Anda di halaman 1dari 20

U n i v e r s i t a s A t m a J a y a Y o g y a k a r t a |1

bservation
CHAPTER 8│DATA COLLECTION METHODS

DEFINISI DAN MANFAAT OBSERVASI


DEFINISI OBSERVASI

Sebagian dari apa yang kita ketahui berasal dari observasi. Kita
memperhatikan reaksi rekan kerja terhadap intrik politik, suara-suara dari ruang
pertemuan, aroma parfum, rasa kopi dikantor, licinnya meja kerja marmer milik
pimpinan perusahaan, dan sumber rangsangan lain. Gerakan tubuh, kebiasaan
kerja, pernyataan yang dibuat dan rapat yang diselenggarakan, ekspresi wajah
yang menunjukkan sukacita, kemarahan, emosi lainnya, dan bahasa tubuh pun
bisa diobservasi. Faktor lingkungan yang lain, dan sebagainya, juga dapat
diamati. Anak-anak bisa diobservasi terkait dengan minat dan rentang perhatian
mereka terhadap berbagai stimulus, misalnya keterlibatan mereka dengan
mainan yang berbeda. Observasi tersebut akan membantu produsen mainan,
pendidik anak, administrator perawatan anak, dan pihak lain yang secara
mendalam terlibat atau bertanggung jawab terhadap perkembangan anak, untuk
mendesain dan memperagakan ide-ide berdasarkan minat anak, yang lebih
mudah diobservasi daripada ditelusuri dengan cara lain. Meskipun observasi
semacam itu bisa menjadi dasar bagi pengetahuan, proses pengumpulannya
seringkali sembarangan.1
Tindakan dan perilaku karyawan, konsumen, investor, dan sejenisnya
memainkan peran penting dalam sebuah penelitian bisnis. Peneliti dan manajer
mungkin akan tertarik terhadap bagaimana para pekerja melaksanakan
pekerjaan mereka, bagaimana dampak dari teknik manufaktur baru pada
aktivitas karyawan, bagaimana konsumen menyaksikan iklan, bagaimana
karyawan menggunakan produk, atau berperilaku dalam ruang tunggu.
Observasi adalah sebuah teknik yang alamiah dan berguna untuk
mengumpulkan data tentang tindakan dan perilaku. Observasi membutuhkan
kegiatan “lapangan" - pabrik, supermarket, ruang tunggu, kantor atau ruangan
pembelian – mengamati apa yang pekerja, konsumen, atau pembelian harian,
dan menjelaskan, menganalisis, dan menafsirkan apa yang telah dilihat oleh si
peneliti.

CHAPTER 8│DATA COLLECTION METHODS: OBSERVATION


U n i v e r s i t a s A t m a J a y a Y o g y a k a r t a |2

Observasi dikategorikan sebagai penyelidikan ilmiah apabila diarahkan


secara khusus untuk menjawab sebuah pertanyaan riset, direncanakan dan
dijalankan secara sistematis, menggunakan kendali-kendali yang sesuai, dan
menyediakan catatan yang sah serta dapat diandalkan mengenai apa yang
terjadi. Keanekaragaman manfaat dari observasi membuatnya menjadi metode
sumber utama yang penting dan merupakan pelengkap untuk metode-metode
lainnya.1 Observasi, oleh karena itu, merupakan proses yang umum dikenal oleh
sebagian besar dari kita dan, seperti dikatakan Adler dan Adler (1994), observasi
merupakan dasar fundamental dari semua metode riset. Apakah digunakan
secara sistematis untuk mendukung metode riset lain, atau sebagai teknik riset
utama dalam sebuah riset (seperti dalam etnografi), observasi memberi makna
penting ihwal mengakses dan memahami cara-cara yang digunakan orang-orang
dalam bertindak dan berinteraksi secara komunikatif.2
Observasi merupakan teknik atau pendekatan untuk mendapatkan data
primer dengan cara mengamati langsung objek datanya. 3 Observasi merupakan
cara pengumpulan data melalui proses pencatatan perilaku subjek (orang), objek
(benda) atau kejadian yang sistematik tanpa adanya pertanyaan atau komunikasi
dengan individu-individu yang diteliti.8 Observasi sebagai teknik pengumpulan
data mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain,
yaitu wawancara dan kuesioner. Kalau wawancara dan kuesioner selalu
berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak terbatas pada orang, tetapi
juga obyek-obyek alam yang lain. Sutrisno Hadi (1986) mengemukakan bahwa,
observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun
dari pelbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah
proses-proses pengamatan dan ingatan. Teknik pengumpulan data dengan
observasi digunakan bila, penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses
kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar.
Larry Cristensen (2004), menyatakan bahwa: Dalam penelitian, observasi
diartikan sebagai pengamatan terhadap pola perilaku manusia dalam situasi
tertentu, untuk mendapatkan informasi tentang fenomena yang diinginkan.
Observasi merupakan cara yang penting untuk mendapatkan informasi yang
pasti tentang orang, karena apa yang dikatakan orang belum tentu sama dengan
apa yang dikerjakan. Selanjutnya Creswell (2012) menyatakan, Observasi

CHAPTER 8│DATA COLLECTION METHODS: OBSERVATION


U n i v e r s i t a s A t m a J a y a Y o g y a k a r t a |3

merupakan proses untuk memperoleh data dari tangan pertama dengan


mengamati orang dan tempat pada saat dilakukan penelitian.8
Pendekatan observasi berbeda dengan pendekatan komunikasi. Karena
pendekatan observasi tidak berinteraksi langsung dengan objek datanya, tetapi
hanya mengobservasi saja, maka pendekatan ini baik untuk mengamati suatu
proses, kondisi, kejadian-kejadian atau perilaku manusia. Sedang pendekatan
komunikasi karena berinteraksi dengan respondennya, maka baik digunakan
untuk mengumpulkan data sikap, motivasi, opini, ekspetasi atau intensi dari
respondennya.3

Mengobservasi tidak hanya mengamati saja. Pendekatan observasi


untuk mengumpulkan data dapat dilakukan dengan mengamati
(dengan mata), mendengarkan (dengan telinga), membaca (dengan
pikiran), mencium (dengan hidung) dan meraba (dengan tangan). 3

