Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH AKUNTANSI MANAJERIAL

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

Dosen Pengampu : Reika Happy Sugiastuti, SAB., M.AB.

Disusun oleh:

1. Safira Nurul Hasan 205030201111003


2. Adilla Luqyana 205030201111012
3. Naliya Ulya Putri 205030201111011

FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI


UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2022
Analisis Laporan Keuangan

Analisis laporan keuangan dirancang untuk mengungkapkan hubungan antara item pada
laporan keuangan dan tren item individu dari waktu ke waktu. Dengan mengetahui
hubungan ini dan tren, pengguna berada dalam posisi yang lebih baik untuk melakukan
penilaian yang baik mengenai kinerja perusahaan saat ini atau di masa depan.

1. Manfaat Laporan Arus Kas


Laporan arus kas adalah bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan yang
dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menunjukkan aliran masuk dan keluar uang
(kas) perusahaan. Informasi ini penyajiannya diklasifikasikan menurut jenis kegiatan
yang menyebabkan terjadinya arus kas masuk dan kas keluar tersebut.Kegiatan
Perusahaan umumnya terdiri dari tiga jenis yaitu, kegiatan operasional, kegiatan investasi
serta kegiatan keuangan.
Laporan Arus Kas merupakan penerimaan kas dan pembayaran kas (pengeluaran
kas). Laporan arus kas melaporkan penerimaan kas dan pengeluaran kas yang
digolongkan sesuai dengan kegiatan utama entitas : operasi,investasi, dan
pembelanjaan. Laporan tersebut melaporkan arus masuk kas bersih atau keluar kas
bersih dari setiap kegiatan dan untuk semua kegiatan usaha.
Arus kas adalah kas aktual yang keluar masuk dari dan ke dalam suatu perusahaan
(Weston dan righam, 1990 : 55). Arus kas masuk (cash inflows) merupakan penerimaan
kas yang berasal dari kegiatan rutin perusahaan, misalnya penjualan tunai, penerimaan
piutang maupun penerimaan kas yang bersifat tidak rutin misalnya penyertaan modal,
penjualan saham, penjualan aktiva perusahaan.Arus kas keluar (cash out flows) adalah
pengeluaran yang bersifat kontinyu, seperti pembayaran bunga, dividen dan pembayaran
pajak.Arus kas berlangsung terus menerus selama perusahaan menjalankan
kegiatannya.Agar kas ini mudah dibaca dan dipahami, maka informasi arus kas tersebut
dibuat dalam bentuk laporan yang disebut Laporan Arus Kas (statement of cash flows),
sehingga dapat memenuhi kebutuhan informasi para investor dan kreditur dalam
menganalisa arus kas.
Aktivitas yang membagi laporan arus kas adalah kegiatan operasi, kegiatan
investasi, dan kegiatan pendanaan.Ketiga aktivitas ini memberikan informasi
yangmemungkinkan para pengguna laporan untuk menilai pengaruh aktivitas tersebut
terhadap keuangan perusahaan serta terhadap jumlah kas. Manfaat utama laporan arus kas
adalah untuk menyediakan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran
kas perusahaan selama satu periode, serta untuk membantu investor, kreditur dan pihak
lain yang berkepentingan dalam menganalisa kas (Kieso dan Wey Grandt, 1995 : 247).
Sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan
setara kas, dan menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut.
Laporan arus kas disusun dengan tujuan utama untuk memberikan informasi tentang
aktivitas operasi, investasi dan pendanaan dengan basis kas (cash basis) selama periode
akuntansi tertentu.
Menurut Financial Accounting Standard Board, informasi yang diberikan dalam
suatu laporan kas, jika digunakan dengan pengungkapan yang berkaitan dan laporan
keuangan lainnya, harus membantu investor, kreditor dan pihak lainnya untuk:
1. Menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan arus kas bersih masa
depan.
2. Menilai kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya,
kemampuan membayar dividen, dan kebutuhan untuk pendanaan
eksternal.
3. Menilai alasan perbedaan antara laba bersih dibanding penerimaan serta
pengeluaran kas yang berkaitan.
4. Menilai pengaruh transaksi investasi dan pendanaan baiuk kas maupun
non kas terhadap posisi keuangan suatu perusahaan selama satu periode
tertentu.
Jadi informasi yang disajikan dalam laporan arus kas berguna bagi para pemakai
laporan keuangan, baik bagi pihak manajemen, investor, kreditor maupun pihak-pihak
yang berkepentingan lainnya, sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan untuk
menggunakan arus kas dan setara kas dan menilai kebutuhan perusahaan untuk
menggunakan arus kas tersebut. Arus kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari
kegiatan usaha perusahaan. Kegiatan usaha utama perusahaan adalah menghasilkan
barang/jasa dan menjualnya yang mencakupi penerimaan kas, penerimaan piutang dan
pengeluaran kas.
Perusahaan dapat melaporkan arus kas dari aktiva operasi dengan menggunakan
metode: (1) langsung atau (2) tidak langsung. Apabila digunakan metode langsung maka
penerimaan dan pengeluaran kas bruto akan diungkapkan, dan sebaliknya. Untuk
menggambarkan penyusunan laporan arus kas, akan digunakan contoh dari neraca
perbandingan PT Serayu pada tanggal 31 Desember 200B dan 200A serta laporan laba
rugi dan laba ditahan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 200B. Dalam
kenaikan penurunan kas ditunjukkan pada tabel 1 bahwa kas dan bank pada akhir tahun
2008 telah turun sebesar Rp 50.000,00 dibandingkan dengan akhir tahun 200A.

