Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH AUDIT MANAJEMEN

“KONSEP DASAR”

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 1

1. YULAN KARNILA TAMEMBUKE C 301 18 014


2. NUR INDAH DWI NOVITA C 301 18 129
3. SINDY CLADIA C 301 18 132
4. ASWIN C 301 18 135
5. NURHABIBAH C 301 18 150
6. SAIFUL AMIN C 301 18 151
7. NURHIDAYAH SANI C 301 18 158
8. LIS SRIWINARTI C 301 18 238

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS TADULAKO

2021
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini
dengan judul “Konsep Dasar” sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas kelompok
mata kuliah Audit Manajemen tahun ajaran 2021.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan berbagai saran dan kritik yang membangun
demi kesempurnaan tugas akhir di masa yang akan datang.

Selanjutnya dalam kesempatan ini penulis tidak lupa untuk menyampaikan ucapan
terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dorongan dan bantuan dalam
penulisan makalah ini. Akhir kata dari penyusun mengharapkan agar tugas ini dapat
bermanfaat bagi pihak yang memerlukannya.

Palu, Februari 2021

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii

BAB 1. PENDAHULUAN....................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.................................................................................................................2


1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................2
1.3 Tujuan..............................................................................................................................2

BAB 2. PEMBAHASAN.......................................................................................................3

2.1 Konsep dan Definisi Audit Manajemen...........................................................................3


2.2 Tujuan Audit Manajemen................................................................................................5
2.3 Ruang Lingkup dan Sasaran Audit..................................................................................6
2.4 Tahap-Tahap Audit..........................................................................................................7
2.5 Ekonomisasi, Efisiensi, dan Efektivitas...........................................................................9
2.6 Ruang Lingkup Audit Manajemen...................................................................................10
2.7 Langkah-Langkah Audit Manajemen..............................................................................14

BAB 3. PENUTUP................................................................................................................18
3.1 Kesimpulan......................................................................................................................18
3.2 Saran.................................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................19

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan ekonomi dewasa ini membawa dampak bagi perkembangan dunia


usaha. Seiring dengan perkembangannya dunia usaha ini, ilmu akuntansi berkembang
menjadi dua kelompok besar yaitu ilmu accounting dan ilmu auditing. Hal ini karena
ilmu akuntansi selalu dituntut untuk terus berbenah diri dan tumbuh agar dapat
mengikuti perkembangan dunia usaha yang semakin kompleks, khususnya dalam
penyediaan informasi kuantitatif terutama yang bersifat keuangan bagi pihak-pihak
yang memerlukannya. Salah satu sub bidang dari akuntansi yang dikenal luas adalah
auditing. Auditing atau pemeriksaan merupakan sub bidang akuntansi yang meliputi
aktivitas pemeriksaan terhadap kebenaran data-data akuntansi secara bebas.

Audit dapat dibagi dua berdasarkan siapa pelakunya yaitu: audit internal dan audit
eksternal. Audit internal adalah audit yang dilaksanakan di dalam suatu organisasi
dalam hal ini Badan Pengawasan Internal oleh auditor internal yang juga karyawan
sendiri. Auditor internal tidak memiliki tanggung jawab hukum kepada publik atas apa
yang dilakukannya dan dilaporkannya sebagai temuan. Hasil kerja auditor internal
bukan untuk masyarakat umum, melainkan untuk kepentingan internal organisasi
sendiri. Audit eksternal adalah audit yang dilaksanakan oleh auditor eksternal dari
pihak eksternal atau dari institusi independen. Audit dilaksanakan berdasarkan azas-
azas formal/standar kriteria tertentu yang digunakan sebagai acuan untuk menilai. Hasil
penilaian dikeluarkan oleh institusi independen tersebut berdasarkan data dan informasi
yang diperoleh dari proses audit. Pernyataan auditor eksternal itu adalah kesimpulan
yang dijadikan dasar bagi institusi maupun pihak-pihak lain yang berkepentingan.
Contoh lembaga audit eksternal adalah akuntan publik. Audit eksternal juga bisa
dilakukan oleh konsultan yang diminta Dewan Audit untuk melakukan audit sesuai
lingkup permasalahan tertentu.

Dalam menyelenggarakan kegiatan berbagai usaha, salah satu tantangan yang


dihadapi perusahaan adalah bagaimana untuk meningkatkan efektivitas, efisiensi, dan
ekonomisasi perusahaan. Tantangan ini selalu ada karena manajemen perusahaan
memerlukan sumber daya untuk mencapai tujuan perusahaan, tetapi manajemen harus

1
menghadapi situasi kelangkaan sumber daya. Oleh karena itu, perusahaan harus
membuat perencanaan yang tepat dalam mengalokasikan sumber daya yang dimiliki
dalam mendukung operasional yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan akhir.

