AUDITING II
NAMA :
1. RIDWAN
2. RAHMATUL LAILI
3. HENI INDRAWATI
4. NURAINI
5. ABDUL KHALIK
6. FIKRAM
7. MUHAMAD
Kelompk 5
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Audit Internal
B. Pengertian Audit Operasional
C. Bagian dari Audit Operasional
D. Pengertian Audit Pemerintah
E. Jenis – jenis Audit Pemerintah
F. Standar Audit Pemerintah yang berlaku Umumu
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
3. Tujuan
1. Untuk mengetahui Audit Internal seperti apa.
2. Untuk mengetahui Audit Operasional dan bagian Audit Operasional.
3. Untuk mengetahui pengertian Audit Pemerintahan dan jenis Audit
pemerintahan..
4. Untuk mengetahui bagaimana bagaimana Standar Audit Pemerintah.
BAB II
PEMBAHASAN
Pedoman-Anjuran Praktik
(Guidance-Practice Advisories)
Pedoman-Bantuan Pengembangan & Praktik
(Guidance-Development & Practice Aids)
3) Standar Prak
4) Standar Praktik
IIA telah menetapkan standar Praktik (standars) yang mengikat
para anggotanya. Ada lima standar umum yang berkaitan dengan
masalah berikut ini :
1. Independensi
2. Keahlian Profesional
3. Ruang lingkup pekerjaan
4. Pelaksanaan pekerjaan audit
5. Pengelolaan departemen auditing internal
Ada persamaan antara standar umum IIA dan standar audit yang
berlaku umum (GAAS) yang dikeluarkan AICPA. Standar
independensi serta keahlian professional IIA berhubungan
dengan kategori umum GAAS, dan standar IIA untuk
pelaksanaan pekerjaan audit berkaitan dengan standar pekerjaan
lapangan dan pelaporan AICPA. Juga terdapat persamaan dalam
standar spesifikasi kemahiran dalam menggunakan keahlian
professional, perencanaan audit serta pemeriksaan dab evaluasi
informasi (bukti). Setiap standar spesifik selanjutnya disertai
oleh pedoman yang menguraikan cara yang tepat untuk
memenuhi standar tersebbut. Misalnya pedoman untuk dua dari
standar di atas adalah sbb :
- Merencanakan Audit
Auditor internal harus merencanakan setiap audit.
Perencanaan harus didokumentasikan dan harus mencakup :
1. Menetapkan tujuan audit dan ruang lingkup pekerjaan .
2. Memperoleh informasi latar belakang tentang aktivitas yang
akan diaudit.
3. Menentukan sumber daya yang diperlukan untuk
melaksanakan audit.
4. Berkomunikasi dengan semua pihak yang perlu mengetahui
tentang audit tersebut.
5. Melakukan, sesuai situasi, survei untuk mengenal dengan
baik aktivitas, risiko, dan pengendalian yang akan diaudit,
untuk mengidentifikasi bidang-bidang yang mendapat
penekanan audit, serta untuk meminta komentar dan saran
audit
6. Menulis program audit
7. Menentukan bagaimana, kapan, dan kepada siapa hasil-hasil
audit akan dikomunikasikan
8. Mendapatkan persetujuan atas rencana kerja audit
5) Independensi
Konsep independensi IIA berbeda dengan konsep
independensi AICPA. Para auditor internal adalah karyawan
perusahaan yang mereka audit. Seperti yang ditunjukan dalam
standar 100, mereka harus independen dari aktivitas-aktivitas yang
mereka audit. Independensi dapat dicapai melalui status
organisasional dan objektivitas. Sebagai contoh, independensi akan
meningkat jika direktur departemen auditing internal (1).
Bertanggungjawab kepada seseorang dalam organisasi yang
memiliki kewenangan memadai untuk memastikan cakupan audit
yang luas serta pertimbangan yang cukup, dan efektifnya tindakan,
atas rekomendasi audit, dan (2). Mempunyai komunikasi langsung
dengan dewan komisaris atau komite auditnya. Objektivitas
mengharuskan auditor internal untuk memiliki sikap mental yang
independen dalam melaksanakan audit. Objektivitas akan menurun
bila auditor internal memikul tanggungjawab operasi atau membuat
keputusan manajemen.
6) Keahlian Profesional
Kategori standar praktik ini mengakui perlunya keahlian,
kompetensi, dan kemahiran dalam melaksanakan audit internal.
Standar spesifik ditetapkan untuk departemen auditing internal dan
untuk auditor internal. Standar-standar ini mengakui bahwa baik
departemen maupun auditor perorangan harus memiliki
pengetahuan, keterampilan, dan disiplin untuk melaksanakan
tanggungjawab audit. Standar untuk auditor internal meliputi (1).
Ketaatan pada standar perilaku, (2). Kecakapan dalam hubungan
manusia dan komunikasi, serta (3). Pendidikan profesional yang
berkelanjutan.
Auditor
Auditor Internal
Eksternal
Pemberi kerja Perusahaan dan unit-unit Kantor Akuntan
pemerintahan Publik (CPA
firms)
Organisasi Institute of Internal Auditors American
nasional (IIA) Institute of
Certified Public
Accountants
(AICPA)
Gelar Certified Internal Auditor Certified Public
Sertifikasi (CIA) Accountant
(Certifying (CPA)
designation)
Lisensi untuk Tidak ada Ada
praktik
(License to
practice)
Tanggung Kepada dewan Komisaris Kepada pihak
jawab utama ketiga
(Primary
responsibility)
Ruang lingkup Semua kegiatan dari sebuah Terutama
audit organisasi laporan
(Scope of keuangan
audits)
B. AUDIT OPERASIONAL (OPERATIONAL AUDITING)
Audit operasional telah digunakan di masa lalu untuk
mengidentifikasi berbagai kegiatan yang mencakup evaluasi terhadap
kinerja manajemen, sistem perencanaan dan pengendalian mutu yang
dikembangkan manajemen, serta kegiatan dan departemen operasi
tertentu. Audit operasional berkaitan dengan operasi non keuangan
entitas. Audit operasional atas unit nonpemerintah (nongovernmental
units) umumnya dibuat oleh auditor internal namun dalam beberapa
kasus, auditor eksternal dapat bergerak untuk melakukan audit.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
DAFTAR KEPUSTAKAAN