2. Struktur Arus Kas

Arus kas masuk

Cash
Inflows

Aktivitas Operasi Aktivitas investasi Aktivitas Pendanaan

Pada gambar struktur arus kas di atas, maka dalam laporan keuangan mengklasifikasikan arus kas
ke dalam 3 kategori : arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi, dan arus kas
dari aktivitas pendanaan. Klasifikasi ini, disebut sebagai format kegiatan yang mana format ini
harus diikuti dalam menyusun laporan arus kas.
1. Aktivitas Operasi
Ialah aktivitas organisasi yang menghasilkan pendapatan dari hari ke hari yang sedang
berlangsung. Hal itu, biasanya, arus kas operasi melibatkan kenaikan atau penurunan baik
aset lancar atau kewajiban lancar. Arus kas masuk dari aktivitas operasi berasal dari
pengumpulan pendapatan penjualan. Sedangkan arus kas keluar disebabkan oleh
pembayaran biaya operasional. Dimana selisih antara keduanya menghasilkan arus kas
masuk (outflow) bersih dari operasi.
2. Aktivitas Investasi
Ialah aktivitas yang melibatkan perolehan atau penjualan aset jangka panjang. Aset
jangka panjang dapat berupa aset produktif (misalnya, memperoleh peralatan baru) atau
aktivitas jangka panjang (misalnya, memperoleh saham di perusahaan lain)
3. Aktivitas Pendanaan
Ialah aktivitas yang mengumpulkan (menyediakan) uang tunai dari (ke) kreditur dan
pemilik. Walaupun pembayaran bunga dapat dilihat sebagai arus keluar pembiayaan,
pernyataan tersebut mencakup pembayaran ini di bagian operasi.

3. Menyusun Laporan Arus Kas dengan Metode Langsung & Tidak Langsung
Menghitung arus kas terdapat dua pendekatan yaitu metode langsung dan metode tidak langsung.
Pada kedua metode tersebut yang membedakannya ialah pada bagaimana arus kas dari aktivitas
operasi di hitung.
● Metode Langsung
Ialah menghitung arus kas operasi dengan menyesuaikan setiap baris pada laporan laba
rugi untuk menggambarkan suatu arus kas
● Metode Tidak Langsung
Ialah menghitung arus kas operasi dengan menyesuaikan laba bersih untuk nontunai item,
keuntungan & kerugian nonoperasional, dan akrual.
Terkait dengan itu, berikut penyusunan laporan arus kas dengan dua metode tersebut yaitu
menyusun dengan metode langsung dan menyusun dengan metode tidak langsung :

1. Metode Tidak Langsung


Terdapat lima langkah dasar dalam menyiapkan laporan arus kas dengan metode tidak
langsung yaitu :
1) Menghitung perubahan kas untuk periode tersebut. Dimana angka tersebut yaitu
selisih antara saldo kas akhir dan awal yang ada di neraca. Hal itu maka harus
sama dengan arus kas masuk atau keluar bersih yang ditampilkan pada laporan
arus kas.
2) Menghitung arus kas dari aktivitas operasi. Dimana menggunakan neraca awal
dan akhir periode dan informasi mengenai peristiwa ataupun transaksi lainnya
guna menyesuiakan laporan laba rugi periode ke arus kas operasi.
3) Mengidentifikasi arus kas dari aktivitas investasi. Dimana menggunakan neraca
awal dan akhir periode dan informasi mengenai peristiwa ataupun transaksi lain
untuk mengidentifikasi arus kas yang terkait dengan penjualan dan pembelian
aset jangka panjang.
4) Mengidentifikasi arus kas dari aktivitas pendanaan. Dimana menggunakan neraca
awal dan akhir periode untuk mengidentifikasi arus kas yang terkait dengan
hutang jangka panjang dan persediaan modal.
5) Menyiapkan laporan arus kas berdasarkan 4 langkah sebelumnya

