak perlu mengambil bagian dalam interaksi dengan anggota
kelompok yang diamati demikian juga tidak perlu memperlihatkan posisi peneliti dalam
interaksi tersebut. Hal ini dimaksudkan agar peneliti tetap menjadi pengamat dengan
jarak tertentu dan agar tidak mempengaruhi kebiasaan komunitas yang diamati.
Sedangkan pengamatan tak terstruktur adalah pengamatan yang dilakukan
dengan tidak menentukan kesatuan, variabel maupun indikatornya terlebih dahulu
dengan jelas, dalam pengamatan ini tidak terdapat hipotesis. Peneliti dalam model
pengamatan ini di mulai dengan masuk ke dalam kelompok masyarakat yang diteliti
dan mengambil peran tertentu di dalamnya. Karena keterlibatanya tersebut, maka
pengamatan tak terstruktur ini juga disebut sebagai pengamatan terlibat atau observasi
berpartisipasi. Berdasarkan dari penjelasan tersebut dapat dikatakan bahwa pengamatan
terlibat adalah sebuah penelitian yang pengumpulan datanya dilakukan dengan
menggunakan metode observasi berpartisipasi dan bukan menguji hipotesis, melainkan
mengembangkan hipotesis. Oleh karena itu penelitian ini dapat di katakan sebagai
penelitian untuk mengembangkan teori dan karenananya hanya dapat dilakukan oleh
peneliti yang menguasai macam-macam teori yang telah ada di bidang yang menjadi
perhatianya.
Observasi adalah cara untuk menggumpulkan data dengan mengamati atau
mengobservasi obyek penelitian atau peristiwa baik berupa manusia, benda mati,
maupun alam. Data yang diperoleh adalah untuk mengetahui sikap dan perilaku
manusia, benda mati, atau gejala alam. Orang yang bertugas melakukan observasi
disebut observer atau pengamat. Sedangkan alat yang dipakai untuk mengamati obyek
disebut pedoman observasi. Kelebihan observasi adalah data yang diperoleh lebih
dapat dipercaya karena dilakukan atas pengamatan sendiri. Sedangkan kelemahanya
adalah bias terjadi kesalahan interpretasi terhadap kejadian yang diamati. Observer
yang berbada dalam mengamati obek yang sama, bisa menghasilkan kesimpulan yang
berbeda karena factor subyektifitas observer. Disamping item kehadiran observer di
tengah-tengah obyek yang sedang diamati bias merubah sikap dan perilaku obyek
sehingga bisa menyesatkan kesimpulan.

b. Wawancara (interview)

Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan interview pada satu atau
beberapa orang yang bersangkutan. Ada dua jenis wawancara yang lazim di gunakan
dalam pengumpulan data, yaitu wawancara berstruktur dan wawancara tak berstruktur.
Wawancara berstruktur adalah wawancara yang sebagian besar jenis-jenis
pertanyaanya telah ditentukan sebelumnya termasuk urutan yang di Tanya dan materi
pertanyaanya. Wawancara tak berstruktur adalah wawancara yang tidak secara ketat
telah di tentukan sebelumnya mengenai jenis-jenis pertanyaan, urutan dan materi
pertanyaannya. Materi pertanyaan dapat dikembangkan pada saat berlangsungnya
wawancara ddengan menyesuaikan pada kondisi saat itu sehingga menjadi lebih
fleksibel dan sesuai dengan jenis masalahnya.

c. Angket

Metode pengumpulan data dengan angket dilakukan dengan cara


menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk dijawab secara tertulis piula oleh
responden (Margono, 2003: 167). Atau dapat pula dikatakan bahwa angket atau
kuisioner adalah daftar pertanyaan yang disusun sedemikian rupa, terstruktur dan
terencana, di pakai untuk mengumpulkan data kuantiatatif yang di gali dari responden.
d. Tes dan Skala Obyektif

