Anda di halaman 1dari 17

Makalah:

INTERNAL AUDIT

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 3

2C D3 AKUNTANSI

1. NURHALIZA FITRI 36119018

2. ANDI RAFIQAH KEMALA RANI 36119029

3. KHOFIFA ADELIA SAHLAN 36119058

4. JAYA LANGKARA 36119084

JURUSAN AKUNTANSI

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakaatuh,

Alhamdulillah, puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat

rahmat, restu, serta karunia kasih sayang-Nya kami dapat menyelesaikan makalah

ini dengan tepat waktu. Selain itu, kami juga ingin mengucapkan terima kasih

kepada Ibu dosen, keluarga, dan teman-teman sekalian atas bantuan serta

dukungan-Nya. Bantuan dan dukungan bapak/ibu dosen, keluarga, dan teman-

teman, sebesar apapun sangatlah berharga sehingga kami bisa menyelesaikan

makalah ini dengan baik.

Makalah ini tentu masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat

kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Dengan rendah hati kami mengharapkan

kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, agar makalah ini nantinya dapat

menjadi makalah yang lebih baik lagi. Adapun penulisan makalah ini merupakan

bentuk dari pemenuhan beberapa tugas mata kuliah Audit Dasar.

Pada makalah ini akan dibahas mengenai Internal Audit. Kami berharap

makalah sederhana kami ini dapat dimengerti oleh setiap pihak yang membaca.

Kami pun memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam makalah kami

terdapat kekurangan dan perkataan yang kurang berkenan di hati.

Makassar, 14 April 2021

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ...........................................................................................i

HALAMAN KATA PENGANTAR......................................................................ii

HALAMAN DAFTAR ISI....................................................................................iv

BAB I. PENDAHULUAN .....................................................................................1

1.1. Latar Belakang Masalah .......................................................................1

1.2. Rumusan Masalah.................................................................................2

1.3. Tujuan Penulisan...................................................................................2

BAB II. PEMBAHASAN.......................................................................................3

2.1. Pengertian dan Ruang Lingkup Internal Audit..........................................

2.2. Tujuan Internal Audit................................................................................

2.3. Perbedaan Internal Audit dengan Eksternal Audit....................................

2.4. Tahapan Internal Audit..............................................................................

BAB III. PENUTUP.............................................................................................41

3.1. Kesimpulan..........................................................................................41

3.2. Saran ...................................................................................................41

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................42
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Audit internal adalah suatu fungsi penilaian independen yang dibuat

perusahaan dengan tujuan untuk menguji dan mengevaluasi berbagai kegiatan

yang dilaksanakan perusahaan. Sedangkan tujuan dilaksanakannya audit internal

adalah untuk memperbaiki kinerja perusahaan dengan cara membantu karyawan

perusahaan agar mereka dapat melaksanakan tanggung jawabnya secara efektif.

Audit internal akan melakukan penilaian dengan tujuan untuk menguji dan

mengevaluasi berbagai kegiatan yang dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara

memberikan berbagai analisis, penilaian, rekomendasi, petunjuk, dan informasi

sehubungan dengan kegiatan yang akan diperiksa (Tugiman, 2006:11).

Agar berhasilnya peran auditor dalam pencegahan danpendeteksian adanya

kecurangan, sebaiknya internal auditor perlumemahami kecurangan dan jenis-

jenis kecurangan yang mungkin terjadi dalam perusahaan (Amrizal, 2004).

Sebagai konsep legal yang luas, kecurangan menggambarkan setiap upaya

penipuan yang disengaja, yang dimaksudkan untuk mengambil harta atau hak hak

orang atau pihak lain. Dalam konteks audit atas laporan keuangan, kecurangan

didefinisikan sebagai salah saji laporan keuangan yang disengaja (Arens,et

all,2008:430). Dalam mekanisme pelaporan keuangan, suatu audit dirancang

untuk memberikan keyakinan bahwa laporan keuangan tidak dipengaruhi oleh


salah saji (misstatement) yang material dan juga memberikan keyakinan yang

memadai atas akuntabilitas manajemen atas aktiva perusahaan.