KLASIFIKASI PENDEKATAN OBSERVASI

Pendekatan observasi dapat diklasifikasikan ke dalam observasi perilaku


(behavioral observation) dan observasi nonperilaku (nonbehavioral observation).
Observasi perilaku (behavioral observation) terdiri sebagai berikut:3
1. Analisis nonverbal (nonverbal analysis)
Observasi analisis nonverbal dapat dilakukan pada gerakan bukan
ucapan, seperti misalnya observasi terhadap bahasa tubuh seseorang,
ekspresi wajah dan lain sebagainya.
2. Analisis linguistik (linguistic analysis)
Observasi analisis linguistik dilakukan pada analisis bahasa yang
digunakan oleh seseorang atau beberapa orang yang sedang
berinteraksi.
3. Analisis linguistik ekstra (extralinguistic analysis) Observasi analisis
linguistik ekstra dilakukan dengan mengobservasi empat dimensi, yaitu
vokal (termasuk tinggi nada, kekerasan, kualitas), tempo (termasuk
kecepatan bicara, durasinya dan ritmenya), interaksi (termasuk tendensi
untuk menginterupsi pembicaraan, mendominasi) dan cara bicara
(termasuk kosa kata, dialek dan ekspresi bicara).
4. Analisis spatial (spatial analysis)

CHAPTER 8│DATA COLLECTION METHODS: OBSERVATION


U n i v e r s i t a s A t m a J a y a Y o g y a k a r t a |4

Observasi analisis spatial mengobservasi hubungan antar orang secara


fisik. Contohnya adalah observasi tentang bagaimana salesman secara
fisik mendekati pelanggan.

Observasi nonperilaku (nonbehavioral observation) terdiri sebagai berikut:3


1. Analisis catatan (record analysis)
Observasi analisis catatan dapat berupa pengumpulan data baik dari
catatan data sekarang atau catatan data historis.
2. Analisis kondisi fisik (physical condition analysis)
Observasi analisis kondisi fisik dilakukan terhadap data kondisi fisik
seperti fisik sediaan, kondisi keamanan pabrik.
3. Analisis proses fisik (physical process analysis)
Observasi analisis proses fisik dapat berupa observasi pada time and
motion dari suatu proses, prosedur-prosedur akuntansi dan lain
sebagainya.

MANFAAT OBSERVASI

Menurut Patton dalam Nasution (1988), manfaat observasi adalah sebagai


berikut:
1. Dengan observasi dilapangan peneliti akan lebih mampu memahami
konteks data dalam keseluruhan situasi sosial, jadi akan dapat diperoleh
pandangan yang holistik atau menyeluruh;
2. Dengan observasi maka akan diperoleh pengalaman langsung,
sehingga memungkinkan peneliti menggunakan pendekatan induktif,
jadi tidak dipengaruhi oleh konsep atau pandangan sebelumnya.
Pendekatan induktif membuka kemungkinan melakukan penemuan atau
discovery.
3. Dengan observasi, peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang atau tidak
diamati orang lain, khususnya orang yang berada dalam lingkungan itu,
karena telah dianggap “biasa” dan karena itu tidak akan terungkapkan
dalam wawancara.
4. Dengan observasi, peneliti dapat menemukan hal-hal yang sedianya
tidak akan terungkapkan oleh responden dalam wawancara karena
bersifat sensitif atau ingin ditutupi karena dapat merugikan nama
lembaga.

CHAPTER 8│DATA COLLECTION METHODS: OBSERVATION


U n i v e r s i t a s A t m a J a y a Y o g y a k a r t a |5

5. Dengan observasi, peneliti dapat menemukan hal-hal yang diluar


persepsi responden, sehingga peneliti memperoleh gambaran yang
lebih komprehensif.
6. Melalui pengamatan di lapangan, peneliti tidak hanya mengumpulkan
daya yang kaya, tetapi juga memperoleh kesan-kesan pribadi, dan
merasakan suasana situasi sosial yang diteliti.8

EMPAT DIMENSI UTAMA YANG MENGKARAKTERISASI JENIS OBSERVASI


BERDASARKAN KONTROL

Perbedaan dapat dibuat antara observasi yang dilakukan dalam kontrol


(atau buatan) dan/atau observasi yang tidak terkontrol (atau alami). Pengamatan
sering dilakukan secara alami. Namun, pengamatan juga merupakan potensial
metode pengumpulan data dalam penelitian eksperimental, dalam tradisi
penelitian yang dikontrol. Dalam penelitian eksperimental, kondisi yang relevan
(terkait dengan variabel independen yang diteliti) dimanipulasi atau dibuat-buat
dengan cara yang sistematis. Pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen (misalnya, perilaku tertentu) selanjutnya diukur. Hal ini memungkinkan
peneliti untuk menentukan hubungan sebab-akibat.
Penelitian observasional dikatakan sangat terkontrol ketika situasi
dimanipulasi atau dibikin oleh peneliti; pembukaan subyek (misalnya, konsumen,
karyawan, atau investor) terhadap situasi atau kondisi tertentu (misalnya, tata
letak toko tertentu, kondisi perburuhan tertentu, atau sejumlah tekanan waktu)
memungkinkan peneliti untuk mengamati perbedaan antara reaksi perilaku
individu dengan situasi dan kondisi tersebut. Observasi terkendali dapat
dilakukan di laboratorium (misalnya, simulasi lingkungan toko atau ruang
berdagang) atau di lapangan (misalnya, toko).
Observasi terkendali terjadi ketika penelitian observasi dilakukan dengan
kondisi yang sudah diatur. Observasi yang tidak terkendali adalah teknik
pengamatan yang tidak akan mencoba untuk mengontrol, memanipulasi, atau
mempengaruhi situasi. Kegiatan berjalan alamiah dan peneliti mengamati
peristiwa ini tanpa campur tangan dalam kehidupan nyatanya. keuntungan dari
pengamatan yang tidak terkendali adalah bahwa orang dapat diamati secara
alamiah saat berbelanja atau dalam lingkungan kerja. Kelemahan utama dari
observasi yang tidak terkontrol biasanya sulit untuk menguraikan situasi yang
seringkali sangat kompleks karena kita tidak bisa mengontrol faktor apapun