Perencanaan yang disusun secara tepat dapat memberikan arahan berjalannya


operasi yang efisien dan efektif mampu mencapai tujuan perusahaan. Hal ini yang
mendorong perlu adanya audit manajemen untuk mendukung jalannya suatu usaha.

Audit manajemen digunakan untuk memastikan seberapa baik manajemen, baik


dalam hubungan eksternalnya dengan pihak luar maupun efisiensi internalnya.
Pemeriksaan dilakukan terhadap smoothness organisasi, mulai dari level teratas sampai
level terbawah.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah yang diambil adalah :

1) Apa konsep dan definisi dari audit manajemen ?


2) Apa tujuan dari audit manajemen ?
3) Apa saja tahap-tahap audit ?
4) Apa itu ekonomisasi, efesiensi, dan efektivitas ?
5) Apa saja ruang lingkup dari audit ?
6) Apa saja langkah-langkah dari audit ?

1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan yang diambil adalah :

1) Mengetahui konsep dan definisi dari audit manajemen.


2) Mengetahui tujuan dari audit manajemen.
3) Mengetahui tahap-tahap audit.
4) Mengetahui apa itu ekonomisasi, efesiensi, dan efektivitas.
5) Mengetahui apa saja ruang lingkup dari audit.
6) Mengetahui langkah-langkah dari audit.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep dan Definisi Audit Manajemen


Audit manajemen (management audit) adalah evaluasi terhadap efisiensi dan
efektivitas operasi perusahaan. Dalam konteks audit manajemen, manajemen meliputi
seluruh operasi internal perusahaan yang harus dipertanggungjawabkan kepada
berbagai pihak yang memiliki wewenang yang lebih tinggi. Audit manajemen
dirancang secara sistematis untuk mengaudit aktivitas, program-program yang
diselenggarakan, atau sebagian dari entitas yang bisa diaudit untuk menilai dan
melaporkan apakah sumber daya dan aktivitas yang telah direncanakan dapat tercapai
dan tidak melanggar ketentuan aturan dan kebijakan yang telah ditetapkan perusahaan.
Gambar 1.1
Hubungan dan Fungsi yang Ditimbulkan dalam Audit

Auditor sebagai pihak pertama melakukan audit terhadap pertanggungjawaban


pihak kedua kepada pihak ketiga dan memberikan pengesahan hasil auditnya untuk
kepentingan pihak ketiga (pemegang saham). Auditee sebagai entitas yang
mempertanggungjawabkan kinerjanya kepada pihak ketiga adalah pihak yang diaudit
oleh pihak pertama. Sementara pihak ketiga adalah entitas yang memerlukan
pertanggungjawaban dari pihak kedua, menerima laporan pertanggungjawaban pihak
kedua yang telah disahkan oleh pihak pertama. Sebagai dasar pengesahan tersebut,
pihak pertama melakukan audit sesuai dengan norma yang berlaku.

3
Audit operasional (operational auditing) menfokuskan penilaiannya pada efisiensi
dan efektivitas operasi suatu entitas. Lebih lanjut American Institute of Certified Public
Accountant (AICPA) mendefinisikan operational auditing sebagai:
“A systematic review of an organization’s activities or of a stipulated segment of
them, in relation to specified objective. The purpose of the engagement may be: (a) to
assesing performance, (b) to identifying opportunities for improvement, and (c) to
develop recommendations for improvement or further action.”
Dari definisi ini dapat diartikan bahwa audit manajemen adalah tinjauan sistematis
dari aktivitas organisasi atau segmen yang ditentukan, dalam kaitannya dengan tujuan
yang ditentukan. Tujuan dari penugasan dapat berupa: (a) untuk menilai kinerja, (b)
untuk mengidentifikasi peluang untuk peningkatan, dan (c) untuk mengembangkan
rekomendasi untuk perbaikan atau tindakan lebih lanjut.
Tabel 1.1
Tipe Audit, Pelaksana, Tujuan, dan Penerima Laporannya
Pelaksana Penerima
Tipe Audit Tujuan Audit
Audit Laporan
Audit Auditor Menentukan apakah laporan Pihak ketiga
Laporan eksternal keuangan audit telah disusun (investor dan
Keuangan sesuai dengan prinsip-prinsip kreditor)
akuntansi yang berlaku umum.
Audit Auditor Menentukan tingkat kepatuhan Manajemen
Kepatuhan eksternal suatu entitas terhadap hukum, entitas yang
atau auditor peraturan, kebijakan, rencana, dan bersangkutan,
internal prosedur. pemerintah.
Audit Auditor (1) Menilai keandalan laporan Manajemen
Internal internal keuangan. (2) Menentukan tingkat dari entitas
kepatuhan suatu entitas terhadap yang
hukum, peraturan, kebijakan, bersangkutan
rencana, dan prosedur. (3) Menilai
pengendalian internal organisasi.
(4) Menilai efisiensi dan
efektivitas penggunaan sumber
daya. (5) Program peninjauan
terhadap konsistensi hasil dengan

