Anda di halaman 1dari 17

“PENTINGNYA PENGENDALIAN INTERNAL”

Untuk memenuhi Mata Kuliah Internal Audit

Disusun Oleh :
Anastashia Elisabeth. S // 17102047
Mia Yuniar Indriani // 17116009
Tiara Aurel Raihany // 17116026
Idna Hadi // 17116022
Fitra Ramanda Ayu // 17116023
Tazul Arifin // 17116025

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS TRILOGI
JAKARTA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan Rahmat
dan Karunia-Nya kepada kita semua sehingga kita bisa menyelesaikan makalah ini.
Sholawat beserta salam selalu tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad SAW beserta
keluarga-Nya, sahabat – sahabat Nya dan kita selaku umatnya hingga akhir zaman.

Dalam makalah ini kami menyadari bahwa masih jauh dari sempurna, hal ini
karena kemampuan dan pengalaman kami yang masih ada dalam keterbatasan. Untuk
itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun, demi perbaikan
dan makalah ini yang akan datang.

Semoga makalah ini bermanfaat demi menambah pengetahuan terutama bagi


pembaca umumnya dan bagi penulis khususnya. Akhir kata kami sampaikan terima
kasih semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita.

21 September 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................ i


DAFTAR ISI ............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 1
1.3 Tujuan ......................................................................................................... 1
BAB II....................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ....................................................................................................... 2
2.1 Pengertian Pengendalian ................................................................................... 2
2.2 Internal Control Framework (COSO Standard) ................................................. 3
2.3 Definisi dan Tujuan COSO Framework ............................................................ 3
2.4 Lima Komponen Pengendalian internal ............................................................ 4
2.5 Ruang Lingkup COSO Framework ................................................................... 7
2.6 Fokus Internal Coso: ......................................................................................... 7
2.7 Standar – standar Kontrol Internal .................................................................... 7
2.8 SARBANES OXLEY ACT .............................................................................. 8
2.9 Isi SARBANES OXLEY ACT ......................................................................... 9
2.9.1 Implikasi SARBANES-OXLEY ACT ........................................................ 9
2.9.2 Kebutuhan akan penerapan SARBANES - OXLEY ACT pada perusahaan . 10
2.9.3 Resiko Tidak Complience (mematuhi) SOA Bagi Perusahaan .................... 11
BAB III ................................................................................................................... 12
PENUTUP ............................................................................................................... 12
3.1 KESIMPULAN .............................................................................................. 12
3.2 SARAN .......................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu aspek penting pada suatu perusahaan adalah sistem pengendalian.
Karena suatu perusahaan tidak dapat berjalan dengan baik tanpa adanya sistem
pengendalian yang baik. Pengendalian internal dibuat untuk semua tindakan oleh
sebuah organisasi untuk memberikan keamanan terhadap assets dari pemborosan,
kecurangan dan ketidakefisienan penggunaan serta untuk meningkatkan ketelitian
dan tingkat kepercayaan dalam laporan keuangan.
Pengendalian internal yang sering juga disebut sebagai pengendalian manajemen
dalam pengertian yang paling luas mencakup lingkungan pengendalian, penilaian
risiko, kegiatan pengendalian, informasi dan komunikasi, dan pemantauan.
Pengendalian dibutuhkan untuk mengurangi eksposur terhadap risiko. Perusahaan
merupakan sasaran berbagai macam ekposur yang dapat mengganggu operasi
perusahaan atau bahkan eksistensi kelangsungan hidup perusahaan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan pengendalian internal ?


2. Apa yang dimaksud Internal Control Framework ?
3. Apa Definisi dan Tujuan COSO Framework ?
4. Apa saja komponen yang terdapat dalam pengendalian internal ?
5. Apa yang dimaksud dengan SARBANES OXLEY ACT ?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui maksud dari pengendalian internal


2. Untuk mengetahui maksud dari Internal Control Framework
3. Untuk mengetahui apa definisi dan tujuan COSO Framework
4. Untuk mengetahui komponen apa saja yang ada dalam pengendalian internal
5. Untuk mengetahui maksud dari SARBANES OXLEY ACT

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pengendalian

Pengendalian atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Controlling merupakan salah
satu fungsi penting manajemen yang harus dilakukan oleh semua manajer untuk
mencapai tujuan organisasinya. Pengendalian dapat diartikan sebagai fungsi
manajemen untuk memastikan bahwa kegiatan dalam organisasi dilakukan sesuai
dengan yang direncanakan. Fungsi Pengendalian atau controlling ini juga memastikan
sumber-sumber daya organisasi telah digunakan secara efisien dan efektif untuk
mencapai tujuan organisasinya.

Menurut Jones and George (2003:331) mengenai pengertian pengendalian (controlling)


ini, Pengendalian adalah proses dimana para manajer memantau dan mengatur
bagaimana sebuah organisasi dan segenap anggotanya menjalankan kegiatan yang
diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien dan efektif. Dalam
pengendalian, para manajer memantau dan mengevaluasi apakah strategi dan struktur
organisasi bekerja seperti yang dikehendaki, bagaimana hal-hal tersebut dapat
ditingkatkan dan bagaimana harus diubah jika tidak bekerja.

Fungsi Pengendalian pada dasarnya dilakukan di semua jenis organisasi baik yang
berupa komersial maupun yang non-komersial dan dilakukan di semua tingkatan
manajemen yaitu manajemen puncak, manajemen tingkat menengah maupun
manajemen tingkat bawah. Fungsi Pengendalian akan membandingkan kinerja aktual
organisasi dengan standar yang ditentukan, menemukan penyimpangan dan upaya
untuk mengambil tindakan korektif. Dalam fungsi pengendalian ini juga membantu
merumuskan perencanaan di masa yang akan datang. Dengan demikian, Fungsi
pengendalian akan membantu dalam membawa siklus manajemen kembali ke
perencanaan.

2
2.2 Internal Control Framework (COSO Standard)
Kepanjangan dari COSO adalah Committee of Sponsoring Organizations of the
Treadway Commission. COSO ini dibuat oleh sektor swasta untuk menghindari tindak
korupsi yang sering terjadi di Amerika pada tahun 1970-an.

Definisi internal control menurut COSO


Internal Control menurut COSO adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan
direksi, manajemen, dan staff, untuk membuat reasonable assurance mengenai:
a. Efektifitas dan efisiensi operasional
b. Reliabilitas pelaporan keuangan
c. Kepatuhan atas hukum dan peraturan yang berlaku

2.3 Definisi dan Tujuan COSO Framework


Pengendalian internal merupakan suatu proses di dalam organisasi yang dipengaruhi
oleh dewan pengawas, manajemen, dan personel lainnya yang dirancang untuk
memberikan keyakinan memadai bagi pencapaian tujuan organisasi. Menurut COSO
IC 2013, terdapat 3 unsur yang menjadi tujuan dari sebuah organisasi, yaitu :
1. Operasi (Operation)
Tujuan dari operasi terkait dengan efisiensi dan efektivitas penggunaan
sumber daya dan juga mencakup seluruh efisiensi dan efektivitas operasi
termasuk tujuan kinerja operasi dan keuangan serta pengamanan aset dari
kerugian.
2. Pelaporan (Reporting)
Tujuan dari pelaporan meliputi semua pelaporan organisasi dan tidak dibatasi
hanya pada lingkup pelaporan keuangan saja.
3. Kepatuhan (Compliance)
Pada unsur kepatuhan ini, seluruh aktivitas harus sesuai dengan kebijakan,
ketentuan dan aturan serta undang-undang yang berlaku. Unsur kepatuhan ini
nantinya akan menentukan apakah perusahaan yang sedang diaudit telah
mengikuti standar atau prosedur yang berlaku.

3
2.4 Lima Komponen Pengendalian internal

1. Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian menetapkan corak suatu organisasi, mempengaruhi
kesadaran pengendalian orang-orangnya. Lingkungan pengendalian merupakan
dasar untuk semua komponen pengendalian intern, menyediakan disiplin dan
struktur. Lingkungan pengendalian menyediakan arahan bagi organisasi dan
mempengaruhi kesadaran pengendalian dari orang-orang yang ada di dalam
organisasi tersebut. Beberapa faktor yang berpengaruh di dalam lingkungan
pengendalian antara lain integritas dan nilai etik, komitmen terhadap kompetensi,
dewan direksi dan komite audit, gaya manajemen dan gaya operasi, struktur
organisasi, pemberian wewenang dan tanggung jawab, praktik dan kebijkan SDM.
Auditor harus memperoleh pengetahuan memadai tentang lingkungan
pengendalian untuk memahami sikap, kesadaran, dan tindakan manajemen, dan
dewan komisaris terhadap lingkungan pengendalian intern, dengan
mempertimbangkan baik substansi pengendalian maupun dampaknya secara
kolektif.
2. Penaksiran Risiko
Penaksiran risiko adalah identifikasi entitas dan analisis terhadap risiko yang
relevan untuk mencapai tujuannya, membentuk suatu dasar untuk menentukan
bagaimana risiko harus dikelola. Penentuan risiko tujuan laporan keuangan
adalah identifkasi organisasi, analisis, dan manajemen risiko yang berkaitan
dengan pembuatan laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan PABU.

4
Manajemen risiko menganalisis hubungan risiko asersi spesifik laporan keuangan
dengan aktivitas seperti pencatatan, pemrosesan, pengikhtisaran, dan pelaporan
data-data keuangan. Risiko yang relevan dengan pelaporan keuangan mencakup
peristiwa dan keadaan intern maupun ekstern yang dapat terjadi dan secara
negatif mempengaruhi kemampuan entitas untuk mencatat, mengolah, meringkas,
dan melaporkan data keuangan konsisten dengan asersi manajemen dalam
laporan keuangan. Risiko dapat timbul atau berubah karena berbagai keadaan,
antara lain perubahan dalam lingkungan operasi, personel baru, sistem informasi
yang baru atau yang diperbaiki, teknologi baru, lini produk, produk, atau aktivitas
baru, restrukturisasi korporasi, operasi luar negeri, dan standar akuntansi baru.
3. Aktivitas Pengendalian
Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu menjamin
bahwa arahan manajemen dilaksanakan. Aktivitas tersebut membantu
memastikan bahwa tindakan yang diperlukan untuk menanggulangi risiko dalam
pencapaian tujuan entitas. Aktivitas pengendalian memiliki berbagai tujuan dan
diterapkan di berbagai tingkat organisasi dan fungsi. Umumnya aktivitas
pengendalian yang mungkin relevan dengan audit dapat digolongkan sebagai
kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan review terhadap kinerja,
pengolahan informasi, pengendalian fisik, dan pemisahan tugas. Aktivitas
pengendalian dapat dikategorikan sebagai berikut.
a. Pengendalian Pemrosesan Informasi, pengendalian umum, pengendalian
aplikasi, otorisasi yang tepat, pencatatan dan dokumentasi pemeriksaan
independent
b. Pemisahan tugas
c. Pengendalian fisik
d. Telaah kinerja
4. Informasi Dan Komunikasi
Informasi dan komunikasi adalah pengidentifikasian, penangkapan, dan
pertukaran informasi dalam suatu bentuk dan waktu yang memungkinkan orang
melaksanakan tanggung jawab mereka. Sistem informasi yang relevan dalam
pelaporan keuangan yang meliputi sistem akuntansi yang berisi metode untuk
mengidentifikasikan, menggabungkan, menganalisa, mengklasikasi, mencatat,
dan melaporkan transaksi serta menjaga akuntabilitas asset dan kewajiban.
Komunikasi meliputi penyediaan deskripsi tugas individu dan tanggung jawab

5
berkaitan dengan struktur pengendalian intern dalam pelaporan keuangan.
Auditor harus memperoleh pengetahuan memadai tentang sistem informasi yang
relevan dengan pelaporan keuangan untuk memahami :
a. Golongan transaksi dalam operasi entitas yang signifikan bagi laporan
keuangan
b. Bagaimana transaksi tersebut dimulai
c. Catatan akuntansi, informasi pendukung, dan akun tertentu dalam laporan
keuangan yang tercakup dalam pengolahan dan pelaporan transaksi
d. Pengolahan akuntansi yang dicakup sejak saat transaksi dimulai sampai
dengan dimasukkan ke dalam laporan keuangan, termasuk alat elektronik
yang digunakan untuk mengirim, memproses, memelihara, dan mengakses
informasi.
5. Pemantauan / Monitoring
Pemantauan adalah proses yang menentukan kualitas kinerja pengendalian intern
sepanjang waktu. Pemantauan mencakup penentuan desain dan operasi
pengendalian tepat waktu dan pengambilan tindakan koreksi. Proses ini
dilaksanakan melalui kegiatan yang berlangsung secara terus menerus, evaluasi
secara terpisah, atau dengan berbagai kombinasi dari keduanya. Di berbagai
entitas, auditor intern atau personel yang melakukan pekerjaan serupa
memberikan kontribusi dalam memantau aktivitas entitas. Aktivitas pemantauan
dapat mencakup penggunaan informasi dan komunikasi dengan pihak luar seperti
keluhan pelanggan dan respon dari badan pengatur yang dapat memberikan
petunjuk tentang masalah atau bidang yang memerlukan perbaikan. Komponen
pengendalian intern tersebut berlaku dalam audit setiap entitas. Komponen
tersebut harus dipertimbangkan dalam hubungannya dengan ukuran entitas,
karakteristik kepemilikan dan organisasi entitas, sifat bisnis entitas, keberagaman
dan kompleksitas operasi entitas, metode yang digunakan oleh entitas untuk
mengirimkan, mengolah, memelihara, dan mengakses informasi, serta penerapan
persyaratan hukum dan peraturan

