Anda di halaman 1dari 13

ANGGARAN KAS DAN PROYEKSI NERACA

ANGGARAN KAS
1 Pengertian Anggaran Kas
Anggaran kas adalah prediksi aliran keluar-masuknya uang yang direncanakan
perusahaan di dalam suatu periode tertentu, beserta penjelasan tentang sumber-sumber
penerimaan dan pengeluaran kas tersebut.
Kas mempunyai kedudukan yang sentral dalam upaya menjaga kelancaran operasional
perusahaan. Jumlah kas yang memadai sangat penting bagi kelancaran usaha perusahaan sehari-
hari. Jumlah kas yang kurang akan mengakibatkan tidak terbayarnya kewajiban perusahaan atau
terganggunya operasional perusahaan, sedangkan jumlah kas yang berlebih akan mengakibatkan
adanya jumlah kas yang menganggur (idle) atau jumlah kas yang tidak produktif.
Anggaran kas adalah perencanaan mutasi dan posisi kas jangka waktu tertentu, yang
terdiri atas :
a.       Perencanaan penerima kas (aliran kas masuk)
b.      Perencanaan pengeluaran kas (aliran kas keluar)
c.       Penetapan sisa kas minimum
Sifat aliran kas, baik aliran masuk maupun aliran keluar, dapat bersifat kontinyu artinya
frekuensi penerima/pengeluaran kas yang sering diterima/dibayar oleh perusahaan ataupun
bersifat tidak kontinyu/insidentil artinya frekuensi penerima/pengeluaran kas yang jarang
diterima atau dibayar oleh perusahaan.
Contoh aliran kas masuk yang bersifat kontinyu misalnya penerima kas yang berasal dari
hasil penjualan produk secara tunai dan hasil pelunasan piutang. Sedangkan contoh aliran kas
masuk yang bersifat tidak kontinyu (insidentil) misalnya; penerima kas yang berasal dari
penyertaan pemilik perusahaan, penjualan saham, penerima kredit bank, dan penjualan aktiva
tetap yang sudah tidak terpakai lagi.
Contoh aliran kas keluar yang bersifat kontinyu (rutin) misalnya pengeluaran kas untuk
pembelian bahan baku, pembayaran upah, gaji dan kesejahteraan karyawan, pembayaran biaya
listrik, air , telepon, dll. Sedangkan aliran kas keluar yang bersifat tidak kontinyu (insidentil)
misalnya; pengeluaran kas misalnya untuk pembayaran bunga, pembayaran dividen, pembayaran
pajak penghasilan, pembayaran angsuran utang, pembelian kembali saham perusahaan dan
pembelian aktiva tetap.
2 Pentingnya Anggaran Kas
Kas berfungsi untuk membayar semua aktivitas yang dilakukan perusahaan, baik dalam
operasi sehari-hari maupun untuk investasi. Karena itu, bagi perusahaan, memiliki alat
pembayaran dalam jumlah dan waktu yang tepat akan sangat bermanfaat positif bagi perusahaan.
Kekurangan uang akan menyebabkan perusahaan tidak dapat membayar berbagai aktivitas
operasi dan investasi. Pembelian dan pembayaran bahan baku akan terganggu, pembayaran biaya
tenaga kerja akan terganggu, dan pembayaran biaya-biaya lain akan terganggu. Sebaliknya,
kelebihan uang pada suatu saat, melebihi kebutuhan perusahaan, menyebabkan terlalu banyaknya
uang yang menganggur, padahal seharusnya uang tersebut dapat dikelola secara lebih optimal
lagi untuk kepentingan perusahaan.
Jadi pada dasarnya, tujuan dibuatnya anggaran kas adalah untuk memberikan infomasi
yang relevan tentang taksiran penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan pada suatu periode
tertentu di masa mendatang.
Ada dua pendekatan pokok yang dapat dipakai dalam penyusunan anggaran kas yaitu:
a.       Metode penerimaan dan pengeluaran kas (metode terpadu)
b.      Metode aliran kas menurut laporan perhitungan laba rugi (metode pendapatan neto yang
disesuaikan)
Dalam menyusun anggaran kas tentunya harus memperhatikan safety cash balance.
Safety cash balance merupakan jumlah kas minimal yang harus dipertahankan oleh perusahaan
agar dapat memenuhi kewajiban finansialnya pada setiap saat diperlukan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya safety cash balance adalah :
 Perbandingan antara aliran kas masuk dan aliran kas keluar
 Penyimpangan aliran kas yang diperkirakan
 Adanya hubungan baik dengan pihak perbankan
3 Penyusunanan Anggaran Kas
Manfaat penyusunan anggaran kas bagi perusahaan adalah dapat diketahui bilamana
perusahaan dalam keadaan defisit dan keadaan surplus sebagai akibat operasi perusahaan.
Tahapan susunan anggaran kas adalah sebagai berikut :
Tahap pertama, menyusun taksiran penerimaan kas dan pengeluaran kas menurut rencana
operasional perusahaan.
Tahap kedua, menyusun taksiran kebutuhan dana yang diperlukan untuk menutup defisit
dan menyusun taksiran pembayaran bunga utang beserta waktu pelunasan kembali utang
tersebut. Atau menyusun taksiran pembelanjaan dana karena adanya dana idle setelah
diperhitungkan safety cash balance.
Tahap ketiga, menyusun kembali taksiran seluruh penerimaan dan pengeluaran kas, yang
merupakan anggaran kas final.
Terdapat dua macam anggaran kas yang diperlukan oleh perusahaan yaitu:
         Anggaran kas jangka pendek
Anggaran ini merupakan alat operasional pengendalian kas sehari-hari. Jangka waktunya
disesuaikan dengan anggaran tahunan. Anggaran ini juga berfungsi sebagai alat pemberian
otoritas kas keluar yang secara terus menerus disesuaikan dengan arus kas masuk dan situasi
keuangan pada umumnya.
         Anggaran kas jangka panjang
Anggaran ini meliputi jangka waktu lima sampai sepuluh tahun yang disesuaikan dengan
perencanaan perusahaan yang telah disusun. Anggaran ini berguna untuk mengetahui
kemampuan perusahaan menambah dana dari sumber-sumber internal dan sekaligus
memperkirakan saldo kas pada akhir setiap tahun anggaran.
Langkah-Langkah Penyusunan Anggara Kas
Tahapan penyusunan anggaran kas adalah sebagai berikut:
a.       Menyusun anggaran penagihan piutang.
b.      Menyusun anggaran penerimaan kas yang terdiri dari penerimaan tunai, penagihan piutang dan
penerimaan lainnya.
c.       Menyusun anggaran pengeluaran kas.
d.      Menyusun anggaran kas sementara, untuk mengetahui kemungkinan terjadinya defisit kas.
e.       Memperkirakan pembayaran, bunga dan menyusun skema pembayaran bunga secara lengkap.
f.       Menyusun anggaran kas akhir.

