Sejarah Observasi
Pendapat Descartes mendapat tantangan yang kuat dari kubu ilmuwan yang
memiliki paradigma empiris seperti Jhon Locke, Francis Bacon, dan Rudolf Carnap.
Para ilmuwan tersebut menolak argumen ilmuwan rasionalis dengan alasan bahwa
ilmu pengetahuan seharusnya berasal dari sesuatu yang dapat langsung diobservasi
dan dapat dibuktikan secara konkret dan nyata melalui indrawi (bukan pembuktian
berdasarkan pemikiran). Inilah yang kemudia menjadi dasar bagi berkembangnya
metode observasi partisipan sekarang ini, di mana peneliti harus mengamati secara
langsung objek yang menjadi kajian observasinya. Dewasa ini, metode observasi
digunakan dalam riset – riset kualitatif maupun kuantitatif.
B. Definisi Observasi
C. Tujuan Observasi
2. Memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang kehidupan sosial, yang sukar
diperoleh metode lain.
D. Manfaat Observasi
Observasi memiliki beberapa manfaat diantaranya :
E. Jenis-jenis Observasi
1. Metode observasi partisipatoris
a) Observasi Terstruktur
1. Dapat dilihat. Perilaku tersebut dapat dilihat dan diamati. Pengamatan dapat
dilihat berdasarkan frekuensinya (seberapa banyak / sering perilaku tersebut
muncul), berdasarkan penyebab perilakunya, dan durasinya.
Dari keempat syarat perilaku tersebut, sebuah perilaku yang diobservasi dapat saja
meliputi keempat syaratnya, dua syarat, atau hanya satu syarat. Yang terpenting
adalah bagaimana operasionalisasi perilaku dapat disesuaikan dengan apa yang
hendak dijadikan objek untuk diobservasi.
1. Kelebihan observasi :
b) Dapat dilihat langsung apa yang sedang dikerjakan oleh sabjek hingga kepada
hal yang ditail, maksudnya obervasi mampu merekam perilaku secara lebih
detail.
2. Kelemahan observasi :
a) Umumnya orang yang diamati merasa terganggu atau tidak nyaman, sehingga
akan melakukan pekerjaannya dengan tidak alamiah, maksudnya karena
diamati, maka perilakunya merupakan perilaku buatan yang tidak apa adanya.
Bisa saja dilebih-lebihkan (faking good), atau dikurang – kurangi (faking bad)
karena merasa diamati dan dinilai observer.
c) Adanya bias peneliti seperti peneliti terlalu baik atau terlalu “pelit” dalam
memberikan penilaian terhadap perilaku yang muncul, dalam istilah psikologi
ini disebut dengan generousity effect, yaitu kecenderungan dari peneliti /
observer untuk memberikan penilaian yang baik atau buruk ketika kondisi
atau keadaannya meragukan.
H. Peran Observer
Teori observasi klasik mengatakan bahwa bentuk observasi secara umum
terdiri dari 2 bentuk, yaitu :
1. Participan Observer.
3. Changing-Role Observer.
3. Tentukan siapa subjek yang akan diobservasi, kapan observasi dilakukan dan
berapa lama observasi dilakukan.
4. Menentukan peran observer dalam observasi yang akan dilakukan, yaitu
memprediksi kemungkinan, kelebihan dan kekurangan dari observasi yang
dilakukan.
10. Setelah observasi selesai peneliti tidak boleh meninggalkan lokasi begitu saja.
Secara etika, kita sudah banyak dibantu oleh orang yang ada disekitar lokasi
penenlitian. Oleh sebab itu, izin untuk pamit dan terimakasih kepada orang –
orang yang telah membantu kita melakukan observasi.
Terdapat lima model observasi yang umum dikenal dan sering kali digunakan
dalam penelitian kualitatif. Kelima model observasi tersebut antara lain :
1) Anecdotal Record
b. Ketika peneliti memilih anecdotal record, pemahaman yang lebih tepat dan
akurat dari tingkah laku unik dan spesifik lebih mudah didapatkan.
a. Tipe Evaluasi : Yakni tipe yang berarti hasil akhir dari suatu perilaku yang
muncul.
c. Tipe Deskripsi Umum : tipe ini berisi tentang catatan perilaku subjek beserta
situasinya dalam bentuk pernytaan umum.
2) Behavioral checklist
Merupakan model dalam observasi yang mampu memberikan keterangan
mengenai muncul atau tidaknya perilaku yang diobservasi dengan memberikan
tanda check () jika erilaku yang diobservasi muncul.
3) Participation charts
Merupakan salah satu metode observasi yang hampir mirip dengan behavioral
chechklist, yaitu melakukan observasi, merekam atau mencatat perilaku yang
muncul atau tidak muncul dari subjek atau sejumlah subjek yang diobservasi
secara simultan dalam suatu kegiatan atau aktivitas tertentu.
4) Rating scale
Merupakan salah satu metode observasi yang pada intinya hampir sama
dengan model sebelumnya yang telah dibahas, yaitu behavioral checklist atau
participant chart, yaitu mencatat perilaku sasaran yang dimunculkan oleh subjek
atau observee. Perbedannya terletak pada kebutuhan untuk mengetahui kuantitas
dan kualitas dari perilaku yang diteliti.
Model ini mampu mencatat perilaku yang batasannya tidak jelas dan
tumpang tindih dengan perilaku lainnya.
a) Harus diketahui di mana observasi dapat dilakukan, apakah hanya terdapat pada
suatu tempat pada waktu tertentu saja, atau sering terjadi di berbagai lokasi ?
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Bagong Suyanto, Metode Penelitian Sosial, Jakarta : Kencana Media Group, 2006.