6
2.5 Ruang Lingkup COSO Framework
Ruang lingkup COSO Framework memiliki 4 unsur penting, yaitu :
1. Entity Level
Unsur pengendalian ini berkaitan dengan pengambilan keputusan oleh
manajemen puncak yang dapat mempengaruhi kegiatan activity level,
contohnya adalah misalnya kebijakan perusahaan.
2. Division
3. Operating Unit
Pada unsur pengendalian ini, control internal berkaitan dengan keseluruhan
organisasi dan setiap bagian-bagiannya. Pada operating unit ini,
mengidentifikasi bagaimana kontrol internal dapat secara langsung
mengendalikan organisasi tersebut.
4. Function

2.6 Fokus Internal Coso:


a. Fokus Pengguna Utama adalah manajemen.
b. Sudut pandang atas internal control adalah kesatuan beberapa proses secara
umum.
c. Tujuan yang ingin dicapai dari sebuah internal control adalah pengoperasian
sistem yang efektif dan efisien, pelaporan laporan keuangan yang handal serta
kesesuaian dengan peraturan yang berlaku.
d. Komponen/domain yang dituju adalah pengendalian atas lingkungan,
manajemen resiko, pengawasan serta pengendalian atas aktivitas informasi
dan komunikasi.
e. Fokus pengendalian dari eSAC adalah keseluruhan entitas.
f. Evaluasi atas internal control ditujukan atas seberapa efektif pengendalian
tersebut diterapkan dalam poin waktu tertentu.
g. Pertanggungjawaban atas sistem pengendalian dari eSAC ditujukan kepada
manajemen.

2.7 Standar – standar Kontrol Internal


Standar – standar Umum :
a. Kayakinan yang Wajar – Kontrol harus memberikan keyakinan yang wajar bahwa
tujuan control internal akan dicapai

7
b. Perilaku yang mendukung – Manajer dan karyawan harus memiliki perilaku yang
mendukung control internal
c. Integritas dan Kompetensi – Orang orang yang terlibat dalam pengoprasian control
internal harus memiliki tingkat profesionalitas, integritas pribadi dan kompetensi
yang memadai untuk melaksanakan control guna mencapai tujuan control internal
d. Tujuan Kontrol – Tujuan control yang spesifik, komprehensif dan wajar harus
ditetapkan untuk setiap aktivitas organisasi
e. Pengawasan Kontrol – Manajer harus terus-menerus mengawasi keluaran yang
dihasikan oleh system control dan mengambil langkah-langkah tepat terhadap
penyimpangan yang memerlukan tindakan tersebut

Standar – standar Rinci :


a. Dokumentasi – Struktur, semua transaksi dan kejadian signifikan harus di
dokumentasikan dengan baik. Dokumentasi tersebut harus siap tersedia.
b. Pencatatan transaksi dan kejadian dengan layak dan tepat waktu.
c. Otorisasi dan pelaksanaan transaksi dan kejadian – transaksi dan kejadian harus
diotorisasi dan dilaksanakan oleh orang yang bertugas untuk itu.
d. Pembagian tugas – otorisasi, pemrosesan, pencatatan, dan pemeriksaan transaksi
harus dipisahkan ke masing masing individu (dan unit)
e. Pengawasan – pengawasan harus dilakukan dengan baik dan berkelanjutan untuk
memastikan pencapaian tujuan control internal
f. Akses dan akuntabilitas ke sumber daya/ dan Catatan – aksen harus dibatasi ke
individu yang memang berwenang, seseorang yang bertanggung jawab untuk
pengamanan dan penggunaan sumber daya dan orang lain yang mencatat. Aspek
ini harus diperiksa secara periodic dengan membandingkan jumlah yang tercatat
dengan jumlah fisik.

