Anda di halaman 1dari 17

BAB 8

METODE PENGUMPULAN DATA: OBSERVASI


METODE PENELITIAN

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 6 KELAS 3AD4 AKUNTANSI MANAJERIAL

FITRI KHAERUNNISA 461 17 044


NUR FADILAH SAWAL 461 17 045
NURUL ANNISAH 461 17 048

PROGRAM STUDI D-4 AKUNTANSI MANAJERIAL


JURUSAN AKUNTANSI
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
MAKASSAR
2020
Tujuan BAB

1. Mendefinisikan observasi.
2. Menjelaskan bagaimana observasi dapat membantu menyelesaikan masalah
bisnis.
3. Menjelaskan perbedaan di antara berbagai pendekatan untuk observasi.
4. Memahami berbagai metode observasional.
5. Membuat keputusan berdasarkan pengetahuan jenis metode observasional yang
tepat untuk studi tertentu.
6. Memahami persoalan yang berkaitan dengan observasi partisipan dan observasi
terstruktur.
7. Membahas kelebihan dan kekurangan observasi.

PEMBAHASAN
A. Pengertian Observasi
Menurut Arikunto (2006:124) observasi adalah mengumpulkan data atau
keterangan yang harus dijalankan dengan melakukan usaha-usaha pengamatan secara
langsung ke tempat yang akan diselidiki. Definisi observasi menurut Tikstine (dalam
Anon, 2010:3) adalah pengumpulan bukti visual secara sistematis dan seakurat
mungkin dengan menghadirkan situasi dunia nyata, yang mengarah kepada
penyampaian. Sedangkan menurut Kamus Ilmiah Populer (dalam
Suardeyasasri,2010:9) kata observasi berarti suatu pengamatan yang teliti dan
sistematis, dilakukan secara berulang-ulang. Terakhir, pengertian observasi menurut
Uma Sekaran (2003: 150) adalah teknik alami yang efektif untuk mengumpulkan data
terkait tindakan dan perilaku.

Jadi, pengertian observasi menurut kelompok kami adalah mengamati dan


mengumpulkan data atau bukti yang dilakukan dengan melakukan usaha-usaha secara
langsung ke tempat yang akan diselidiki dan pengamatan ini diharapkan dapat
menyertakan analisis dan interpretasi yang spesifik. Observasi dapat dilakukan
dengan melihat data atau bukti yang dikumpulkan dan berusaha mencari yang
signifikan dan tidak signifikan dari kumpulan bukti tersebut.
Sebagaimana yang kami jelaskan saat menjawab tujuan bab nomor 1, observasi
mengumpulkan data atau bukti secara langsung, maka observasi tentunya melibatkan
kegiatan “di lapangan”. Misalnya, di pabrik, pusat perbelanjaan (supermarket), ruang
tunggu, kantor, atau trading room untuk melihat apa yang dilakukan oleh para buruh,
karyawan, konsumen, atau day trader dan menjelaskan, menganalisis, serta
menginterpretasikan apa yang mereka lihat.
Observasi dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh data seakurat mungkin
dengan jalan melakukan pengamatan secara langsung ketempat lokasi penelitian atau
obyek yang akan dijadikan penelitian. Karena data dikumpulkan secara langsung,
maka data yang di kumpulkan melalui observasi cenderung mempunyai kepenelitilan
yang tinggi karena peneliti sendiri yang mengamati secara seksama setiap perilaku
yang diobservasi, maksudnya peneliti adalah first-hand dari observasi yang dilakukan
karena peneliti sendiri yang turun ke lapangan dan melakukan observasi.

Melalui observasi, peneliti dapat melihat langsung apa yang sedang dikerjakan
oleh subjek hingga kepada hal yang ditail, maksudnya obervasi mampu merekam
perilaku baik itu di laboratorium (misalnya, simulasi lingkungan toko atau trading
room) untuk penelitian terkontrol ataupun di lapangan (misalnya, sebuah toko) untuk
penelitian alami secara lebih detail. Sehingga peneliti bisa mencatat perilaku yang
sulit di ungkapkan melalui bahasa verbal, karena obervasi memberikan penjelasan
dan bantuan untuk mentafsirkan apa saja gerakan atau kegiatan yang sulit
diungkapkan melalui bahasa verbal. Dan yang paling penting, peneliti dapat langsung
mengetahui durasi waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu unit pekerjaan
tertentu. Misalnya, dalam mengamati berapa lama bank trader menghabiskan
waktunya, observasi dapat dijadikan tools untuk mengukur seberapa lama durasi
seseorang dalam mengerjakan pekerjaan tersebut. Dengan mengetahui durasi, maka
dapat dijadikan norma / pedoman dalam penyelesaian masalah tertentu atau dijadikan
sebagai dasar menentukan sebuah keputusan.
B. Empat Dimensi Utama yang Menggolongkan Jenis Observasi
1. Studi Observasional yang Terkontrol Versus Tidak Terkontrol
Perbedaan dapat dibuat antara observasi yang dilakukan dalam siatuasi
terkontrol (artifisial) versus tidak terkontrol (alami). Namun demikian, observasi juga
merupakan suatu metode potensial untuk pengumpulan data dalam prinsip penelitian
terkontrol. Dalam penelitian eksperimental, kondisi yang relevan (terkait dengan
variable bebas dalam studi) dimanipulasi atau disusun dengan cara yang sistematis.
Pengaruh dari variable bebas terhadap variable terikat (misalnya perilaku tertentu)
selanjutnya diukur. Hal ini akan membuat peneliti dapat menemukan hubungan
sebab-akibat.
Penelitian observasional dikatakan sangat terkontrol ketika situasi dimanipulasi
atau dibikin oleh peneliti; pembukaan subyek (misalnya, konsumen, karyawan, atau
investor) terhadap situasi atau kondisi tertentu (misalnya, tata letak toko tertentu,
kondisi perburuhan tertentu, atau sejumlah tekanan waktu) memungkinkan peneliti
untuk mengamati perbedaan antara reaksi perilaku individu dengan situasi dan
kondisi tersebut. Observasi terkendali dapat dilakukan di laboratorium (misalnya,
simulasi lingkungan toko atau ruang berdagang) atau di lapangan (misalnya, toko).
Observasi terkendali terjadi ketika penelitian observasi dilakukan dengan
kondisi yang sudah diatur. Observasi yang tidak terkendali adalah teknik pengamatan
yang tidak akan mencoba untuk mengontrol, memanipulasi, atau mempengaruhi
situasi. Kegiatan berjalan alamiah dan peneliti mengamati peristiwa ini tanpa campur
tangan dalam kehidupan nyatanya. Keuntungan dari pengamatan yang tidak
terkendali adalah bahwa orang dapat diamati secara alamiah saat berbelanja atau
dalam lingkungan kerja. Kelemahan utama dari observasi yang tidak terkontrol
biasanya sulit untuk menguraikan situasi yang seringkali sangat kompleks karena kita
tidak bisa mengontrol faktor apapun dalam hal ini. Dengan demikian, sangat sulit
untuk membedakan penyebab kejadian, tindakan, dan perilaku.
2. Observasi Partisipan Versus Observasi Nonpartisipan
Peneliti dapat memainkan satu dari dua peran ketika mengumpulkan data
observasi-dari pengamat nonpartisipan atau partisipan. Dalam kasus observasi
nonpartisipan, peneliti tidak pernah secara langsung terlibat dalam tindakan dari aktor
(pelaku), namun mengamati mereka dari luar jangkauan visual aktor, misalnya
melalui kaca satu arah atau kamera.
Observasi partisipan adalah pendekatan yang sudah sering digunakan dalam
studi kasus, studi etnografi, dan studi teori dasar. Dalam observasi partisipan, peneliti
mengumpulkan data dengan berpartisipasi dalam kehidupan sehari-hari dari
kelompok atau organisasi yang diteliti.
Dalam observasi ini, peneliti terlibat dalam kegiatan sehari-hari orang yang
sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Disini, peneliti
memasuki organisasi atau lingkungan penelitian, dan menjadi bagian tim kerja.
Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh
sumber data, dan ikut merasakan suka dukanya. Dengan observasi partisipan ini,
maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui tingkat
makna dari setiap perilaku yang nampak.
Kalau dalam observasi partisipan peneliti terlibat langsung dengan aktivitas
orang-orang yang sedang diamati, maka dalam observasi nonpartisipan peneliti tidak
terlibat dan hanya sebagai pengamat independen. Peneliti mungkin mengumpulkan
data yang diperlukan dalam kapasitas tersebut tanpa menjadi bagian integral dari
sistem organisasi.
Pengumpulan data dengan observasi nonpartisipan ini tidak akan
mendapatkan data yang mendalam, dan tidak sampai pada tingkat makna. Makna
adalah nilai-nilai dibalik perilaku yang tampak, yang terucapkan dan yang tertulis.