Tujuan penyusunan anggaran kas antara lain adalah:


a.       Menunjukkan posisi kas pada akhir periode sehingga dapat diketahui apakah posisi kas tersebut
surplus atau defisit.
b.      Menunjukkan kebutuhan untuk mencari pinjaman jika terjadi defisit kas atau jumlah kas pada
akhir periode tidak mencukupi jumlah minimal kas yang disyaratkan.
c.       Mengkoordinasikan jumlah kas dalam hubungannya dengan:
         Kebutuhan kas untuk menjamin ketersediaannya modal kerja
         Penerimaan kas dari penjualan
         Kebutuhan kas untuk investasi
         Kebutuhan kas untuk pembayaran utang
d.      Menetapkan dasar perkreditan yang efektif jika perusahaan akan memberikan fasilitas kredit
bagi konsumennya.
e.       Pengendalian posisi kas,

4 Pendekatan Dalam Menyusun Anggaran Kas


Ada dua pendekatan yang dapat digunakan dalam menyusun anggaran kas yaitu:
a)      Pendekatan penerimaan dan pengeluaran kas, dimana sumber-sumber penerimaan kas muncul
dari transaksi penjualan tunai, piutang dagang, piutang wesel, bunga penjualan aktiva tetap serta
penghasilan lainnya. Sedangkan pengeluaran kas muncul dari transaksi pembayaran tunai seperti
pembeliaan bahan, upah, pajak, deviden dan lain-lain.
b)      Pendekatan akuntansi keuangan, digunakan untuk menyusun anggaran kas jangka panjang
dimana penyusunan aliran kas dimulai dari laporan R/L (laba atau rugi) kemudian laporan
tersebut disesuaikan dengan cara mengubah dari accrual basis menjadi cash basis.
5. Format Anggaran Kas