Perusahaan Lemmons
Neraca Perbandingan Pada 31
Desember 20X1 dan 20X2

Perubahan Bersih

20X1 20X2 Debet Kredit

Aktiva

Uang tunai $ 70,000 $ 175,000 $ 105,000

Piutang 140,000 112,000 $ 27,500

Inventaris 50,000 60,000 10,000

Pabrik dan 400,000 410,000 10,000


peralatan

Akumulasi (200,000) (210,000) 10,000


penyusutan
Tanah 200,000 287,500 87,500

Total $ 660,000 $ 835,000


Aset

Kewajiban dan ekuitas pemegang saham

Akun hutang $ 120,000 $ 95,000 25,000

Hutang 100,000 100,000


hipotek

Saham 75,000 75,000

Modal disetor 100,000 100,000


melebihi par

Pendapatan 365,000 465,000 100,000


yang
disimpan

Total kewajiban & ekuitas $ 660,000 $ 835,000 $ 237,500 $ 237,500


pemegang saham

Pada tabel contoh neraca di ats, bahwasannya itu memberikan informasi penting untuk
menyiapkan laporan arus kas. Maka dari itu, langkah menyusun arus kas dengan metode tidak
langsung ialah berikut ini :

Langkah 1 : Hitung Perubahan Uang Tunai

Perubahan Bersih

Aktiva 20X2 20X1 Debet Kredit

Uang tunai $ 175,00 $ 70,000 $ 105,000 -

Yang dibutuhkan :

Hitunglah perubahan uang tunai

Larutan :
Perubahan kas = saldo kas akhir - saldo kas awal

= $ 175,000 - $ 70,000 = $ 105,000

Pada contoh tabel diatas, dimana perubahan arus kas hanyalah perubahan kas, dimana Lemmons
mengalami peningkatan sebesar $105.000 dari 20X1 menjadi 20X2. Angka ini berfungsi sebagai
angka kontrol untuk laporan arus kas. Jumlah arus kas operasi, investasi, dan pendanaan harus
sama dengan $105.000.

Langkah 2 : Hitung Arus Kas Operasi Menggunakan Metode Tidak Langsung

Perubahan Bersih

20X1 20X2 Debet Kredit

Aset lancar

Piutang $ 140,000 $ 112,500 $ 27,500

Inventaris 50,000 60,000 $ 10,000

Kewajiban lancar

Akun hutang 120,000 95,000 25,000

Laporan laba rugi untuk Lemmons Company sebagai berikut:

Perusahaan Lemmons
Laporan laba rugi
Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 20X2

Pendapatan $ 480.000

Keuntungan penjualan peralatan 20.000

Harga pokok penjualan (260.000)

Beban penyusutan (50.000)

Beban bunga (10.000)


Batas pemasukan $ 180.000

Yang dibutuhkan :
Hitung arus kas operasi menggunakan metode tidak langsung.
Larutan :

Batas pemasukan $ 180.000

Tambahkan (kurangi) item


penyesuaian:

Penurunan piutang usaha 27.500 (Penyesuaian Tipe A)

Penurunan utang usaha (25.000) (Penyesuaian Tipe B)

Kenaikan persediaan (10.000) (Penyesuaian Tipe B)

Beban penyusutan 50.000 (Penyesuaian Tipe C)

