Arus kas adalah arus masuk dan arus keluar kas atau setara kas. Laporan arus kas merupakan revisi dari
mana uang kas diperoleh peusahaan dan bagaimana mereka membelanjakannya. Laporan arus kas
merupakan ringkasan dari penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan selama periode tertentu
(biasanya satu tahun buku). Hal yang harus diperhatikan dalam cash flow adalah memahami fungsi yang
dimiliki suatu perusahaan itu, kapan perusahaan menyimpan uangnya dan kapan perusahaan
menginvestasikan uangnya untuk menghasilkan keuntungan besar.
b. cash-out (uang keluar), merupakan.kumulatif dari biaya-biaya (cost) yang dikeluarkan. Cash out flow
adalah arus kas yang terjadi dari kegiatan transaksi yang mengakibatkan beban pengeluaran kas. Arus kas
keluar (cash out flow) terdiri dari :
Pengeluaran biaya bahan baku, tenaga kerja langsung dan biaya pabrik lain-lain.
Pengeluaran biaya administrasi umum dan administrasi penjualan.
Pembelian aktiva tetap.
Pembayaran hutang-hutang perusahaan.
Pembayaran kembali investasi dari pemilik perusahaan.
Pembayaran sewa, pajak, deviden, bunga dan pengeluaran lain-lain.
Fungsi dari cash flow secara umum yaitu melihat aliran uang yang terjadi pada berbagai waktu.
Maksudnya uang pada waktu/periode mempunyai nilai yang berbeda. Contohnya pada periode awal
nominal uang kita sebesar Rp. 100.000,00. Akan tetapi pada periode kedua dan seterusnya nominal uang
kita belum tentu sebesar Rp. 100.000,00. Mungkin nominal uang kita naik atau turun seiring
bertambahnya waktu. Oleh karena itu cash flow memberikan gambaran nilai uang Rp. 1000000,00 pada
periode dan seterusnya, apakah nilai nominalnya naik atau turun seiring bertambahnya waktu.
1. Fungsi likuiditas yaitu dana yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan dapat
dicairkan dalam waktu singkat relatif tanpa ada pengurangan investasi awal.
2. Fungsi anti inflasi, dana yang disimpan yang bertujuan untuk menghindari resiko penurunan pada
daya beli di masa datang yang dapat dicairkan dengan relatif cepat.
3. Fungsi capital growth, dana yang diperuntukkan untuk penambahan / perkembangan kekayaan
dengan jangka waktu relatif panjang.
Aliran uang yang berhubungan dengan suatu proyek dapat di bagi menjadi tiga kelompok yaitu:
Initial Cash Flow (Aliran uang awal) merupakan aliran kas yang berkaitan dengan pengeluaran
untuk kegiatan investasi misalnya; pembelian tanah, gedung, biaya pendahuluan dan lain-lain.
Aliran kas awal dapat dikatakan aliran kas keluar (cash out flow).
Operational Cash Flow (Aliran uang operasional) merupakan aliran kas yang berkaitan dengan
operasional proyek seperti; penjualan, biaya umum, dan administrasi. Oleh karena itu aliran kas
operasional merupakan aliran kas masuk (cash in flow) dan aliran kas keluar (cash out flow).
Terminal Cash Flow (Aliran uang akhir) merupakan aliran kas yang berkaitan dengan nilai sisa
proyek (nilai residu) seperti sisa modal kerja, nilai sisa proyek yaitu penjualan peralatan proyek.
1. investasi;
2. operational cost;
3. maintenence cost;
4. benefit/manfaat.
Secara umum bentuk grafis dari cash flow suatu investasi sebut diperlihatkan pada Gambar berikut.
Jika cash flow tersebut sudah merupakan perkiraan uang yang akan masuk dan keluar akibat suatu
investasi selama umurnya, perlu diketahui apakah investasi tersebut akan mengunrungkan atau tidak.