3. Studi Observasional Terstruktur Versus Tidak Terstruktur


Observasi terstruktur adalah observasi yang telah dirancang secara sistematis,
tentang apa yang akan diamati, kapan dan dimana tempatnya. Bila pengamat
mempunyai kumpulan kategori aktivitas atau fenomena yang telah direncanakan
sebelumnya untuk dipelajari, hal tersebut merupakan studi observasional terstruktur.
Format untuk merekam observasi dapat didesain dan ditentukan secara khusus
untuk tiap studi agar sesuai dengan tujuan penelitian. Biasanya, hal semacam itu yang
berkaitan dengan ciri-ciri yang diminati, misalnya durasi dan frekuensi peristiwa,
serta aktivitas tertentu yang mendahului dan mengikutinya, dicatat. Kondisi
lingkungan dan perubahan dalam situasi juga dicatat. Jika dianggap relevan. Perilaku
responden yang relevan dengan tugas, emosi yang mereka rasakan, komunikasi
verbal dan nonverbal, dan sebagainya, dicatat.
Jadi, observasi terstruktur dilakukan apabila peneliti telah tahu dengan pasti
tentang variabel apa yang akan diamati. Dalam melakukan pengamatan, peneliti
menggunakan instrumen penelitian yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya.
Observasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan secara
sistematis tentang apa yang akan diobservasi. Hal ini dilakukan karena peneliti tidak
tahu secara pasti tentang apa yang akan diamati. Dalam melakukan pengamatan
peneliti tidak menggunakan instrumen yang telah baju, tetapi hanya berupa rambu-
rambu pengamatan.
Setelah informasi yang diperlukan diobservasi dan dicatat selama suatu
periode waktu, polanya bisa ditelusuri, dan penemuan induktif kemudian dapat
membuka jalan untuk pengembangan teori selanjutnya dan pengujian hipotesis.

4. Observasi Tersembunyi Versus Observasi Tidak Tersembunyi


Observasi tersembunyi merupakan suatu teknik observasi dimana subjek yang
menjadi pusat penelitian kita sepenuhnya tidak menyadari bahwa mereka sedang
diobservasi. Pengobservasi menggunakan penyembunyian untuk melindungi diri dari
objek observasi mereka. Seringkali, mereka menggunakan perangkat teknis seperti
cermin satu-arah, kamera tersembunyi, atau mikrofon. Metode ini mengurangi bias
pengobservasi tetapi mendatangkan masalah etika. Observasi tersembunyi adalah
salah satu bentuk pengintaian, dan masalah beradab tidaknya aksi ini harus dikaji
ulang dengan cermat.
Observasi terang-terangan merupakan metode pengumpulan data dimana
subjek menyadari bahwa mereka sedang diobservasi. Ketika pengobservasi diketahui,
terdapat risiko adanya aktivitas yang tidak lazim yang dilakukan oleh peserta. Awal
masuknya seorang pengobservasi ke dalam sebuah situasi seringkali mengganggu
pola aktivitas peserta, tetapi pengaruh ini biasanya menghilang dengan cepat,
terutama ketika peserta sibuk dalam sebuah aktivitas yang menyibukkan atau
kehadiran pengobservasi tidak memberikan potensi ancaman terhadapa kepentingan
partisipan. Akan tetapi, potensi bias dari kewaspadaan peserta terhadap pengobservasi
selalu menjadi bahan perhatian.