Keuntungan penjualan (20.000 ) (Penyesuaian Tipe D


peralatan

Kas bersih dari aktivitas $202.500


operasi

Penurunan Piutang Usaha (Contoh Penyesuaian Tipe A) dari contoh tabel diatas, pendapatan
operasional meningkat sebesar $27.500 penurunan piutang. Penurunan piutang usaha
menunjukkan penurunan aset lancar nonkas. Hal ini menunjukkan bahwa penerimaan kas dari
pelanggan lebih besar dari pendapatan yang dilaporkan pada laporan laba rugi dengan jumlah
penurunan. Maka, untuk menghitung arus kas operasi, penurunan harus ditambahkan ke laba
bersih. Untuk memahami sepenuhnya mengapa jumlah ini ditambahkan kembali ke laba bersih,
pertimbangkan aktivitas pengumpulan kas Lemmons.
Pada awal tahun, Lemmons melaporkan piutang sebesar $140.000. Saldo awal ini
merupakan pendapatan yang diakui selama 20X1 tetapi tidak tertagih. Selama tahun 20X2,
pendapatan usaha tambahan sebesar $480.000 diperoleh dan diakui pada laporan laba rugi.
Lemmons, oleh karena itu, memiliki total potensi pengumpulan kas sebesar $620.000 ($140.000
+
$480.000). Karena saldo akhir piutang usaha adalah $112.500, perusahaan mengumpulkan uang
tunai sebesar $507.500 ($620.000 $112.500). Kas yang dikumpulkan dari operasi adalah $27.500
lebih besar dari jumlah yang diakui pada laporan laba rugi ($507.500 vs. $480.000), jumlah yang
sama persis dengan penurunan piutang usaha. Dengan demikian, perubahan piutang dapat
digunakan untuk menyesuaikan pendapatan dari akrual ke basis kas. Penurunan Hutang Usaha
dan Peningkatan Persediaan (Contoh Penyesuaian Tipe B) menunjukkan bahwa item penyesuaian
kedua di bagian operasi mencerminkan penurunan utang usaha sebesar $25.000 dan yang ketiga
peningkatan persediaan sebesar $10.000. Secara bersama sama, kedua item ini menyesuaikan
harga pokok penjualan dengan basis tunai. Penurunan utang usaha berarti pembayaran tunai
kepada kreditur lebih besar dari pembelian yang dilakukan selama periode tersebut. Perbedaannya
adalah jumlah hutang dagang berkurang. Oleh karena itu, total pembayaran tunai yang dilakukan
kepada kreditur sama dengan pembelian ditambah pengurangan hutang dagang. Karena
persediaan meningkat, pembelian lebih besar daripada harga pokok penjualan dengan jumlah
persediaan yang meningkat. Jadi, dengan mengurangkan penurunan utang usaha dan kenaikan
persediaan, harga pokok penjualan dinaikkan untuk mencerminkan arus kas keluar barang selama
periode tersebut.
Beban Penyusutan (Contoh Penyesuaian Tipe C) dimana pengurangan yang sah dari
pendapatan untuk sampai pada laba bersih, tidak memerlukan pengeluaran uang tunai. Sebagai
beban non kas, harus ditambahkan kembali ke laba bersih sebagai bagian dari penyesuaian yang
diperlukan untuk menghasilkan arus kas operasi. Sedangkan untuk keuntungan penjualan
peralatan (Contoh Penyesuaian Tipe D) Penjualan aset jangka panjang yaitu aktivitas
nonoperasional dan harus diklasifikasikan dalam bagian yang mengungkapkan aktivitas investasi
perusahaan. Selanjutnya, keuntungan dari penjualan peralatan tidak mengungkapkan total uang
tunai yang diterima. Ini hanya memberikan uang tunai yang diterima melebihi nilai buku
peralatan. Prosedur yang benar adalah dengan mengurangi keuntungan dan melaporkan arus kas
masuk penuh dari penjualan di bagian investasi dari laporan arus kas.

Langkah 3 : Hitung Arus Kas Investasi


Aktivitas investasi meliputi pembelian dan penjualan aset jangka panjang (pabrik
dan peralatan, tanah, dan surat berharga jangka panjang). .Perusahaan memiliki tiga
transaksi investasi pada tahun 20X2, yang dirangkum dalam bagian investasi

Penjualan peralatan $ 70.000 / sebuah


Pembelian peralatan 100.000
Pembelian tanah 87.500
Kas bersih dari aktivitas investasi 117.500

a. Penjualan aset jangka panjang adalah aktivitas investasi. Dengan demikian,


penerimaan $70.000 harus dilaporkan dalam investasi bagian.
b. Tidak ada informasi eksplisit mengenai harga pembelian peralatan. Harga beli
disimpulkan dari informasi neraca komparatif serta informasi tentang peralatan
yang awalnya seharga $90.000 yang dijual dan dikeluarkan dari pembukuan.
Harga pembelian peralatan baru dapat dihitung dengan prosedur berikut:

Pabrik dan peralatan awal $400.000


Pembelian peralatan ?
Penjualan peralatan 90.000
Saldo akhir, pabrik, dan peralatan $410.000

"Angka steker" untuk pembelian peralatan harus $100.000. (Catatan:$40.000


akumulasi penyusutan dikurangkan dari pembukuan, menghilangkan akumulasi
penyusutan yang terkait dengan peralatan yang dijual, dan $50.000 ditambahkan
untuk mencerminkan beban penyusutan untuk tahun 20X2, memberikan kenaikan
bersih sebesar $10.000.)
c. Neraca komparatif mengungkapkan bahwa tanah dibeli seharga $87.500.
Transaksi ini juga akan muncul di bagian investasi.