CHAPTER 8│DATA COLLECTION METHODS: OBSERVATION


U n i v e r s i t a s A t m a J a y a Y o g y a k a r t a |6

dalam hal ini. Dengan demikian, sangat sulit untuk membedakan penyebab
kejadian, tindakan, dan perilaku.7

BERDASARKAN PROSES PELAKSANAAN PENGUMPULAN DATA

Dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data, observasi dapat


dibedakan menjadi observasi berperanserta (participant observation) dan
observasi nonpartisipan (nonparticipant observation).7
1. Observasi Berperanserta (participant observation)
Dalam observasi ini, peneliti terlibat dalam kegiatan sehari-hari orang
yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data
penelitian. Disini, peneliti memasuki organisasi atau lingkungan
penelitian, dan menjadi bagian tim kerja. Sambil melakukan
pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber
data, dan ikut merasakan suka dukanya. Misalnya, bila seorang peneliti
ingin mempelajari dinamika kelompok dalam organisasi kerja, maka ia
mungkin bergabung dengan organisasi sebagai seorang karyawan dan
mengobservasi dinamika dalam kelompok sambil menjadi bagian dari
organisasi kerja dan kelompok kerja. Dengan berperan sebagai
karyawan, ia dapat mengamati bagaimana perilaku karyawan dalam
bekerja, bagaimana semangat kerjanya, bagaimana hubungan satu
karyawan dengan karyawan lain, hubungan karyawan dengan
supervisor dan pimpinan, keluhan dalam melaksanakan pekerjaan dan
lain-lain. Kebanyakan penelitian antropologi dilakukan dengan cara
tersebut, dimana peneliti menjadi bagian dari kebudayaan asing yang
ingin mereka pelajari secara mendalam. Dengan observasi partisipan
ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan sampai
mengetahui tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak.

Observasi yang
Pasif

Observasi yang
Moderat
Observasi
Partisipatif
Observasi yang
Aktif

Observasi yang

Susan Stainback (1998) menyatakanLengkap


Dalam observasi partisipatif,
peneliti mengamati apa yang dikerjakan orang, mendengarkan apa yang
mereka ucapkan, dan berpartisipasi dalam aktifitas mereka. Seperti

CHAPTER 8│DATA COLLECTION METHODS: OBSERVATION


U n i v e r s i t a s A t m a J a y a Y o g y a k a r t a |7

telah dikemukakan bahwa observasi ini dapat digolongkan menjadi


empat, yaitu partisipasi pasif, partispasi moderat, partisipasi aktif dan
partisipasi lengkap.7
 Partisipasi pasif: Dalam hal ini peneliti datang ditempat kegiatan
orang yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut.
 Partisipasi moderat: Dalam observasi ini terdapat keseimbangan
antara peneliti menjadi orang dalam dengan orang luar. Peneliti
dalam mengumpulkan data ikut observasi partisipatif dalam beberapa
kegiatan, tetapi tidak semuanya.
 Partisipasi aktif: Dalam observasi ini peneliti ikut melakukan apa yang
dilakukan oleh nara sumber, tetapi belum sepenuhnya lengkap.
 Partisipasi lengkap: Dalam melakukan pengumpulan data, peneliti
sudah terlibat sepenuhnya terhadap apa yang dilakukan sumber
data. Jadi suasananya sudah natural, peneliti tidak terlihat melakukan
penelitian. Hal ini merupakan keterlibatan peneliti yang tertinggi
terhadap aktifitas kehidupan yang diteliti.
2. Observasi Nonpartisipan (nonparticipant observation)
Kalau dalam observasi partisipan peneliti terlibat langsung dengan
aktivitas orang-orang yang sedang diamati, maka dalam observasi
nonpartisipan peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat
independen. Peneliti mungkin mengumpulkan data yang diperlukan
dalam kapasitas tersebut tanpa menjadi bagian integral dari sistem
organisasi. Misalnya, peneliti bisa duduk disudut sebuah kantor,
mengamati, dan mencatat bagaimana manajer, selama periode
beberapa hari, akan memungkinkan peneliti untuk membuat sejumlah
generalisasi tentang bagaimana para manajer biasanya menghabiskan
waktu mereka. Dengan sekedar mengobservasi kegiatan, mencatatnya
secara sistematis, dan menabulasikannya, peneliti bisa menghasilkan
sejumlah temuan. Tetapi, hal tersebut mensyaratkan peneliti harus
secara fisik hadir ditempat kerja untuk periode waktu yang panjang dan
membuat studi observasional memakan waktu. Pengumpulan data
dengan observasi nonpartisipan ini tidak akan mendapatkan data yang
mendalam, dan tidak sampai pada tingkat makna. Makna adalah nilai-
nilai dibalik perilaku yang tampak, yang terucapkan dan yang tertulis.

