Disusun Oleh :
Anastashia Elisabeth. S // 17102047
Mia Yuniar Indriani // 17116009
Tiara Aurel Raihany // 17116026
Idna Hadi // 17116022
Fitra Ramanda Ayu // 17116023
Tazul Arifin // 17116025
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan Rahmat
dan Karunia-Nya kepada kita semua sehingga kita bisa menyelesaikan makalah ini.
Sholawat beserta salam selalu tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad SAW beserta
keluarga-Nya, sahabat – sahabat Nya dan kita selaku umatnya hingga akhir zaman.
Dalam makalah ini kami menyadari bahwa masih jauh dari sempurna, hal ini
karena kemampuan dan pengalaman kami yang masih ada dalam keterbatasan. Untuk
itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun, demi perbaikan
dan makalah ini yang akan datang.
21 September 2020
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
Pengendalian atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Controlling merupakan salah
satu fungsi penting manajemen yang harus dilakukan oleh semua manajer untuk
mencapai tujuan organisasinya. Pengendalian dapat diartikan sebagai fungsi
manajemen untuk memastikan bahwa kegiatan dalam organisasi dilakukan sesuai
dengan yang direncanakan. Fungsi Pengendalian atau controlling ini juga memastikan
sumber-sumber daya organisasi telah digunakan secara efisien dan efektif untuk
mencapai tujuan organisasinya.
Fungsi Pengendalian pada dasarnya dilakukan di semua jenis organisasi baik yang
berupa komersial maupun yang non-komersial dan dilakukan di semua tingkatan
manajemen yaitu manajemen puncak, manajemen tingkat menengah maupun
manajemen tingkat bawah. Fungsi Pengendalian akan membandingkan kinerja aktual
organisasi dengan standar yang ditentukan, menemukan penyimpangan dan upaya
untuk mengambil tindakan korektif. Dalam fungsi pengendalian ini juga membantu
merumuskan perencanaan di masa yang akan datang. Dengan demikian, Fungsi
pengendalian akan membantu dalam membawa siklus manajemen kembali ke
perencanaan.
2
2.2 Internal Control Framework (COSO Standard)
Kepanjangan dari COSO adalah Committee of Sponsoring Organizations of the
Treadway Commission. COSO ini dibuat oleh sektor swasta untuk menghindari tindak
korupsi yang sering terjadi di Amerika pada tahun 1970-an.
3
2.4 Lima Komponen Pengendalian internal
1. Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian menetapkan corak suatu organisasi, mempengaruhi
kesadaran pengendalian orang-orangnya. Lingkungan pengendalian merupakan
dasar untuk semua komponen pengendalian intern, menyediakan disiplin dan
struktur. Lingkungan pengendalian menyediakan arahan bagi organisasi dan
mempengaruhi kesadaran pengendalian dari orang-orang yang ada di dalam
organisasi tersebut. Beberapa faktor yang berpengaruh di dalam lingkungan
pengendalian antara lain integritas dan nilai etik, komitmen terhadap kompetensi,
dewan direksi dan komite audit, gaya manajemen dan gaya operasi, struktur
organisasi, pemberian wewenang dan tanggung jawab, praktik dan kebijkan SDM.
Auditor harus memperoleh pengetahuan memadai tentang lingkungan
pengendalian untuk memahami sikap, kesadaran, dan tindakan manajemen, dan
dewan komisaris terhadap lingkungan pengendalian intern, dengan
mempertimbangkan baik substansi pengendalian maupun dampaknya secara
kolektif.
2. Penaksiran Risiko
Penaksiran risiko adalah identifikasi entitas dan analisis terhadap risiko yang
relevan untuk mencapai tujuannya, membentuk suatu dasar untuk menentukan
bagaimana risiko harus dikelola. Penentuan risiko tujuan laporan keuangan
adalah identifkasi organisasi, analisis, dan manajemen risiko yang berkaitan
dengan pembuatan laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan PABU.
4
Manajemen risiko menganalisis hubungan risiko asersi spesifik laporan keuangan
dengan aktivitas seperti pencatatan, pemrosesan, pengikhtisaran, dan pelaporan
data-data keuangan. Risiko yang relevan dengan pelaporan keuangan mencakup
peristiwa dan keadaan intern maupun ekstern yang dapat terjadi dan secara
negatif mempengaruhi kemampuan entitas untuk mencatat, mengolah, meringkas,
dan melaporkan data keuangan konsisten dengan asersi manajemen dalam
laporan keuangan. Risiko dapat timbul atau berubah karena berbagai keadaan,
antara lain perubahan dalam lingkungan operasi, personel baru, sistem informasi
yang baru atau yang diperbaiki, teknologi baru, lini produk, produk, atau aktivitas
baru, restrukturisasi korporasi, operasi luar negeri, dan standar akuntansi baru.