Walaupun tidak ada baku, tetapi terdapat suatu format yang dinilai baik dan sistematis
tentang penyusunan anggaran kas sekaligus laporan arus kas suatu perusahaan.
Format tersebut membagi arus kas ke dalam tiga kelompok sumber yaitu:
1.      Aktifitas Operasi yaitu berbagai aktivitas yang berkaitan dengan upaya perusahaan untuk
menghasilkan produk perusahaan sekaligus semua upaya yang terkait dengan upaya menjual
produk tersebut. Karena itu di dalam aktivitas ini tercakup beberapa aktivitas utama, yaitu:
a.       Penjualan produk perusahaan
b.      Penerimaan piutang
c.       Pendapatan dari sumber di luar usaha utama
d.      Pembelian bahan baku/barang dagangan
e.       Pembayaran biaya tenaga kerja
f.       Pembayaran biaya-biaya overhead
g.      Pembayaran biaya-biaya pemasaran,
h.      Pembayaran biaya-biaya administrasi & umum
2.      Aktivitas Investasi adalah berbagai aktivitas yang terkait dengan pembelian dan penjualan harta
perusahaan yang dapat menjadi sumber pendapatan perusahaan. Seperti pembelian dan penjualan
gedung, mesin, tanah, kendaraan, pembelian obligasi/saham perusahaan lain, dan sebagainya.
3.      Aktivitas Pembiayaan adalah semua aktivitas yang berkaitan dengan upaya dan mendukung
operasi perusahaan dengan menyediakan kebutuhan dan dana dari berbagai sumbernya beserta
konsekuensinya. Misalnya penerbit surat uang, penerbitan obligasi, penerbitan saham baru,
pembayaran dividen, pelunasan utang dan sebagainya.
Jika dilihat format anggaran kas tersebut, maka berbagai sumber penerimaan dan
pengeluaran kas tersebut, dapat di susun seperti dalam tabel dibawah ini.

SumberAliranKa Penerimaan Pengeluaran


s
Aktivitas Penjualan Produk Pembelian Bahan/Barang
Operasi Dagangan
Pendapatan Lain-Lain Pembayaran Biaya Tenaga Kerja
Pembayaran Biaya Overhead
PembayaranBiayaPemasaran
Pembayaran Biaya Administrasi
Dan Umum

Pembayaran Biaya Lain-Lain


Aktivitas
Penjualan Gedung Pembelian/Pembangunan Gedung
Investasi
Penjualan Mesin Pembelian Mesin
Penjualan Kendaraan Pembelian Kendaraan
Penjualan Tanah Pembelian Tanah
Penjualan Surat Pembelian Surat Berharga
Berharga
Dan Lain-Lain Dan Lain-Lain
Aktivitas
Pembiayaan Penerbitan Saham Pembayaran Deviden
Penerbitan Obligasi Pelunasan Obligasi/Promes/Wesel
Penerbitan Dan Lain-Lain
Promes/Wesel
Dan Lain-Lain
DAFTAR PUSTAKA
Suci Made. 2017. Anggaran Perusahaan, singaraja.
Rahayu Sri, Andry. 2013. Penyusu anggaran perusahaan. Graha Ilmu Yogyakarta.
Rudianto. 2008. Penganggaran. Erlangga. Jakarta.

PROYEKSI NERACA
 
 Neraca Salah satu laporan keuangan utama yang disiapkan oleh para akuntan adalah neraca
yang menunjukkan status keuangan entitas bisnis pada waktu tertentu. Neraca kadang-kadang
disebut juga sebagai laporan posisi keuangan yang melaporkan aktiva, kewajiban, dan ekuitas
pemegang saham perusahaan bisnis pada suatu tanggal tertentu. Neraca memiliki bagian-bagian
yang seimbang. Sisi kiri memuat aktiva yang mencerminkan sumber daya yang dimiliki
perusahaan. 1[1]
Sedangkan sisi kanan memuat kewajiban dan ekuitas pemilik yang mencerminkan klaim
terhadap sumber daya yang dimiliki perusahaan. Keseimbangan dari persamaan neraca atau sisi
kiri dan kanan tidak dapat diubah oleh transaksi apapun.
Analisis prospektif dapat dlakukan hanya setelah laporan keuangan historis disesuaika untuk
mencerminkan kinerja ekonomis perusahaan secara akurat. Analisis prospektif merupakan inti
penilaian efek.
Analisis prospektif juga berguna untuk menguji ketepatan rencana strategis perusahaan.
Untuk itu perlu dianalisis apakah perusahaan mampu menghasilkan arus kas yang cukup untuk
menandai pertumbuhan yang diharapkan atau apakah perusahaan memerlukan pendanaan utang
atau ekuitas di masa depan.
Perlu dianalisis pula apakah rencana strategis kiniakan menghasilkan manfaat seperti yang
diramalkan oleh manajemen perusahaan. Dan akhirnya,analisis prospektif berguna bagi kreditor
untuk menilai kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya.