C. Dua Pendekatan Penting untuk Observasi


Dari buku Uma Sekaran, dijelaskan bahwa ada dua pendekatan penting yang
jelas untuk observasi, yaitu observasi partisipan dan observasi terstruktur.
Observasi Partisipan membutuhkan banyak kemampuan, seperti komitmen,
kemampuan untuk menyesuaikan diri, kebijaksanaan, kemampuan untuk
berkomunikasi dengan anggota kelompok sosial yang berbeda di tingkat mereka,
sabar, kemampuan untuk mengamati, kemampuan untuk memisahkan peran
partisipan dengan peran pengamat, dan lainnya. sehingga sebelum seorang peneliti
memutuskan untuk melakukan observasi partisipan, ia harus yakin bahwa memiliki
waktu, sumber, dan kemampuan untuk melakukan dan menyelsaikan jenis penelitian
yang sulit ini.
Observasi terstruktur kebanyakan bersifat kuantitatif. Jadi tentu observasi
terstruktur juga memungkinkan peneliti untuk mengumpulkan informasi kuantitatif
yang dapat digunakan untuk meguji hipotesis studinya. Instrument khusus untuk
mengumpulkan data yang diperlukan merupakan skema pengkodean. Sehingga
menjadi sangat penting bahwa skema pengkodean peneliti bagus; dengan kata lain
bersifat valid dan reliable.
Untuk perbedaan dari kedua persamaan ini, akan kami jelaskan secara lebih
terperinci, di bawah ini.
1. Observasi Partisipan
a) Observasi Partisipan: Pengantar
Seorang peneliti dapat memainkan satu atau dua peran selama mengumpulkan
data observasi: sebagai pengamat nonpartisipan atau pengamat partisipan. Ciri utama
dari observasi partisipan adalah bahwa peneliti mengumpulkan data dengan
berpartisipasi dalam kehidupan sehari-sehari dari kelompok atau organisasi yang
diteliti. Hal ini memungkinkan peneliti untuk mempelajari kegiatan kelompok yang
diteliti dalam situasi alami dari sudut ppeneliting orang dalam dengan mengamati
(mengobservasi) dan berpartisipasi dalam aktivitas tersebut. Ketika Malinowski
memperkenalkan metode ini dalam karyanya yang berpengaruh; Argonauts of the
Western Pacific, dia berpendapat bahwa observasi partisipan membuat peneliti berada
pada situasi “untuk memahami sudut ppeneliting dari penduduk asli, hubungan
peneliti dengan kehidupan, untuk mencapai tujuan hidupnya” (Malinowski, 1992,
hlm. 25). Saat ini, metode ini masih dianggap sebagai tujuan utama dan salah satu
dari kekuatan utama observasi partisipan. Sejak masa Malinowski. metode observasi
partisipan telah dikembangkan dan ditingkatkan secara menyeluruh. Sekarang;
menjadi hal yang umum untuk membedakan antara dua cara dasar dalam menemukan
metode tersebut (Zahlc, 2012). Hal ini mungkin hanya diketahui sebagai partisipasi
dalam kehidupan kelompok sosial yang diteliti yang dikombinasikan dengan
mengamati apa yang sedang terjadi. Hal ini juga dapat dinamai secara lebih luas
untuk melibatkan tidak hanya partisipasi dan observasi, namun juga penggunaan
metode lain seperti wawancara
b) Aspek Partisipatif dari Observasi Partisipan
Observasi partisipan mengombinasikan proses partisipasi dan observasi.
Sehingga, observasi partisipan “harusnya dibedakan baik dari jenis observasi murni
dan partisipasi murni (Bernard, 1994). Observasi murni berusaha untuk
menghilangkan peneliti dari tindakan dan perilaku yang diamati; peneliti tidak pernah
secara langsung dilibatkan dalam tindakan dan perilaku dari kelompok yang diamati.
Partisipasi murni dideskripsikan sebagai “menjadi penduduk asli”; peneliti menjadi
sangat terlibat dengan kelompok yang diteliti sehingga pada akhirnya setiap tujuan
dan ketertarikan penelitian hilang (Jorgensen,1989; De Walt & DeWalt, 2002). Da|am
dua tingkat ini, observasi partisipan telah sukses digunakan oleh banyak peneliti
dalam penelitian bisnis.
Ciri dari observasi partisipan yang membedakan adalah bahwa peneliti
berpartisipasi dalam kelompok sosial yang diteliti. Tingkat tertinggi dari partisipasi
adalah partisipasi lengkap. Dalam kasus ini, peneliti hidup atau bekerja dengan subjek
yang diteliti dan berusaha untuk mengasumsikan peran yang belum ditemukan
(misalnya, peran dari rekan kerja). Dalam partisipasi lengkap, peneliti dapat
menyembunyikan bahwa dirinya adalah seorang pengamat, berperilaku senatural
mungkin dan berusaha untuk menjadi anggota yang diterima dari kelompok sosial
tersebut. Teknik ini memastikan kedekatan dengan subjek; peneliti berinteraksi
dengan subjek dan melakukan aktivitas mereka.
Kekurangan dari metode ini adalah bahwa partisipasi lengkap dapat membatasi
kebebasan gerak di luar peran yang sudah dipilih; sulit untuk menghentikan peran
partisipan penuh ketika penelitian berlangsung. Selain itu, masalah metodologi dari
“menjadi penduduk asli” dapat menyebabkan perspektifpenelitian yang kabur dan
meningkatnya kemungkinan temuan penelitian yang bias. Pada akhirnya terdapat
masalah etika penting dalam partisipasi lengkap tersembunyi. Menjadi anggota dari
kelompok sosial dan secara sengaja berbuat kecurangan terhadap kelompok anggota
tersebut dianggap sebagai hal yang tidak etis oleh banyak pihak. Karena alasan ini,
partisipasi lengkap semakin jarang digunakan.
Dalam banyak kondisi, studi observasi berdasarkan pada partisipasi moderat.
Dalam kasus partisipasi moderat. peneliti mengasumsikan antara menjadi anggota
(insider) sepenuhnya (partisipan lengkap) dan menjadi nonanggota sepenuhnya
(outsider) (seperti dalam studi observasi nonpartisipan). Dalam partisipasi moderat,
peneliti mengamati kejadian yang diteliti, menjaga jarak tertentu dari kejadian
tersebut dan tidak pernah memberikan intervensi. Peran dari peneliti sering kali
adalah peran seorang saksi atau penonton. Teknik lain yang terkadang digunakan
adalah “shadowing". Teknik “shadowing” berarti bahwa peneliti secara dekat
mengikuti subjek (misalnya, seorang manajer atau pialang Wall Street) dengan
terlibat dalam kehidupan sehari-harinya.
Dalam kasus partisipasi aktif, peneliti tidak puas dengan peran sebagai penonton.
Dalam hal ini, peneliti tidak menyembunyikan bahwa dia adalah seorang pengamat,
namun dari awal menjelaskan bahwa dia adalah seorang pengamat kepada kelompok
sosial yang diteliti. Hal ini membuat peneliti tidak hanya dapat mengamati kegiatan
sehari-hari dari subiek tersebut (karyawan, manajer, konsumen, pialang), namun juga
terlibat dalam kegiatan tersebut sehingga membuat mereka dapat mempraktikannya.
Tujuan partisipasi aktif tidak untuk menjadi seperti subjek, dan untuk terlibat jauh
dalam aktivitas mereka, namun untuk melakukan aktivitas tertentu sehingga
mendapatkan pemahaman yang lebih baik dari kegiatan mereka.
c) Aspek Observasi dari Observasi Partisipan
Selama berpartisipasi, peneliti harus mengamati dan mencatat, serta pada tahap
selanjutnya menganalisis perilaku, tindakan, interaksi, kejadian, dan lainnya.
Memulai dengan observasi partisipan dan menjadi bagian dari kelompuk sosial
bukanlah tanpa kesulitan. Terdapat beberapa masalah yang harus dihadapi. Hal
tersebut termasuk memilih “tempat” (departemen tertentu, unit bisnis, pabrik,
supermarket, dan lainnya), mendapatkan llin. memilih informasi penting, dan
mempelajari keadaan/kondisi penelitian (Bernard, 1994).
Dalam sebagian besar studi, mendapatkan akses dimulai dengan mendapatkan
izin untuk melakukan penelitian dari orang-orang yang memiliki jabatan tinggi dalam
organisasi tersebut, terutama manaiemen puncak. Untuk mendapatkan izin melakukan
penelitian, menjadi hal penting untuk secara hati-hati menjelaskan tujuan penelitian.
Jika tujuan penelitian dipahami (diterima), pada akhirnya peneliti akan mendapatkan
izin untuk melakukan proyek penelitian. Peneliti juga dapat terbantu dengan surat
pengantar (misalnya, dari sponsor penelitian) yang akan mempermudah untuk masuk
ke dalam organisasi tersebut.
Mendapatkan izin hanyalah langkah pertama dalam melakukan observasi
partisipan. Menjadi anggota mnt terima oleh kelompok sosial yang diteliti adalah
tahap selanjutnya. Banyak ahli etnografi telah mengetahui dalam beberapa anggota
kelompok sosial yang diteliti lebih terbuka dan lebih bersedia untuk mendekati
peneliq studi praktek sejak awal dibandingkan dengan yang lain (DeWalt & DeWalt,
2002).
Agar menunjukkan bahwa peneliti menemukan seseorang yang sangat disukai
dan dihormati (dalam sebuah komunitas atau organisasi), yang bertindak sebagai
sponsor. “Sponsor" ini adalah anggota kelompok yang bersedia untuk
memperkenalkan Anda ke grup, untuk menjamin Anda, dan yang mampu
menjelaskan kehadiran Anda kepada anggota kelompok yang lain.
Sebuah aspek penting dari observasi partisipan adalah membangun
“hubungan”. Membangun hubungan melibatkan membangun hubungan percaya
dengan kelompok sosial yang diteliti, dengan menunjukkan rasa hormat, jujur, dan
menunjukkan komitmen terhadap kesejahteraan kelompok atau individu anggota
kelompok, sehingga mereka merasa aman dalam berbagi informasi dengan peneliti.
Jorgensen berpendapat bahwa sejauh mana hubungan yang dibentuk adalah pengaruh
sejauh mana informasi yang dikumpulkan dalam observasi partisipan akurat dan
dapat diandalkan.

