Dosen Pengampu :
Disusun oleh :
KELAS R-10
UNIVERSITAS JAMBI
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
Rahmat dan Hidayah-Nya kami dapat menyusun makalah Akuntansi Keperilakuan ini tepat
waktu. Makalah ini disusun untuk mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan Aspek
Pada kesempatan ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak
yang telah membantu dan mendukung kami dalam pembuatan dan penyusunan makalah ini.
Terutama kepada Dosen Pengampu yang telah membimbing dan memberi arahan kepada
kami.
Kami selaku penyusun menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih minim dan
masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami senantiasa mengharapkan masukan
yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah kami di masa yang akan datang.
Terima kasih.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan....................................................................................................20
3.2 Saran..............................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................21
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam pengambilan setiap keputusan oleh stakeholder, pasti dibutuhkan yang namanya
menganalisis laporan keuangan perusahaan tentu dibutuhkan analis yang memang benar-
benar mumpuni dalam menangani hal tersebut. Bisa dikatakan bahwa, analis yang memang
Singkatnya, bisa dikatakan bahwa ilmu akuntansi itu fleksibel yang maksudnya bisa
dikaitkan dan dikombinasikan dengan bidang ilmu yang lainnya, seperti ilmu analisis, ilmu
sosial dan psikologi. Karena adanya situasi seperti inilah yang menjadikan Akuntansi
Keperilakuan menjadi suatu sistem yang sangat dibutuhkan dalam pengambilan keputusan
karena semua bidang ilmu yang dikombinasikan tentunya saling terkait satu sama lain.
Untuk mengetahui apa saja kaitannya dengan sub bidang ilmu lainnya.
1
1.4 Manfaat Penulisan
Metode yang dipakai dalam makalah ini adalah metode pustaka, yaitu metode yang
dilakukan dengan mempelajari dan mengumpulkan data dari pustaka yang berhubungan
dengan alat baik berupa buku maupun informasi dari internet (e-book).
2
BAB II
Permintaan audit eksternal dan internal bersumber pada kebutuhan untuk memiliki
aset dan kecurangan dalam organisasi bisnis dan nonbisnis. Akar audit, secara umum dan
secara intuitif digambarkan oleh sejarawan akuntansi Richard Brown (1905) yang dikutip
dalam Mautz & Sharaf, 1961 adalah asal mula auditing kembali ke waktu yang hampir tidak
jauh dari akuntansi. Kapanpun kemajuan peradaban membawa perlunya seseorang sampai
batas tertentu dengan milik orang lain, kelayakan semacam pemeriksaan yang pertama akan
menjadi jelas.
Pada tahun 1957, Pernyataan Tanggung Jawab Audit Internal telah diperluas untuk
2. Memastikan tingkat kepatuhan terhadap kebijakan, rencana dan prosedur yang telah
ditetapkan.
4. Memastikan keandalan data akuntansi dan data lain yang dikembangkan dalam
organisasi.
Pada tahun 1978, IIA secara formal menyetujui standar untuk Praktik Profesional Audit
1. Membantu dalam mengomunikasikan kepada orang lain peran, ruang lingkup, kinerja
3
2. Menyatukan audit internal di seluruh dunia.
profesi.
Audit Internal adalah suatu aktivitas independen yang memberikan jaminan keyakinan
serta konsultasi yang dirancang untuk memberikan suatu nilai tambah serta meningkatkan
kegiatan operasi organisasi. Audit internal membantu organisasi dalam suatu usaha mencapai
tujuannya dengan cara memberikan suatu pendekatan disiplin yang sistematis untuk
Menurut IIA (Institute of Internal Auditor) yang dikutip oleh Boynton dkk. (2001)
menjelaskan bahwa audit internal adalah aktivitas independen, keyakinan objektif dan
konsultasi yang dirancang untuk menambah nilai dan meningkatkan operasi organisasi. Audit
sistematis dan disiplin untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas manajemen risiko,
Untuk mencapai tujuan pemeriksaan yang dilakukan oleh auditor internal berupa
jawabnya dengan memberikan analisis, penilaian, saran dan komentar mengenai kegiatan
yang diperiksanya, maka auditor internal harus melakukan kegiatan sebagai berikut :
1. Menelaah dan menilai kebaikan, memadai tidaknya dan penerapan dari sistem
4
serta mengembangkan pengendalian yang efektif dengan biaya yang tidak terlalu
mahal.