B.                 LANGKAH-LAKAH ANALISIS ROYEKSI NERACA


Berikut adalah langkah-langkah analisis proyeksi neraca :
1.      Buatlah proyeksi aktiva lancar selain kas, dengan menggnakan proyeksi penjualan atau harga
pokok penjualan dan rasio yang relevan seperti dijelaskan di bawah ini.
Buatlah proyeksi kenaikan aktiva tetap dengan estimasi pengeluaran modal yang didasarkan
pada tren historis atau informasi dalam bagian MD & A di laporan tahunan.
2.      Buatlah proyeksi kewajiban lancar selain utang, dengan menggunakan proyeksi penjualan atau
harga pokok penjualan dan rasio perputaran yang relevan.
3.      Hitunglah bagian lancar utang jangka panjang (bagian yang belum jatuh tempo) dari catatan
utang jangka panjang.
4.      Utang jangkan pendek lainnya diasumsikan tidak berubah dari tahun-tahun sebeumnya kecuali
tampak jelas tren yang lain.
5.      Saldo awal utang jangka panjang di asumsikan sama dengan utang jangka oajnag tahun lalu
dikurangi bagian yang jatuh tempo.

1[1] Handono murdiyanto, intisari manajemen keuangan,(jakarta : grasindo, 2000) hal. 80


6.      Kewajiabn jangka panjang lainnya sama dengan saldo tahun lalu kecuali tampak jelas tren yang
lain.
7.      Saham biasa diasumsikan sama dengan saldo tahun lalu.
8.      Laba ditahan diasumsikan sama dengan saldo tahun lalu ditambah atau dikurangi dengan laba
rugi bersih dan dikurangi deviden yang diperkirakan.
9.      Pos ekuitas lainya diasumdikan sama dengan tahun lalu kecuali tampak tren yang nyata.

Proyeksi Laporan Laba Rugi Target


Corporation

Langka
h Estimasi
Tahun
Poyeksi 2002
Laporan Laba
Rugi
Penjualan bersih 1 43.115
Harga pokok penjualan 2 29.450
Laba kotor 2 13.665
Beban penjualan, umum, dan administrasi 4 9.602
Beban penyusutan dan amortisasi 5 1.263
Beban bunga 6 578
Laba sebelum
pajak 7 2.222
Beban pajak 8 844
Pos-pos luar biasa dan operasi dalam penghentian 9 0
Laba bersih 10 1.378
Saham beredar 905