Langkah 4: Hitung Arus Kas Pembiayaan


Penerbitan hutang jangka panjang atau modal saham dapat menghasilkan arus kas
masuk. Pensiun utang atau saham dan pembayaran dividen menghasilkan arus kas keluar.
Dividen mewakili pengembalian dana yang diberikan oleh pemegang saham. Pada tahun
20X2, laba bersih sebesar $180.000 diperoleh, dan dividen sebesar $80.000 dibayarkan.
Tampilan 14.2 menunjukkan informasi berikut tentang transaksi pembiayaan untuk
Lemmons Company:

Cara Menghitung Perubahan Bersih Arus Kas Pembiayaan:

Perubahan Bersih

20X1 20X2 Debit Kredit

Hutang hipotek $100,000 $100,000

Saham biasa $75.000 75.000

Modal disetor melebihi laba 100.000 100.000

ditahan nominal 365.000 465.000 100.000

Lanjutan

Penerbitan hipotek $100,000 / sebuah


Pembayaran dividen 80.000
Kas bersih dari aktivitas pendanaan $20.000

a. Neraca komparatif menunjukkan bahwa satu-satunya perubahan dalam akun hutang jangka
panjang dan modal saham adalah masalah yang tampak hipotek selama 20X2. Hasil dari hipotek
ini harus ditampilkan sebagai sumber uang tunai di bagian pembiayaan.

Laba ditahan, akhir 20X1 $365.000

Laba bersih (20X2) 180.000

Total 545.000

Dikurangi laba ditahan, akhir 20X2 465.000


Dividen dibayarkan dalam 20X2 $80.000

Langkah 5: Siapkan Laporan Arus Kas


Hasil dari Langkah 2 sampai 4 sesuai dengan masing-masing bagian yang
diperlukan untuk laporan arus kas. Laporan arus kas merangkum arus untuk aktivitas
operasi, investasi, dan pendanaan.
Yg dibutuhkan: Siapkan laporan arus kas untuk Lemmons

Perusahaan Lemmons
Laporan Arus Kas Untuk Tahun
yang Berakhir 31 Desember 20X2

Arus kas dari aktivitas operasi $180.000


Batas pemasukan
Tambahkan (kurangi) item penyesuaian:
Penurunan piutang usaha 27.500
Penurunan utang usaha (25.000)
Kenaikan persediaan (10.000)
Beban penyusutan 50.000
Keuntungan penjualan peralatan (20.000)
Kas bersih dari aktivitas operasi $202.500
Arus kas dari aktivitas investasi:
Penjualan peralatan $70.000
Pembelian peralatan (100.000)
Pembelian tanah (87.500)
Kas bersih dari aktivitas investasi (117.500)
Arus kas dari aktivitas pendanaan:
Penerbitan hipotek $ 100.000
Pembayaran dividen (80.000 )
Kas bersih dari aktivitas pendanaan 20.000
Kenaikan bersih kas $ 105.000

2. Metode Langsung
Metode langsung menghitung arus kas operasi dengan menyesuaikan setiap baris laporan laba
rugi untuk menghasilkan laporan laba rugi arus kas

Cara menghitung arus kas operasi menggunakan metode langsung


(Contoh diambil dari tabel Lemmons Company sebelumnya)

Perubahan Bersih

20X1 20X2 Debet Kredit

Aset lancar

Piutang $ 140,000 $ 112,500 $ 27,500

Inventaris 50,000 60,000 $ 10,000

Kewajiban lancar

Akun hutang 120,000 95,000 25,000

Laporan laba rugi untuk Lemmons sebagai berikut:

Perusahaan Lemmons
Laporan laba rugi
Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 20X2

Pendapatan $ 480.000

Keuntungan penjualan peralatan 20.000


Harga pokok penjualan (260.000)

Beban penyusutan (50.000)

Beban bunga (10.000)

Batas pemasukan $ 180.000

Yang dibutuhkan :
Hitung arus kas operasi menggunakan metode langsung
Larutan :

Penghasilan

Pernyataan Penyesuaian Arus Kas

Pendapatan $480.000 $27.500 $ 507.500

Keuntungan penjualan peralatan 20.000 (20.000)

Harga pokok penjualan (260.000) (25.000)

(10.000) (295.000)

Beban penyusutan (50.000) 50.000

Beban bunga (10.000) (10.000)

Batas pemasukan $ 180.000

Kas bersih dari aktivitas operasi $202.500

Pada tabel diatas, dimana pada kolom penyesuian (25.000) merupakan sebuah penurunan piutang,
kemudian (10.000) ialah penurunan hutang dagang, dan 50.000 itu ialah peningkatan persediaan.

4. Jenis-jenis Laporan keuangan dan cara menganalisanya

A. Jenis laporan Keuangan :

1. Laporan Laba Rugi


2. Laporan Alur Kas (Langsung)
3. Laporan Perubahan Modal
4. Laporan Neraca
5. Catatan Atas Laporan Keuangan

1) Laporan Laba Rugi (Income Statement)


Laporan ini menyajikan selisih pendapatan dan beban yang terjadi dalam periode
tertentu. Pendapatan merupakan penghasilan yang muncul karena adanya aktivitas
perusahaan seperti penjualan atau pendapatan jasa, sedangkan beban merupakan
pengorbanan yang dikeluarkan untuk mendapatkan pendapatan. Apabila dari hasil
perhitungan pendapatan lebih besar dibandingkan beban, maka selisihnya dinyatakan
mengalami laba neto (net income atau net profit). Sedangkan, apabila beban yang
dihasilkan melebihi pendapatan, maka selisihnya dinyatakan rugi neto (net loss).