2. Memastikan ketaatan terhadap kebijakan, rencana dan prosedur yang telah ditetapkan
oleh manajemen.
penyalahgunaan.
dipercaya.
5. Menilai mutu pekerjaan setiap bagian dalam melaksanakan tugas yang diberikan oleh
manajemen.
efektivitas.
Fungsi audit internal adalah sebagai alat bantu bagi manajemen untuk menilai efisiensi
memberikan hasil berupa saran atau rekomendasi dan memberi nilai tambah bagi manajemen
Untuk memperoleh hasil audit yang baik dan berkualitas, pelaksanaan audit harus
pemeriksaan yang memadai serta diatur secara sistematis mencakup semua unit yang akan
diperiksa, sehingga seluruh pekerjaan dapat dilaksanakan secara berhasil guna dan berdaya
guna. Program audit adalah tindakan-tindakan atau langkah-langkah terperinci yang akan
5
harus dilaksanakan, program pemeriksaan juga merupakan alat pengendali audit internal.
2. Pembagian kerja yang rapi sehingga seluruh unit terperiksa secara menyeluruh.
berkesinambungan.
berbagai prosedur.
Adapun isi program adalah meliputi pernyataan tujuan, dalam hal ini harus dipaparkan
dengan jelas tentang tujuan yang ingin dicapai, dikaitkan dengan kendala-kendala yang
1. Perencanaan Pemeriksaan
a. Penetapan tujuan dan sasaran pemeriksaan secara efektif dan efisien, serta ruang
lingkup kerja.
6
e. Melaksanakan survei lapangan untuk lebih mengenal kegiatan dan pengendalian
yang akan diaudit, serta mendapatkan saran dari pihak yang diaudit mengenai
dilakukan.
a. Informasi dikumpulkan dari semua pihak yang terlibat dengan sasaran dan ruang
lingkup pemeriksaan.
b. Informasi harus cukup, dapat dipercaya, relevan dan berguna sebagai dasar
yang digunakan.
rekomendasinya.
4. Tindak Lanjut
Audit internal harus memonitor dan mengawasi apakah tindak lanjut yang harus
matang semua risiko yang mungkin timbul jika ternyata tindakan yang diambil tidak
7
sehubungan dengan hasil pemeriksaan tersebut. Selain itu, tindak lanjut juga
dilaksanakan sebagai alat ukur dalam menilai efektivitas pemeriksaan yang telah
dijalankan.
Peran auditor internal sangat unik karena auditor internal adalah agen yang memantau
tindakan agen lain (manajemen), keduanya dipekerjakan oleh pimpinan yang sama.
berlangsung. Sebelum berlakunya (SOX) 2002, jasa audit internal berfokus pada deteksi
bukan pencegahan.
Auditor internal sekarang tidak hanya berfokus pada informasi keuangan seperti yang
biasanya menjadi prioritas di banyak perusahaan, tetapi saat ini, auditor internal memiliki
tanggung jawab yang lebih luas. Manajemen saat ini bergantung pada auditor internal tidak
hanya dalam hal mengurangi biaya audit eksternal, tetapi untuk memberikan jaminan,
keyakinan dan kepercayaan bahwa pengendalian internal beroperasi secara efektif dan bahwa
bisnis itu sendiri adalah efisien. Auditor internal juga memainkan peran penting dalam
mengambil manfaat dari auditor internal sebagai sumber benchmarking untuk efektivitas dan
efisiensi penilaian risiko dan praktik pengendalian internal. Peran komunikasi memberikan
kontribusi pada penciptaan atau peningkatan lebih lanjut dari risiko dan kesadaran
pengendalian.
Peran auditor internal dalam manajemen risiko dari studi perbandingan antara perusahaan
8
pengembangan dan peningkatan pengendalian internal dianggap sebagai aspek penting
dari peran perintis mereka. Auditor internal memainkan peran berharga karena secara aktif
internal merupakan bagian integral dari tanggung jawab auditor internal, karena tingkat
manajemen tertentu tidak menyadari bahwa mereka bertanggung jawab untuk pengendalian
internal.
Untuk dianggap sebagai penambah nilai, fungsi strategis Internal Auditor (IAF) harus
menyelaraskan dengan kebutuhan dan prioritas dari semua stakeholder kunci, termasuk
komite audit, manajemen eksekutif dan auditor eksternal. Komite Basel (1999)
mendefinisikan manajemen senior adalah komponen kunci dalam tata kelola perusahaan.