Artinya, apakah jumlah uang yang bakal masuk lebih besar dari jumlah uang yang akan keluar? Jika ya,
artinya investasi akan menguntungkan (layak ekonomis), dan sebaliknya. Jika besaran uang yang akan
masuk dan keluar tidak berada pada waktu yang sama, sesuai dengan konsep "time value of money" (nilai
uang akan berubah bersama waktu), maka diperlukan metode perhitungan tersendiri yang disebut
ekuivalensi nilai uang. Ekonomi teknik pada dasarnya adalah pengetahuan yang membicarakan tentang
tatacara dan metode dalam melakukan evaluasi terhadap suatu rencana investasi. Maka, sebelum
investasi tersebut dilaksanakan/diimplementasikan, seyogyanya rencana tersebut telah teruji kelayakan
ekonomisnya di samping kelayakan teknis.
Pada umumnya langkah pertama dalam menganalisis masalah ekonomi adalah membuat tabel
aliran kas, sehingga dari tabel tersebut dapat di ketahui perkembangan uang sesuai dengan waktu.
Contoh 1.
Misal seseorang membeli mobil baru seharga Rp. 15.000.000,-. Biaya pengoperasian dan pemeliharaan
pada akhir tahun pertama adalah Rp. 800.000,-, pada akhir tahun kedua Rp.900.000,-; pada akhir tahun
ketiga Rp. 110.000,- dan pada akhir tahun keempat Rp.1.200.000,-. karena biaya pengoperasian dan
pemeliharaan tiap tahun cenderung meningkat maka pemilik mobil tersebut ingin menjual mobilnya pada
akhir tahun keempat seharga Rp. 6.000.000,-. Dari data tersebut dibuat tabel aliran kas sebagai berikut :
Contoh 2 :
Suatu perusahaan pada bulan Januari 2001 membeli mesin tik merek PALAPA seharga Rp. 500.000,-
dengan garansi 2 tahun (oleh karena itu ongkos reparasi tahun 2001 dan 2002 tidak ada). Dalam tahun
2003 ada ongkos reperasi Rp. 86.000,- dalam tahun 2004 sejumlah Rp. 130.000,- dan dalam tahun 2005
sejumlah Rp. 140.000,-. Pada tahun 2005, mesin tik tersebut di jual seharga Rp. 300.000,-.
1. Biaya (cost), yang dimaksud dengan biaya di sini adalah semua pengorbanan yang dibutuhkan
dalam rangka mencapai suatu tujuan yang diukur dengan nilai uang.
2. Pengeluaran (expence), yang dimaksud dengan expence ini biasanya yang berkaitan dengan
sejumlah uang yang dikeluarkan atau dibayarkan dalam rangka mendapatkan sesuatu hasil yang
diharapkan.
Dari kedua pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa biaya (cost) mempunyai pengertian yang
jauh lebih lengkap dan mendalam dari pengeluaran (expences). Oleh karena itu, untuk pembicaraan
selanjutnya, maka biaya yang dimaksud adalah pengertian biaya (cost) di atas.
Penggunaan data biaya historis pada umumnya merupakan bidang utama dari orang-orang Akuntansi
Keuangan, terutama dalam kegiatan audit biaya. Di samping itu, biaya historis digunakan secara umum
oleh banyak pihak dalam menyusun (estimate) biaya kegiatan ke depan.
memperkirakan pemakaian biaya dalam merealisasikan suatu rencana kegiatan masa datang dalam
rangka menjawab pertanyaan berikut:
o Berapakah biaya yang diperlukan untuk menjalankan rencana tersebut?
o Cukupkah dana yang tersedia?
o Apakah biaya itu sudah ideal atau terlalu mahal?
memastikan apakah biayayangakan dikeluarkan itu masih mungkin diperbaiki atau diturunkan
tanpa mengurangi hasil secara kualitas maupun kuantitas;
Penggunaan data biaya prediktif pada umumnya selalu dipakai oleh kelompok perencana/desainer
termasuk kelompok Teknik Industri.
yaitu biaya yang sebenarnya dikeluarkan. Biaya ini perlu diperhitungkan jika panjangnya jarak waktu
antara pembelian bahan dengan waktu proses atau penjualan, sehingga terjadi perubahan harga pasar.