Laporan laba rugi berfungsi untuk meramalkan jumlah, penetapan waktu, dan
ketidakpastian laba serta arus kas di masa depan. Berikut merupakan tujuan di bentuknya
laporan laba rugi :

1. Untuk memberikan informasi kondisi finansial perusahaan.


2. Untuk mengevaluasi dan menganalisis strategi yang akan diambil oleh
perusahaan.
3. Sebagai parameter keberhasilan perusahaan.
4. Membantu perusahaan dalam mengembangkan bisnis.

2) Laporan Ekuitas Pemilik atau Laporan Perubahan Modal (Statement of Owner’s Equity)
Pada laporan ini berisi ringkasan perubahan dalam ekuitas pemilik dalam periode
waktu tertentu. Laporan ini di bentuk setelah laporan laba rugi, sebab laba atau rugi neto
wajib dicatat pada laporan ini.

3) Laporan Posisi Keuangan atau Neraca (Statement of Financial Position)


Berisi mengenai daftar aset, liabilitas dan ekuitas pemilik pada periode tertentu.
Secara umum aset dibagi menjadi :
A. Aset/Aktiva Lancar (Current Assets)
Aktiva ini umumnya memiliki masa manfaat yang lebih pendek
dan dapat dicairkan dalam waktu tidak lebih dari satu periode. Biasanya,
aktiva lancar mencakup kas, piutang, beban yang masih harus dibayar,
perlengkapan, persediaan barang dagang, investasi jangka pendek.
B. Aset/Aktiva tidak lancar (Fixed Assets)
Merupakan kekayaan yang berwujud dalam suatu entitas atau
perusahaan yang memiliki masa ekonomis lebih dari satu tahun dan
mengalami penyusutan. Aktiva tidak lancar mencakup:
a. Aktiva Tetap Tidak Berwujud (Intangible Fixed Assets)
Yaitu aset perusahaan non-fisik berupa hak istimewa dan memiliki
nilai. Contohnya meliputi hak cipta, hak paten, goodwill, merk dagang
dan franchise.
b. Aktiva Tetap
Merupakan sumber daya yang dimiliki perusahaan dan digunakan
dalam proses operasional perusahaan. Biasanya aktiva tetap memiliki
penyusutan tiap tahunnya. Contoh dari aktiva tetap ialah tanah,
gedung, kendaraan, mesin dan peralatan.
c. Investasi Jangka Panjang
Merupakan penanaman aset dalam jangka waktu lebih dari satu
tahun. Tujuan dari investasi jangka panjang ialah mendapatkan
penghasilan pasif pada tiap periode seperti bunga dan dividen. Contoh
dari investasi jangka panjang ialah emas, saham, reksa dana, obligasi
dan properti.
C. Kewajiban (Liabilities)
Kewajiban adalah pengorbanan manfaat ekonomik masa datang
yang cukup pasti yang timbul dari keharusan sekarang suatu kesatuan
usaha untuk mentransfer aset atau menyediakan/menyerahkan jasa
kepada
kesatuan lain di masa datang sebagai akibat transaksi atau kejadian masa
lalu. Kewajiban atau liabilities dibagi menjadi dua, yaitu :
a) Kewajiban Jangka Panjang (Long Term Liabilities)
Merupakan kewajiban yang memiliki masa tenggat
pembayaran atau pengembalian lebih dari satu tahun atau satu
periode. Contohnya adalah utang wesel jangka panjang, utang
obligasi, utang bunga.
b) Kewajiban Jangka Pendek (Current Liabilities)
kewajiban lancar atau bisa juga disebut kewajiban jangka
pendek ialah utang yang dibayarkan atau dikembalikan dalam
satu siklus operasi normal perusahaan dengan menggunakan
aset atau hasil dari kewajiban lancar lainnya. Current
Liabilities meliputi utang dagang, utang gaji, utang pajak dan
utang bunga. Perusahaan harus selalu memperhatikan besar
kecilnya nominal kewajiban lancar dengan aset lancar yang
dimiliki. Karena, apabila kewajiban lancar lebih besar
dibandingkan aset lancar maka kemungkinan perusahaan tidak
bisa melunasi kewajiban lancarnya.
c) Modal (Equity)
Ekuitas adalah hak residual atas aktiva perusahaan setelah
dikurangi semua kewajiban. Modal atau ekuitas merupakan
harta yang telah dikeluarkan oleh perusahaan demi kepentingan
operasional perusahaan yang akan mengalami residu sebagai
akibat dari pembayaran atau pelunasan hutang dan beban.
Jenis- jenis Modal yakni Modal pemilik, Modal pemegang
saham dan Modal kerja.
4) Laporan Arus Kas (Statement of Cash Flow)
Laporan arus kas memiliki 3 macam bagian, yaitu aktivitas operasi, aktivitas
investasi, dan aktivitas pendanaan. Pada laporan arus kas dari aktivitas operasi
melaporkan
rincian penerimaan dan pembayaran kas dari aktivitas operasi. Di bagian arus kas
terhadap aktivitas investasi, melaporkan transaksi kas untuk pembelian dan penjualan
dari aset tetap atau yang bersifat permanen. Sedangkan arus kas di aktivitas
pendanaan, melaporkan transaksi kas yang berhubungan dengan investasi kas oleh
pemilik, pengkreditan, dan penarikan kas oleh pemilik
B. Analisis Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan ialah evaluasi pada akun akun laporan
keuangan yang saling berhubungan untuk mengetahui kondisi keuangan
perusahaan demi pengambilan keputusan. Analisis laporan keuangan ada dua
yaitu analisis Common Size dan Analisis rasio. Adapun analisis Common size
dibagi menjadi dua yaitu analisis horizontal dan analisis vertical. Sedangkan
Analisis rasio dibagi menjadi tiga meliputi, rasio likuiditas, rasio leverage, dan
rasio profitabilitas.

