Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH

AKUNTANSI MURABAHAH

Disusun Oleh:
1. Yoga Aji Kurniawan (18.0102.0007)
2. Freyashela Merida S.R. (18.0102.0033)
3. Amanda Eka Adistya (18.0102.0056)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita haturkan kepada allah SWT yang telah memberi kesehatan kepada
kami sehingga kami dapat meyelesaikan makalah ini tepat waktu. Sholawat dan salam tak
lupa kami haturkan kepada junjungan kita Nabi Allah Muhammad SAW yang telah
membawa kita dari zaman jahiliyah menuju zaman yang terang bederang sekarang ini.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah
Akuntansi Keuangan Syariah. Dalam penyelesaian makalah ini kami mendapatkan bantuan
serta bimbingan dari beberapa pihak. Oleh karena itu,sudah sepantasnya kami haturkan
terimakasih kepada dosen pembimbing mata kuliah Sistem Infomasi Akuntansi.
Akhirul kalam kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, karna itu
kami mengharapkan saran dan kritik demi perbaikan makalah di masa mendatang harapan
kami semoga makalah ini bermanfaat.
Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan..........................................................................................................1
BAB II........................................................................................................................................2
PEMBAHASAN........................................................................................................................2
A. PENGERTIAN MURABAHAH DAN ISTILAH-ISTILAH.....................................2
B. KARAKTERISTIK MURABAHAH..........................................................................3
C. JENIS DAN ALUR MURABAHAH...........................................................................4
1. Murabahah Tanpa Pesanan..........................................................................................4
2. Murabahah berdasarkan pesanan.................................................................................5
D. AKUNTANSI MURABAHAH.....................................................................................5
BAB III.......................................................................................................................................8
KESIMPULAN..........................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................9

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Murabahah merupakan salah satu prinsip dalam jual beli, selain Salam dan Istishna’.
Prinsip murabahah sebenarnya sudah dilaksanakan jauh sebelum Lembaga Keuangan
Syariah tumbuh di Indonesia. Murabahah telah dilaksanakan pada pasar, toko dan sejenisnya
yang dikenal dengan jual beli barang. Dalam bab ini dibahas akuntansi murabahah, baik
akuntansi pada Lembaga Keuangan Syariah (baik sebagai pembeli dan sebagai penjual)
maupun akuntansi pada pihak terkait (nasabah sebagai pembeli). Bab ini tidak dibahas
akuntansi pada pemasok sebagai penjual, karena banyak cara yang dilakukan pemasok
dalam pengadaan barang seperti antara lain membuat sendiri sebagai pabrikan sehingga
akuntansi yang tepat dipergunakan adalah akuntansi pabrik. Untuk memberikan pemahaman
secara lengkap dari masing-masing pembahasan disampaikan aturan syariah sebagaimana
tercantum dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional. Selain dibahas pengertian istilah-istilah
yang ada dalam akuntansi murabahah ini, juga dibahas tentang rukun murabahah dan
karakteristik murabahah secara garis besar. Dalam akuntansi penjual, dibahas akuntansi
yang terkait dengan uang muka, pengadaan barang, penjualan barang, pembayaran harga
barang, potongan angsuran atau pelunasan murabahah, denda dan sebagainya

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan akad murabahah?


2. Apa saja karakteristik yang dimiliki oleh akad murabahah?
3. Apa saja jenis dan alur dari akad murabahah?
4. Bagaimana akuntansi pada akad murabahah?

C. Tujuan Penulisan

 Mahasiswa mampu menjelaskan konsep dari akad murabahah.


 Mahasiswa mampu menjelaskan karakteristik yang dimiliki oleh akad murabahah.
 Mahasiswa mampu menjelaskan jenis dan alur dari akad murabahah.
 Mahasiswa mampu menjelaskan akuntansi pada akad murabahah.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN MURABAHAH DAN ISTILAH-ISTILAH

Dalam Kamus Istilah Keuangan dan Perbankan Syariah yang diterbitkan oleh
Direktorat Perbankan Syariah, Bank Indonesia mengemukakan : Murabahah (bai’
murabahah) yaitu jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang
disepakati. Dalam bai’ murabahah, penjual harus memberitahu harga produk yang ia beli
dan menentukan suatu tingkat keuntungan sebagai tambahannya.

