PENGEMBANGAN DIRI
Jl. Kyai Tapa No.20, RT.1/RW.9, Tomang, Kec. Grogol Petamburan, Kota Jakarta Barat,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11440
KOMUNIKASI EFEKTIF DAN TEKNIK PRESENTASI
A. Pengertian Komunikasi
Pengertian komunikasi dapat dimaknai sebagai jalannya proses dimana
seseorang maupun sekelompok orang menciptakan serta menggunakan sejumlah
informasi agar saling terhubung dengan lingkungan sekitar.
Secara umum komunikasi dapat dilakukan secara verbal serta dapat dipahami
oleh kedua belah pihak berkaitan.
2. Perkembangan
Perkembangan memiliki dua aspek, yaitu:
• Pertumbuhan manusia
Pertumbuhan dapat mempengaruhi pola pikir manusia. Bagaimana
komunikan menyikapi informasi yang diberikan komunikator dan bagaimana
komunikator menyampaikan informasi kepada komunikan. Setiap orang
memiliki cara masing-masing untuk menyampaikan informasi agar dapat
mencapai tujuan yang diinginkan. Misalnya cara menyampaikan informasi
kepada anak balita dengan remaja tentu saja berbeda. Ada cara-cara tersendiri
yang dapat kita sesuaikan dengan pola pikir yang sesuai dengan
pertumbuhannya.
• Keterampilan menguasai bahasa
Keterampilan dalam berbahasa ini merupakan salah satu faktor yang sangat
terkait dengan pertumbuhan. Misalnya jika kita menghadapi remaja maka kita
lebih baik mengetahui bahasa-bahasa yang digunakan dalam kesehariannya atau
disebut dengan bahasa gaul. Dengan demikian kita dapat menjalin komunikasi
dengan baik. Begitu pula dengan bayi, bayi memiliki keterampilan bahasa
hanya dengan isyarat (non verbal) seperti menangis jika sakit, haus, atau lapar.
3. Persepsi
Persepsi adalah suatu cara seseorang dalam menggambarkan atau
menafsirkan informasi yang diolah menjadi sebuah pandangan. Pembentukan
persepsi ini terjadi berdasarkan pengalaman, harapan, dan perhatian. Proses
pemahaman manusia terhadap suatu rangsangan atau stimulus ini dapat
memiliki padangan yang berbeda-beda. Selain dapat menjadi pengaruh baik,
persepsi juga dapat menjadi penghambat untuk komunikasi.
Misalnya ada dua orang yang sedang berbicara mengenai “behel”.
Seorang berprofesi sebagai dokter gigi dan seorang lagi berprofesi sebagai
pekerja bangunan. Maka mereka memiliki persepsi yang berbeda tentang
“behel”. Si dokter gigi berpersepsi bahwa “behel” adalah alat yang digunakan
untuk merapikan struktur gigi, sedangkan si pekerja bangunan memiliki
persepsi bahwa “behel” adalah besi yang digunakan untuk membuat bangunan.
5. Emosi
Emosi adalah reaksi seseorang dalam menghadapi suatu kejadian
tertentu. Emosi terkadang tidak dapat dikendalikan oleh diri sendiri. Sehingga
emosi juga mempengaruhi proses komunikasi itu sendiri bahkan emosi dapat
menjadi hambatan.
6. Kondisi fisik
Kondisi fisik mempunyai peranan yang penting untuk berkomunikasi.
Semua indera memiliki fungsi-fungsi yang digunakan dalam kelangsungan
komunikasi.
7. Jenis kelamin
Laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan dalam berkomunikasi
dapat dilihat dari gaya berbicara dan interpretasi. Menurut Tannen, kaum
perempuan menggunakan teknik komunikasi untuk mencari konfirmasi,
meminimalkan keintiman. Sementara kaum laki-laki lebih menunjukkan
independensi dan status dalam kelompoknya.
E. Etiket Berkomunikasi
1. Jujur dan tidak berbohong.
2. Lapang dada dalam berkomunikasi.
3. Bersikap dewasa dan tidak kekanak-kanakan.
4. Tidak mudah tersulut emosi.
5. Menggunakan panggilan yang baik.
6. Berbahasa yang baik, ramah dan sopan.
7. Berinisiatif untuk membuka percakapan.
8. Bertingkah laku dengan baik.
I. Tujuan Presentasi.
Tujuan dari presentasi dari semua jenis, misalnya, untuk membujuk, untuk
menginformasikan, atau untuk meyakinkan. Untuk menjadi baik menyajikan, orang
sering belajar ahli presentasi. Juga, ada banyak pembicara terkenal yang sering diamati
oleh orang-orang yang ingin tahu bagaimana berbicara di depan umum.
Berbicara keterampilan di depan penonton sangat penting bagi siapa pun yang
ingin maju. Banyak presiden, manajer, tenaga penjualan, dan seorang guru yang
menjadi terkenal melalui keterampilan yang sukses dan presentasinya.
J. Tipe-Tipe Hadirin.
1. Tipe pesimis
Audiens dengan tipe pesimis selalu berpikir bahwa apa yang kita sampaikan
tidak berlaku buat diri mereka, tidak akan bermanfaat untuk diri mereka. Apa yang
kita kakatan tidak akan berpengaruh buat mereka.
2. Tipe Ekspresif
Audiens dengan tipe ekspresif tidak suka lelucon. Meskipun Anda
menyampaikan lelucon yang paling lucu, itu tidak akan membuat mereka tertawa.
3. Tipe panantang
Audiens dengan tipe ini, memiliki karakter suka mengganggu, cenderung selalu
mencari celah untuk menantang argumen Anda. Bahkan mereka tidak segan untuk
menguji Anda dan menjatuhkan Anda dihadapan audiens yang lain.
4. Tipe penanya.
Audiens dengan tipe penanya, selalu ingin menunjukkan partisipasinya dengan
banyak bertanya. Namun sering kali mereka banyak mengajukan pertanyaan.
Bahkan untuk sesuatu yang sebenarnya mudah pun bisa mereka tanyakan.
5. Tipe siswa sekolah tinggi.
Audiens dengan tipe ini selalu berbicara dengan audiens lain, mengganggu
konsentrasi dan mengganggu Anda menyampaikan presentasi.
6. Tipe mentor.
Audiens dengan tipe ini sangat kritikal. Bisa jadi audiens ini adalah orang
mengundang Anda untuk presentasi. Karena mereka berharap Anda tampil
maksimal, maka mereka akan banyak dan sering mengingatkan Anda tentang ini
dan itu terkait dengan apa yang harus Anda lakukan.
7. Tipe Electronik.
Audiens dengan tipe ini selalu sibuk dengan handphone dan Gadget yang
mereka miliki. Mereka sibuk sms, bermain game dan berinteraksi dengan jaringan
media social.
8. Tipe suka mengantuk dan tidur.
Audiens dengan tipe mudah sekali mengantuk, baru sebentar saja presentasi
berlangsung mereka sudah menguap, bahkan mereka tidak sungkan tidur saat
presentasi kita berlangsung.
K. Teknik Presentasi.
1. Siapkan Materi yang Singkat, Padat, dan Jelas.
Saat hendak membawakan materi di hadapan orang banyak, Anda perlu
memosisikan diri sebagai audiens. Kira-kira menurut Anda, apakah materi yang
telah disiapkan akan mudah diterima atau tidak. Materi yang dibawakan juga
sebaiknya ditata sehingga tidak membosankan.
Siapkan materi sebaik mungkin. Salah satu trik yang bisa Anda siapkan adalah
menyiapkan bahan pembahasan yang singkat, padat, dan jelas. Menyampaikan
materi di hadapan orang banyak tidak harus panjang dan menghabiskan banyak
waktu. Audiens biasanya justru tertarik dengan durasi presentasi berkisar antara 60
menit, tetapi semua materi dapat tersampaikan dengan baik.
Inilah yang dimaksud dengan teknik presentasi yang efektif. Menyampaikan
materi yang efektif dengan waktu yang efisien akan meminimalisasi risiko audiens
yang bosan mendengar Anda berbicara.