Tes dan skala obyektif adalah suatu cara mengumpulkan data dengan
memberikan tes pada obyek yang diteliti. Ada tes dengan pertanyaan yang disediakan
pilihan jawaban, ada juga tes dengan pertanyaan tanpa pilihan jawaban (bersifat
terbuka). Berdasarkan jawaban yang diberikan ditentukan nilai masing-masing
pertanyaan sehingga dapat di pakai untuk mengukur karakteristik tertentu dari obyek
yang diteliti. Cara ini banyak dilakukan pada tes psikologi untuk mengukur kepribadian
seseorang. Selain itu, ada juga tes untuk mengukur prestasi seseorang. Ada beberapa
macam tes yaitu, tes kecerdasan dan bakat, tes kepribadian, tes sikap, tes tentang nilai,
dan tes prestasi belajar (Boediono dan Koster, 2002). Berdasarkan sarana atu obyek
yang di evaluasi, tes dan alat ukur dapat dibedakan menjadi:

1. Tes kepribadian (personality test), untuk mengukur kretifitas, disiplin, kemampuan


khusus dan sebagainya.
2. Tes bakat (aptitude test), untuk mengukur bakat seseorang.
3. Tes intelegensi (intelegence test), untuk mengukur pikiran terhadap tingkat
intelektual seseorang.
4. Tes sikap (attitude test), untuk mengukur sikap seseorang.
5. Tes minat (interest test), untuk mengukur minat seseorang terhadap sesuatu.
6. Tes prestasi (achievement test), untuk mengukur pencapaian keberhasilan
seseorang setelah mempelajari sesuatu.
e. Dokumentasi

Yaitu mengumpulkan data dengan melihat atau mencatat suatu laporan yang
tersedia. Metode ini dilakukan dengann melihat dokumen-dokumen resmi seperti
monografi, catatan-catatan serta buku-buku peraturan yang ada. Dokumenn sebagai
metode pengumpulan data adalah setiap pernyataan tertulis yang disususn oleh
seseorang atau lembaga untuk keperluan pengujian suatu peristiwa atau menyajikan
akunting.
Dokumen ialah setiap bahan tertulis atau film, lain dari record yang tidak
dipersiapkan karena adanya permintaan seorang penyelidik. Dalam penerapan metode
dokumentasi ini, biasanya peneliti menyusun instrumen dokumentasi dengan
menggunakan chek list terhadap beberapa variable yang akan didokumentasikan.
Dokumen yang di pergunakan dalam penelitian ini dapat dibagi menjadi dokumen
pribadi yang berisi catatan-catatan yang bersifat pribadi dan dokumenresmi yang berisi
catatan-catatan yang sifatnya formal (Meleong, 2004, 163).

B. Pengukuran

Dalam evaluasi perlu adanya pengukuran. Dari pengukuran ini dapat diperoleh
sebuah hasil ukur yang dapat dianalisis sehingga mampu diambil kesimpulan apakah tujuan
dapat dicapai atau belum, apakah pembelajaran yang dilakukan sudah berhasil atau belum.
Dalam bukunya Yusuf (2015 :11) secara jelas menyebutkan bahwa terdapat 3
langkah yang perlu dilalui dalam melaksanakan pengukuran, antara lain adalah:

a. Mengidentifikasi dan merumuskan atribut atau kualita yang akan diukur


b. Menentukan seperangkat operasi yang dapat digunakan untuk mengukur atribut
tersebut
c. Menetapkan seperangkat prosedur atau definisi untuk menerjemahkan hasil
pengukuran ke dalam pernyataan atau data kuantitatif.