4
tujuan organisasi.
Audit Auditor Menilai efeisiensi dan efektivitas Manajemen
Operasional eksternal penggunaan sumber daya dari entitas
(Manajemen) atau auditor yang
internal bersangkutan

2.2 Tujuan Audit Manajemen


Audit manajemen bertujuan untuk mengidentifikasi kegiatan, program, dan
aktivitas yang masih memerlukan perbaikan, sehingga dengan rekomendasi yang
diberikan nantinya dapat dicapai perbaikan atas pengelolaan berbagai program dan
aktivitas pada perusahaan tersebut. Berkaitan dengan tujuan ini, titik berat audit
diarahkan terutama pada berbagai objek audit yang diperkirakan dapat diperbaiki di
masa yang akan datang, dan mencegah kemungkinan terjadinya berbagai kerugian.
Menurut Hamilton (1986:1), tujuan dari audit manajemen secara keseluruhan adalah
untuk mengevaluasi efisiensi dan efektifitas dari organisasi. Evaluasi ini bisa dilakukan
pada perusahaan secara keseluruhan atau dibatasi pada lingkup departemen atau fungsi
tertentu dalam organisasi. Evaluasi terhadap kinerja perusahaan ini dilakukan terhadap
standar yang dibuat oleh manajemen atas dan pada saat yang sama digunakan untuk
menilai keefektifan dari standar-standar dan kebijakan-kebijakan tersebut.
Sedangkan menurut Agoes (1996:173), tujuan dari audit manajemen adalah:
1) Menilai kinerja (performance) dari manajemen dan berbagai fungsi dalam
perusahaan.
2) Menilai apakah berbagai sumberdaya (manusia mesin dana harta lainnya) yang
dimiliki perusahaan telah digunakan secara efisien dan ekonomis.
3) Menilai efektifitas perusahaan dalam mencapai tujuan (objective) yang telah
ditetapkan oleh top management.
4) Memberikan rekomendasi kepada top management dalam memperbaiki
kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam penerapan struktur pengendalian intern
sistem pengendalian manajemen dan prosedur operasional perusahaan dalam
rangka meningkatkan efisiensi keekonomisan dan efektifitas dari kegiatan operasi
perusahaan.

2.3 Ruang Lingkup dan Sasaran Audit

5
Ruang lingkup audit manajemen meliputi seluruh aspek kegiatan manajemen. Ruang
lingkup ini dapat berupa seluruh kegiatan atau dapat juga hanya mencakup bagian
tertentu dari program/aktivitas yang dilakukan. Periode audit juga bevariasi, bisa untuk
jangka waktu satu minggu, beberapa bulan, satu tahun bahkan untuk beberapa tahun,
sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Sementara yang menjadi sasaran dalam audit manajemen adalah kegiatan, aktivitas,
program dan bidang-bidang dalam perusahaan yang diketahui atau diidentifikasi masih
memerlukan perbaikan/peningkatan, baik dari segi ekonomisasi, efisiensi, dan
efektivitas. Ada tiga elemen pokok dalam sasaran audit:
1) Kriteria (criteria)
Kriteria merupakan standar (pedoman, norma) bagi setiap individu/kelompok di
dalam perusahaan dalam melakukan aktivitasnya.
2) Penyebab (cause)
Penyebab merupakan tindakan (aktivitas) yang dilakukan oleh setiap
individu/kelompok di dalam perusahaan. Penyebab dapat bersifat positif,
program/aktivitas berjalan dengan tingkat efisiensi dan efektivitas yang lebih
tinggi, atau sebaliknnya bersifat negatif, prgram/aktivitas berjalan dengan tingkat
efisiensi dan efektivitas yang lebih rendah dari standar yang telah ditetapkan.
3) Akibat (effect)
Akibat merupakan perbandingan antara penyebab dengan kriteria yang
berhubungan dengan penyebab tersebut. Akibat negatif menunjukkan
program/aktivitas berjalan dengan tingkat pencapaian yang lebih rendah dari
kriteria yang ditetapkan. Sedangkan akibat positif menunjukkan bahwa
program/aktivitas telah terselenggara secara bak dengan tingkat pencapaian yang
lebih tinggi dari kriteria yang ditetapkan.

6
Gambar 1.2
Kerangka Kerja Audit Manajemen

2.4 Tahap-Tahap Audit

Ada beberapa tahapan yang harus dilakukan dalam audit manajemen. Secara garis
besar dapat dikelompokan menjadi lima menurut IBK.Bayangkara dalam bukunya yang
berjudul “Audit Manajemen Prosedur dan Implementasi” (2008:9) yang menyebutkan
lima tahapan audit manajemen, yaitu :
1) Audit Pendahuluan
2) Review dan Pengujian Pengendalian Manajemen
3) Audit Terperinci
4) Pelaporan
5) Tindak Lanjut
Penjelasan mengenai tahapan yang harus dilakukan dalam audit manajemen adalah
sebagai berikut:
1) Audit Pendahuluan
Audit pendahuluan dilakukan untuk mendapatkan informasi latar belakang
terhadap objek audit yang diaudit. Disamping itu, pada audit ini juga dilakukan
penelaahan terhadap berbagai peraturan, ketentuan dan kebijakan berkaitan dengan
aktivitas yang diaudit, serta menganalisis berbagai informasi yang telah diperoleh
untuk mengindentifikasi hal-hal yang potensial mengandung kelemahan pada
perusahaan yang diaudit. Dalam tahap audit ini auditor dapat menentukan beberapa
tujuan audit sementara (tentative audit objective).
2) Review dan Pengujian Pengendalian Manajemen

7
Pada tahap ini auditor melakukan review dan pengujian terhadap pengendalian
manajemen objek audit, dengan tujuan untuk menilai efektivitas pengendalian
manajemen dalam mendukung pencapaian tujuan perusahaan. Dari hasil pengujian
ini, auditor dapat lebih memahami pengendalian yang berlaku pada objek audit
sehingga lebih mudah dapat diketahui potensi-potensi terjadinya kelemahan pada
berbagai aktivitas yang dilakukan.
Jika dihubungkan dengan tujuan audit sementara yang telah dibuat pada audit
pendahuluan, hasil pengujian pengendalian manajemen ini dapat mendukung
tujuan audit sementara tersebut menjadi tujuan audit sesungguhnya (definitive
audit objective), atau mungkin ada beberapa tujuan audit sementara yang gugur,
karena tidak cukup (sulit memperoleh) bukti-bukti untuk mendukung tujuan audit
tersebut.
3) Audit Terperinci
Pada tahap ini auditor melakukan pengumpulan bukti yang cukup dan kompeten
untuk mendukung tujuan audit yang telah dilakukan. Pada tahap ini juga dilakukan
pengembangan temuan untuk mencari keterkaitan antara satu temuan dengan
temuan yang lain dalam menguji permasalahan yang berkaitan dengan tujuan audit.
Temuan yang cukup, relevan, dan kompeten dalam tahap ini disajikan dalam suatu
kertas kerja audit (KKA) untuk mendukung kesimpulan audit yang dibuat dan
rekomendasi yang diberikan.
4) Pelaporan
Tahapan ini bertujuan untuk mengomunikasikan hasil audit termasuk rekomendasi
yang diberikan kepada berbagai pihak yang berkepentingan. Hal ini penting untuk
meyakinkan pihak manajemen (objek audit) tentang keabsahan hasil audit dan
mendorong pihak-pihak yang berwenang untuk melakukan perbaikan terhadap
berbagai kelemahan yang ditemukan. Laporan disajikan dalam bentuk
komprehensif (menyajikan temuan-temuan penting hasil audit untuk mendukung
kesimpulan audit dan rekomendasi). Rekomendasi harus disajikan dalam bahasa
operasional dan mudah dimengerti serta menarik untuk ditindaklanjuti.
5) Tindak Lanjut
Sebagai tahap akhir dari audit manajemen, tindak lanjut bertujuan untuk
mendorong pihak-pihak yang berwenang untuk melaksanakan tindak lanjut
(perbaikan) sesuai dengan rekomendasi yang diberikan. Auditor tidak memiliki
wewenang untuk mengharuskan manajemen melaksanakan tindak lanjut sesuai
8
dengan rekomendasi yang diberikan. Oleh karena itu, rekomendasi yang disajikan
dalam laporan audit seharusnya sudah merupakan hasil diskusi dengan berbagai
pihak yang berkepentingan dengan tindakan perbaikan tersebut. Suatu rekomendasi
yang tidak disepakati oleh objek audit akan sangat berpengaruh pada pelaksanaan
tindak lanjutnya. Hasil audit menjadi kurang bermakna apabila rekomendasi yang
diberikan tidak ditindaklanjuti oleh pihak yang di audit.

2.5 Ekonomisasi, Efisiensi, dan Efektivitas


Secara umum ekonomisasi (kehematan), efisiensi (daya guna), dan efektivitas (hasil
guna) merupakan tiga hal penting yang tidak dapat dipisahkan yang harus dicapai
perusahaan dalam meningkatkan kemampuan bersaingnya. Operasi yang berjalan
secara hemat dan berdaya guna tanpa mengabaikan pencapaian tujuan perusahaan (hasil
guna) akan mampu menghasilkan produk dengan harga yang relatif lebih rendah
dengan kualitas sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Hal tersebut dapat
meningkatkan kemampuan perusahaan dalam memaksimalkan nilai pelanggan melalui
pengorbanan yang lebih kecil, karena perusahaan menjual produk dengan harga relatif
lebih rendah daripada harga pesaing tanpa mengganggu keuntungan yang diharapkan.

1) Ekonomisasi
Ekonomisasi berhubungan dengan bagaimana perusahaan dalam mendapatkan
sumber daya yang akan digunakan dalam setiap aktivitas. Sumber daya adalah
kapasitas aktivitas yang harus dimiliki perusahaan sehingga berbagai program yang
ditetapkan dapat berjalan dengan baik. Ekonomisasi merupakan ukuran input yang
digunakan dalam berbagai program yang dikelola. Artinya, jika perusahaan
mampu memperoleh sumber daya yang hendak digunakan dalam operasi
dengan pengorbanan yang sangat kecil, ini berarti perusahaaan sudah
sanggup mendapatkan sumber daya tersebut dengan metode yang murah.
Misalnya dengan cara melalui kontrak jangka panjang dengan pemasok,
mendapatkan beberapa pemasok terpilih yang memiliki kualifikasi sesuai
dengan kebutuhan perusahaan, dan berbagai cara lain.
2) Efisiensi
Efisiensi berhubungan dengan bagaimana perusahaan melakukan operasi, sehingga
tercapai optimalisasi penggunaan sumber daya yang dipunyai. Efisiensi
berhubungan dengan metode kerja (operasi). Dalam hubungannya dengan konsep

9
input-proses-output, efisiensi adalah rasio antara output dan input. Seberapa besar
output yang dihasilkan dengan menggunakan sejumlah input yang dimiliki
perusahaan. Jadi, efisiensi merupakan ukuran proses yang menghubungkan antara
input dan output dalam operasional perusahaan.
3) Efektivitas
Efektivitas dapat dipahami sebagai tingkat keberhasilan suatu perusahaan untuk
mencapai tujuannya. Efektivitas merupakan ukuran dari output.
Gambar 1.3
Hubungan Ekonomisasi-Efisiensi-Efektivitas

2.6 Ruang Lingkup Audit Manajemen


Sesuai dengan tujuannya, audit manajemen dilaksanakan untuk meningkatkan
ekonomisasi, efesiensi pengelolaan sumber daya, serta efektivitas pencapaian tujuan
organisasi. Oleh karena itu, audit manajemen diarahkan untuk menilai secara
keseluruhan pengelolaan operasional objek audit, baik fungsi manajerial (perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian) maupun fungsi-fungsi bisnis
perusahaan yang secara keseluruhan ditujukan untuk mencapai tujuan perusahaan.

A. Fungsi Manajerial
1) Perencanaan (planning)
Tahap paling krusial dalam keberhasilan perusahaan. Pada tahap ini, komitmen
manajemen dalam mengaktualisasikan profesionalismenya diuji. Apakah
rencana telah mencerminkan: (a) komitmen manajemen untuk membawa
perusahaan ke arah yang lebih baik, (b) tingkat produktivitas yang maksimal
dari pengelolaan sumber daya yang dimiliki perusahaan, dan (c) rencana-
rencana peningkatan berkelanjutan untuk mencapai kinerja terbaik perusahaan.