3. Aktivitas Pengendalian
Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu menjamin
bahwa arahan manajemen dilaksanakan. Aktivitas tersebut membantu
memastikan bahwa tindakan yang diperlukan untuk menanggulangi risiko dalam
pencapaian tujuan entitas. Aktivitas pengendalian memiliki berbagai tujuan dan
diterapkan di berbagai tingkat organisasi dan fungsi. Umumnya aktivitas
pengendalian yang mungkin relevan dengan audit dapat digolongkan sebagai
kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan review terhadap kinerja,
pengolahan informasi, pengendalian fisik, dan pemisahan tugas. Aktivitas
pengendalian dapat dikategorikan sebagai berikut.
a. Pengendalian Pemrosesan Informasi, pengendalian umum, pengendalian
aplikasi, otorisasi yang tepat, pencatatan dan dokumentasi pemeriksaan
independent
b. Pemisahan tugas
c. Pengendalian fisik
d. Telaah kinerja
4. Informasi Dan Komunikasi
Informasi dan komunikasi adalah pengidentifikasian, penangkapan, dan
pertukaran informasi dalam suatu bentuk dan waktu yang memungkinkan orang
melaksanakan tanggung jawab mereka. Sistem informasi yang relevan dalam
pelaporan keuangan yang meliputi sistem akuntansi yang berisi metode untuk
mengidentifikasikan, menggabungkan, menganalisa, mengklasikasi, mencatat,
dan melaporkan transaksi serta menjaga akuntabilitas asset dan kewajiban.
Komunikasi meliputi penyediaan deskripsi tugas individu dan tanggung jawab
5
berkaitan dengan struktur pengendalian intern dalam pelaporan keuangan.
Auditor harus memperoleh pengetahuan memadai tentang sistem informasi yang
relevan dengan pelaporan keuangan untuk memahami :
a. Golongan transaksi dalam operasi entitas yang signifikan bagi laporan
keuangan
b. Bagaimana transaksi tersebut dimulai
c. Catatan akuntansi, informasi pendukung, dan akun tertentu dalam laporan
keuangan yang tercakup dalam pengolahan dan pelaporan transaksi
d. Pengolahan akuntansi yang dicakup sejak saat transaksi dimulai sampai
dengan dimasukkan ke dalam laporan keuangan, termasuk alat elektronik
yang digunakan untuk mengirim, memproses, memelihara, dan mengakses
informasi.
5. Pemantauan / Monitoring
Pemantauan adalah proses yang menentukan kualitas kinerja pengendalian intern
sepanjang waktu. Pemantauan mencakup penentuan desain dan operasi
pengendalian tepat waktu dan pengambilan tindakan koreksi. Proses ini
dilaksanakan melalui kegiatan yang berlangsung secara terus menerus, evaluasi
secara terpisah, atau dengan berbagai kombinasi dari keduanya. Di berbagai
entitas, auditor intern atau personel yang melakukan pekerjaan serupa
memberikan kontribusi dalam memantau aktivitas entitas. Aktivitas pemantauan
dapat mencakup penggunaan informasi dan komunikasi dengan pihak luar seperti
keluhan pelanggan dan respon dari badan pengatur yang dapat memberikan
petunjuk tentang masalah atau bidang yang memerlukan perbaikan. Komponen
pengendalian intern tersebut berlaku dalam audit setiap entitas. Komponen
tersebut harus dipertimbangkan dalam hubungannya dengan ukuran entitas,
karakteristik kepemilikan dan organisasi entitas, sifat bisnis entitas, keberagaman
dan kompleksitas operasi entitas, metode yang digunakan oleh entitas untuk
mengirimkan, mengolah, memelihara, dan mengakses informasi, serta penerapan
persyaratan hukum dan peraturan
6
2.5 Ruang Lingkup COSO Framework
Ruang lingkup COSO Framework memiliki 4 unsur penting, yaitu :
1. Entity Level
Unsur pengendalian ini berkaitan dengan pengambilan keputusan oleh
manajemen puncak yang dapat mempengaruhi kegiatan activity level,
contohnya adalah misalnya kebijakan perusahaan.
2. Division
3. Operating Unit
Pada unsur pengendalian ini, control internal berkaitan dengan keseluruhan
organisasi dan setiap bagian-bagiannya. Pada operating unit ini,
mengidentifikasi bagaimana kontrol internal dapat secara langsung
mengendalikan organisasi tersebut.
4. Function
7
b. Perilaku yang mendukung – Manajer dan karyawan harus memiliki perilaku yang
mendukung control internal
c. Integritas dan Kompetensi – Orang orang yang terlibat dalam pengoprasian control
internal harus memiliki tingkat profesionalitas, integritas pribadi dan kompetensi
yang memadai untuk melaksanakan control guna mencapai tujuan control internal
d. Tujuan Kontrol – Tujuan control yang spesifik, komprehensif dan wajar harus
ditetapkan untuk setiap aktivitas organisasi
e. Pengawasan Kontrol – Manajer harus terus-menerus mengawasi keluaran yang
dihasikan oleh system control dan mengambil langkah-langkah tepat terhadap
penyimpangan yang memerlukan tindakan tersebut
8
2.9 Isi SARBANES OXLEY ACT
Seksi 404 berisi peraturan yang mewajibkan manajemen untuk
menilai internal kontrol yang sudah dilaksanakan atas laporan
keuangannya serta pengesahan dari auditor eksternal.