Sementara dewan direksi menyediakan check and balance untuk manajer senior. Demikian
pula, manajer senior harus mengasumsikan bahwa peran pengawasan sehubungan dengan
manajer lini di bidang kegiatan bisnis yang spesifik. Hubungan antara komite audit dan
tanggung jawab auditor internal dalam hal-hal tertentu berkaitan dengan pelaporan keuangan,
tata kelola perusahaan dan pengendalian perusahaan yang mewajibkan pelaporan terkait
dengan komite audit. Jika hubungan seperti ini tidak ada, harus ada jalan lain bagi auditor
internal menangani kasus pelanggaran atau penipuan yang melibatkan manajemen senior
sendiri.
Auditor internal dilengkapi dengan wewenang yang dapat meningkatkan akses terhadap
manajer senior yang mengandalkan masukan mereka untuk membuat keputusan strategis
yang cerdas. Auditor internal di tempat yang harus memastikan bahwa kerangka kerja yang
9
efektif adalah memastikan komitmen yang tepat dan akuntabilitas dari semua pihak yang
terlibat dalam rangka menciptakan kualitas dukungan keputusan. Laporan yang ditulis oleh
auditor internal dan evaluasi sistem pengendalian internal di antara pilar utama dari komite
Audit internal dilakukan dalam asosiasi lingkungan yang kompleks dan kadang-kadang
tergantung pada manajemen. Hubungan audit internal dengan manajemen yang dipertanyakan
adalah yang terbaik. Fungsi audit internal perlu mendukung manajemen, tetapi tetap harus
independen pada saat yang sama. Ada juga peningkatan tekanan pada audit internal untuk
teknis di dunia, tetapi jika mereka tidak dapat mengembangkan hubungan dengan klien dan
Meskipun demikian, menulis merupakan keterampilan penting bagi auditor internal, sama
pentingnya dengan keterampilan komunikasi lisan. Jadi, hal ini menunjukkan bahwa
komunikasi auditor internal adalah kemampuan untuk menangani keterlibatan klien. Peran
komunikasi auditor internal dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti sifat dan ruang lingkup
penugasan audit, pengaturan organisasi dan struktur, jalur kewenangan, baik formal maupun
informal dan jenis komunikasi dalam rangka memenuhi permintaan berbagai tingkat
manajemen untuk tugas tertentu. Struktur organisasi dan garis wewenang, baik formal
Mengapa peran manajemen intimidasi dianggap penting oleh auditor internal? Selama
auditor internal terlibat dalam audit, keinginan pengendalian preventif bukan merupakan
detektif atau pengendalian korektif. Mereka berharap organisasinya tidak terinfeksi oleh
10
praktik intimidasi dan memperkenalkan pencegahan pengendalian untuk mengurangi praktik
dalam organisasi yang mereka layani. Stella dkk. (2005) menganalisis perlindungan untuk
menjadi pendorong utama tekanan. Untuk menghindari tekanan, bagian 406 dari Sarbanses-
Oxley Act (SOX, 2002) memerlukan adopsi kode etik atau standar kinerja formal dengan
pengendalian yang diperlukan untuk membantu organisasi dalam mempromosikan iklim etis.
Bagian audit merupakan bagian dari keseluruhan organisasi yang berdedikasi untuk
memperbaiki operasi organisasi tersebut. Pihak yang diaudit dapat dijanjikan bahwa
keseluruhan manajemen guna memperbaiki kondisi operasi organisasi. Para auditor diminta
untuk mendekati pihak-pihak yang diaudit dengan bahasa yang memperkuat kebutuhan ini
dan potensi penyelesaian serta dengan memercayai pihak yang diaudit untuk membantu atau
mengambil bagian atas pencapaian tujuan dari pekerjaan audit sekarang. Hal ini harus dicapai
melalui jaminan dari pihak yang diaudit bahwa sikap positifnya akan dicerminkan secara
Kebutuhan akan rasa hormat ini dapat dikaitkan dengan keyakinan pihak yang diaudit
untuk bertindak langsung dalam kerja sama dengan staf audit untuk mengidentifikasi bidang-
mengidentifikasi tindakan-tindakan pihak yang diaudit secara langsung sebagai bagian dari
usaha audit. Pihak yang diaudit biasanya akan menerima rasa hormat dan respons manajemen
11
melalui penerapan audit, yang merupakan bagian dari manajemen, yang berpengaruh dalam
1. Gaya Mengarahkan
2. Gaya Melatih
Gaya melatih berarti pemimpin tidak hanya memberikan pengarahan dan mengawasi
penyelesaian tugas dari dekat, tetapi juga menjelaskan keputusan, menawarkan saran
3. Gaya Mendukung
untuk penyelesaian tugas serta berbagi tanggung jawab dalam pembuatan keputusan
dengan bawahan.