10
2) Pengorganisasian (organizing)
Pengorganisasian menyangkut bagaimana sumber daya dilakukan termasuk
penempatan personel pada pekerjaan yang tepat sesuai dengan kompetensinya.
Selain itu, pengorganisasian juga berkaitan dengan pengalokasian sumber daya
yang proporsional untuk mendukung penerapan strategi pencapaian tujuan
perusahaan. Audit pada tahap ini lebih menekankan pada pengalokasian
sumber daya dengan tepat, sehingga sumber daya yang dimiliki perusahaan
dimanfaatkan secara dioptimal.
3) Pengarahan (actuating)
Pengarahan berkaitan dengan implementasi rencana, didukung oleh perangkat
organisasi dan sumber daya yang memadai. Apakah aktivitas operasional telah
sesuai dengan prosedur dan aturan yang berlaku? Apakah setiap individu
dan/atau kelompok telah menjalankan tugas wewenang dan tanggung
jawabnya dengan baik sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang melekat
padanya, adalah informasi yang penting yang harus diperoleh auditor dalam
menilai efektivitas pengarahan dalam perusahaan.
4) Pengendalian (controlling)
Audit atas pengendalian menekankan pada penilaian terhadap efektivitas
sistem pengendalian dalam memandu proses operasional agar mampu berjalan
secara ekonomis, efisien, dan efektif dalam pencapaian tujuannya. Auditor
pada bagian ini mengevaluasi kecukupan sistem pengendalian dan menilai
ketaatan penerapan sistem pengendalian dalam menjamin proses operasional
yang selalu berjalan sesuai pedoman dan pada kondisi yang terkendali.
B. Fungsi Bisnis
1) Audit Manajemen pada Fungsi Pemasaran
Audit manajemen pada fungsi ini bertujuan untuk menilai bagaimana setiap
program/aktivitas pemasaran yang dilakukan mencapai tujuannya melalui
pengelolaan sumber daya yang ekonomis dan efisien. Di samping, audit juga
dilakukan terhadap bagaimana perusahaan menetapkan strategi pemasarannya
apakah sudah sesuai dengan lingkungan pemasaran yang dihadapi perusahaan,
intensitas persaingan, dan berbagai keterbatasan yang secara internal dihadapi
perusahaan. Beberapa ruang lingkup audit manajemen pemasaran meliputi:
1. Lingkungan Pemasaran
2. Strategi Pemasaran
11
3. Organisasi Pemasaran
4. Produktivitas Pemasaran
5. Fungsi Pemasaran
2) Audit Manajemen pada Fungsi Produksi dan Operasi
Audit manejemen pada fungsi ini bertujuan untuk melakukan pengujian
terhadap ketaatan perusahaan dalam menerapkan berbagai aturan dan
kebijakan yang telah ditetapkan dalam operasi perusahaan. Serta menilai
ekonomisasi dan efisiensi pengelolaan sumber daya dan efektivitas pencapaian
tujuan perusahaan. Ruang lingkup audit ini meliputi:
1. Perencanaan produksi
2. Pengendalian kualitas (quality control)
3. Produktivitas dan efisiensi
4. Metode standar kerja
5. Pemeliharaan peralatan
6. Organisasi manajemen produksi dan operasi
7. Plant dan layout
3) Audit Manajemen pada Fungsi Sumber Daya Manusia
Audit manajemen pada fungsi ini bertujuan untuk menilai apakah kebutuhan
sumber daya manusia suatu perusahaan sudah terpenuhi dengan cara yang
hemat, efisiensi dan efektif. Ruang lingkup pada audit ini mencakup
keseluruhan dari proses sumber daya manusia yang meliputi:
1. Perencanaan tenaga kerja
2. Penerimaan (rekrutmen) karyawan
3. Seleksi
4. Orientasi dan penempatan
5. Pelatihan dan pengembangan
6. Penilaian kerja
7. Pengembangan karier
8. Sistem imbalan dan kompensasi
9. Perlindungan karyawan
10. Hubungan karyawan
11. Pemutusan hubungan kerja (PHK)
4) Audit Manajemen pada Fungsi Sistem Informasi

