Aliran kas yang berhubungan dengan suatu proyek dapat dibagi menjadi tiga
kelompok yaitu:
1. Aliran kas awal (Initial Cash Flow) : Merupakan aliran kas yang berkaitan
dengan pengeluaranuntuk kegiatan investasi misalnya pembelian tanah,
gedung biaya pendahuluan dsb. Aliran kas awal dapat dikatakan aliran kas
keluar (cash out Flow)
2. Aliran kas operasional (Operational Cash Flow) : Merupakan aliran kas yang
berkaitan dengan operasional proyek seperti; penjualan, biaya umum,dan
administrasi. Oleh sebab itu aliran kas operasional merupakan aliran kas
masuk (cash in flow) dan aliran kas keluar (cash out flow)
3. Aliran kas akhir (Terminal Cash Flow) : Merupakan aliran kas yang
berkaitan dengan nilai sisa proyek (nilai residu) seperti nilai sisa modal kerja
atau nilai sisa proyek lainnya yaitu penjualan peralatan proyek.
1. Metode langsung
Metode ini merupakan pengungkapan kelompok utama dari penerimaan kas bruto
dan pengeluaran kas netto
2. Metode tidak langsung
Metode ini laba/rugi bersih disesuaikan dengan mengoreksi pengaruh dari
transaksi bukan kas, pengguhan (deferreal), atau aktrual dari penerimaan atau
pembayaran kas untuk di operasi masa lalu dan masa depan, dan unsur
penghasilan atau beban berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan.
Bank dianjurkan untuk melaporkan arus kas dari aktivitas operasi dengan
mengunakan metode langsung. Metode ini menghasilkan informasi yang berguna
dalam mengestimasi arus kas masa depan yang tidak dihasilkan dengan metode
tidak langsung.
Menurut Smith dan Skousen (1992:191), penyusunan laporan arus kas terdiri dari sumber-
sumber data diatas meliputi empat langkah pokok :
Salah satu analisis keuangan yang sangat penting bagi manajer keuangan, disamping
alat keuangan lainnya adalah laporan arus kas. Yang dimaksud dari analisis ini adalah untuk
mengetahui bagaimana akan digunakan dan bagaimana kebutuhan dana tersebut akan
dibelanjakan. Analisis arus kas tersebut dapat diketahui darimana diperoleh dan untuk apa
dana tersebut digunakan. Suatu laporan yang menggambarkan darimana diperoleh dan untuk
apa kas tersebut digunakan, seiring disebut sebagai laporan arus kas.
Laporan arus kas secara langsung atau tidak langsung mencerminkan penerimaan kas
entitas yang diklasifikasikan menurut sumber-sumber utama dan pembayaran kas yang
diklasifikasikan menurut pengguna utama selama satu periode. Laporan ini memberikan
informasi yang berguna mengenai aktivitas entitas dalam menghasilkan kas mengenai
aktivitas keuangannya dan mengenai investasi atau pengeluaran kasnya.
Dalam menyusun laporan arus kas terdapat 2 (dua) Metode yang digunakan yaitu :
1. Metode Langsung
Dalam Metode Langsung dilaporkan golongan penerimaan kas bruto dari
aktivitas operasi dan pengeluaran kas bruto untuk kegiatan operasi. Perbedaan antara
penerimaan kas dan pengeluaran kas dari kegiatan operasi akan dilaporkan sebagai
arus kas bersih dari aktivitas operasi. Dengan kata lain, metode langsung
mengurangkan pengeluaran kas operasi dari penerimaan kas operasi. Metode
langsung menghasilkan penyajian laporan penerimaan dan pengeluaran kas secara
ringkas.
Dalam Metode Langsung laporan arus kas juga melaporkan arus kas bersih
dari investasi operasi sebagai golongan utama dari penerimaan kas operasi (misalnya:
kas yang diterima dari pelanggan dan kas yang diterima dari bunga dan deviden) dan
pengeluaran kas (misalnya: kas yang dibayarkan kepada pemasok untuk barang,
kepada karyawan untuk jasa, kepada kreditur untuk bunga dan ke instansi pemerintah
untuk pajak).
Keunggulan utama dari metode langsung adalah metode ini memperlihatkan
laporan penerimaan dan pengeluaran kas lebih konsisten dengan tujuan suatu laporan
arus kas. Disamping itu, metode langsung ini lebih mudah dimengerti dan
memberikan informasi yang lebih banyak dalam mengambil keputusan.
Dengan metode langsung informasi mengenai kelompok utama penerimaan
kas bruto dan pengeluaran kas bruto dapat diperoleh dengan:
a. Adanya catatan akuntansi perusahaan.
b. Menyesuaikan penjualan, beban pokok penjualan dan pos-pos lain dalam laporan laba
rugi mengenai:
Perubahan persediaan, piutang usaha dan hutang dagang selama periode berjalan.