Salah saji itu terdiri dari dua macam yaitu kekeliruan (error) dan

kecurangan (fraud). Menurut standar pengauditan, faktor yang membedakan

kecurangan dan kekeliruan adalah apakah tindakan yang mendasarinya, yang

berakibat terjadinya salah saji dalam laporan keuangan, berupa tindakan yang

sengaja atau tidak disengaja (Koroy, 2008). Biasanya kecurangan ini tidak mudah

untuk ditemukan. Kecurangan biasanya ditemukan karena suatu ketidaksengajaan

ataupun disengaja. Dengan demikian manajemen perlu berhati-hati terhadap

kemungkinan timbulnya kecurangan yang mungkin terjadi di perusahaan yang

dikelolanya. Untuk mengatasi timbulnya kecurangan, audit internal diperlukan

keberadaannya di dalam perusahaan, yang bertugas untuk mengevaluasi suatu

sistem dan prosedur yang telah disusun secara benar dan sistematis serta apakah

telah diimplementasikan secara benar, melalui pengamatan, penelitian, dan

pemeriksaan atas pelaksanaan tugas yang telah didelegasikan di setiap unit kerja

perusahaan (Amrizal, 2004).

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dan ruang lingkup Internal Audit?

2. Apa tujuan Internal Audit?

3. Apa perbedaan Internal Audit dengan Eksternal Audit?

4. Bagaimana tahapan Internal Audit?


1.3. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian dan ruang lingkup Internal Audit.

2. Untuk mengetahui tujuan Internal Audit.

3. Untuk mengetahui perbedaan Internal Audit dengan Eksternal Audit.

4. Untuk mengetahui bagaimana tahapan Internal Audit.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian dan Ruang Lingkup Internal Audit

Audit internal adalah kegiatan konsultasi yang independen dan objektif yang

dirancang untuk menambah nilai dan meningkatkan operasi organisasi. Hal ini

membantu organisasi mencapai tujuannya dengan sistematis, pendekatan disiplin

untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas dari manajemen risiko,

pengendalian, dan tata kelola proses. Dengan komitmen terhadap integritas dan

akuntabilitas, audit internal memberikan nilai kepada badan pengatur dan

manajemen senior sebagai sumber objektif dari nasihat independen. Profesional

yang disebut auditor internal dipekerjakan oleh organisasi untuk melakukan

aktivitas audit internal.

Sawyer (2005:10) mengemukakan definisi audit internal yang

menggambarkan lingkup audit internal modern yang luas dan tak terbatas sebagai

berikut : audit internal adalah sebuah penilaian yang sistematis dan objektif yang

dilakukan auditor internal terhadap operasi dan kontrol yang berbeda-beda dalam

organisasi untuk menentukan:

1. Informasi keuangan dan operasi telah akurat dan dapat diandalkan;

2. Risiko yang dihadapi perusahaan telah diidentifikasi dan diminimalisasi;

3. Peraturan eksternal serta kebijakan dan prosedur internal yang biasa

diterima telah diikuti

4. Kriteria operasi yang memuaskan telah dipenuhi;

5. Sumber daya telah digunakan secara efisien dan ekonomis; dan


6. Tujuan organisasi telah dicapai secara efektif semua dilakukan dengan

tujuan untuk dikonsultasikan dengan manajemen dan membantu anggota

organisasi dalam menjalankan tanggung jawabnya secara efektif.

Ruang lingkup audit internal dalam suatu organisasi luas dan melibatkan

topik seperti tata kelola organisasi, manajemen risiko dan pengendalian

manajemen atas: efisiensi/efektivitas operasi (termasuk pengamanan aset),

keandalan pelaporan keuangan dan manajemen, dan kepatuhan terhadap hukum

dan peraturan. Audit internal juga melibatkan pelaksanaan audit kecurangan

proaktif untuk mengidentifikasi potensi tindakan kecurangan, berpartisipasi dalam

investigasi penipuan di bawah arahan profesional investigasi penipuan, dan

melakukan audit penipuan pasca investigasi untuk mengidentifikasi gangguan

kontrol dan menetapkan kerugian finansial.

Auditor internal tidak bertanggung jawab atas pelaksanaan aktivitas

perusahaan, mereka menasihati manajemen dan dewan direksi (atau badan

pengawas serupa) tentang bagaimana melaksanakan tanggung jawab mereka

dengan lebih baik. Sebagai hasil dari cakupan keterlibatan mereka yang luas,

auditor internal dapat memiliki berbagai latar belakang pendidikan dan

profesional yang lebih tinggi.

The Institute of Internal Auditors (IIA) adalah standar internasional diakui

untuk profesi audit internal. Auditor internal bekerja untuk lembaga pemerintah

(federal, negara bagian dan lokal), untuk perusahaan publik dan untuk perusahaan

nirlaba di semua industri.


2.2. Tujuan Internal Audit

Kegiatan audit internal terutama diarahkan untuk mengevaluasi

pengendalian internal . Di bawah Kerangka COSO, pengendalian internal secara

luas didefinisikan sebagai proses, yang dilakukan oleh dewan direksi entitas,

manajemen dan personel lainnya yang dirancang untuk memberikan jaminan yang

wajar mengenai pencapaian tujuan inti berikut yang diusahakan oleh semua

bisnis:

1. Efektivitas dan efisiensi operasi;

2. Keandalan pelaporan keuangan dan manajemen;

3. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan; dan

4. Pengamanan Aset.

Menurut Hiro Tugiman [2006:11] Internal Audit bertujuan untuk membantu

anggota entitas organisasi supaya bisa melaksanakan tanggung jawab dengan

efektif. Internal audit akan menganalisis, mengajukan beberapa saran dan

penilaian. pemeriksaaan juga mencakup pengawasan efektif dengan biaya yang

wajar. Menurut Sukrisno Agoes [2004:222] Audit Internal bertujuan untuk

membantu manajemen dalam melaksanakan tanggung-jawabnya dengan

menganalisa, menilai dan memberiksaran serta komentar tentang aktivitas yang

diperiksa. Tujuan audit internal menurut IIA adalah untuk membantu suatu

organisasi mencapai tujuannya melalui jasa konsultasi dan asuransi yang objektif

independen dengan suatu metode pendekatan yang sistematik.

Menurut Sawyer Tujuan Audit Internal adalah untuk menentukan apakah:

1. informasi keuangan dan operasi telah akurat dan dapat diandalkan;


2. Risiko yang dihadapi perusahaan telah diidentifikasi dan diminimalisasi;

3. Peraturan eksternal serta kebiajkan dan prosedur internal yang bisa

diterima telah diikuti;

4. Kriteria operasi yang memuaskan telah dipenuhi;

5. Sumber daya telah digunakan secara efisien dan ekonomis; dan

6. Tujuan organisasi telah dicapai secara efektif.

Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk dikonsultasikan dengan manajemen

dan membantu anggota organisasi dalam menjalankan tanggung jawabnya secara

efektif.

2.3. Perbedaan Internal Audit dengan Eksternal Audit

Ada beberapa perbedaan mendasar antara auditor internal dan auditor

eksternal, yakni:

A. Perbedaan Misi

Tanggung jawab utama auditor eksternal adalah memberikan opini atas

kewajaran pelaporan keuangan organisasi, terutama dalam penyajian posisi

keuangan dan hasil operasi dalam suatu periode. Mereka juga menilai apakah

laporan keuangan organisasi disajikan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi

yang diterima secara umum, diterapkan secara konsisten dari periode ke periode,

dan seterusnya. Opini ini akan digunakan para pengguna laporan keuangan, baik

di dalam organisasi terlebih di luar organisasi, antara lain untuk melihat seberapa

besar tingkat reliabilitas laporan keuangan yang disajikan oleh organisasi tersebut.

Sementara itu, tanggung jawab utama auditor internal tidak terbatas pada

pengendalian internal berkaitan dengan tujuan reliabilitas pelaporan keuangan


saja, namun juga melakukan evaluasi desain dan implementasi pengendalian

internal, manajemen risiko, dan governance dalam pemastian pencapaian tujuan

organisasi. Selain tujuan pelaporan keuangan, auditor internal juga mengevaluasi

efektivitas dan efisiensi serta kepatuhan aktivitas organisasi terhadap ketentuan

perundang-undangan dan kontrak, termasuk ketentuan-ketentuan internal

organisasi.

B. Perbedaan Organisasional

Auditor Internal merupakan bagian integral dari organisasi di mana klien

utama mereka adalah manajemen dan dewan direksi dan dewan komisaris,

termasuk komite-komite yang ada. Biasanya auditor internal merupakan karyawan

organisasi yang berasngkutan. Meskipun dalam perkembangannya pada saat ini

dimungkinkan untuk dilakukan outsourcing atau co-sourcing internal auditor,

namun sekurang-kurangnya penanggung jawab aktivitas audit internal (CAE)

tetaplah bagian integral dari organisasi.

Sebaliknya, auditor eksternal merupakan pihak ketiga alias bukan bagian

dari organisasi. Mereka melakukan penugasan berdasarkan kontrak yang diatur

dengan ketentuan perundang-udangan maupun standar profesional yang berlaku

untuk auditor eksternal.

C. Perbedaan Pemberlakuan

Secara umum, fungsi audit internal tidak wajib bagi organisasi. Namun

demikian untuk perusahaan yang bergerak di industri tertentu, seperti perbankan,

dan juga perusahaan-perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia diwajibkan


untuk memiliki auditor internal. Perusahaan-perusahaan milik negara (BUMN)

juga diwajibkan untuk memiliki auditor internal.

Sementara itu, pemberlakuan kewajiban untuk dilakukan audit eksternal

lebih luas dibandingkan audit internal. Perusahaan-perusahaan yang listing,

badan-badan sosial, hingga partai politik dalam keadaan-keadaan tertentu

diwajibkan oleh ketentuan perundang-undangan untuk dilakukan audit eksternal,

D. Perbedaan Fokus dan Orientasi

Auditor internal lebih berorientasi ke masa depan, yaitu kejaidan-kejadian

yang diperkirakan akan terjadi, baik yang memiliki dampak positif (peluang)

maupun dampak negatif (risiko), serta bagaimana organisasi bersiap terhadap

segala kemungkinan pencapaian tujuannya.

Sedangkan auditor eksternal terutama berfokus pada akurasi dan bisa

dipahaminya kejadian-kejadian historis sebagaimana terefleksikan pada laporan

keuangan organisasi.

E. Perbedaan Kualifikasi

Kualifikasi yang diperlukan untuk seorang auditor internal tidak harus

seorang akuntan, namun juga teknisi, personil marketing, insinyur produksi, serta

personil yang memiliki pengetahuan dan pengalaman lainnya tentang operasi

organisasi sehingga memenuhi syarat untuk melakukan audit internal.

Auditor Eksternal harus memiliki kualifikasi akuntan yang mampu

memahami dan menilai risiko terjadinya errors dan irregularities, mendesain

audit untuk memberikan keyakinan memadai dalam mendeteksi kesalahan

material, serta melaporkan temuan tersebut. Pada kebanyakan negara, termasuk di


Indonesia, auditor perusahaan publik harus menjadi anggota badan profesional

akuntan yang diakui oleh ketentuan perundang-undangan.

F. Perbedaan Timing

Auditor internal melakukan review terhadap aktivitas organisasi secara

berkelanjutan, sedangkan auditor eksternal (audit keuangan/KAP) biasanya

melakukan secara periodik/tahunan.

2.4. Tahapan Audit Internal

A. Tahap Perencanaan

Ini adalah langkah awal dalam proses audit. Di tahap perencanaan, seorang

auditor akan mempelajari perusahaan yang akan diaudit, mulai dari sumber daya,

di bidang apa perusahaan tersebut bergerak, dan seluruh aktivitas perusahaan.

Dari situ, seorang auditor bisa menentukan jenis audit apa yang akan dipilihnya.

Selain itu, auditor juga akan mempertimbangkan segala risiko yang mungkin

timbul dalam proses audit. Sebelum melangkah ke proses selanjutnya, seorang

audit perlu meminta persetujuan dari pihak

B. Pengujian Informasi

Setelah mendapat persetujuan dari pihak perusahaan, auditor akan mulai

menguji semua informasi dan data yang diperolehnya di lapangan, lalu

menganalisisnya. Dalam melakukan proses ini, harus ada pihak perusahaan yang

bertugas mengawasi kinerja seorang auditor. Hal ini dilakukan untuk menghindari

kecurangan dan bertujuan agar hasil pengujian data dan informasi yang ada

bersifat objektif serta tepat sasaran.