1. Analisis Commonsize
Analisis ini dilakukan dengan membandingkan dua laporan keuangan.
Jenis analisis Common Size yaitu analisis horizontal dan analisis vertikal.

A. Analisis Horizontal

Analisis ini menunjukkan bagaimana mempersiapkan


laporan laba rugi dengan menggunakan tahun pertama sebagai
periode Dasar. Contoh soal sederhana :

Perusahaan dagang yang bernama PT Jurnal Karya


memiliki pendapatan sebesar Rp 500.000.000 (tahun 2020) dan
pendapatan sebesar Rp 375.000.000 (tahun 2021). Maka untuk
melakukan analisis horizontal, perlu mencari persentase perubahan
pendapatan dari periode tahun 2020 ke tahun 2021 dengan cara:

= (Pendapatan tahun 2021 – Pendapatan 2020) / Pendapatan 2020.

= (Rp 500.00.000 – Rp 375.000.000) / Rp 375.000.000


= 33.3%

Maka terjadi penurunan pendapatan PT Jurnal Karya sebesar


33.3% dari tahun 2020 ke tahun 2021.

B. Analisis Vertikal

Analisis ini menunjukkan line item sebagai presentasi dari


beberapa line item lainnya untuk periode yang sama. Melalui pendekatan
ini hubungan hubungan di dalam satu periode dapat ditentukan. Contoh
soal sederhana :

PT Jurnal Karya memiliki total nilai aset lancar sebesar Rp


100.000.000. Selain itu, perusahaan ini juga memiliki utang yang harus
dilunasi dalam jangka waktu 1 tahun sebesar Rp 50.000.000 pada tahun
2021. Maka, pada analisis metode vertikal ini dapat dibandingkan dua pos
laporan keuangan yaitu total aset lancar dan juga utang jangka pendek
perusahaan dalam sebuah periode tertentu. Dengan menggunakan rumus
rasio likuiditas lancar maka perhitungannya adalah:

= Total Aset Lancar / Utang Jangka Pendek

= Rp 100.000.000 / Rp 50.000.000 X 100%

=2

Jika perbandingan angkanya di atas 1, maka perusahaan terbilang


aman dan mampu melunasi utang lancar atau jangka pendeknya. Yang
berarti PT. Jurnal Karya mampu melunasi utangnya.

2. Analisis Rasio
Rasio merupakan pecahan atau presentasi yang dihitung dengan
membagi satu nilai akun atau line item dengan yang lain. Contoh laba
operasional yang dibagi dengan penjualan akan menghasilkan rasio yang
mengukur margin laba atas penjualan. Rasio dibagi menjadi tiga, rasio
likuiditas, rasio leverage, dan rasio profitabilitas.

A. Rasio Likuiditas

Rasio ini digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan


dalam membayar utang jangka pendeknya. Rasio likuiditas dibagi
menjadi tiga yaitu :

a. Rasio Lancar

Merupakan ukuran kemampuan perusahaan untuk


membayar liabilitas jangka pendek dari asset asset jangka
pendek yang dimiliki. Rumusnya yaitu :

𝐴𝑠𝑒𝑡 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
Rasio Lancar =
𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟

b. Rasio Cepat

Merupakan ukuran likuiditas yang hanya membandingkan


asset asset yang sangat likuid dengan liabilitas lancar. Yang
dikecualikan yaitu asset asset nonlikuid, seperti persediaan. Aset
likuid meliputi, kas, surat berharga, dan piutang usaha. Rumus :

(𝐾𝑎𝑠+𝑠𝑢𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑒𝑟ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎+𝑝𝑖𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑢𝑠𝑎ℎ𝑎)


Rasio Cepat = 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟

c. Rasio Perputaran Piutang Usaha

Digunakan untuk mengubah piutang usaha menjadi kas.