PSAK 102 tentang Akuntansi Murabahah dijelaskan beberapa pengertian yang


berkaitan dengan transaksi Murabahah sebagai berikut:

1. Biaya perolehan  adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan untuk
memperoleh suatu aset sampai dengan aset tersebut dalam kondisi dan
tempat yang siap untuk dijual atau digunakan.
2.  Aset murabahah   adalah aset yang diperoleh dengan tujuan untuk dijual
kembali dengan menggunakan akad murabahah.
3. Uang muka  adalah jumlah yang dibayar oleh pembeli kepada penjual
sebagai bukti komitmen untuk membeli barang dari penjual.
4. Diskon murabahah  adalah pengurangan harga atau penerimaan dalam
bentuk apapun yang diperoleh lembaga keuangan syariah sebagai pihak
pembeli dari pemasok.
5. Potongan murabahah adalah pengurangan kewajiban pembeli akhir yang
diberikan oleh lembaga keuangan syariah sebagai pihak penjual.

Dalam Murabahah, rukun-rukunnya terdiri dari :

1. Ba’i = penjual (pihak yang memiliki barang)

2. Musytari = pembeli (pihak yang akan membeli barang)

3. Mabi’ = barang yang akan diperjualbelikan

4. Tsaman = harga, dan

2
5. Ijab Qabul = pernyataan timbang terima.

Syarat Murabahah (Syafi’i Antonio, h.102) adalah :

1. Penjual memberitahu biaya barang kepada nasabah

2. Kontrak pertama harus sah sesuai dengan rukun yang ditetapkan

3. Kontrak harus bebas dari riba

4. Penjual harus menjelaskan kepada pembeli bila terjadi cacat atas barang sesudah
pembelian

5. Penjual harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian, misalnya
jika pembelian dilakukan secara utang

B. KARAKTERISTIK MURABAHAH

Sebagaimana yang tercantum dalam PSAK 102 par 5 – 17, karakteristik yang ada
pada transaksi Murabahah diuraikan sebagai berikut, meliputi:

a. Transaksi Murabahah dapat dilakukan dengan 2 cara, yakni dengan pesanan dan/atau
tanpa pesanan.
b. Transakasi Murabahah dengan pesanan terbagi lagi menjadi 2, yakni transaksi secara
mengikat dan/atau tidak mengikat pembeli. Makna mengikat berarti pembeli tidak dapat
membatalkan atas pesanan.
c. Pembayaran Murabahah dapat dilakukan secara tunai maupun tangguh.
d. Dalam akad Murabahah memperkenankan penawaran harga yang berbeda untuk cara
pembayaran yang berbeda sebelum akad Murabahah dilakukan.
e. Harga jual adalah haga yang disepakati dalam akad, dan biaya perolehan harus diketahui
antar kedua belah pihak.
f. Dalam transaksi, terdapat diskon dalam pembelian barang termasuk asuransi dan komisi.
g. Diskon atas pembelian setelah akad disepakati diperlakukan sesuai kesepakatan dalam
akad.
h. Penjual dapat meminta pembeli menyediakan agunan atas piutang Murabahah.
i. Penjual dapat meminta uang muka kepada pembeli sebagai bukti pembelian.

3
j. Diberlakukannya denda apabila pembeli tidak bisa menyelesaikan piutang Murabahah
sesuai dengan perjanjian.
k. Penjual boleh memberka potongan pada saat pelunasan piutang ketika; (1) pembeli
melakukan pelunasan pembayaran tepat waktu, dan (2) melakukan pelunasan
pembayaran lebih cepat dari tenggat waktu yang disepakati.
l. Penjual boleh memberikan potongan dari total piutang yang belum dilunasi ketika; (1)
pembeli melakukan pembayaran tepat waktu, dan/atau (2) pembeli mengalami penurunan
kemampuan pembayaran.

C. JENIS DAN ALUR MURABAHAH

Transaksi jual beli dapat dilakukan dengan beberapa cara penyerahan barang dan
dengan beberapa cara pembayarannya. Terdapat 2 jenis akad murabahah berdasarkan proses
pengadaan barang murabahah yaitu sebagai berikut:

1. Murabahah Tanpa Pesanan


Dalam jenis ini pengadaan barang yang merupakan obyek dari jual beli dilakukan
tanpa memperhatikan adanya pesanan atau tidak, dan ada pembeli atau tidak. Pengadaan
barang didasarkan atas persediaan minimum yang harus dipelihara. Contoh murabahah
tanpa pesanan ini ialah supermarket yang mana ada tidaknya pesanan dan pembeli tetap
melakukan persediaan barang yang dijual, setelah persediaan mencapai jumlah
persediaan minimum yang harus dipelihara maka langsung dilakukan pengadaan barang
sehingga proses jual beli dengan proses pengadaan barang tidaklah terkait.
Dalam Murabahah tanpa pesanan terdapat 2 tahapan yang terpisah yaitu tahapan
pengadaan barang dan tahapan alur pembelian barang:
 Alur Pengadaan Barang
Dalam alur ini tidak memperhatikan ada tidaknya pembeli dan pesanan, yang
diperhatikan adalah pemenuhan ketentuan penyedia persediaan minimum, dengan
memperhatikan jangka waktu pengiriman, kelangkaan barang dan lainnya.
 Alur proses jual beli dilakukan dengan dijelaskan pada bagan berikut ini:

