Anda di halaman 1dari 7

MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN

Capital Budgeting Cash Flows

Nama : Oscar Adlin


NIM : 201850558
Dosen : Stella, S.E., M.M., CFP.

Jl. Kyai Tapa No.20, RT.1/RW.9, Tomang, Kec. Grogol Petamburan,


Kota Jakarta Barat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11440
DAFTAR ISI

Contents
DAFTAR ISI............................................................................................................................................... 2
11.25 Relevant Cash Flow. ...................................................................................................................... 3
A. Pengertian Capital Budgeting ..................................................................................................... 3
B. Definisi Estimasi Arus Kas ( Cash Flow Estimation) .................................................................... 3
C. Cash Flows Components ............................................................................................................. 4
D. Sunk Cost dan Oppurtunity Cost ................................................................................................. 4
11.26 Finding the Initial Investment. ...................................................................................................... 4
A. Dasar Peraturan Perpajakan ....................................................................................................... 5
B. Perubahan Net Working Capital ................................................................................................. 5
11.27 Finding the Operating Cash Flow. ................................................................................................. 6
11.28 Finding the Terminal Cash Flow .................................................................................................... 6
11.29 Summarizing the Relevant Cash Flow. .......................................................................................... 7
11.25 Relevant Cash Flow.
A. Pengertian Capital Budgeting
Definisi Capital Budgeting menurut Bambang Riyanto (hal 121, thn 1995)
adalah keseluruhan proses perencanaan dan pengambilan keputusan mengenai
pengeluaran dana dimana jangka waktu kembalinya dana tersebut melebihi
waktu satu tahun. Batas waktu satu tahun tersebut tidaklah mutlak, termasuk
dalam pengeluaran dana ini adalah pengeluaran dana untuk pembelian aktiva,
yaitu tanah, bangunan, mesin, alat-alat lainya

Beberapa metode capital budgeting mengilustrasikan analisis untung-rugi


dengan memperhitungkan berapa lama suatu proyek dapat menutup kembali
biaya proyeknya dengan keuntungan yang dihasilkan.

B. Definisi Estimasi Arus Kas ( Cash Flow Estimation)


Keputusan investasi yang dilakukan oleh perusahaan diharapkan akan bisa
ditutup oleh penerimaan penerimaan dimasa yang akan datang. Penerimaan
penerimaan tersebut berasal dari proyeksi keuntungan yang diperoleh oleh
atas investasi yang bersangkutan. Arus kas adalah pengeluaran untuk investasi
dan arus kas masuk bersih setiap tahun setelah proyek beroperasi atau
dijalankan. Dari cash flows perusahaan dapat melihat kemampuan dalam
membayar hutang maupun membeli asset.

Sebelumnya ada 2 (dua) jenis cash flow yang digunakan dalam capital
budgeting, diantaranya:

1. Relevant Cash Flows : Arus kas yang relevan adalah sebagai arus kas
tertentu atau spesifik yang dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan
pengaggaran modal.
2. Incremental Cash Flows : Arus kas tambahan yaitu, perubahan jumlah
total arus kas perusahaan yang terjadi sebagai akibat langsung diterimanya
suatu proyek.
C. Cash Flows Components
Ada 3 jenis metode komponen yang biasanya digunakan, antara lain:

1. Initial Investment : Arus kas yang digunakan untuk membeli aktiva tetap
pada saat bisnis pertama kali dijalankan. Contoh: pembelian asset tetap
ketika perusahaan berdiri.
2. Operating Cash Flow : Arus kas yang terjadi pada saat bisnis dijalankan..
Cirinya terdapat aktiva lancar dan juga cash in flow maupun cash out flow.
Dapat dikatakan bahwa operating cash flow merupakan uang yang keluar
masuk setiap hari.
3. Terminal Cash Flow : Arus kas yang terjadi saat bisnis dijalankan. Nilai
sisa aktiva yang dibeli pada saat initial investment.

D. Sunk Cost dan Oppurtunity Cost


1. Sunk Cost : Biaya yang telah dikeluarkan dan tidak akan memerlukan
pengeluaran kas sekarang atau kas masa depan karena sunk cost
merupakan biaya yang tidak relevan dan tidak berpengaruh dalam
pengambilan keputusan.
2. Opportunity Cost : Biaya yang direalisasi sebagai opsi terbaik untuk
digunakan dalam membeli asset tetap. Opportunity cost harus diakui
sebagai biaya keluar atas setiap project.

11.26 Finding the Initial Investment.


Berikut perhitungan sehubungan dengan capital expenditure atas pengakuan
asset.

Format Perhitungan Initial Investment


Cost of new asset
'+ Instalation costs
- After-tax proceeds from sale of old assets =
Proceeds from sale of old asset
Tax on sale of old asset
Change in networking capital
Initial Investment
Keterangan:

1. Cost of new asset: cash keluar atas pembelian asset


2. Installation costs : biaya tambahan yang dikeluarkan berkaitan dengan
operasional asset.
3. After tax proceeds from sale of old assets: selisih penjualan asset terdahulu
dan pengenaan pajak atas asset tersebut.
4. Proceeds from sale of old asset: Cash masuk atas penjualan asset terdahulu.
5. Tax on sale of old asset: Dasar pengenaan pajak yang berhubungan dengan
penjualan asset terdahulu sehubungan dengan peraturan pemerintah.

A. Dasar Peraturan Perpajakan


Ada tiga (3) situasi perpajakan yang biasanya terjadi ketika perusahaan menjual
assetnya, antara lain:

1. Penjualan asset diatas nilai buku.


2. Penjualan sama dengan nilai buku.
3. Penjualan kurang dari nilai buku.

Dari ketiga situasi penjualan atas asset tetap diatas, hanya penjualan asset
diatas nilai buku yang dikenakan perpajakan karena ada kemungkinan
perusahaan mendapatkan untung atas penjualan tersebut.

B. Perubahan Net Working Capital


Net working capital merupakan selisih antara asset lancar dan hutang
lancar. Jika suatu perusahaan mengakuisisi suatu asset untuk meningkatkan
level operasi, disatu sisi hal tersebut juga akan meningkatkan kas, piutang
usaha, persediaan, hutang usaha dan beban. Hal tersebut mengakibatkan
peningkatan kas dalam hal operasional. Pada umumnya asset lancar akan
meningkat melebihi hutang lancar, hal tersebut akan meningkatkan investasi
pada net working capital.
11.27 Finding the Operating Cash Flow.
Berikut langkah-lagkah perhitungan operating cash flow :

Revenue
'-Expenses (excluding depreciation and interest)
Earnings before depreciation, interest, and taxes
(EBDIT)
'-Depreciation
Earnings before interest and taxes (EBIT)
'-Taxes (rate T)
Net operating profit after taxes
'+Depreciation
Operating cash inflows (same as OCF in Equation 4.3

Pada langkah akhir perhitungan operating cash flow yang akan ditujukan
untuk proyek pengganti perhitungannya dimasukan ke dalam biaya incremental.
Biaya incremental sangat dibutuhkan karena itu satu-satunya cara. Sangat jelas
ketika kita ingin melakukan ekpansi bisnis incremental cash flow sangat penting.

11.28 Finding the Terminal Cash Flow


Teminal cash flow merupakan arus kas hasil dari pemisahan dan likuidasi atas
suatu proyek pada saat akhir masa ekonomis.

Contoh langkah perhitungan Terminal Cash Flow :

After-tax proceeds from sale of new asset


Proceeds from sale of new asset
'+Tax on sale of new asset
- After-tax proceeds from sale of old asset
Proceeds from sale of old asset
'+Tax on sale of old asset
+ Change in net working capital
Terminal cash flow

Keterangan:

1. Jika suatu asset sudah diperbaharui maka asset lama dinyatakan bernilai
nol.
2. Atas setiap asset yang dijual akan dikenakan pengenaan pajak, sesuai
dengan peraturan pemerintah.

11.29 Summarizing the Relevant Cash Flow.


Baik pendekatan Investment Intial, Operating Cash Flow dan Terminal Cash
Flow. Semua digunakan untuk merepresentasikan cash flow perusahaan terutama
dalam hal pengajuan proposal untuk suatu proyek.

Anda mungkin juga menyukai