4. Gaya Mendelegasikan
Masing-masing gaya manajemen tersebut mempunyai perbedaan yang luas dan semuanya
Salah satu masalah terbesar yang dimiliki oleh auditor adalah menjual perubahan-
perubahan yang akan dijalankan melalui implementasi dan temuan audit. Ilmu sosial telah
12
operasi mereka. Namun, terdapat tiga hal yang mungkin merupakan faktor terpenting yang
1. Ketakutan terhadap apa yang tidak diketahui, yaitu apa yang akan dibawa oleh
perubahan tersebut.
2. Aspek birokrasi dari kenyataan perubahan, baik secara horizontal maupun vertikal.
3. Aspek ego, bahwa dengan adanya perubahan maka metode sekarang dianggap tidak
Oleh sebab itu, auditor seharusnya mengambil tindakan pasti untuk menghilangkan
ketakutan atau pertentangan dari pihak yang diaudit. Dalam kasus ketakutan dari
ketidaktahuan, auditor seharusnya berhati-hati dalam menelaah kemungkinan dari pihak yang
diaudit untuk menghasilkan perubahan, baik berdampak baik maupun yang tidak begitu baik.
Terkait dengan masalah ini, beberapa pendekatan yang dapat diambil oleh auditor antara lain
sebagai berikut :
1. Auditor internal seharusnya melihat perubahan audit dengan cara pandang manajer.
konsep manajemen.
4. Audit seharusnya menjadi suatu audit yang seimbang, tidak sebagai suatu yang
menghakimi.
6. Auditor internal seharusnya mencoba untuk bertindak sebagai seorang penasihat dan
Guna mengurangi konfrontasi dan sifat statis, auditor internal seharusnya meyakinkan
13
2.5.5 Pengelolaan Konflik
Dalam hal perubahan, konflik adalah suatu karakteristik yang kerap kali terjadi pada
proses audit. Konflik sering kali membantu pencapaian tujuan audit, tetapi jika tidak
ditangani lebih awal maka konflik akan menjadi lebih tajam dan luas. Konflik dapat terjadi
4. Nilai, dominasi atau persepsi terhadap peran audit dari kacamata pihak yang diaudit.
Dalam bidang akuntansi, konflik dapat terjadi antara auditor yang cenderung
auditor bekerja pada suatu lembaga bisnis profesional, yang dikelilingi oleh suatu birokrasi,
konflik dan hilangnya nilai-nilai serta norma-norma profesionalisme akan muncul. Ada
empat metode khusus yang secara umum digunakan untuk menyelesaikan konflik, yaitu :
1. Arbitrase.
2. Mediasi.
3. Kompromi.
4. Langsung.
Keempat metode tersebut mencoba untuk mencapai suatu posisi yang dianggap paling
baik bagi organisasi. Metode tersebut tidak selalu mencoba untuk meredakan perasaan dari
masing-masing kelompok yang mengalami konflik. Metode yang paling baik adalah yang
paling sering digunakan dalam pendekatan keperilakuan, yaitu metode kompromi, jika
14
2.5.6 Masalah-Masalah Hubungan
Ilmuwan mempuyai daftar konsep yang akan membantu untuk memperlakukan orang
dengan lebih baik. Konsep tersebut merupakan perilaku langsung dan kemungkinan dapat
sebagai berikut :
1. Ingat bahwa terdapat variasi umum dalam kemampuan dan sifat-sifat dasar individu.
Pada umumnya, sifat yang muncul pada berbagai tingkatan dalam setiap individu dari
2. Mempunyai dorongan ke arah dedikasi terhadap suatu usaha yang dianggap penting.
3. Mempunyai keinginan untuk melayani dan memberikan bantuan kepada individu lain.
6. Memiliki bias pada diri sendiri, tercermin pada sikap yang lebih suka dipuji daripada
dikritik.
9. Bersikap seperti orang-orang yang patuh dan dapat beradaptasi secara baik.
11. Memiliki rasa haru atas bencana yang menimpa orang lain.
15
12. Memiliki keterkaitan pada pemaksimalan kepuasan diri sendiri.
Elemen-elemen utama dari aspek kesadaran pada diri sendiri ini adalah sebagai berikut :
3. Kesadaran terhadap perintah dasar dalam lingkungan relatif yang dimiliki seseorang
dimana orang tersebut harus menyesuaikan diri dengan kelompok organisasi yang
luas.