Selain itu untuk menentukan jumlah hari rata rata saldo piutang
usaha beredar sebelum dikonversi menjadi kas. Rumus :

𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
Rasio Perputaran Piutang Modal =
𝑅𝑎𝑡𝑎 𝑅𝑎𝑡𝑎 𝑃𝑖𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑈𝑠𝑎ℎ𝑎
Rata Rata Piutang Usaha

(𝑆𝑎𝑙𝑑𝑜 𝑝𝑖𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑎𝑤𝑎𝑙+𝑆𝑎𝑙𝑑𝑜 𝑃𝑖𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔


= 𝐴𝑘ℎ𝑖𝑟) 2

365
Perputaran dalam jumlah hari =
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑃𝑒𝑟𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛

B. Rasio Leverage

Membantu kreditor dan investor mengevaluasi kemampuan


perusahaan dalam membayar utang. Dibagi menjadi dua yaitu :

a. Times Interest Earned Ratio

Merupakan perhitungan menggunakan laba rugi untuk


menilai kemampuan perusahaan dalam membayar utang utangnya.
Rumus :

(𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘+𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝐵𝑢𝑛𝑔𝑎)


Times Interest Earned Ratio = 𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝐵𝑢𝑛𝑔𝑎

b. Rasio Utang

Rasio ini mengukur presentasi asset dengan resiko


perusahaan. Rumus :

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠
Rasio utang = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡

c. Rasio Debt to Equity Ratio

Rasio ini membandingkan jumlah utang yang didanai oleh


pemegang saham. Rumus :

Debt to Equity Ratio = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠


𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑃𝑒𝑚𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚

C. Rasio Profitabilitas

Rasio ini berkaitan dengan keutungan perusahaan. Dibagi


menjadi lima meliputi :
a. Imbal Hasil atas Penjualan

Merupakan margin laba atas penjualan. Rasio ini


mempresentasikan presentasi setiap dolar penjualan yang tersisa
sebagai laba bersih setelah setelah semua beban yang ditanggung
dikurangkan. Rumus :

Imbal Hasil Atas Penjualan = 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ


𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛

b. Imbal Hasil Atas Total Aset

Bertujuan untuk mengukur seberapa efisien asset asset yang


digunakan dengan menghitung imbal hasil atas total asset yang
digunakan untuk menghasilkan keuntungan. Rumus :

Imbal Hasil Atas Total Aset :

𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ + 𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎 (1 − 𝑇𝑎𝑟𝑖𝑓 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘)


𝑅𝑎𝑡𝑎 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡

Rata rata total asset =

(𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙+𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟)


2

c. Imbal Hasil Atas Ekuitas Pemegang Saham

Menyediakan ukuran untuk membandingkan terhadap


ukuran imbal hasil lainnya (tingkat dividen dan obligasi preferen).
Rumus :

(𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ − 𝐷𝑖𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛 𝑃𝑟𝑒𝑓𝑒𝑟𝑒𝑛)


𝑅𝑎𝑡𝑎 𝑅𝑎𝑡𝑎 𝐸𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑃𝑒𝑚𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚 𝐵𝑖𝑎𝑠𝑎

d. Laba Per Lembar Saham

Profiabilitas perusahaan dengan basis per lembar saham.


Rumus :
(𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ − 𝐷𝑖𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛 𝑃𝑟𝑒𝑓𝑒𝑟𝑒𝑛)
𝑅𝑎𝑡𝑎 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑏𝑖𝑎𝑠𝑎

e. Rasio harga saham terhadap laba

𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑃𝑎𝑠𝑎𝑟 𝑝𝑒𝑟 𝑙𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚


Rumus = 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑃𝑒𝑟 𝐿𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚

f. Imbal Hasil Dividen dan Rasio Pembayaran Dividen

𝐷𝑖𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛 𝑝𝑒𝑟 𝐿𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚 𝐵𝑖𝑎𝑠𝑎


Imbal Hasil Dividen = 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑃𝑎𝑠𝑎𝑟 𝑝𝑒𝑟 𝐿𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚 𝐵𝑖𝑎𝑠𝑎

Rasio Pembayaran Dividen = 𝐷𝑖𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚 𝐵𝑖𝑎𝑠𝑎


(𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ−𝐷𝑖𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛 𝑃𝑟𝑒𝑓𝑒𝑛)
Daftar Pustaka

Mowen, Maryanne M dkk. 2017. Managerial Accounting The Cornerstone of Business


Decision-Making

Anda mungkin juga menyukai