Bagaimanapun juga dalam pengukuran, penguantitatifan informasi adalah penting


untuk membuat ketetapan hati atau kebulatan tekad atau membedakan suatu atribut
sehingga kesimpulan yang diambil tidak subjektif
Langkah-langkah pelaksanaan pengukuran tersebut sangat penting dilakukan agar
proses pengukuran dapat dilakukan dengan baik. Dimulai dari identifikasi dan perumusan
atribut apa yang akan diukur, dalam sebuah pembelajaran misalnya, terdapat kompetensi-
kompetensi yang harus diukur. Kemudian penentuan perangkat operasi yang sesuai untuk
pengukuran. Jenis, metode apa serta alat apa yang hendak digunakan ditentukan agar tepat
dan sesuai dengan kompetensi dan indikator jika dalam pembelajaran. Dan terakhir
penetapan perangkat prosedur untuk mendefinisikan pengukuran. Dalam langkah ini
biasanya hasil pengukuran dibuat menjadi data kuantitatif agar memberikan kemudahan
dalam penentuan hasil. Hal ini dikarenakan data kuantitatif merupakan hasil yang absolut
atau mutlak atau tidak lagi relatif. Juga memudahkan untuk analisis dan pembandingan
dengan acuan evaluasi yang telah dibuat.
C. Analisis (Mengelolah dan mengkaji sesuai tujuan evaluasi)

Tujuan evaluasi program adalah berupanya mencari rekomendasi. Rekomendasi ini


didapatkan dari hasil telaah analisis data yang didapatkan dari lapangan. Dalam proses
analisis, kita melakukan beberapa perlakuan atas data yang didapat, perlakuan ini disebut
pengolahan. Pengolahan data merupakan factor yang sangat menentukan kualitas hasil
olahannya. Mengolah data adalah suatu proses mengubah wujud data yang diperoleh,
biasanya masih termuat didalam instrument atau catatan-catatan yang dibuat peneliti
(evaluator), menjadi sebuah sajian data yang dapat disimpulkan dan dimaknai.
Analisis data kualitatif dan kuantitatif merupakan topic yang biasa dilakukan dalam
metode penelitian lanjut dan evaluasi. Ada beberapa hal yang mendasar yang perlu
dipertimbangkan evaluator/peneliti yang bisa membantu dalam memaknai setumpuk data,
yaitu sebagai berikut.

Awali dengan tujuan evaluasi

Ketika menganalisis data (apakah dari tes, kuesioner, wawancara atau lainnya), selalu
harus diawali dengan meninjau ulang tujuan evaluasi. Ini akan memudahkan kita dalam
menyusun data dan memfokuskan analisis. Miasalnya, bila kita bertujuan untuk
meningkatkan program dengan cara mengenali kekuatan dan kelemahan program yang
seadang dievaluasi maka kita bisa menyusun data dalam kekuatan program, kelemahan,
dan saran untuk meningkatkan kualitas program. Jika kita menghendaki pemahaman
menyeluruh mengenai bagaimana program berjalan, kita bisa menyusun data dalam
susunan kronologis apa yang dilakukan klien kita yang dievaluasi. Jika kita ingin
melakukan evaluasi dampak program, kita menggolongkan data berdasar pada indicator
setiap dampak.
Data dapat dianalisis setelah data terkumpul dan ditabulasi. Dari pengolahan data,
bisa didapatkan keterangan/informasi yang bermakna atas sekumpulan angka, symbol, atau
tanda-tanda yang didapatkan dari lapangan. Pengolahan data biasa dilakukan dengan
bantuan statistic dan nonstatistik. Evaluator juga harus jeli melihat rumus-rumus statistic
yang tepat dengan karakteristik data yang dimiliki dan tujuan dilakukannya evaluasi.
1. Analisis Data Kuantitatif
a. Statistik Deskriptif

Suatu teknik pengolahan data yang bertujuan untuk melukiskan dan


menganalisis kelompok data tanpa membuat atau menarik kesimpulan atas populasi
yang diamati. Digunakan untuk menguraikan data yang sepertinya tidak tersusun.

1) Distribusi Frekuensi  Disebut juga sebagai sebaran frekuensi. Salah satu hal
pertama yang dapat dilakukan agar data mudah dipahami.
2) Frekuensi Relatif dan Kumulatif  Frekuensi relative adalah banyaknya
kategori yang muncul yang dilihat secara sendiri-sendiri, terlepas dari kategori
lain. Frekuensi kumulatif adalah untuk melihat keberadaan kategori secara
individual dalam distribusi keseluruhan.
3) Tampilan Grafis Data  Diagram merupakan penggunaan bagan dan grafik.
Alasan utama dalam penggunaan grafik adalah untuk menampilkan informasi
secara komparatif dan kuantitatif secara cepat dan mudah.

b. Statistik Inferensial

Statistik ini mencakup metode-metode yang berhubungan dengan analisis sebagian


data yang dilakukan untuk meramalkan dan menarik kesimpulan atau data, dan akan
berlaku bagi keseluruhan gugus atau induk dari data tersebut. Untuk sebaran data
yang normal disebut dengan statistic parametric, jika tidak normal disebut statistic
nonparametric.