A. Seksi 404
SOX’s Act seksi 404 ini berisi kewajiban bagi manajemen perusahaan untuk
menilai internal control yang sudah dilaksanakan atas laporan keuangannya;
1. Perusahaan harus mengevaluasi internal kontrol atas
laporan keuangannya setiap tahun. Manajemen harus
menyimpulkan efektifitas dari internal kontrol setiap akhir
tahun. Pihak yang bertanggungjawab untuk mengevaluasi internal
kontrol perusahaan adalah departemen internal control/audit
2. Akuntan publik yang disewa perusahaan harus
menegaskan dan
melaporkan hasil evaluasi atas
internal kontrol atas laporan
keuangan perusahaan.
9
keuangannya lebih dapat dipercaya dan diandalkan.
b. Kepercayaan investor lebih meningkat.
c. Memiliki citra (image) yang positif di mata publik dan pemangku
kepentingan lainnya.
d. Membantu perusahaan untuk melakukan Good Governance Corporation
dengan baik
10
perusahaan publik untuk membuat suatu sistem pelaporan yang memungkinkan
bagi pegawai untuk melaporkan terjadinya penyimpangan. Sistem pelaporan
hotlines ini akan mendorong para pegawai untuk melaporkan karena mereka
merasa aman dari tindakan pembalasan dari yang dilaporkan, dan inilah elemen
penting dan kritis bagi program pencegahan frauds (manipulasi).
1. Dalam Financial
Resiko tidak complience (mematuhi) terhadap SOA bagi
perusahaan dalam hal financial adalah dapat menyebabkan
kebangkrutan bagi perusahaan khususnya perusahaan publik jika
ternyata terdapat fraud (manipulasi) dalam perusahaan tersebut.
Karena dapat mengakibatkan hilangnya kepercayaan masyarakat dan
menarik semua saham-sahamnya dan akan menyebabkan kebangkrutan
bagi perusahaan.
2. Dalam Non-Financial
Resiko tidak complience (mematuhi) terhadap SOA bagi
perusahaan dalam hal non-financial adalah dapat menyebabkan
perlakuan buruk bagi pegawai jika terjadi pengakuan/
membeberkan dan memberi informasi jika terjadi fraud (manipulasi) dan
membantu investigasi di dalam perusahaan. seperti dipecat,
didemosikan, dilecehkan dan berbagai perlakuan diskrimatif
lainnya
11
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Sarbanes Oxley Act bertujuan untuk mengembalikan kepercayaan investor
pasca skandal akuntansi dan kebangkrutan perusahaan2 besar di Amerika.
Secara umum SOA mengatur tentang Akuntansi, pengungkapan dan
pembaharuan governance, yang mensyaratkan adanya pengungkapan yang lebih
banyak mengenai informasi keuangan, keterangan tentang hasil-hasil yang dicapai
manajemen, kode etik bagi pejabat di bidang keuangan, pembatasan komite
audit yang independen, pembatasan kompensasi eksekutif dan lain-lain.
Sehingga pada intinya SOA memberikan persyaratan bagi sebuah perusahaan
terhadap pengendalian internalnya.
Perdebatan mengenai untung rugi penerapan SOA masih terus terjadi. Para
pendukungnya merasa bahwa aturan ini diperlukan dan memegang peranan
penting untuk mengembalikan kepercayaan publik terhadap pasar modal
nasional dengan antara lain memperkuat pengawasan akuntansi perusahaan.
Sementara para penentangnya berkilah bahwa SOA tidak diperlukan dan
campur tangan pemerintah dalam manajemen perusahaan menempatkan
perusahaan-perusahaan pada kerugian kompetitif terhadap perusahaan asing.
3.2 SARAN
Dengan semakin berkembangnya teknologi, khususnya teknologi informasi dan
komputer, banyak perusahaan yang sudah mengadopsi sistem informasi akuntansi
berbasis komputer sebagian bagian penting dari kelancaran kegiatan operasi
perusahaan. Dengan sistem informasi akuntansi resiko terjadinya kekeliruan dalam
pencatatan atau perhitungan dapat diminimalisasiakan sehingga mengurangi
kemungkinan terjadinya kerugian pada perusahaan. Suatu sistem yang berkualitas,
dirancang, dibangun, dan dapat bekerja dengan baik apabila bagian-bagian yang
terintegrasi dengan sistem tersbut beroperasi sesuai dengan tugas dan tanggung
jawab masing-masing.
12
Salah satu bagian didalam sistem informasi akuntansi yang menunjang
kelancaran kerja sistem informasi akuntansi tersebut adalah pengendalian internal.
Jadi pengendalian internal sangatlah penting dalam kehidupan suatu perusahaan
agar kita bisa memeriksa dan menganalisis ketelitian data akutansi, semua metode
dan kebijakan yang digunakan perusahaan dalam mengendalikan jalannya
operasioanal perusahaan agar dapat mencapai tujuan perusahaan yang telah
ditetapkan.
13
DAFTAR PUSTAKA
14