PENGEMBANGAN DIRI
Jl. Kyai Tapa No.20, RT.1/RW.9, Tomang, Kec. Grogol Petamburan, Kota Jakarta Barat,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11440
MENGENALI POTENSI KECERDASAN 2 : AQ MENGUBAH
HAMBATAN MENJADI PELUANG
A. Definisi Adversity Quotient (AQ).
Adversity Quotient atau sering disingkat AQ merupakan istilah baru
kecerdasan manusia yang diperkenalkan oleh Paul G. Stoltz pada tahun 1997 dalam
bukunya berjudul Adversity Quotient : Turning Obstacle into Opportunities. Kata
adversity berasal dari bahasa Inggris yang bermakna kegagalan atau kemalangan.
Menurut Stoltz (2000:9), adversity quotient (AQ) adalah kecerdasan
seseorang dalam menghadapi rintangan atau kesulitan secara teratur. Adversity
quotient membantu individu memperkuat kemampuan dan ketekunan dalam
menghadapi tantangan hidup sehari-sehari.
Seseorang yang sukses, bisa dilihat dari kinerja atau performance-nya, yang
diibaratkan sebagai daun yang rimbun, dan segar. Kita tentu bisa membedakan antara
pohon yang daunnya kering dan gersang. Dan sebagaimana kita bisa menilai pohon
dari daunnya, juga biasanya kita menilai seseorang dari kinerjanya, dan itulah yang
sering dilakukan atau di-asses untuk keperluan promosi, pinangan pernikahan,
penerimaan pekerjaan, pertimbangan persahabatan dan lain-lain.
Daun yang subur dan rimbun, tentunya hanya akan bisa dihasilkan oleh
cabang/batang pohon yang kuat dan segar, yaitu yang mengisyaratkan ‘talent’ dan
‘desire’. Cabang yang satu, yaitu ‘talent’, merupakan sintesa dari pengetahuan
(knowledge) dan kemampuan (ability), yaitu apa yang kita ketahui dan apa yang bisa
kita lakukan. Bisa terdiri dari keterampilan, kompetensi, pengalaman dan
pengetahuan. Itu saja belumlah cukup.
Cabang yang satunya lagi, yaitu ‘desire’ yang menunjukkan kemauan, motivasi,
hawa nafsu, dorongan, ambisi, semangat. Tanpa ‘desire’, sehebat apapun ‘talent’ yang
dimiliki seseorang, tidaklah akan berguna. Jadi kita perlu ke duanya untuk bisa
sukses. Dan kita tahu, cabang yang baik tidak akan ada, tanpa adanya dahan yang baik
pula.
Dahan yang baik, adalah yang memiliki kecerdasan, kesehatan dan karakter. Yang
mana kecerdasan itu sendiri terbentuk oleh tujuh komponen, yang kesemuanya
dimiliki seseorang hanya dengan kadar yang berbeda, yang satu lebih dominan
dibanding yang lain. Kesehatan, dibentuk oleh kesehatan fisik dan kesehatan mental
(emosi); yang tanpa ke duanya semuanya tidak akan berfungsi. Karakter akhir-akhir
ini mulai mendapat perhatian lebih, dan kita bisa merasakan dimana pentingnya
karakter dalam menunjang semuanya.
Dan bagian yang paling penting dari semuanya, adalah akar yang
memperlambangkan genetika, perlakukan semasa kecil dan keyakinan. Ke tiganya,
walaupun tidak menentukan, tetapi jelas mempengaruhi semua yang diuraikan
sebelumnya. Keyakinan, secara khusus merupakan faktor penentu dan pemaksa dalam
harapan, tindakan, moralitas, kontribusi dan perlakuan kita pada orang lain.”
E. Empat Persimpangan AQ
Setiap penyimpangan mengakibatkan hilangnya waktu, hidup dan peluang
yang tidak mungkin didapat kembali. Namun, ketika perjalanan menjadi semakin
sulit, semakin banyak orang yang meninggalkan pendakian. Akibatnya, mereka akan
memilih satu dari empat persimpangan berbahaya dalam perjalanan itu.
Persimpangan-persimpangan itu mempunyai kemampuan untuk merusak
responsrespons terhadap kesulitan dalam kehidupan kita.