2. Observasi Terstruktur
a) Observasi Terstruktur: Pengantar
Observasi terstruktur fokus pada sifat, seperti observasi melihat fenomena
yang ditentukan sebelumnya. Fokus dari observasi terstruktur dibagi menjadi bagian-
bagian kecil informasi (seperti informasi terkait perilaku, tindakan, interaksi, atau
kejadian).
Terdapat tingkat yang berbeda dalam observasi terstruktur. Sebagai contoh,
peneliti mungkin sudah memutuskan kategori observasi dengan cukup tepat dan cara
yang tidak mungkin sebelumnya (observasi sangat terstruktur) atau memulainya
dengan rencana terperinci terkait apa yang akan diteliti dan bagaimana
melakukannya, namun mengumpulkan data dengan cara yang kurang sistematis dan
ditentukan sebelumnya (observasi semi-terstruktur).
Contoh penggunaan observasi terstruktur (noneksperimental) dalam
pemasaran adalah penggunaan pembeli misterius (mystery shopper)--peneliti yang
sangat terlatih yang secara akurat mencatat perilaku karyawan dengan menggunakan
checklist dan kode-untuk mengumpulkan informasi tertentu pada kinerja pelayanan.
Penyedia layanan seperti jaringan makanan cepat saji (fastfood chain) menggunakan
jenis observasi tertentu untuk memantau kualitas pelayanan mereka.
Observasi terstruktur juga dapat digunakan untuk menghasilkan data numerik
untuk menguji hipotesis, seperti yang digambarkan contoh berikut.
b) Penggunaan Skema Pengkodean dalam Observasi Terstruktur
Pembuatan skema pengkodean merupakan aspek penting dari observasi
terstruktur. Skema penakodean terdiri dari kategori yang sudah ditentukan
sebelumnya untuk mencatat apa yang diamati/diobservasi. Skema seperti itu muncul
dalam banyak bentuk dan jenis. Beberapa sangat sederhana; hanya dapat membuat
peneliti untuk mencatat apakah kejadian tertentu telah terjadi atau tidak. Skema yang
lain lebih kompleks; berisi berbagai kategori. skala waktu, dan lainnya. Perhatikan
bahwa pembuatan skema pengkodean yang tepat tidak pernah menjadi tugas yang
mudah.
Jenis skema pengkodean yang akan peneliti gunakan tergantung pada
informasi yang ingin peneliti kumpulkan. Sekali lagi, pertanyaan penelitian dari studi
peneliti menjadi poin awal. dalam kasus ini untuk pembuatan skema pengkodean.
Berdasarkan pertanyaan penelitian. terkadang diperbaiki melalui uji perintis (pilot
test), peneliti menentukan konsep penting (yariabel) dalam studi peneliti dan
membuat skema pengkodean yang membuat peneliti dapat mengumpulkan informasi
pada konsep tersebut.
Pertimbangan berikut ini harus diperhatikan terkait dengan bentuk skema
pengkodean:
1) Fokus. Dari skema pengkodean tersebut, harus jelas apa yang akan diamati.
Sebagai contoh, skema pengkodean Thomas harus dapat membantunya
menemukan manakah aspek kondisi (misalnya, berapa banyak orang yang
sedang menunggu mobil mcrcka) dan manakah jenis perilaku (misalnya, subjek
berjalan di showroom dealer mobil, subjek makan permen dan cokelat batang)
yang akan diamati dan dicatat.
2) Objektif. Skema pengkodean dan kategori membutuhkan kesimpulan dan
interpretasi dari peneliti. Panduan yang jelas dan definisi kategori yang detail
dapat membantu peneliti untuk secara objektif membuat kode kejadian, tindakan,
dan perilaku.
3) Mudah untuk digunakan. Skema pengkodean yang baik adalah yang mudah
untuk digunakan.
4) Bersifat mutually exclusive dan collectively exhaustive. Kategori dalam skema
pengkodean harus bersifat mutually exclusive (saling lepas) dan collectively
exhaustive. Kategori bersifat mutually exclusive (saling lepas) jika tidak ada
kategori yang saling tumpah tindih. Skema pengkodean yang bersifat collective
exhaustive mencakup semua kemungkinan (misalnya, semua kejadian, tindakan,
dan perilaku yang relevan) sehingga selalu dapat membuat kode.
Standar skema pengkodean dapat membantu Peneliti membuat skema
pengkodean peneliti sendiri, memungkinkan peneliti untuk memberika jawaban untuk
pertanyaan penelitian. Dalam beberapa kasus. ukuran frekuensi cukup untuk
menjawab pertanyaan penelitian. Sebagai contoh, peneliti yang hanya tertarik dengan
seberapa sering menajer menghadiri pertemuan yang terjadwal dan tidak terjadwal,
menjawab telepon. atau menulis e-mail mungkin hanya menunggu kegiatan tersebut
terjadi dan mencatat kejadian tersebut pada checklist sederhana. Namun demikian,
banyak peneliti yang tidak hanya tertarik pada seberapa sering kejadian tertentu
terjadi, tetapi juga tertarik pada keadaan saat kejadian tersebut berlangsung. Dalam
kasus ini. peneliti tidak hanya tertarik pada frekuensi perilaku tertentu, namun juga
waktu dari perilaku tertentu.
Observasi terstruktur sebagian besar bersifat kuantitatif. Observasi terstruktur
ini memungkinkan kita untuk mengumpulkan informasi kuantitatif yang dapat
digunakan untuk menguji hipotesis penelitian. Instrumen khusus untuk
mengumpulkan data yang diperlukan adalah skema coding. Hal ini penting bahwa
skema pengkodean kita baik dengan kata lain, bahwa itu adalah valid dan reliabel.
Validitas menunjukkan sejauh mana observasi secara akurat merekam perilaku di
mana kita tertarik. Keandalan mengacu pada konsistensi pengamatan, biasanya
apakah dua (atau lebih) pengamat, atau pengamat yang sama pada kesempatan
terpisah, mengamati peristiwa yang sama mencapai hasil yang sama.