Di tahap ini pula seorang auditor akan melakukan pemetaan tentang masalah

yang mungkin muncul dari proses observasi tersebut, yang mana semua ini

dikaitkan dengan informasi yang ia dapat sebelumnya dan juga pihak-pihak luar

yang sekiranya terlibat dalam proses pendanaan perusahaan.

C. Mendapatkan Hasil

Setelah melakukan observasi dan segala pemetaan masalah yang

kemungkinan terjadi, kini saatnya auditor memeriksa risiko material dari

perusahaan. Auditor akan menganalisis hasil yang didapatnya dari lapangan. Dari

sini akan terlihat jika ada kesalahan dari laporan keuangan perusahaan dan juga

kerugian yang dialami oleh perusahaan. Selanjutnya, auditor akan mengklarifikasi

ulang. Jika perusahaan yang diaudit adalah perusahaan besar, maka seorang

auditor saja tidak cukup. Harus berupa tim karena semakin besar perusahaan maka

akan semakin besar pula risiko penyimpangan keuangan.

Sebelum mengambil kesimpulan, seorang auditor akan mencocokkan

hasilnya dengan auditor yang lain. Jika auditor lainnya juga menemukan

kesalahan keuangan yang sama, maka dipastikan ada yang tidak beres dengan

kondisi keuangan perusahaan. Untuk itu, tim auditor akan melakukan

pemeriksaan lanjutan secara lebih mendalam.

D. Menyusun Hasil Evaluasi

Setelah semua dicek dan mendapat kesimpulan, maka langkah selanjutnya

yang dilakukan oleh auditor adalah menyusun hasil evaluasi berupa laporan.

Laporan ini akan diserahkan ke pihak perusahaan yang menunjuk auditor tersebut.
Di dalam laporan tersebut, auditor juga harus menulis rekomendasi perkembangan

yang mungkin bisa dicapai. Ini adalah langkah terakhir dari seluruh proses audit.

Dengan adanya proses audit, kita bisa tahu secara tepat kondisi keuangan

perusahaan, termasuk transaksi-transaksi yang terselip. Selain itu, audit

menghindari adanya tindakan nakal oleh oknum-oknum tertentu yang ingin

berbuat jahil terhadap keuangan perusahaan. Prosesnya memang sangat rumit,

sehingga Anda harus menyewa seorang atau tim auditor khusus. Bagi perusahaan

besar, proses audit ini sangat diperlukan demi menjaga keuangan perusahaan agar

tetap sehat.
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Audit internal adalah kegiatan konsultasi yang independen dan objektif yang

dirancang untuk menambah nilai dan meningkatkan operasi organisasi. Auditor

internal tidak bertanggung jawab atas pelaksanaan aktivitas perusahaan, mereka

menasihati manajemen dan dewan direksi (atau badan pengawas serupa) tentang

bagaimana melaksanakan tanggung jawab mereka dengan lebih baik. Menurut

Hiro Tugiman [2006:11] Internal Audit bertujuan untuk membantu anggota

entitas organisasi supaya bisa melaksanakan tanggung jawab dengan efektif.

Internal audit akan menganalisis, mengajukan beberapa saran dan penilaian.

pemeriksaaan juga mencakup pengawasan efektif dengan biaya yang wajar.

Ada beberapa perbedaan mendasar antara auditor internal dan auditor

eksternal, yakni perbedaan misi, perbedaan organisasional, perbedaan

pemberlakuan, perbedaan fokus dan orientasi, perbedaan kualifikasi, dan

perbedaan timing. Adapun tahapan dalam Audit Internal adalah tahap

perencanaan, pengujian informasi, mendapatkan hasil dan menyusun hasil

evaluasi

3.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA

https://surabaya.proxsisgroup.com/fungsi-audit-internal-perusahaan/
http://spi-blu.uinjkt.ac.id/?p=754
https://en.wikipedia.org/wiki/Internal_audit

Anda mungkin juga menyukai