5. Suatu perasaan memiliki atas produktivitas yang didasarkan pada ego seseorang.
Komunikasi terdiri dari wawancara, musyawarah, laporan lisan dan laporan tertulis.
Perintah seorang auditor dengan menggunakan komunikasi yang efektif merupakan cara yang
positif untuk menciptakan lingkungan yang harmonis dalam menjalankan audit. Terdapat
unsur-unsur yang dipresentasikan, baik secara lisan maupun tulisan, yang dipertimbangkan
untuk memiliki hubungan perilaku yang baik. Beberapa dari hal tersebut adalah sebagai
berikut :
1. Jangan bicara atau menulis dalam bentuk langsung sebab auditor bukan bagian dari
manajemen.
16
2. Jangan menggunakan istilah yang berimplikasi pada kesalahan kerja dari pihak yang
diaudit.
3. Jangan menjadikan pihak yang diaudit sebagai pokok bahasan, baik secara verbal atau
tertulis.
4. Ketika memberikan saran, pertimbangkan sifat ego pihak yang diaudit, sebab hal ini
5. Mengizinkan pihak yang diaudit untuk melakukan perubahan dalam bahasan laporan
fakta dan tidak bertindak sebagai seorang penasihat yang berhubungan dengan moral.
mengungkapkan pendapat.
10. Sopan dengan seluruh tingkatan staf pihak yang diaudit dan menyambut manajemen
12. Mempertimbangkan kemungkinan tekanan yang muncul dalam diri pihak yang
diaudit.
1. Suatu indikasi yang menunjukkan kurang pentingnya audit. Manajemen puncak dari
17
2. Pihak yang diaudit bertindak dalam suatu gaya konfrontasional, misalnya catatan-
3. Pihak yang diaudit menolak untuk mengambil berbagai tindakan selama atau setelah
Telah menjadi suatu hal yang umum dalam audit bahwa inti dari kinerja audit yang baik
berasal dari pendekatan keperilakuan. Pada dasarnya, audit merupakan usaha kerja sama
antara auditor dan pihak yang diaudit. Elemen-elemen keperilakuan tersebut meliputi :
1. Pada awal audit, tanyakan pada pihak yang diaudit bidang mana yang akan diaudit.
2. Bangun suatu pendekatan kerja sama dengan staf pihak yang diaudit dalam menilai
Secara umum, penanganan keperilakuan organisasi adalah akibat dari berbagai hal berikut
ini :
2. Motivasi atau kebutuhan dari karyawan kantor untuk membentuk etika dan kejujuran
atau sebaliknya.
18
Selain masalah perilaku pihak yang diaudit, auditor internal juga perlu memahami budaya
organisasi. Budaya organisasi memengaruhi sikap dan perilaku auditor. Untuk budaya
1. Komitmen karyawan.
4. Pembuatan keputusan.
5. Fokus manajemen.
Oleh karena itu, suatu audit tidak akan menjadi kontradiktif ketika laporan audit dapat
diterima dan diimplementasikan. Posisi budaya mencerminkan keyakinan dan kondisi dari
organisasi. Ilmuwan melakukan suatu studi yang membandingkan bagian dari sikap pihak
yang diaudit yang dipengaruhi oleh budaya negaranya masing-masing. Pratt mengemukakan
bahwa perbedaan struktur nilai, tingkat motivasi dan persepsi antara auditor Amerika dan
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Audit merupakan salah satu bidang kajian akuntansi. Dalam audit tidak hanya dibicarakan
tentang teknik-teknik audit, tetapi juga bagaimana auditor mengambil kebijakan untuk
menentukan suatu fakta. Sering kali, pertimbangan yang diambil oleh auditor menjadi
penentu dalam memutuskan suatu masalah, terutama dalam hal penetapan pendapat. Untuk
itu, sikap, persepsi dan perilaku menjadi acuan dalam pembahasan mengenai pertimbangan
3.2 Saran
Dalam implementasi akuntansi keperilakuan ini diharapkan nantinya bisa menjadi acuan
bagi para karyawan untuk lebih meningkatkan kinerja dan kemampuan diri sendiri (self
ability) agar mampu menghasilkan keputusan yang optimal bagi organisasi atau perusahaan.
20
DAFTAR PUSTAKA
21