CHAPTER 8│DATA COLLECTION METHODS: OBSERVATION


U n i v e r s i t a s A t m a J a y a Y o g y a k a r t a |8

BERDASARKAN STRUKTUR

Studi observasional dapat terbagi atas tipe pengamat nonpartisipan atau


pengamat partisipan, tetapi keduanya, bisa terstruktur (structured observational
studies) atau tidak terstruktur (unstructured observational studies).7
1. Studi Observasional Terstruktur (structured observational studies)
Observasi terstruktur adalah observasi yang telah dirancang secara
sistematis, tentang apa yang akan diamati, kapan dan dimana
tempatnya. Bila pengamat mempunyai kumpulan kategori aktivitas atau
fenomena yang telah direncanakan sebelumnya untuk dipelajari, hal
tersebut merupakan studi observasional terstruktur. Format untuk
merekam observasi dapat didesain dan ditentukan secara khusus untuk
tiap studi agar sesuai dengan tujuan penelitian. Biasanya, hal semacam
itu yang berkaitan dengan ciri-ciri yang diminati, misalnya durasi dan
frekuensi peristiwa, serta aktivitas tertentu yang mendahului dan
mengikutinya, dicatat. Kondisi lingkungan dan perubahan dalam situasi
juga dicatat. Jika dianggap relevan. Perilaku responden yang relevan
dengan tugas, emosi yang mereka rasakan, komunikasi verbal dan
nonverbal, dan sebagainya, dicatat. Contohnya, peneliti akan melakukan
pengukuran terhadap kinerja pegawai yang bertugas dalam pelayanan
IMB (Ijin Mendirikan Bangunan), maka peneliti dapat menilai setiap
perilaku dan ucapan dengan menggunakan instrumen yang digunakan
untuk mengukur kinerja karyawan tersebut. Observasi yang dicatat pada
lembar kerja (worksheet) atau catatan lapangan kemudian dianalisis
secara sistematis, dengan kesimpulan pribadi yang minimal dari
investigator. Jadi, observasi terstruktur dilakukan apabila peneliti telah
tahu dengan pasti tentang variabel apa yang akan diamati. Dalam
melakukan pengamatan, peneliti menggunakan instrumen penelitian
yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya.
2. Studi Observasional Tidak Terstruktur (unstructured observational
studies)
Pada awal sebuah studi, adalah mungkin bahwa pengamat tidak
memiliki ide yang jelas mengenai aspek tertentu yang memerlukan
fokus. Mengobservasi peristiwa sebagaimana adanya juga dapat
menjadi bagian rencana dalam banyak studi kualitatif (qualitative study).
Dalam hal itu, pengamat akan mencatat secara praktis semua yang

CHAPTER 8│DATA COLLECTION METHODS: OBSERVATION


U n i v e r s i t a s A t m a J a y a Y o g y a k a r t a |9

diobservasi. Studi semacam itu merupakan studi observasional tidak


terstruktur. Observasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidak
dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi. Hal
ini dilakukan karena peneliti tidak tahu secara pasti tentang apa yang
akan diamati. Dalam melakukan pengamatan peneliti tidak
menggunakan instrumen yang telah baju, tetapi hanya berupa rambu-
rambu pengamatan. Misalnya, dalam suatu pameran produk industri dari
berbagai negara peneliti belum tahu pasti apa yang akan diamati. Oleh
karena itu peneliti dapat melakukan pengamatan bebas, mencatat apa
yang tertarik, melakukan analisis dan kemudian dibuat kesimpulan.
Studi observasional tidak terstruktur diklaim sebagai tanda penelitian
kualitatif. Invetigator dapat menyusun sekumpulan hipotesis sementara
yang berlaku sebagai panduan tentang siapa, kapan, dimana, dan
bagaimana individu akan mengobservasi. Setelah informasi yang
diperlukan diobservasidan dicatat selama suatu periode waktu, polanya
bisa ditelusuri, dan penemuan induktif kemudian dapat membuka jalan
untuk pengembangan teori selanjutnya dan pengujian hipotesis.

BERDASARKAN KESADARAN SUBJEK YANG DIOBSERVASI

Berdasarkan kesadaran subjek yang diobservasi, observasi dapat


dibedakan kedalam dua jenis yaitu: observasi tersembunyi (concealed
observation), dan observasi terang-terangan (unconcealed observation).7
1. Observasi Tersembunyi (concealed observation)
Observasi tersembunyi merupakan suatu teknik observasi dimana
subjek yang menjadi pusat penelitian kita sepenuhnya tidak menyadari
bahwa mereka sedang diobservasi. Contohnya, suatu teknik observasi
yang dilakukan dalam pemasaran berupa mystery shopper. Misalnya,
sebuah toko eceran menyewa sebuah perusahaan penelitian untuk
mengirimkan peneliti untuk melakukan observasi dengan cara
menyamar sebagai konsumen biasa. Tugasnya adalah melakukan
observasi terhadap karyawan atau staf toko eceran tersebut: Bagaimana
mereka berinteraksi dengan konsumen. Yang diamati adalah
pengetahuannya tentang produk, keramahan, kesediaannya membantu
konsumen, dan lain lain. Pengobservasi menggunakan penyembunyian
untuk melindungi diri dari objek observasi mereka. Seringkali, mereka

CHAPTER 8│DATA COLLECTION METHODS: OBSERVATION


U n i v e r s i t a s A t m a J a y a Y o g y a k a r t a | 10

menggunakan perangkat teknis seperti cermin satu-arah, kamera


tersembunyi, atau mikrofon. Metode ini mengurangi bias pengobservasi
tetapi mendatangkan masalah etika. Observasi tersembunyi adalah
salah satu bentuk pengintaian, dan masalah beradab tidaknya aksi ini
harus dikaji ulang dengan cermat.1
2. Observasi Terang-Terangan (unconcealed observation)
Observasi terang-terangan merupakan metode pengumpulan data
dimana subjek menyadari bahwa mereka sedang diobservasi. Misalnya,
observasi terhadap karyawan baru yang sedang berinteraksi disebuah
restoran dengan pelanggan restoran tersebut. Ketika pengobservasi
diketahui, terdapat risiko adanya aktivitas yang tidak lazim yang
dilakukan oleh peserta. Awal masuknya seorang pengobservasi ke
dalam sebuah situasi seringkali mengganggu pola aktivitas peserta,
tetapi pengaruh ini biasanya menghilang dengan cepat, terutama ketika
peserta sibuk dalam sebuah aktivitas yang menyibukkan atau kehadiran
pengobservasi tidak memberikan potensi ancaman terhadapa
kepentingan partisipan. Akan tetapi, potensi bias dari kewaspadaan
peserta terhadap pengobservasi selalu menjadi bahan perhatian.1

DUA PENDEKATAN PENTING DALAM OBSERVASI

Pada pembahasan sebelumnya kita sudah sedikit membahas tentang


perbedaan pendekatan dalam observasi. Ada dua pendekatan yang penting
dalam observasi yaitu observasi partisipan dan observasi terstruktur. Untuk
selanjutnya kita akan membahas selengkapnya tentang dua pendekatan ini.