2. Berbicaralah dengan Baik dan Tampilkan Gestur Tubuh yang Tepat.
Sebelum datangnya hari presentasi, sebaiknya Anda berlatih terlebih dahulu.
Setelah menyiapkan teknik presentasi penguasaan materi dan PowerPoint dengan
baik, cobalah untuk melakukan simulasi di depan cermin dan rekam jika perlu.
Setelah selesai, lihat rekaman dan lakukan evaluasi. Apakah Anda sudah
berbicara dengan tempo yang baik atau belum. Jika dirasa masih terlalu cepat atau
terlalu lambat, berlatihlah lagi sampai temponya pas.
Pastikan saat melakukan presentasi di depan umum secara langsung, Anda
sudah menjaga tempo berbicara. Buat audiens nyaman dengan penjelasan yang
diberikan. Selain tempo, perhatikan juga intonasi atau pengucapan Anda. Pastikan
setiap kata demi kata diucapkan dengan jelas.
Bisa dibilang, intonasi dapat memengaruhi atensi audiens agar lebih terikat
dengan materi yang Anda sampaikan. Yang terpenting adalah jangan menggunakan
intonasi datar karena Anda akan terlihat seperti sedang membaca slide PowerPoint
secara alih-alih menjelaskan materi.
Selain mengevaluasi suara, Anda juga dapat melihat rekaman untuk melihat
apakah gestur yang diberikan sudah tepat atau belum. Jangan sampai di depan
banyak orang Anda terlihat kaku dan gugup.
3. Bawa Cue Card Saat Presentasi Jika Diperlukan.
Membawa cue card bukan berarti Anda tidak menguasai materi. Tulis poin-poin
penting saja di dalamnya agar alur pembicaraan tidak berantakan. Mungkin
materinya sudah ada PowerPoint, tetapi cue card bisa mengantisipasi jika ada materi
yang terlupa.
Apalagi, Anda dituntut untuk tidak terlalu fokus kepada PowerPoint. Dengan
adanya cue card, Anda bisa menuliskan beberapa pertanyaan atau bahasan singkat
yang tak ditulis di slide. Namun kalau Anda sudah percaya diri dan mampu
menguasai materi dengan baik, tidak menggunakan cue card pun tak menjadi
masalah.
4. Fokuskan Pandangan ke Beberapa Titik.
Teknik presentasi selanjutnya berkaitan dengan pandangan mata. Dalam
melakukan presentasi, sebisa mungkin anda perlu memfokuskan pandagan tidak
hanya di satu titik saja. Ingat, Anda tidak sedang berbicara satu lawan satu,
melainkan berkomunikasi di hadapan orang banyak.
Tentunya semua orang yang ada di situ ingin mendapatkan perhatian Anda.
Untuk itu, buatlah kontak mata dengan audiens secara bergantian. Kalau melakukan
kontak mata dengan audiens justru membuat Anda tambah gugup, edarkan
pandangan ke sekeliling ruangan.
Untuk mengakali agar Anda seperti sedang melakukan kontak mata individual,
sejajarkan saja pandangan dengan puncak kepala audiens. Alih-alih gugup, Anda
tetap bisa fokus dengan melakukan gestur seperti itu.
DAFTAR PUSTAKA
https://qwords.com/blog/pengertian-komunikasi/
https://pakarkomunikasi.com/faktor-yang-mempengaruhi-komunikasi
https://rumakom.wordpress.com/2007/08/07/komunikasi-efektif/
https://koinworks.com/blog/tidak-bisa-mendengarkan-dengan-efektif/
https://pakarkomunikasi.com/proses-mendengar-dalam-komunikasi-interpersonal
https://www.dosenpendidikan.co.id/presentasi-
adalah/#:~:text=Presentasi%20adalah%20suatu%20kegiatan%20berbicara%20di%20hadapan%20ba
nyak%20hadirin.&text=Tujuan%20dari%20presentasi%20dari%20semua,orang%20sering%20belajar
%20ahli%20presentasi.
https://www.ronapresentasi.com/8-tipe-audiens-dalam-presentasi/
https://unjkita.com/teknik-presentasi/