2.8 SARBANES OXLEY ACT


Sarbanes-Oxley Act (SOA) merupakan sebuah produk hukum (Undang-Undang)
di Amerika Serikat (AS) yang mengatur tentang akuntabilitas, praktik akuntansi
dan keterbukaan informasi, termasuk tata cara pengelolaan data di perusahaan
publik. Namun di Indonesia baru sebagian kecil yang baru menerapkan aturan
tersebut.

8
2.9 Isi SARBANES OXLEY ACT
Seksi 404 berisi peraturan yang mewajibkan manajemen untuk
menilai internal kontrol yang sudah dilaksanakan atas laporan
keuangannya serta pengesahan dari auditor eksternal.

A. Seksi 404
SOX’s Act seksi 404 ini berisi kewajiban bagi manajemen perusahaan untuk
menilai internal control yang sudah dilaksanakan atas laporan keuangannya;
1. Perusahaan harus mengevaluasi internal kontrol atas
laporan keuangannya setiap tahun. Manajemen harus
menyimpulkan efektifitas dari internal kontrol setiap akhir
tahun. Pihak yang bertanggungjawab untuk mengevaluasi internal
kontrol perusahaan adalah departemen internal control/audit
2. Akuntan publik yang disewa perusahaan harus
menegaskan dan
melaporkan hasil evaluasi atas
internal kontrol atas laporan
keuangan perusahaan.

Seksi 404 secara khusus


memberikan perhatian kepada
internal kontrol perusahaan atas
laporan keuangannya. Dalam
mengevaluasi internal kontrol
yang dilaksanakan perusahaan,
manajemen melalui departemen internal kontrol/audit perlu menggunakan
kerangka yang disusun oleh COSO (Committee of Sponsoring Organization
of the Tradeway Commission).

2.9.1 Implikasi SARBANES-OXLEY ACT


Manfaat Penerapan Sarbanes Oxley Bagi Perusahaan
a. Perusahaan publik akan memiliki sistem pengendalian intern
yang lebih baik, sehingga akuntabilitas dan integritas pelaporan

9
keuangannya lebih dapat dipercaya dan diandalkan.
b. Kepercayaan investor lebih meningkat.
c. Memiliki citra (image) yang positif di mata publik dan pemangku
kepentingan lainnya.
d. Membantu perusahaan untuk melakukan Good Governance Corporation
dengan baik

Manfaat Penerapan Sarbanes Oxley Bagi Konsumen


a. Meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap perusahaan
b. Menghindari adanya kebohongan publik oleh perusahaan
c. Konsumen dapat memastikan akurasi laporan keuangan perusahaan

2.9.2 Kebutuhan akan penerapan SARBANES - OXLEY ACT pada perusahaan

Sarbaness-Oxley Act (SOA) diterbitkan untuk memproteksi kepentingan


investor dengan cara menciptakan tata kelola perusahaan yang baik (good
corporate governance), full disclosure, dan akuntabilitas dalam perusahaan
(Sarbanes dan Oxley, 2002). SOA khususnya section 404 mensyaratkan adanya
laporan manajemen tahunan (annual management report) tentang
pengendalian intern perusahaan atas pelaporan keuangan dan laporan
manajemen tersebut merupakan subjek yang akan diaudit.
Pada dasarnya SOA ditujukan kepada perusahaan publik yang terdaftar dalam
bursa saham. Namun juga dapat diterapkan pada perusahaan non-publik.
Karena Dalam SOA diatur tentang akuntansi, pengungkapan dan pembaharuan
governance yang mensyaratkan adanya pengungkapan yang lebih banyak
mengenai informasi keuangan, keterangan tentang hasil-hasil yang dicapai
manajemen, kode etik bagi pejabat di bidang keuangan, pembatasan
kompensasi eksekutif, dan pembentukan komite audit yang independen.
Perusahaan sangat perlu Sarbanes Oxley untuk menunjukkan kepada
masyarakat bahwa perusahaan tersebut tidak ada unsur fraud (manipulasi)
didalamnya khususnya pada perusahaan publik yang harus mempunyai
kepercayaan terhadap masyarakat. Sarbanes Oxley Act juga
meningkatkan perlindungan bagi pegawai karena SOA mewajibkan semua

10
perusahaan publik untuk membuat suatu sistem pelaporan yang memungkinkan
bagi pegawai untuk melaporkan terjadinya penyimpangan. Sistem pelaporan
hotlines ini akan mendorong para pegawai untuk melaporkan karena mereka
merasa aman dari tindakan pembalasan dari yang dilaporkan, dan inilah elemen
penting dan kritis bagi program pencegahan frauds (manipulasi).