OBSERVASI PARTISIPAN: PENDAHULUAN

Sebelumya telah dijelaskan mengenai bagaimana seorang peneliti dapat


melakukan satu dari dua peran dalam pengumpulan data observasi: pengamat
nonparticipant atau pengamat participant. Karakteristik utama dari observasi
partisipan yaitu dalam pengumpulan data, peneliti secara langsung terlibat dalam
kegiatan sehari-hari organisasi atau secara langsung berada dalam situasi yang
diamati sebagai sumber data. Hal ini memungkinkan peneliti untuk dapat belajar
memahami mengenai kegiatan kelompok atau organisasi yang diteliti pada saat
ikut berpartisipasi dalam kegiatan sehari-hari yang dilakukan sebuah kelompok
orang atau organisasi yang menjadi objek penelitian. Jenis teknik observasi

CHAPTER 8│DATA COLLECTION METHODS: OBSERVATION


U n i v e r s i t a s A t m a J a y a Y o g y a k a r t a | 11

partisipan umumnya digunakan orang untuk penelitian yang bersifat eksploratif.


Untuk menyelidiki satuan-satuan sosial yang besar seperti masyarakat suku
bangsa karena pengamatan partisipatif memungkinkankan peneliti dapat
berkomunikasi secara akrab dan leluasa dengan observer, sehingga
memungkinkan untuk bertanya secara lebih rinci dan detail terhadap hal-hal yang
akan diteliti.7

ASPEK PARTISIPATIF OBSERVASI PARTISIPAN7

Observasi partisipan menggabungkan proses partisipasi dan observasi.


Meskipun demikian, observasi partisipan dapat dibedakan atas pengamatan
murni dan partisipasi murni (Bernard, 1994). Dalam pengamatan murni peneliti di
tuntut untuk tidak melakukan tindakan dan perilaku yang dapat diamati, peneliti
tidak terlibat langsung dalam tindakan dan perilaku kelompok yang diteliti hanya
murni pengamatan. Partisipasi murni menggambarkan keterlibatan peneliti yang
sangat besar dengan kelompok yang diteliti yang pada akhirnya setiap
objektivitas dan kepentingan penelitian hilang (Jorgensen, 1989; De Walt & De
Walt 2002). Dua observasi partisipan telah berhasil digunakan oleh banyak
peneliti yang melakukan penelitian dalam bisnis. Salah satu ciri khas dari
observasi partisipan adalah bahwa peneliti berpartisipasi dalam kelompok sosial
yang diteliti.

ASPEK PENGAMATAN OBSERVASI PARTISIPAN7

Sementara berpartisipasi, peneliti harus mengamati dan mencatat, dan


pada tahap berikutnya menganalisis perilaku, tindakan, interaksi, peristiwa, dan
sejenisnya. Persiapan dengan observasi partisipan dan menjadi bagian dari
kelompok sosial bukan tanpa kesulitan. Ada beberapa masalah yang harus
diatasi. Ini termasuk memilih "situs" (sebuah departemen tertentu, unit bisnis,
pabrik, supermarket, dll), mendapatkan izin, pemilihan informan kunci, dan
mengakrabkan diri dengan pengaturan penelitian (Bernard, 1994).
Dalam kebanyakan studi observasional, mendapatkan akses dimulai
dengan memperoleh izin untuk melakukan penelitian dari orang-orang yang
memiliki jabatan dalam sebuah organisasi, lebih disukai dari manajemen puncak.
Untuk mendapatkan izin untuk melakukan penelitian, penting untuk berhati-hati
menjelaskan tujuan penelitian. Jika tujuan penelitian dipahami (dan diterima),
Anda akhirnya akan mendapatkan izin untuk melaksanakan proyek penelitian

CHAPTER 8│DATA COLLECTION METHODS: OBSERVATION


U n i v e r s i t a s A t m a J a y a Y o g y a k a r t a | 12

Anda. Anda juga dapat mengambil manfaat dari surat pengantar (misalnya dari
sponsor penelitian) yang akan memudahkan masuknya.
Mendapatkan izin adalah satu-satunya langkah pertama dalam
melaksanakan observasi partisipatif. Menjadi anggota diterima dari kelompok
sosial yang diteliti adalah berikutnya. Banyak ahli etnografi telah memperhatikan
bahwa beberapa anggota kelompok sosial yang diteliti lebih terbuka dan lebih
mungkin untuk mendekati peneliti di awal kerja lapangan daripada yang lain
(DeWalt & DeWalt, 2002).
Agar menunjukkan bahwa peneliti menemukan seseorang yang sangat
disukai dan dihormati (dalam sebuah komunitas atau organisasi), yang bertindak
sebagai sponsor. “Sponsor" ini adalah anggota kelompok yang bersedia untuk
memperkenalkan Anda ke grup, untuk menjamin Anda, dan yang mampu
menjelaskan kehadiran Anda kepada anggota kelompok yang lain.
Sebuah aspek penting dari observasi partisipan adalah membangun
"hubungan". Membangun hubungan melibatkan membangun hubungan percaya
dengan kelompok sosial yang diteliti, dengan menunjukkan rasa hormat, jujur,
dan menunjukkan komitmen terhadap kesejahteraan kelompok atau individu
anggota kelompok, sehingga mereka merasa aman dalam berbagi (sensitif)
informasi dengan peneliti. Jorgensen (1989) berpendapat bahwa sejauh mana
hubungan yang dibentuk adalah pengaruh sejauh mana informasi yang
dikumpulkan dalam observasi partisipan akurat dan dapat diandalkan. Dalam
nada serupa, hubungan telah disebut sebagai "satu-satunya dasar untuk
mendapatkan informasi yang benar-benar handal dan dapat dipercaya" (Villa
Rojas, 1979, hal. 59).