Asumsi Peramalan
Pertumbuhan penjualan 8,09%
Margin laba kotor 31,69
Beban penjualan, umum, dan administrasi/penjualan 22,27
Beban penyusutan/aktiva tetap kotor tahun
sebelumnya 6,85
Beban bunga/utang jangka panjang tahun
sebelumnya 7,15
Pajak penghasilan/laba sebelum pajak 38
Jumlah 3-10 menghasilkan total kewajiban da ekuitas. Maka total aktiva sama dengan jumlah
tersebut dan angka kas yang dihasilkan dihitung dari total aktiva dikurangi 1 dan 2. Pada titik ini,
kas akan terlalu tinggi atau terlalu rendah. Selanjtnya utang jangka panjang dan saham
disesuaikan untuk penerbitan (pembelian kembali) yang diperlukan untuk mencapai tingkat kas
yang diinginan dan untuk mempertahankan leverage keuangan historis.
Penyesuaian tersebut mengindikasikan tingkat pendanaan yang diperlukan untuk mendukung
pertumbuhan perusahaan.
Untuk memuai, proyeksi piutang, persediaan, aktiva tetap, utang usaha, dan akrual beban
menggunakan proyeksi penjuala dan harga pokok penjualan serta tngka perputarannta. Sebga
contoh, tingkat perputaran didasarkan pada penjualan tahun berjalan adalah :
Tingkat perputaran piutang usaha = penjualan : saldo piutang usaha
Selanjutnya, proyeksi piutang usaha dihitung sebagai berikut :
Proyeksi piutang usaha = proyeksi penjualan : tingkat perputaran piutang usaha.
Tingkat perputaran piutang usaha turun dari 19,55 di tahun 1999 menjadi 10,41 di tahun 2001.
Hal tersebut karena disertakannya piutang target sebesar $800 juta yng sebelumnya telah dijual
pada enttas bertujuan khusus (special purpose entity-SPE) dan yidak diakui di neraca.
Ppenyertaan piutang tersebut dalam neraca periode berjalan diharuskan dalam SFAS 140 yang
berlaku efektif pada tahun 2001. Proyeksi piutang usaha mengasumsikan bahwa target tidak
dapat lagi menggunakan SPE untuk memindahkan pitang dari neracanya, sehingga digunakan
tingkat perputaran yang terbaru sebesar 10,41.
Tingkat perputaran persediaan berkisar antara 5,95 dan 6,12 selama tiga tahun terakhir.
Karena kestabian rasio tersebut dan tidak adanay informasi yang mengindikasikan erubahan
perputaran tersebut, digunakan tingkat perputaran yang terbaru sebesar 6,12 bersama harga
pokok penjualan untuk memproyeksikanpersediaan. Anaisis yangkebih mendalam akan
membandingkan tingkat perputaran persediaan toko lama dengan tokobaru, serta mengantisipasi
pertumbuhan toko baru. Persediaan saat ini dapat diproyeksikan tumbuh seirjng dengan tingkat
pertumbuhan penjuakanyang dierkirakan. Persediian temabahan yang diperlukan untuk toko baru
akan ditambahkan pada jumlah tersebut.
Aktiva tetap di estimasi sebagai saldo aktiva tetap kotor tahun lalu ditambah persentase
pengeluaran modalterhadap penjualan historis. Penegluaan modal historis diperolah dari laporan
arus kas. Selama tiga tahun jterakhir, persentase pengeluaran modal terhadap penjukan
meningkat dari 5,69% menjadi 7,93%. Persentase terakhir sebesar 7,93 % digunakan untuk
mengestimasi pengeluaran odal tahun 2002. Setelah proyeksi selesai, persentase tersebut dapat
diguakan untuk melihat implikasi keuangan atas pengeluaran modal yang lebih tinggi (rendah).
Estimasoajak ti utang usaha didasarkan pada perputaranutang dan harga pokok penjualan
hisrotris. Ingkat peprutaran terkini sebesar 6,55 digunakan untuk mengetimasi utang usaha tahun
2002. Dengan cara yang sama, persentase akrual beban terhadap penjualan diestimasidengan
mengguakan tingkat perputaran akrualyang terbaru sebesar 25,47. Akhirnya, utang pajak
diestimai berdasarkan hubungan historis antara utang dengan beban pajak. Tingkat yang terbaru
sebesar 50,24% digunakan untuk memproyeksi utang pajak tahun 2002.
Jadwal jatuh tempo utang jangka panjang tersedia dalam catatan atas laporan keuangan.
Kita gunakan angka tahun 2002 dalam jadwal tersebut. Utang jangka panjang awalnya diestimasi
sebagai saldo kas dan leverage keuanga yang diinginkan setelah neraca awla tersusun. Saham
biasa dan saham yang diperoleh kembali diasumsikan sama dengan saldo tahun lalu. Royksi
Berdasarkan asumsi asumsi tersebut, proyeksi neraca target tahunan 2002 disajikan di
tampilan 10,4. Berikut adalah langkah-langkah dalam memproyeksi neraca tersebut :
Neraca Target
Corporation