Maka, perlu dipikirkan bagaimana metode pembebanan biaya terhadap produk bersangkutan. Metode-
metode perhitungan yang lazim dipakai adalah:
Berpadanan dengan biaya aktual ini, dikenal pula sifat biaya lainnya, seperti:
Biaya berdasarkan klasifikasi penggunaan setidaknya dapat dibedakan atas tiga jenis.
Proses pengelompokan biaya berdasarkan produk dapat dibedakan menjadi dua kelompok besar, yaitu
biaya pabrikasi dan biaya komersial.
o Biaya bahan langsung; adalah semua bahan yang diperlukan untuk membentuk bagian
integral dari produk. Contoh : tepung dan telur untuk membuat kue
o Biaya tenaga kerja langsung; yaitu tenaga kerja yang secara langsung memengaruhi
terjadinya proses produksi, seperti pekerja, tukang, dan operator.Jadi, tanpa tenaga kerja
tersebut kegiatan produksi tidak akan terjadi. Biaya untuk ini meliputi gaji karyawan yang
dapat dibebankan pada produk tertentu.
o Biaya bahan tak langsung; yaitu jika bahan tersebut tidak bersifat mutlak kehadirannya
pada produk, tetapi lebih bersifat suplemen, atau pembantu/pelengkap agar kualitas
produk menjadi lebih baik, atau karena pemakaian bahan itu sedemikian kecil, atau
sedemikian rumitnya untuk dihitung sebagai bahan langsung. Contoh : pemakaian paku dan
lem pada pekerjaan kayu
o Biaya tenaga kerja tak langsung; yait:u tenaga kerja yang dibutuhkan dalam rangka
mendukung kelancaran proses produksi di lantai pabrik, seperti pengawas, supervisor,
montir/maintenant, cleaning service pabrik, unsur pimpinan pabrik, dan lainlain yang masih
punya relevansi kuat dengan proses produksi.
o Biaya tak langsung lainnya. yaitu semua biaya yang dikeluarkan dalam rangka Proses
produksi di luar dari komponen biaya di atas, contoh sewa peralatan dan fasilitas pabrik,
Penyusutan peralatan dan fasilitas pabrik, pemeliharaan dan perawaran fasiliran, pengadaan
arau pembayaran sumber daya yang dibutuhkan pabrik di luar komponen di atas (listrik, air,
sarana telekomunikasi, pajak bumi, dan sebagainya).
Beberapa jenis biaya bervariasi langsung dengan perubahan volume produksi, sedangkan biaya lainnya
relatif tidak berubah terhadap jumlah produksi.
Biaya tetap (fixed cost), yaitu biaya yang harus dikeluarkan relatif sama walaupun volume produksi
berubah dalam batas-batas tertentu. Contoh, biaya listrik untuk penerangan, telepon, air bersih,
gaji karyawan, dan lain-lain.
Biaya variabel (variable cost), yaitu biaya yang berubah besarnya secara proporsional dengan
jumlah produk dibuat. Contoh, biaya bahan baku, tenaga kerja langsung jika sistem penggajian
berdasarkan volume, dan lain-lain.
Biaya semi variabel (semi variable cosr), yaitu biaya yang berubah tidak proporsional dengan
perubahan volume, misalnya perubahan volume melewati kapasitas fasilitas yang ada sehingga
diperlukan penambahan kapasitas mesin, biaya perbaikan mesin, dan sebagainya.
Setiap produk selalu mengandung unsur biaya tetap dan biaya variabel. . Total biaya suatu produk
merupakan penjumlahan dari biaya tetap dan biaya variabel.
Bayar rekening listrik Rp200.000,00 di mana pemakaian 60 % untuk mesin dan 40% untuk penerangan.
Jika semua bahan yang dibeli habis terpakai, kerjakan hal_hal berikut:
Jawab
a. Pengelompokan biaya berdasarkan biaya primer, sekunder dan overhead pabrik
Biaya Primer
Beli 1 m3 kayu
= Rp 700.000
Sehingga biaya produksi untuk 1 unit meja = Total biaya produksi / Jumlah Unit Meja
= Rp 4.400.000 / 25 unit = Rp 176.000 / unit
Biaya Tetap :
Biaya Variabel