APA YANG AKAN DIAMATI7

Masalah potensial dengan studi observasional semakin kewalahan oleh


sejumlah besar data yang sering terputus. Untuk alasan ini, peneliti harus
mencoba untuk menjaga fokus tertentu selama berbagai tahap proses
pengamatan. Secara umum, faktor yang paling penting dalam menentukan apa
yang harus diperhatikan adalah sasaran atau tujuan penelitian. Namun,
"dimana/tempat untuk mulai mencari tergantung pada pertanyaan penelitian,
tetapi di mana untuk fokus atau menghentikan tindakan tidak dapat ditentukan
sebelumnya" (Merriam, 1988, hal. 97). Werner dan Schoepfle (1987)
membedakan tiga proses berturut-turut dalam pengamatan yang dapat

CHAPTER 8│DATA COLLECTION METHODS: OBSERVATION


U n i v e r s i t a s A t m a J a y a Y o g y a k a r t a | 13

memberikan pemahaman yang semakin mendalam pengaturan yang sedang


dipelajari: (1) observasi deskriptif, (2) observasi terfokus, dan (3) observasi
selektif. Dalam penelitian deskriptif, peneliti terbuka untuk segala sesuatu yang
terjadi; data yang dikumpulkan menggambarkan (mendeskripsikan) keadaan,
subyek, dan peristiwa-peristiwa yang terjadi.
Data yang dikumpulkan selama pengamatan deskriptif memberikan cerita
atau laporan awal secara naratif, yang dapat berfungsi sebagai dasar untuk
pengembangan kumpulan konsep, teori, atau bahkan kerangka konseptual.
Pengembangan konsep, teori, dan kerangka kerja konseptual yang difasilitasi
oleh fokus yang lebih besar melalui observasi terfokus dan selektif. Observasi
terfokus menekankan pengamatan (sering didukung oleh wawancara) di mana
peneliti akan berkonsentrasi pada jenis tertentu perasaan, emosi, tindakan,
kegiatan, dan / atau peristiwa dan mencari tema yang muncul. Akhirnya, dalam
pengamatan selektif peneliti berfokus pada berbagai jenis tindakan, kegiatan,
atau acara dan mencari keteraturan (regularities) di dalamnya, sementara
terbuka untuk variasi dari atau pengecualian untuk pola yang muncul (Emerson,
Fretz, & Shaw, 1995).
Metode yang paling penting dari menangkap data dalam observasi
partisipan dalam menulis catatan lapangan. Catatan diambil untuk menangkap
data termasuk catatan tentang apa yang diamati, catatan percakapan informal
dengan subyek yang diteliti, dan catatan jurnal yang disimpan setiap hari.
Kebanyakan peneliti menuliskan kata-kata, frase, atau bahkan seluruh kalimat
selama hari atau acara dan menulis catatan yang lebih luas selama lebih tenang
kali. Kualitas lapangan catatan menitikberatkan pada tingkat detail dan ketepatan
deskripsi (Schensul, Schensul, & LeCompte, 1999). Untuk itu, dokumentasi
pengamatan harus seakurat, selengkap, serinci, dan seobjektif mungkin. Berapa
banyak sebenarnya ditulis selama hari atau acara tergantung pada kualitas daya
ingat peneliti dan keadaan di mana peneliti bekerja (DeWalt & DeWalt, 2002).
Schensul, Schensul, & LeCompte (1999) menyediakan berbagai karakteristik
catatan lapangan yang baik. Ini dirangkum dalam Kotak 8.2. Karakteristik dari
sebuah Catatan Lapangan yang Baik (Schensul, Schensul, & LeCompte, 1999)
(a) menggunakan kutipan yang tepat (exact quotes) bila memungkinkan;
(b) menggunakan nama samaran untuk melindungi kerahasiaan;
(c) menggambarkan kegiatan dalam urutan kejadian;
(d) memberikan deskripsi tanpa menyimpulkan makna;

CHAPTER 8│DATA COLLECTION METHODS: OBSERVATION


U n i v e r s i t a s A t m a J a y a Y o g y a k a r t a | 14

(e) memasukkan informasi latar belakang yang relevan untuk menempatkan


peristiwa;
(f) memisahkan pikiran dan asumsi sendiri dari kejadian yang diamati;
(g) mencatat tanggal, waktu, tempat, dan nama peneliti pada setiap set
catatan.
Harus disadari, bahwa fakta catatan lapangan adalah konstruksi dari peneliti;
adalah peneliti yang memutuskan apa saja yang harus dimasukkan ke dalam
catatan lapangan, sedetail apa informasi yang dimasukkan, konteks apa saja
yang akan dimasukkan, dan sebagainya. Untuk alasan ini catatan lapangan
sering dianggap sebagai simultan data dan analisis data, atau sebagai langkah
pertama dalam proses analisis data (misalnya DeWalt & DeWalt, 2002). Untuk
meringkas, observasi partisipatif membutuhkan banyak keterampilan, seperti
komitmen, kemampuan untuk menyesuaikan diri, bijaksana, kemampuan untuk
berkomunikasi dengan anggota yang berbeda dari kelompok sosial di tingkat
mereka, kesabaran, kemampuan untuk mengamati, kemampuan untuk
memisahkan peran peserta dari itu pengamat, dan sebagainya. Oleh karena itu,
sebelum melakukan diri Anda untuk observasi partisipan yang Anda butuhkan
untuk memastikan Anda memiliki waktu, sumber daya, dan keterampilan yang
dibutuhkan untuk melaksanakan dan melaksanakan jenis ini sangat menantang
penelitian.

OBSERVASI TERSTRUKTUR: PENDAHULUAN7

Observasi terstruktur difokuskan pada sebuah sifat, seperti yang terlihat


selektif pada fenomena yang telah ditentukan. Fokus pengamatan terstruktur
adalah informasi yang terpecah menjadi potongan-potongan kecil dan mudah
dikelola (seperti informasi tentang perilaku, tindakan, interaksi, atau peristiwa).
Ada berbagai tingkat struktur dalam pengamatan terstruktur. Misalnya,
peneliti mungkin telah memutuskan sebuah kategori observasi dengan seksama
dan menggunakan cara yang khusus sebelumnya (observasi yang sangat
terstruktur) atau memulai dengan rencana rinci terhadap apa dan bagaimana
sesuatu akan diamati, tapi pengumpulan datanya menggunakan cara yang
kurang sistematis atau tertentu (observasi semi-terstruktur).
Sebuah contoh penggunaan observasi terstruktur (yang non-
eksperimental) dalam pemasaran adalah kerja pembeli misteri - peneliti benar-
benar terlatih yang secara akurat mampu merekam perilaku karyawan

CHAPTER 8│DATA COLLECTION METHODS: OBSERVATION


U n i v e r s i t a s A t m a J a y a Y o g y a k a r t a | 15

menggunakan daftar dan kode untuk mengumpulkan informasi spesifik tentang


kinerja pelayanan. Pengamatan terstruktur juga dapat digunakan untuk
menghasilkan data numerik untuk uji hipotesis, seperti contoh berikut
menggambarkan.