4
2. Murabahah berdasarkan pesanan
Dalam jenis ini pengadaan barang dilakukan berdasarkan pesanan yang diterima.
Apabila tidak ada pesanan maka tidak dilakukan pengadaan barang. Pengadaan barang
sangat bergantung pada proses jual belinya. Hal ini dilakukan untuk menghindari
persediaan barang yang menumpuk dan tidak efisien, sehingga proses pengadaan barang
sangat dipengaruhi oleh proses jual belinya.
Murabahah dengan pesanan dapat bersifat mengikat atau tidak mengikat pembeli
untuk membeli barang yang dipesan. Apabila bersifat mengikat maka pembeli harus
membeli barang yang dipesannya dan tidak dapat membatalkan pesanannya. Jika aset
murabahah yang telah dibeli oleh penjual dalam murabahah pesanan mengikat
mengalami penurunan nilai sebelum diserahkan kepada pembeli maka penurunan nilai
tersebut menjadi beban pennual dan akan mengurangi nilai akad.
Berikut ini gambaran dari akad murabahah berdasarkan pesanan yaitu:

Dalam akad murabahah ini terdapat cara pembayaran yang dapat dilakukan antara lain:

a. Pembayaran tunai, yaitu pembayaran yang dilakukan secara tunai saat barang diterima.
b. Pembayaran tangguh atau cicilan, yaitu pembayaran yang dilakukan kemudian setelah
penyerahan barang baik secara tangguh sekaligus dibelakang atau secara angsuran.

D. AKUNTANSI MURABAHAH

5
Ketika melakukan akad murabahah terdapat suatu permasalah terhadap penyelesaian
utang piutang murabahah yang mana seorang nasabah atau pembeli tidak dapat melunasi
utang atau mengalami kesulitan dalam pelunasannya. Oleh karena itu terdapat
restruskturisasi utang yang dapat membantu nasabah atau pembeli dalam melunasi utangnya.
Terdapat beberapa jenis restrukturisasi utang antara lain: dengan pemberian potongan
tangihan murabahah, dengan penjadwalan kembali tagihan murabahah, dan dengan konversi
akad. Dalam pencatatan akuntansi yang dilakukan oleh pihak penjual dan pembeli yaitu
sebagai berikut:

1. Jika Restrukturisasi Utang Piutang dilakukan

2. Jika Restrukturisasi Utang Piutang Murabahah Bermasalah Dalam Bentuk Pemberian


Potongan Tagihan Murabahah

6
3. Jika Restrukturisasi Utang Piutang Murabahah Bermasalah Dalam Bentuk Penjadwalan
Kembali Tagihan Murabahah

4. Jika Restrukturisasi Utang Piutang Murabahah Bermasalah Dalam Bentuk Konversi


Akad

7
BAB III

KESIMPULAN

Berdasarkan materi diatas, dapat disimpulkan bahwa akad Murabahah merupakan


transaksi penjualan barang dimana harga perolehan/harga jual dan keuntungan marginal
diketahui oleh kedua belah pihak yang melakukan transaksi. Selain itu terdapat beberapa
karakteristik yang membedakan akad Murabahah dengan akad lain, salah satunya dalam akad
Murabahah pembelian barang dapat dilakukan dengan atau tanpa pesanan dan bersifat mengikat
ataupun tidak mengikat pembeli.

Adapun di dalam akad Murabahah, setiap transaksi tetap mengikuti ketentuan akuntansi
syariah. Perlakuan akuntansi untuk akad Murabahah tercantum dalam PSAK 102 revisi 2013.
Selain sebagai pedoman dalam pencatatan transaksi Murabahah, perlakukan akuntansi juga
berlaku ketika terjadi permasalah terhadap penyelesaian utang piutang murabahah. Terdapat 4
hal yang dapat dilakukan ketika terjadi penyelesaian utang piutang yang bermasalah, yakni
restrukturisasi utang piutang dalam bentuk; (1) potongan tagihan Murabahah, (2) penjadwalan
kembali tagihan Murabahah, serta (3) konversi akad.

8
DAFTAR PUSTAKA

Muhammad, Rifqi. 2018. Akuntansi Keuangan Syariah. Yogyakarta: P3EI Press.


Nurhayati, Sri dan Wasilah. 2015. Akuntansi Syariah di Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.
Wiroso. 2011. Akuntansi Syariah. Jakarta: Ikatan Akuntan Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai