Kelompok 6
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .........................................................................................................ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................1
A. Latar Belakang ........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................................1
C. Tujuan ......................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................2
A. Tugas dan Tanggung Jawab Auditor .......................................................................2
B. Audit Internal dan Audit Eksternal .........................................................................5
C. Independensi Auditor dan kepercayaan publik .......................................................10
D. STUDI KASU .........................................................................................................13
BAB III PENTUP ................................................................................................................14
A. Kesimpulan ...............................................................................................................14
B. Saran ..........................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................................16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap orang harus memiliki moral untuk berperilaku di dunia sekarang ini. Etika
dinilai sangat penting baik dalam proses ujian maupun dalam kehidupan sehari-hari. Auditor
harus bekerja dan bertindak profesional dalam proses audit. Otoritas Pasar Modal dan Pasar
Keuangan (BAPEPAM) telah menetapkan standar yang harus dipatuhi oleh auditor.
Keputusan auditor mempunyai dampak yang signifikan terhadap masyarakat dan penerima
keputusan. Oleh karena itu auditor diharapkan mampu melakukan audit secara etis. (Shafira,
2017)
Selain aspek pengalaman yang sangat penting untuk meningkatkan keterampilan
auditor, tujuannya juga untuk mengubah perilaku dan sikap auditor. Menurut para psikolog,
peningkatan potensi perilaku disebut perkembangan. Selain itu dikatakan bahwa
perkembangan dapat digambarkan sebagai suatu proses yang membawa seseorang ke tingkat
perilaku yang lebih tinggi (Knoers dan Haditono, 1999, Asih, 2006). Dalam hal ini,
berdasarkan teori tersebut, perkembangan pengalaman auditor menunjukkan bahwa hal
tersebut mendorong perilaku yang lebih baik yang dapat dicapai dengan mengembangkan
keterampilan yang diperlukan untuk keterampilan yang lebih matang. (Penyususn et al.,
2011)
B. Rumusan Masalah
1. Apa Tugas dan Tanggung jawab Auditor?
2. Apa perbedaan antara audit internal dan audit eksternal?
3. Bagaimana independensi auditor dapat mempengaruhi kepercayaan masyarakat?
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Tugas dan Tanggung jawab Auditor
2. Untuk Mengetahui Internal dan Eksternal Auditor Dalam Perusahaan
3. Untuk Mengetaui Independensi Auditor Dan Kepercayaan Publik
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
mengendalikan transaksi keuangan. Auditor juga akan mengevaluasi efektivitas
pengendalian internal tersebut.
5. Melakukan Pengujian Substansial: Auditor akan melakukan pengujian substansial
terhadap saldo akun dan transaksi yang signifikan dalam laporan keuangan.
Pengujian ini bertujuan untuk memastikan kebenaran dan keandalan informasi yang
terdapat dalam laporan keuangan.
6. Laporan audit: Di akhir audit, auditor menyiapkan laporan audit berdasarkan temuan
dan kesimpulan. Dalam laporan ini, auditor memberikan pendapatnya mengenai
status keuangan perusahaan yang diaudit.
7. Memberikan Rekomendasi: Auditor juga dapat memberikan rekomendasi kepada
manajemen perusahaan untuk perbaikan atau peningkatan sistem pengendalian
internal dan prosedur akuntansi. Rekomendasi ini bertujuan untuk membantu
perusahaan dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasionalnya.
3
(Prihanto, 2018).
Akuntabilitas juga bisa berarti kepemimpinan yang patut dicontoh dan perbaikan
terus-menerus. Auditor mempunyai tanggung jawab utama di luar tugasnya kepada publik.
Auditor adalah orang yang mempunyai keahlian khusus untuk menelaah operasi dan laporan
keuangan suatu organisasi. Komite kerja auditor dibentuk pada tahun 1980 untuk mengawasi
aktivitas auditor dan memberikan pengawasan terhadap tugas auditor. Salah satu tugas utama
auditor adalah:
1. Perencanaan, manajemen dan dokumentasi.
Perencanaan merupakan bagian penting dalam proses audit karena melibatkan
pembuatan rencana rinci tentang apa yang akan dilakukan dan seberapa luas audit
yang akan dilakukan. Seorang akuntan harus benar-benar memahami bisnis
kliennya. Hal ini sangat penting karena digunakan untuk membentuk fitur, ukuran,
cakupan, dan pemahaman perangkat. Untuk memastikan pemangku kepentingan
memahami apa yang telah dilakukan auditor, maka auditor harus merencanakan,
memantau, dan mencatat tugasnya.
2. Sistem Akuntansi
Akuntan harus memahami sistem pencatatan dan pengolahan transaksi agar dapat
menyusun laporan keuangan yang baik. Menurut standar audit Institut Akuntan
Publik Indonesia, auditor harus melaporkan apakah, menurut pendapatnya, laporan
keuangan telah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia dan, jika demikian, mengungkapkan perbedaan metodenya. . . Prinsip -
prinsip akuntansi. . Digunakan dalam penyusunan laporan keuangan tahunan periode
berjalan sesuai dengan prinsip akuntansi yang digunakan pada periode keuangan
sebelumnya.
3. Bukti Audit
Segala informasi yang digunakan auditor untuk membentuk kesimpulan (pendapat)
disebut bukti audit. (1) catatan atas laporan keuangan yang disusun sehubungan
dengan laporan keuangan, dan (2) informasi lain yang terkait atau berkaitan dengan
laporan keuangan yang mendukung alasan auditor mengenai kecukupan laporan
keuangan. Oleh karena itu, auditor harus mempunyai bukti yang cukup untuk
4
memberikan dasar yang masuk akal dalam menentukan bahwa auditor dapat
memperoleh bukti yang cukup dan andal untuk mencapai suatu kesimpulan yang
tepat. Untuk melakukan audit, auditor perlu mendapatkan informasi yang sangat
berguna. Kuantitas atau kualitas bukti disebut bobot bukti. Bukti yang dapat
diandalkan, valid, obyektif dan relevan dianggap valid.
4. Pengendalian Intern
Ketika auditor ingin mengandalkan pengendalian internal, mereka harus memvalidasi
dan mengevaluasi pengendalian tersebut dan mengikuti rencana yang mencakup
struktur, metode, dan alat yang digunakan perusahaan untuk melindungi aset
perusahaan, meningkatkan efisiensi, dan memberikan dukungan finansial untuk
kepatuhan. Secara umum, prosedur yang dikelola dengan baik mencakup: a)
penggunaan wewenang yang diberikan secara tepat untuk melaksanakan suatu tugas
atau peristiwa; b) banyak proyek; c) membuat dan mengakses dokumen dan arsip
yang relevan; d) perlindungan yang memadai terhadap properti dan dokumen; dan (e)
evaluasi kinerja independen.
5. Meninjau Ulang Laporan Keuangan yang Relevan
Auditor memverifikasi laporan keuangan terkait seperlunya untuk menarik
kesimpulan berdasarkan materi audit lainnya dan untuk memberikan dasar yang
masuk akal untuk menyatakan opini atas laporan keuangan.
5
dalam situasi apa pun lingkungan (Standards for the Professional Practice of Internal
Auditing) (Hapsari, 2017)
Menurut Mulyad (2002), audit internal adalah fungsi evaluasi independen yang
berlangsung dalam suatu organisasi. Hal ini dilakukan melalui fungsi-fungsi seperti
akuntansi, keuangan, dll., yang ditinjau untuk memungkinkan manajemen memenuhi
tanggung jawabnya. Secara umum peran audit internal menurut Kosashi (1985) meliputi
pelaksanaan tugas audit internal untuk mencapai tujuannya:
1. Membahas dan mengevaluasi seberapa baik dan benar pengendalian akuntansi,
keuangan dan operasional telah dilaksanakan.
2. Memastikan pelaksanaan sesuai dengan kebijakan, rencana dan prosedur yang telah
ditetapkan.
3. Memastikan aset perusahaan tercatat dengan baik dan terlindungi dari potensi
kerugian.
4. Memastikan kepercayaan terhadap akuntansi dan metode lain yang disetujui oleh
perusahaan
5. Mengevaluasi kualitas kinerja tugas dan tanggung jawab yang diberikan.
Audit Eksternal
Menurut Mulyad (2002), auditor adalah auditor yang memberikan jasa audit kepada
auditor untuk memverifikasi laporan keuangan agar tidak mengandung informasi yang tidak
benar. Auditor eksternal merupakan akuntan profesional yang membantu orang lain terutama
dalam mengaudit laporan keuangan yang disusun oleh kliennya. Pengguna informasi
keuangan perusahaan, seperti investor, lembaga pemerintah, dan masyarakat, mengandalkan
auditor pihak ketiga untuk memberikan informasi yang independen dan tidak memihak.