PENGGUNAAN SKEMA PENGKODEAN DI OBSERVASI TERSTRUKTUR 7

Pengembangan skema coding merupakan aspek penting dari pengamatan


terstruktur. Skema coding berisi kategori-kategori yang telah ditentukan untuk
merekam apa yang diamati. Skema itu datang dalam berbagai bentuk. Beberapa
sangat sederhana; mereka hanya memungkinkan peneliti untuk mencatat
apakah peristiwa tertentu telah terjadi. Skema lain yang lebih kompleks; mereka
termasuk beberapa kategori, rentang waktu, dan sejenisnya. Perhatikan bahwa
pengembangan skema pengkodean yang memadai tidak pernah tugas yang
mudah.
Jenis coding yang akan Anda gunakan tergantung pada informasi yang
ingin Anda kumpulkan. Sekali lagi, pertanyaan-pertanyaan penelitian studi Anda
berfungsi sebagai titik awal, dalam hal ini untuk pengembangan skema coding.
Berdasarkan pertanyaan penelitian, yang kadang-kadang diperhalus melalui
studi percontohan, Anda menentukan konsep-konsep penting (variabel) dalam
penelitian dan mengembangkan skema coding yang memungkinkan untuk
mengumpulkan informasi tentang konsep ini.
Pertimbangan berikut harus diperhitungkan berkaitan dengan
pembangunan skema coding:
a) Fokus. Dari skema coding harus jelas apa yang diamati untuk. Misalnya,
Thomas 'coding skema harus membantu dia untuk menetapkan aspek
pengaturan (misalnya, berapa banyak orang yang menunggu untuk mobil
mereka) dan mana jenis perilaku (misalnya, subjek berjalan melalui
showroom dealer mobil , subjek makan permen) harus diamati dan dicatat.
b) Tujuan. Skema coding dan kategori seharusnya hanya memerlukan sedikit
kesimpulan atau interpretasi dari peneliti. Pedoman yang jelas dan definisi
rinci dari kategori seharusnya membantu pengamat untuk secara obyektif
meng-kode peristiwa, tindakan, dan perilaku.
c) Kemudahan penggunaan. Sebuah skema pengkodean yang baik mudah
digunakan.

CHAPTER 8│DATA COLLECTION METHODS: OBSERVATION


U n i v e r s i t a s A t m a J a y a Y o g y a k a r t a | 16

d) Bersifat (satu-sama-lain) khusus dan secara kolektif mendalam. Kategori


dalam skema coding harus bersifat (satu-sama-lain) khusus dan secara
kolektif mendalam. Kategori dikatakan khusus (exclusive) jika tidak ada
kategori yang tumpang tindih antara satu dengan lainnya. Sebuah skema
coding yang kolektif mendalam mencakup semua kemungkinan (misalnya,
semua yang relevan peristiwa, tindakan, dan perilaku), sehingga selalu ada
kemungkinan untuk pengkodean.
Standar skema pengkodean dapat membantu Anda untuk
mengembangkan skema pengkodean sendiri, memungkinkan Anda untuk
memberi jawaban atas pertanyaan penelitian Anda. Dalam beberapa kasus,
tindakan yang ukurannya frekuentif (sering dilakukan) cukup untuk memberikan
jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penelitian. Misalnya, jika seorang peneliti
cukup tertarik pada seberapa sering seorang manajer menghadiri pertemuan
yang terjadwal dan atau tak terjadwal, menjawab panggilan telepon, atau menulis
email mungkin, sang peneliti mungkin hanya akan menunggu kegiatan ini terjadi
dan merekam peristiwa tersebut pada sebuah checklist sederhana. Namun
banyak peneliti yang tidak hanya tertarik pada seberapa sering peristiwa-
peristiwa tertentu terjadi, tetapi juga dalam keadaan di mana peristiwa ini terjadi.
Dalam kasus ini, peneliti tidak hanya tertarik pada frekuensi perilaku tertentu,
tetapi juga dalam waktu perilaku tertentu.
Gambar 8.1 mengilustrasikan berbagai cara di mana peneliti dapat mengkode
peristiwa:
a) checklist sederhana memberikan informasi tentang seberapa sering
peristiwa tertentu telah terjadi;
b) Sebuah catatan urutan memungkinkan peneliti untuk mengumpulkan
informasi tentang seberapa sering peristiwa terjadi dan tentang urutan
peristiwa terjadi;
c) Sebuah catatan urutan pada skala waktu yang menambah tingkat lanjut
detail, menunjukkan interval waktu antara peristiwa.
Checklist sederhana dan catatan urutan seringkali sangat berguna bagi
peneliti melakukan observasi terstruktur. Kadang-kadang, bagaimanapun,
peneliti mungkin membutuhkan informasi tentang durasi acara tertentu. Dalam
hal peneliti juga akan kode awal dan akhir dari suatu kegiatan atau peristiwa
tertentu.