12
Audit manajemen pada fungsi sistem informasi menekankan pada penilaian
terhadap keandalan sistem informasi yang dimiliki perusahaan untuk
menghasilkan berbagai informasi yang diperlukan secara akurat dan tepat
waktu. Sistem informasi mencerminkan sistem pengendalian yang diterapkan
perusahaan. Oleh karena itu, keandalan suatu sistem informasi berhubungan
erat dengan keandalan sistem pengendalian yang diterapkan perusahaan.
Untuk menilai keandalan sistem informasi ini dapat dilihat apakah tujuan
pengendalian di dalam perusahaan telah tercapai atau tidak. Dengan
berkembangnya teknologi saat ini, sebagian besar audit manajemen pada
fungsi ini diarahkan untuk audit sistem informasi yang berbasis komputer
(electronic data processing-EDP). Ruang lingkup audit ini meliputi:
1. Dukungan satuan pengelola data
2. Perencanaan pengelolaan data
3. Organisasi pengelolaan data
4. Pengendalian pengelolaan data
5) Audit Manajemen pada Fungsi Sistem Kepastian Kualitas
Kualitas digunakan sebagai strategi dalam memenangkan persaingan.
Menawarkan produk dengan kualitas yang relatif lebih tinggi dan harga yang
relatif sama dari pesaing dapat menjadi modal bagi perusahaan untuk
memperluas pangsa pasarnya. Tetapi kualitas juga bisa menjadi pemborosan
bagi perusahaan. Produk dengan kualitas rendah akan membutuhkan berbagai
tambahan sumber daya (tenaga, bahan, waktu dan sebagainya) untuk
menjadikan produk tersebut mencapai kualitas tinggi. Oleh sebab itu, produk
yang dihasilkan dengan kualitas yang rendah merupakan salah satu sumber
pemborosan bagi perusahaan.
Audit sistem kepastian kualitas bertujuan untuk menilai apakah sistem
kepastian kualitas yang diterapkan perusahaan telah mampu memandu proses
operasi perusahaan untuk dapat mencapai kualitas produk sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan. Produk yang memenuhi standar kualitas pada
dasarnya adalah produk yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan.
6) Audit Manajemen pada Fungsi Lingkungan
Tujuan utama audit manajemen pada fungsi ini adalah untuk menilai sejauh
mana perusahaan telah melaksanakan tanggung jawab lingkungannya.
Mengapa hal ini menjadi perlu? Banyak kasus pengelolaan tanggung jawab
13
lingkungan yang kurang baik, yang merupakan pemborosan sumber daya bagi
perusahaan. Tujuan audit pada fungsi ini mencakup baik tanggung jawab
perusahaan terhadap lingkungan internalnya (keselamatan dan kesehatan kerja)
maupun tanggung jawab lingkungan eksternal (pencemaran limbah).
7) Audit Manajemen pada Fungsi Perpajakan
Fungsi perpajakan pada perusahaan sebenarnya bukan hanya pada bagaimana
perusahaan melaksanakan kewajiban perpajakannya secara benar sesuai
dengan peraturan dan perundang-undangan perpajakan yang berlaku, tetapi
yang tidak kalah pentingnya adalah bagaimana perusahaan mengelola fungsi
ini untuk meminimalkan kewajiban perpajakannya. Melalui perencanaan
perpajakan yang matang. Perusahaan dapat mengelola berbagai transaksi yang
terjadi dengan memaksimalkan jumlah beban yang bisa dikurangkan terhadap
penghasilan yang diperoleh perusahaan, sehingga dapat memperkecil
penghasilan kena pajak.

Gambar 1.4
Ruang Lingkup Audit Manajemen

2.7 Langkah-Langkah Audit Manajemen


A. Audit Pendahuluan
Audit pendahuluan dilakukan dalam rangka mempersiapkan audit lebih dalam.
Audit ini lebih ditekankan pada usaha untuk memperoleh informasi latar belakang
tentang objek audit. Beberapa hal penting yang harus diperhatikan berkaitan
dengan pelaksanaan audit ini, antara lain:
1. Pemahaman Auditor Terhadap Objek Audit