Messier dkk. (2006), Certified accounting public firms (akuntan publik) disebut juga auditor
eksternal atau auditor independen. Oleh karena itu, auditor ini bertanggung jawab untuk
mengaudit atau mengesahkan laporan keuangan publikasi organisasi dan memberikan opini
atas informasi yang diaudit. Auditor eksternal, juga disebut auditor, dapat menjadi anggota
kantor akuntan atau wiraswasta. Karena mereka tidak termasuk dalam daftar gaji supervisor,
maka mereka disebut orang luar. Auditor eksternal memeriksa laporan tahunan perusahaan
6
negara dan swasta. Standar audit membatasi layanan audit tambahan yang dapat diberikan
auditor eksternal kepada klien audit perusahaan publik. (Hapsari, 2017).
Independensi Auditor
Independensi merupakan faktor penting keberhasilan suatu profesi bahkan dianggap
7
sebagai salah satu landasannya. Independensi berarti sikap mental mandiri yang tidak
bergantung pada orang lain. Selain itu, independensi dapat diartikan sebagai auditor yang
menilai fakta secara jujur dan berpegang pada aspek objektif dan tidak memihak dalam
pernyataan dan pendapatnya. Kompetensi dan independensi merupakan hal yang terpenting
bagi seorang auditor dan tidak dapat dinegosiasikan. Akuntan harus memperhitungkan hal
ini dalam pekerjaannya. Beberapa akademisi mendefinisikan independensi dalam bentuk
wacana yang beragam. Salah satu pendapat yang didefinisikan oleh Mulyadi (2002)
dikemukakan sebagai suatu sikap mental yang bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh
pihak lain, tidak tergantung pada orang lain.(Prihanto, 2018)
Kemudian, Arens (2003) membagi independensi menjadi dua kategori:
1. Independensi dalam kebenaran (faktual), yaitu terjadi ketika auditor dapat menjaga
sikap tidak memihak dan netral selama audit.
2. Independensi visual: pendapat auditor lain tentang pelaksanaan audit. Namun
beberapa ahli mengategorikan dalam beberapa jabaran yang agak sedikit berbeda,
tetapi melengkapi yang ada. Independensi sangat memengaruhi masyarakat dalam
menetapkan memakai jasa akuntan, untuk itu pengaruhnya sangat besar dengan
kepercayaan publik.
Auditor harus memiliki dan menerapkan pengendalian mutu untuk menghindari
konflik kepentingan di masa depan. Independensi auditor terdiri dari empat bagian.
8
Siapapun yang mempunyai kepentingan terhadap perusahaan yang diaudit dan
mengetahui hubungan auditor dengan klien, menganggap auditor sebagai orang
yang independen. Auditor yang mempunyai hubungan tertentu dengan kliennya,
seperti ikatan keluarga atau keuangan, tidak dianggap independen. Independensi
yang nyata berarti auditor harus menghindari tindakan yang dapat memberikan
kesan kepada publik bahwa mereka bertindak independen. Persepsi masyarakat
terhadap independensi auditor berkaitan dengan munculnya independensi. Oleh
karena itu, auditor tidak hanya harus bertindak sesuai kebenaran, tetapi juga
menghindari situasi yang menimbulkan keraguan. Pasal 290 mengatur sebagai
berikut: 113 dalam Kode B dan C: Jika suatu perusahaan audit atau jaringan
perusahaan audit secara langsung memiliki klien auditnya, risiko terhadap
kepentingannya sangat besar, dan tidak ada jaminan yang dapat diterapkan untuk
mengurangi risiko tersebut ke tingkat yang dapat diterima. Agar PPG dapat
memenuhi kewajibannya, satu-satunya pilihan yang tepat adalah melepaskan
kepemilikan finansial atas klien audit.
3. Independensi Praktisi (Practitioner Independence)
Menurut Mautz, independensi seorang auditor tidak hanya mencakup
independensi sikap dan semangat, namun juga independensi seorang praktisi
profesional. Independensi praktisi adalah kemampuan seorang praktisi individu
untuk memberikan perspektif yang adil dan tidak memihak mengenai rancangan
program, sertifikasi proyek, dan pelaporan audit. Independensi ini memiliki tiga
aspek: independensi program, independensi penelitian, dan independensi
pelaporan.
4. Independensi Profesi (Profession Independence)
Mautz kemudian mengatakan bahwa selain kebebasan auditor, penting untuk
memadukan kebebasan profesional dengan sikap masyarakat terhadap auditor.
Jika masyarakat memandang akuntan secara positif atau negatif, mereka
cenderung lebih mandiri dalam pekerjaannya. Hal ini hampir sama dengan sikap
masyarakat terhadap akuntan. Masyarakat mempunyai pandangan positif dan
negatif terhadap perilaku akuntan.
9
Dalam beberapa buku auditing yang ditulis dan menjadi referensi, independensi lebih
banyak yang diprioritaskan/menitikberatkan pada independensi sikap mental dan
penampilan. Dalam perjalanan aktivitas audit, banyak sekali hal yang akan berupaya untuk
menggoyahkan dan memengaruhi independensi ini. Kendati sanksi dan kode etik telah
ditetapkan oleh lembaga dan asosiasi, masih saja terdapat pihak atau dari auditor sendiri yang
tidak menginginkan independensi tetap kokoh berdiri. Independensi akuntan publik dapat
terpengaruh jika akuntan publik memunyai kepentingan keuangan atau memunyai hubungan
usaha dengan klien yang diaudit.(Prihanto, 2018)
Lanvin yang dikutip oleh Supriyono (1988) mengemukakan bahwa independensi
auditor dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut.
1) Ikatan keuangan dan usaha dengan klien.
2) Jasa-jasa lain selain jasa audit yang diberikan klien
3) Lamanya hubungan kantor akuntan publik dengan klien.
Masih dalam kaitannya dengan independensi yang dikemukakan oleh Supriyono,
sebelumnya Shockley (1981) memilih dalam sudut pandang yang berbeda mengenai
independensi. la menuturkan bahwa independensi akuntan publik dipengaruhi oleh faktor-
faktor yang sangat potensial, seperti:
1) Persaingan antarakuntan publik;
2) Pemberian jasa konsultasi manajemen kepada klien;
3) Ukuran KAP;
4) Lamanya hubungan antara KAP dengan klien.
Kepercayaan Publik
10
Menurut Morgan dan Hunt (1994), kepercayaan dapat terjadi ketika salah satu pihak
yakin bahwa pihak lain yang terlibat dalam pertukaran itu jujur dan dapat dipercaya.
Kemudian jelaskan beberapa manfaat kepercayaan.
1. Kepercayaan dapat memotivasi pemasar untuk melakukan yang terbaik dalam
menjaga hubungan baik dengan pelanggan.
2. Dana ini memprioritaskan manfaat jangka panjang yang diharapkan dari
mempertahankan mitra yang ada dibandingkan alternatif jangka pendek.
3. Keyakinan bahwa pesaing tidak akan mengambil risiko yang dapat merugikan pasar
dapat mendorong pelaku pasar untuk mengambil risiko yang besar.
11
memperlakukan pelanggan atau klien dengan baik. Kesediaan akuntan untuk
melayani kepentingan orang lain disebut keberanian.
12
STUDI KASUS
Bank Rakyat Indonesia (BRI) Kepala Cabang Tapung Raya Masril (40) ditangkap
polisi. Ia kedapatan memanipulasi laporan keuangan dan mentransfer uang senilai Rp 1,6
miliar. Pada Rabu, 23 Februari 2011, Pemilik, Pengawas, dan Inspektur BRI Cabang
Bangkinang mengetahui Tommy menjadi tersangka dalam penyidikan BRI Cabang Tapung.
Hasil pengendalian menunjukkan kuantitas dan keseimbangan tidak seimbang. Setelah
ditelusuri secara menyeluruh, diketahui bahwa pada 14 Februari 2011, Masril melakukan
penangguhan setoran tunai sebesar INR 1,6 miliar dari BRI Pasir Pengarian II ke BRI
Tapung, namun tidak dilakukan transfer fisik. “Petugas Polsek BRI Tapung Raya ditetapkan
sebagai tersangka dan ditangkap di sel Polsek Kampar karena mentransfer Rp 1,6 miliar dan
memalsukan tagihan,” kata Kapolsek Kampar AKBP MZ Muttaqien.
Hal tersebut diungkapkan Pemimpin Cabang BRI Bangkinang Sudarman dan Staf
Cabang BRI Bangkinang Rustian Martha. Masril melakukan tindak pidana dengan
memberikan informasi palsu pada rekening atau laporan atau dokumen yang menjelaskan
kegiatan usaha, laporan keuangan atau rekening bank (TP Banking). Menurut Kapolres,
tersangka dijerat dengan pasal yang disangkakan yakni H. UU Nomor 10 Tahun 1998 tentang
Perubahan Pasal 7 Ayat 1 UU Perbankan Tahun 1992 dengan ancaman hukuman 10 tahun
penjara. Polsek Kampar bekerja sama dengan pihak berwenang lainnya menyita petunjuk
dan dokumen BRI, menyelidiki dan menangkap tersangka, mewawancarai enam saksi dan
memperoleh keterangan ahli.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Etika dalam Auditng adalah suatu prinsip untuk melakukan proses pengumpulan dan
pengevaluasian bahan bukti tentang informasi yang dapat diukur mengenai suatu entitas
ekonomi untuk menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi yang dimaksud dengan
kriteria - kriteria yang dimaksud yang dilakukan oleh seorang yang kompeten dan
independen. Dari beberapa jurnal dan referensi yang saya peroleh, dapat disimpulkan bahwa
dalam hal ini auditor juga harus memiliki etika-etika perilaku profesional yang sangat penting
dalam lingkup auditing sebagai panduan mereka agar meminimalisir kecurangan dan
kesalahan. Kualitas audit yang di ukur KAP yang telah menetapkan sembilan unsur kendali
mutu yang harus dipenuhi oleh kantor akuntan dalam melakukan profesinya. Auditor harus
kompeten dan independen mengejar keuntungan (rentabilitas) tanpa memperhatikan
likuiditas akhirnya perusahaan itu akanberada dalam keadaan likuid apabila sewaktu- waktu
ada tagihan.
Suatu proses yang dilakukan oleh badan yang berkualifikasi dan independen untuk
mengumpulkan dan mengevaluasi bukti tentang entitas yang terukur untuk mengidentifikasi
dan melaporkan informasi yang relevan berdasarkan kriteria. Etika adalah prinsip audit. Itu
saja, hal-hal tersebut dapat diungkapkan baik dalam laporan audit maupun dalam diri auditor
sebagai perilaku profesional, yang sangat penting untuk mengurangi kesalahan audit. KAP
menetapkan sembilan standar kualitas audit. Akuntan harus kompeten dan mandiri dalam
menghasilkan laba (profitabilitas) tanpa memandang likuiditas, karena dengan adanya
invoice maka perusahaan menjadi likuid.
B. Saran
14
1. Untuk meningkatkan kualitas audit yang baik yang maka perlu ditingkatkan dengan
Etika profesi dalam suatu tanggung jawab dilihat dari jawaban responden yang cukup
baik maka sebaiknya Auditor lebih memerhatikan dan mematuhi ketentuan kode etik
dan standar Profesi akuntan publik yang berlaku agar kualitas audit yang dihasilkan
baik.
2. Untuk meningkatkan kualitas audit, auditor harus menjadi lebih independen terutama
dalam mengelola hubungan klien. Berdasarkan tanggapan positif dari responden,
auditor harus lebih memahami peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
dampaknya terhadap perlindungan reputasi auditor dan pelaporan keuangan
multilateral untuk mencegah penipuan yang merugikan.
15
DAFTAR PUSTAKA
Annisa, N., Sianturi, R., & Gajah, R. S. (2022). Etika Profesi Akuntan Dan Tanggung Jawab
Etika Dalam Auditing (Jurnal). Research In Accounting Journal, 2(3), 323–328.
http://journal.yrpipku.com/index.php/raj%7C
Hapsari, E. D. (2017). Pengaruh Fungsi Audit Internal Terhadap Fee Auditor Eksternal.
Diponegoro Journal Of Accounting, 02, 1–10.
Nasution, I. (2013). Pengaruh Karateristik Personal Auditor, Etika Audit Dan Pengalaman
Auditor Terhadap Tingkat Penyimpangan Perilaku Dalam Audit. Skripsi, 160.
Penyususn, N., Nurmalita Sari Nomor Induk Mahasiswa, N., Judul Skripsi, A., Pembimbing,
D., Laksito, H., & Adv, M. (2011). Halaman Pengesahan Skripsi.
Prihanto, H. (2018). ETIKA BISNIS DAN PROFESI: Sebuah Pencarian. PT
RAJAGRAFINDO PERSADA.
Shafira, J. dkk. (2017). Etika Dalam Auditing. Blogspot.Com, 1–7.
http://inaasyahprinayah.blogspot.com/2017/04/etika-dalam-auditing.html
16