CHAPTER 8│DATA COLLECTION METHODS: OBSERVATION


U n i v e r s i t a s A t m a J a y a Y o g y a k a r t a | 17

Anda mungkin telah memperhatikan sekarang bahwa observasi terstruktur


sebagian besar bersifat kuantitatif. Memang, observasi terstruktur memungkinkan
Anda untuk mengumpulkan informasi kuantitatif yang dapat digunakan untuk
menguji hipotesis penelitian Anda. Instrumen khusus untuk mengumpulkan data
yang diperlukan adalah skema coding Anda. Hal ini untuk itu penting bahwa
skema pengkodean Anda baik dengan kata lain, bahwa itu adalah valid dan
reliabel. Validitas menunjukkan sejauh mana observasi secara akurat merekam
perilaku di mana Anda tertarik. Keandalan mengacu pada konsistensi
pengamatan, biasanya apakah dua (atau lebih) pengamat, atau pengamat yang
sama pada kesempatan terpisah, mengamati peristiwa yang sama mencapai
hasil yang sama.
[Kami baru saja membahas dua pendekatan penting untuk observasi.
Tentu saja, ada banyak lagi yang bisa dikatakan tentang kedua observasi
partisipan dan observasi terstruktur. Jika Anda tertarik untuk belajar lebih banyak
tentang pendekatan ini Anda bisa mendapatkan manfaat dari berbagai buku
yang sangat baik dan artikel penelitian seperti, misalnya, Observasi Partisipatif:
Panduan untuk Para peneliti lapangan oleh DeWalt dan DeWalt (2002)]

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN OBSERVASI


KELEBIHAN OBSERVASI

1. Kelebihan utama observasi adalah data yang diperoleh peneliti merupakan


data orisinal (langsung pada saat terjadi).
2. Untuk data yang berupa catatan dan prosedur mekanik, observasi merupakan
satu-satunya cara yang dapat dilakukan. Misalnya work-flow, layout, dsb.
3. Informasi yang diperoleh terperinci dan bisa menyesuaikan dengan
kepentingan peneliti. Bahkan sampai pada subjek yang mungkin tidak penting
untuk diamati, tapi sangat berharga bagi peneliti.
4. Data yang dikumpulkan biasanya lebih baik daripada kuesioner atau
wawancara karena observasi tidak banyak menuntut kesiapan subjek dalam
memberikan informasi.

KEKURANGAN OBSERVASI

1. Proses observasi membutuhkan waktu yang lama dan biaya yang mahal. Bisa
saja waktu selesainya observasi lebih lama dari waktu yang telah ditentukan.

CHAPTER 8│DATA COLLECTION METHODS: OBSERVATION


U n i v e r s i t a s A t m a J a y a Y o g y a k a r t a | 18

2. Proses observasi hanya melihat bagian yang tampak saja. Bagian yang tidak
terlihat, seperti persepsi orang tidak dapat diobservasi. Objek yang diteliti bisa
saja menampakkan kebiasaan yang berbeda karena sedang diobservasi.
3. Peneliti tidak dapat mengontrol/memprediksi lingkungan. Bila kondisi
lingkungan berbeda apakah bisa dilakukan observasi terhadap hal yang
sama. Misalnya observasi akan berbeda ketika cuaca yang dihadapi berbeda.
4. Cara observasi memang menghasilkan informasi lengkap, tetapi tergantung
dari kemampuan peneliti untuk menginterpretasikan hasil observasi.
Pengamat yang berbeda akan menghasilkan hasil observasi yang berbeda
pula.

PEDOMAN OBSERVASI

Untuk mengadakan pengamatan yang baik agar memperoleh data yang


representative Rummel dalam Cholid Narbuko dan Abu Ahmadi  memberikan
pedoman sebagai berikut:6
1) Memiliki pengetahuan yang akan diobservasi ini dimaksudkan untuk
menentukan terlebih dahulu apa-apa yang harus diobservasi.
2) Menyelidiki tujuan penelitian (baik umum maupun khusus). Kejelasan
tujuan penelitian akan menuntun mempermudah apa yang harus
diobservasi.
3) Menentukan cara untuk mencatat hasil observasi penelitian harus memilh
cara mana yang dipandang paling efektif dan efisien.
4) Membatasi macam tingkat kategori secara tegas. Penelitian harus
membuat tingkatan misalnya: utama, penting dan tidak penting mengenai
data yang akan dikumpulkan apabila kalau pengumpulan datanya orang
banyak (team).
5) Berlaku sangat cermat dan sangat kritis. Penelitian tidak boleh gegabah,
tergesa-gesa atau serampangan agar apa yang dicatat dalam observasi
adalah benar-benar data yang dibutuhkan.
6) Mencatat tiap gejala secara terpisah, ini dimaksudkan supaya gejala yang
dicatat tidak dipengaruhi oleh situasi pencatatan, karena keadaan atau
kondisi waktu mencatat dapat berpengaruh  kepada observer.
7) Mengetahui sebaik-baiknya alat-alat pencatatan  dan cara
penggunaannya  sebelum observasi dilakukan. Alat-alat observasi seperti

CHAPTER 8│DATA COLLECTION METHODS: OBSERVATION


U n i v e r s i t a s A t m a J a y a Y o g y a k a r t a | 19

telah disebutkan pada nomor 3 harus dipahami betul bagaimana cara


penggunaannya supaya memperoleh data yang diharapkan.

Daftar Pustaka:

1]
Cooper, Donald R and Schindler, Pamela S (2006). Business
Research Methods : 9th Edition. McGraw-Hill Companies, Inc.
2]
Daymon, Christine and Holloway, Immy (2002). Qualitative Research
Methods in Public Relations and Marketing Communications.
Routledge.
3]
Hartono, Jogiyanto (2013). Metodologi Penelitian Bisnis—Salah
Kaprah dan Pengalaman-Pengalaman : Edisi 6. BPFE-Yogyakarta.

CHAPTER 8│DATA COLLECTION METHODS: OBSERVATION


U n i v e r s i t a s A t m a J a y a Y o g y a k a r t a | 20

4]
Hermawan, Asep. Penelitian Bisnis—Paradigma Kuantitatif.
Grasindo
5]
Narbuko, Cholid dan Ahmadi, Abu (2005).  Metodologi Penelitian.
Bumi Aksara.
6]
Sanusi, Anwar (2011). Metodologi Penelitian Bisnis. Salemba
Empat.
7]
Sekaran, Uma and Bougie, Roger (2013). Research Methods for
Business—A Skill-Building Approach : 6th Edition. John Wiley & Sons
Ltd.
8]
Sugiyono (2014). Metode Penelitian Manajemen. Alfabeta.

CHAPTER 8│DATA COLLECTION METHODS: OBSERVATION

Anda mungkin juga menyukai