Apa yang Akan Diamati ?


Masalah potensial dengan studi observasional semakin kewalahan oleh
sejumlah besar data yang sering terputus. Untuk alasan ini, peneliti harus mencoba
untuk menjaga fokus tertentu selama berbagai tahap proses pengamatan. Secara
umum, faktor yang paling penting dalam menentukan apa yang harus diperhatikan
adalah sasaran atau tujuan penelitian. Werner dan Schoepfle (1987) membedakan tiga
proses berturut-turut dalam pengamatan yang dapat memberikan pemahaman yang
semakin mendalam pengaturan yang sedang dipelajari: (1) observasi deskriptif, (2)
observasi terfokus, dan (3) observasi selektif. Dalam penelitian deskriptif, peneliti
terbuka untuk segala sesuatu yang terjadi; data yang dikumpulkan menggambarkan
(mendeskripsikan) keadaan, subyek, dan peristiwa-peristiwa yang terjadi.
Data yang dikumpulkan selama pengamatan deskriptif memberikan cerita atau
laporan awal secara naratif, yang dapat berfungsi sebagai dasar untuk pengembangan
kumpulan konsep, teori, atau bahkan kerangka konseptual. Pengembangan konsep,
teori, dan kerangka kerja konseptual yang difasilitasi oleh fokus yang lebih besar
melalui observasi terfokus dan selektif. Observasi terfokus menekankan pengamatan
(sering didukung oleh wawancara) di mana peneliti akan berkonsentrasi pada jenis
tertentu perasaan, emosi, tindakan, kegiatan, dan / atau peristiwa dan mencari tema
yang muncul. Akhirnya, dalam pengamatan selektif peneliti berfokus pada berbagai
jenis tindakan, kegiatan, atau acara dan mencari keteraturan (regularities) di
dalamnya, sementara terbuka untuk variasi dari atau pengecualian untuk pola yang
muncul (Emerson, Fretz, & Shaw, 1995).
Metode yang paling penting dari menangkap data dalam observasi partisipan
dalam menulis catatan lapangan. Catatan diambil untuk menangkap data termasuk
catatan tentang apa yang diamati, catatan percakapan informal dengan subyek yang
diteliti, dan catatan jurnal yang disimpan setiap hari. Kebanyakan peneliti menuliskan
kata-kata, frase, atau bahkan seluruh kalimat selama hari atau acara dan menulis
catatan yang lebih luas selama lebih tenang kali. Kualitas lapangan catatan
menitikberatkan pada tingkat detail dan ketepatan deskripsi . Untuk itu, dokumentasi
pengamatan harus seakurat, selengkap, serinci, dan seobjektif mungkin. Berapa
banyak sebenarnya ditulis selama hari atau acara tergantung pada kualitas daya ingat
peneliti dan keadaan di mana peneliti bekerja. Karakteristik dari sebuah Catatan
Lapangan yang Baik (Schensul, Schensul, & LeCompte, 1999):
1) menggunakan kutipan yang tepat (exact quotes) bila memungkinkan;
2) menggunakan nama samaran untuk melindungi kerahasiaan;
3) menggambarkan kegiatan dalam urutan kejadian;
4) memberikan deskripsi tanpa menyimpulkan makna;
5) memasukkan informasi latar belakang yang relevan untuk menempatkan
peristiwa;
6) memisahkan pikiran dan asumsi sendiri dari kejadian yang diamati;
7) mencatat tanggal, waktu, tempat, dan nama peneliti pada setiap set catatan.
Harus disadari, bahwa fakta catatan lapangan adalah konstruksi dari peneliti;
adalah peneliti yang memutuskan apa saja yang harus dimasukkan ke dalam catatan
lapangan, sedetail apa informasi yang dimasukkan, konteks apa saja yang akan
dimasukkan, dan sebagainya. Untuk alasan ini catatan lapangan sering dianggap
sebagai simultan data dan analisis data, atau sebagai langkah pertama dalam proses
analisis data (misalnya DeWalt & DeWalt, 2002).
Untuk meringkas, observasi partisipatif membutuhkan banyak keterampilan,
seperti komitmen, kemampuan untuk menyesuaikan diri, bijaksana, kemampuan
untuk berkomunikasi dengan anggota yang berbeda dari kelompok sosial di tingkat
mereka, kesabaran, kemampuan untuk mengamati, kemampuan untuk memisahkan
peran peserta dari itu pengamat, dan sebagainya. Oleh karena itu, sebelum melakukan
diri Anda untuk observasi partisipan yang Anda butuhkan untuk memastikan Anda
memiliki waktu, sumber daya, dan keterampilan yang dibutuhkan untuk
melaksanakan dan melaksanakan jenis ini sangat menantang penelitian.