2.9.3 Resiko Tidak Complience (mematuhi) SOA Bagi Perusahaan

1. Dalam Financial
Resiko tidak complience (mematuhi) terhadap SOA bagi
perusahaan dalam hal financial adalah dapat menyebabkan
kebangkrutan bagi perusahaan khususnya perusahaan publik jika
ternyata terdapat fraud (manipulasi) dalam perusahaan tersebut.
Karena dapat mengakibatkan hilangnya kepercayaan masyarakat dan
menarik semua saham-sahamnya dan akan menyebabkan kebangkrutan
bagi perusahaan.

2. Dalam Non-Financial
Resiko tidak complience (mematuhi) terhadap SOA bagi
perusahaan dalam hal non-financial adalah dapat menyebabkan
perlakuan buruk bagi pegawai jika terjadi pengakuan/
membeberkan dan memberi informasi jika terjadi fraud (manipulasi) dan
membantu investigasi di dalam perusahaan. seperti dipecat,
didemosikan, dilecehkan dan berbagai perlakuan diskrimatif
lainnya

11
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Sarbanes Oxley Act bertujuan untuk mengembalikan kepercayaan investor
pasca skandal akuntansi dan kebangkrutan perusahaan2 besar di Amerika.
Secara umum SOA mengatur tentang Akuntansi, pengungkapan dan
pembaharuan governance, yang mensyaratkan adanya pengungkapan yang lebih
banyak mengenai informasi keuangan, keterangan tentang hasil-hasil yang dicapai
manajemen, kode etik bagi pejabat di bidang keuangan, pembatasan komite
audit yang independen, pembatasan kompensasi eksekutif dan lain-lain.
Sehingga pada intinya SOA memberikan persyaratan bagi sebuah perusahaan
terhadap pengendalian internalnya.
Perdebatan mengenai untung rugi penerapan SOA masih terus terjadi. Para
pendukungnya merasa bahwa aturan ini diperlukan dan memegang peranan
penting untuk mengembalikan kepercayaan publik terhadap pasar modal
nasional dengan antara lain memperkuat pengawasan akuntansi perusahaan.
Sementara para penentangnya berkilah bahwa SOA tidak diperlukan dan
campur tangan pemerintah dalam manajemen perusahaan menempatkan
perusahaan-perusahaan pada kerugian kompetitif terhadap perusahaan asing.

3.2 SARAN
Dengan semakin berkembangnya teknologi, khususnya teknologi informasi dan
komputer, banyak perusahaan yang sudah mengadopsi sistem informasi akuntansi
berbasis komputer sebagian bagian penting dari kelancaran kegiatan operasi
perusahaan. Dengan sistem informasi akuntansi resiko terjadinya kekeliruan dalam
pencatatan atau perhitungan dapat diminimalisasiakan sehingga mengurangi
kemungkinan terjadinya kerugian pada perusahaan. Suatu sistem yang berkualitas,
dirancang, dibangun, dan dapat bekerja dengan baik apabila bagian-bagian yang
terintegrasi dengan sistem tersbut beroperasi sesuai dengan tugas dan tanggung
jawab masing-masing.

12
Salah satu bagian didalam sistem informasi akuntansi yang menunjang
kelancaran kerja sistem informasi akuntansi tersebut adalah pengendalian internal.
Jadi pengendalian internal sangatlah penting dalam kehidupan suatu perusahaan
agar kita bisa memeriksa dan menganalisis ketelitian data akutansi, semua metode
dan kebijakan yang digunakan perusahaan dalam mengendalikan jalannya
operasioanal perusahaan agar dapat mencapai tujuan perusahaan yang telah
ditetapkan.

13
DAFTAR PUSTAKA

• Agoes, Sukrisno.2012. Auditing Edisi 4. Jakarta:Salemba Empat.


• Arens, dkk.2010. Auditing and Assurance Service, An Integrated Approach,
19th Edition. New Jersey : Practice Hall, Englewood Cliffs .
• Suradi. 2011. Artikel Mengenal Sarbanes Oxley Act (Sox/Soa).
www.bppk.depkeu.go.id/bdk/.../146_ARTIKEL-SOA-WEB.pdf
• https://www.klikharso.com/2016/07/pengendalian-intern-coso-terbaru.html
• Sawyer,L.B,”Internal Control-The Internal Auditor’s Open Sesame,”The
Internal Auditor, januari/Februari 1970,36.

14

Anda mungkin juga menyukai