2001 2000 1999


Kas 499 356 220
Piutang 1.724 1.941 1.724
Persediaan 4.449 4.248 3.798
Aktiva Lancar lain 869 759 741
Total Aktiva Lancar 9.648 7.304 6.483
Aktiva tetap 18.442 15.759 13.824
Akumulasi penyusutan 4.909 4.341 3.925
Aktiva tetap bersih 13.533 11.410 9.899
Aktiva tak lancar lainnya 937 768 761
Total aktiva 24.154 19.490 17.143
Utang usaha 4.160 3.576 3.514
Bagian lancar utang jangka
panjang 905 857 498
Beban akrual 1.566 1.507 1.520
Utang pajak 423 361 318
Total kewajiban lancar 7.054 6.301 5.850
Pajak tangguhan dan kewajiban
lain 1.152 1.036 910
Utang jangka panjang 8.088 5.634 4.521
Total Kewajiban 16.294 12.971 11.281
Saham preferen 0 0 0
Saham biasa 75 75 75
Surplus modal 1.098 902 730
Laba ditahan 6.687 5.542 5.056
Ekuitas pemegang
saham 7.860 6.519 5.862
Total kewajiban dan ekuitas
bersih 24.154 19.490 17.143

Beberapa Rasio
Terpilih
Tingkat perputaran piutang
usaha 10.41 19.01 19.55
Tingkat perputaran persediaan 6,12 5,95 6,06
Tingkat perputaran utang
usaha 6,55 7.07 6,55
Tingkat perputaran beban
akrual 25,47 24,49 22,17
Utang pajak/Beban pajak 50,24% 45,75% 42,34%
Total aktiva/Ekuitas pemegang
saham 3,07 2,99 2,95
Dividen per lembar saham 0,225 0,215 0,214
Pengeluaran modal (CAPEX) 3,163 2,528 1,918
Pengeluaran modal/Penjualan 7,93% 6,85% 5,69%

1.      Piutang : $4.141 = $43.115 (penjualan)/10,41(perputaran piutang).


2.      Persediaan : $4.809 = $29.450 (harga pokokpenjualan)/6,12 (perputaran persediaan).
3.      Aktivalu) + $3.419 (lancar lain : tidak berubah.
4.      Aktiva tetap: $21.861 = $18.442 (saldo tahun lalu) + $3.419 (estimasi pngeluaran modal).
5.      Akumulai penyusutan: $6.172 = $4.909 (saldo sebelumnya) + $1.263 (estimasi penyusutan).
6.      Aktiva tetap bersih : $21.861-$6.172.
7.      Aktiva jangka panjang lainnya; tidak berubah.
8.      Utang usaha; $29.450 (harga pokok penualan)/6,55 (perputaran utang).
9.      Bagian lancar utang jangka panjang; jumlah yang dilaporkan dalam catatan kaki utang jangka
panjang sebagai bagian yang jatuh tempo di tahun 2002.
10.  Beban akrual : $43.115 (penjualan)/25,47 (perputaran beban akrual)
11.  Utag pajak:$844 (beban pajak) x 50,24% (utang pajak/beban pajak)
12.  Pajak tangguhan dan kewajiban lain :tidak berubah.
13.  Utag jangka panjang: $8.088 (utang jangka panjang tahun lalu0 - $892 (bagian utag yangjatuh
tempo dari butir)
14.  Saham biasa : tidak berubah
15.  Surplus modal: $1.118 = $1.908 +$20 (mencerminkan aktiitas ESOP dan opsi saham)
16.  Laba di tahan : $7.861 = $6.687 9laba ditahan tahun lalu) + $1.378 (proyeksi laba bersih) - $204
(estimasi deviden sebesar $0,225 per lembar saham.
17.  Kas: jumlah yang diperlukan untuk menyeimbangkan totak kewajiban dan ekuitas dikurangi (1)-
(7).
Neraca awal memperkirakan saldo kas sebesar $(1.574) juta. Utang jangka panjang naik sebesar
$2.200 juta sehingga saldo kas akhir menjadi $626 juta. Salso utang akhir menghasilkan rasio
lverage keunagn, dihitung dari total aktiva/total bila tidak sejalan, utang dan ekuitas disesuaikan
agar tercapai tingkat leverage keuangan yang diinginkan.2[2]

2[2] Subramayam, analisis laporan keuangan, edisi 8, buku 2, (jakarta : Salemba empat, 2005)hal. 145-
149
DAFTAR PUSTAKA

Handono Murdiyanto, Intisari Manajemen Keuangan,Jakarta : Grasindo, 2000


Subramayam, Analisis Laporan Keuangan, Edisi 8, Buku 2, Jakarta : Salemba Empat, 2005

Anda mungkin juga menyukai