D. Kelebihan dan Kekurangan Observasi


1. Kelebihan Observasi
Berikut kami sajikan beberapa kelebihan observasi yang sudah dirangkum:
a) Kelebihan utama observasi adalah data yang diperoleh peneliti merupakan
data orisinal (langsung pada saat terjadi).
b) Untuk data yang berupa catatan dan prosedur mekanik, observasi
merupakan satu-satunya cara yang dapat dilakukan. Misalnya work-flow,
layout, dsb.
c) Informasi yang diperoleh terperinci dan bisa menyesuaikan dengan
kepentingan peneliti. Bahkan sampai pada subjek yang mungkin tidak
penting untuk diamati, tapi sangat berharga bagi peneliti.
d) Data yang dikumpulkan biasanya lebih baik daripada kuesioner atau
wawancara karena observasi tidak banyak menuntut kesiapan subjek dalam
memberikan informasi.
2. Kekurangan Observasi
Selain memiliki kelebihan, observasi juga memiliki beberapa kekurangan
yang juga sudah kami rangkum menjadi beberapa point, antara lain:
a) Proses observasi membutuhkan waktu yang lama dan biaya yang mahal.
Bisa saja waktu selesainya observasi lebih lama dari waktu yang telah
ditentukan.
b) Proses observasi hanya melihat bagian yang tampak saja. Bagian yang
tidak terlihat, seperti persepsi orang tidak dapat diobservasi. Objek yang
diteliti bisa saja menampakkan kebiasaan yang berbeda karena sedang
diobservasi.
c) Peneliti tidak dapat mengontrol/memprediksi lingkungan. Bila kondisi
lingkungan berbeda apakah bisa dilakukan observasi terhadap hal yang
sama. Misalnya observasi akan berbeda ketika cuaca yang dihadapi
berbeda.
d) Cara observasi memang menghasilkan informasi lengkap, tetapi tergantung
dari kemampuan peneliti untuk menginterpretasikan hasil observasi.
Pengamat yang berbeda akan menghasilkan hasil observasi yang berbeda
pula.

Anda mungkin juga menyukai