1) Statistic parametric  Teknik ini meliputi: a. t-test untuk kelompok bebas, b. t-


test untuk pengukuran berulang/sampel berhubungan, c. analisis varians factor
tunggal untuk kelompok bebas, d. analisis varians factor tunggal untuk
pengukuran berulang, e. analisis varians dua factor untuk kelompok bebas, f.
korelasi product moment, dan g. korelasi regresi linear.
2) Statistic nonparametric  Teknik ini meliputi: a. chi-square untuk data
nominal, b. tes binomial, c. tes Kendal Tau, d. tes Mann-Whitney u, dan e. tes
Wilcoxon.
2. Analisis Data Kualitatif

Analisis ini bertujuan pada proses penggalian makna, penggambaran,


penjelasan, dan penempatan data pada konteksnya masing-masing. Kegiatan
menganalisis data kualitatif meliputi tahapan berikut ini.

a. Menyiangi Data (Mereduksi Data)  Memilih data memilah mana yang sesuai atau
sekelompok dengan kelompok variable atau penggolongan/kategori yang telah kita
buat sebelumnya, yang jelas-jelas kategori atau variable ini harus mengacu pada
tujuan evaluasi program yang telah ditentukan.
b. Display Data  Data yang diperoleh dikategorisasikan menurut pokok
permasalahan dan dibuat dalam bentuk matriks sehingga memudahkan peneliti
untuk melihat pola-pola hubungan satu data dengan data yang lainnya.
c. Menafsirkan Data  Kegiatan yang dilakukan adalah mengklarifikasi istilah-
istilah, tanda, symbol, atau kode yang dipakai dalam komunikasi, dengan
menggunakan beberapa patokan dalam klarifikasi, dan menggunakan teknik
analisis dalam memprediksikan.
d. Menyimpulkan dan Verifikasi  Data yang telah ditafsirkan kemudian
disimpulkan. Untuk mengecek kebenaran dari apa yang telah kita tafsir dan
simpulkan, kita lakukan verifikasi.
e. Meningkatkan Keabsahan Hasil  Kegiatan ini adalah untuk menjawab kelemahan
dengan validitas dan reliabilitas data dalam pendekatan kualitatif.

1) Kredibilitas (Validitas Internal)  Untuk meningkatkan kredibilitas hasil yang


diperoleh evaluator harus:

 Meningkatkan kualitas keterlibatan diri dalam kegiatan pengumpulan data


di lapangan
 Melakukan pengamatan secara terus-menerus
 Melakukan triangulasi
 Pelibatan para pakar metodelogi dan substansi program yang dievaluasi
 Member check

2) Transferabilitas  Rekomendasi yang dihasilkan dapat diaplikasikan oleh


lembaga pemakai.
3) Dependabilitas dan Conformabilitas  Dilakukan dengan audit trail berupa
komunikasi dengan pakar lain dalam bidangnya guna membicarakan
permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam evaluasi berkaitan dengan
data yang harus dikumpulkan.

f. Narasi Hasil Analisis  Hal yang perlu diperhatikan dalam menarasikan data
kualitatif yaitu 1) tentukan bentuk yang akan digunakan dalam menarasikan data,
2) hubungkan bagaimana hasil yang berbentuk narasi itu menunjukkan tipe
keluaran yang sudah didesain sebelumnya, dan 3) jelaskan bagaimana keluaran
yang berupa narasi itu.

Referensi:

Yusuf, Muri. 2015. Asesmen dan Evaluasi

Dr. Ahmad Tanzeh, M.Pd.I. 2011. Metodologi Penelitian Praktis. Yogyakarta: Teras

Anda mungkin juga menyukai