Pos bukan kas lainnya.
Pos lainnya yang berkaitan dengan arus kas investasi dan pendanaan.
Arus kas bersih dari aktivitas operasi dapat dilaporkan (tidak langsung)
dengan menyajikan pendapatan dengan beban yang diungkapkan dalam laporan laba
rugi serta perubahan dalam persediaan, piutang usaha dan hutang usaha selama
periode tertentu. Sedangkan dengan cara pelaporan arus kas bentuk investasi dan
pendanaan pada kedua metode, baik langsung maupun tidak langsung adalah sama.
Jadi yang berbeda adalah metode pelaporan arus kas untuk kegiatan operasi
perusahaan.
a. Analisis Trend
Analisis laporan arus kas dengan menggunakan analisis trend pada data laporan arus
kas diatas, tahun 2009 dijadikan sebagai tahun dasar (disajikan dengan angka (100%)
b. Analisis Perbandingan (Comporatif)
Analisis laporan kas dengan menggunakan analisis perbandingan (Comporatif) dari
tahun 2009 ke tahun 2010 untuk mengetahui kenaikan atau penurunan yang disajikan dengan
presentase.
2. Analisis Common Size
Analisis common size menitikberatkan pada hubungan antara pos-pos laporan
keuangan untuk suatu periode. Pada laporan arus kas, setiap pos disajikan dalam persentase
atas dasar total arus kas masuk dan setara kas yang berasal dari sumber aktivitas operasi,
investasi maupun pendanaan.
Dalam perubahan non-kas dan perubahan hutang dan modal akan dibedakan yang
mana yang merupakan sumber dan yang mana yang merupakan pengguna kas.
Untuk membedakan sumber dan penggunaan kas ini dapat dijabarkan ringkasan sebagai
berikut :
a. Sumber Kas
4. Kas Keluar atau Pengeluaran Kas (Cash Out Flow): Yaitu aliran pembayaran kas
(tunai) yang dilakukan perusahaan. Komponen ini adalah kebalikan dari Cash In Flow.
Pada Cash In Flow perusahaan menerima uang tunai, maka pada Cash Out Flow
perusahaan mengeluarkan uang tunai.
5. Surplus/Defisit Kas Perusahaan (Net Cash Surplus/Defisit): Yaitu selisih antara total
kas yang tersedia dengan Cash Out Flow. Ada beberapa indikasi yang ditunjukkan oleh
perusahaan yang memiliki kas surplus yang cukup besar terus menerus yaitu:
1. Kemampuan membayar angsuran pokok pinjaman (bila ada) masih cukup besar.
2. Jika perusahaan memiliki pinjaman jangka pendek, kas yang surplus menunjukkan
bahwa pinjaman jangka pendek tersebut dapat dilunasi.
Segalanya, bila kas adalah defisit, ada beberapa indikasi yang ditunjukkan:
1.Angsuran pokok pinjaman (bila ada) terlalu besar. Untuk menguji hal ini, kita dapat
mencoba mengeluarkan angsuran pokok dari Cash Out Flow.
2. Perusahaan membutuhkan tambahan pinjaman untuk menutup kekurangan kas
tersebut.
3. Bila defisit hanya terjadi pada interval awal, berarti terdapat kebutuhan akan grace
period untuk pinjaman jangka panjang yang diberikan.
6. Saldo Kas Minimum (Minimum Cash Balance): Yaitu sejumlah uang tunai tertentu
yang mengendap di perusahaan sepanjang waktu, misalnya untuk keperluan kas kecil.
7. Kebutuhan Dana Tambahan (Additional Financial Needs): Yaitu jumlah dana yang
dibutuhkan untuk menutup defisit kas. Jumlah dana yang dibutuhkan ini tergantung pada
besarnya saldo kas minimum dan kondisi kas perusahaan (defisit / surplus).
1. Bila tidak ada saldo kas minimum yang ingin dipelihara oleh perusahaan, saldo defisit
kas sama dengan jumlah kebutuhan dananya.
2. Bila ada saldo kas minimum yang harus di jaga, dan saldo kas adalah defisit,
kebutuhan dana tambahan sebesar saldo kas minimum ditambah jumlah defisit kas.
3. Bila ada saldo kas minimum yang harus di jaga, dan saldo kas adalah surplus, tetapi
lebih kecil daripada saldo kas minimum yang disyaratkan, kebutuhan dana tambahan
adalah sebesar selisih antara saldo kas minimum dengan saldo surplus.
4. Bila ada saldo kas minimum yang harus di jaga, dan posisi kas adalah surplus,
dimana nilai surplus di atas saldo kas minimum, maka tidak dibutuhkan dana
tambahan.
8. Saldo Kas Akhir (Ending Cash Balance): Yaitu posisi kas di akhir periode (interval)
setelah memperhitungkan kebutuhan dana tambahan.