14
Objek audit meliputi keseluruhan perusahaan dan/atau kegiatan yang dikelola
oleh perusahaan tersebut dalam rangka mencapai tujuannnya. Untuk mencapai
tujuannya, objek audit menetapkan berbagai program yang pelaksanaannya
dijabarkan ke dalam berbagai bentuk kegiatan. Dalam pemahaman terhadap
objek audit, auditor harus mendapatkan informasi tentang sumber daya yang
dimiliki objek audit dalam melaksanakan berbagai kegiatan. Auditor harus
mengomunikasikan dengan atasan pengelola objek atau pemberi tugas audit
tentang pemahamannya terhadap berbagai program/aktivitas objek audit untuk
menghindari terjadinya kesalahpahaman.
2. Penentuan Tujuan Audit.
Tujuan audit harus mengacu pada alasan mengapa audit harus dilakukan pada
objek audit dan didasarkan pada penugasan audit. Penentuan tujuan audit
harus memperhatikan berbagai risiko kegagalan yang mungkin terjadi.
3. Penentuan Ruang Lingkup dan Sasaran Audit.
Ruang lingkup audit menunjukkan luas dari sasaran audit. Ruang lingkup audit
manajemen terdiri atas: (1) bidang keuangan, (2) ketaatan pada peraturan, (3)
ekonomisasi, (4) efisiensi, dan (5) efektivitas. Sementara sasaran audit adalah
target yang akan diaudit. Adapun elemen sasaran audit terdiri dari: (1) kriteria,
(2) penyebab dan (3) akibat. Penentuan ruang lingkup dan sasaran audit harus
mengacu pada tujuan audit yang telah ditetapkan.
4. Review terhadap Peraturan dan Perundang-Undangan yang Berkaitan dengan
Objek Audit
Auditor harus menelaah terlebih dahulu aturan-aturan dan kebijakan sebelum
digunakan sebagai kriteria untuk menilai. Review ini bertujuan untuk
memperoleh informasi tentang peraturan-peraturan yang berhubungan dengan
objek audit, baik bersifat umum atau khusus.
Penelaahan aturan yang berkaitan dengan objek audit.
5. Pengembangan Kriteria Awal dalam Audit.
Kriteria adalah pedoman bagi setiap individu maupun kelompok dalam
melakukan aktivitasnya di dalam perusahaan. Hal ini digunakan untuk menilai
pelaksanaan dan pengendalian berbagai aktivitas yang dilakukan dalam
perusahaan. Dalam pengembangan kriteria awal, auditor mengacu pada
sumber UU, kebijakan, norma, kriteria audit sejenis, dll.
B. Review terhadap Pengendalian Manajemen
15
Sistem pengendalian manajemen merupakan sistem yang digunakan untuk
mengumpulkan, menganalisis informasi, mengevaluasi, dan memanfaatkannya
serta berbagai tindakan yang dilakukan oleh manajemen dalam melakukan
pengendalian. Suatu sistem pengendalian manajemen harus dapat menjamin bahwa
perusahaan telah melaksanakan strateginya dengan efektif dan efisien.
Karakteristik sistem pengendalian manajemen yang baik mencakup hal-hal berikut:
1. Pernyataan Tujuan Perusahaan
Pernyataan tujuan dapat memberikan arah kepada semua komponen dalam
perusahaan terkait pelaksanaan aktivitasnya. Dalam hal ini, tujuan dinyatakan
dengan jelas dan disosialisasikan ke berbagai tingkatan manajemen.
2. Rencana Perusahaan
Rencana harus disusun untuk mencapai sasaran perusahaan baik jangka
pendek maupun jangka panjang, yang biasanya juga diikuti dengan penentuan
strategi untuk mengimplementasikannya. Rencanna biasanya disusun
berdasarkan pencapaian terbaik perusahaan pada waktu sebelumnya untuk
menentukan pencapaian terbaik selanjutnya.
3. Kualitas dan Kuantitas Sumber Daya Manusia yang Memadai
Pelaksanaan audit SDM pada dasarnya adalah untuk memastikan apakah
kebutuhan potensial SDM bagi perusahaan (baik kuantitas maupun kualitas)
telah terpenuhi secara ekonomis, efektif dan efisien. Hal ini penting untuk
merealisasikan rencana perusahaan.
4. Kebijakan dan Praktik yang Sehat
Untuk mendukung praktik yang sehat, berbagai kebijakan yang dibuat
perusahaan harus dikomunikasikan kepada seluruh pihak yang berkepentingan
agar terjadi komunikasi timbal balik antar kedua kelompok kepentingan utama
yaitu pihak perusahaan yang diwakili oleh manajemen (direksi) dan karyawan.
5. Sistem Review yang Efektif
Sistem review menyangkut bagaimana pihak-pihak yang berwenang
melakukan review terhadap berbagai aktivitas/kegiatan yang dilakukan.
Elemen sistem review yang baik, pelaksanaan supervisi harus dilaksanakan
secarai memadai.
C. Audit Lanjutan
Dari temuan audit yang diperoleh, auditor meringkas dan melakukan
pengelompokan terhadap temuan tersebut ke dalam kelompok kondisi, kriteria,
16
penyebab dan akibat. Auditor harus mampu mengungkap lebih lanjut dan
menganalisis semua informasi yang berkaitan dengan tujuan audit, dan akhirnya
dapat disusun suatu simpulan audit dan dibuat rekomendasi yang dapat diterima
oleh objek audit. Langkah-langkah audit pada tahap ini meliputi:
1. Mengumpulkan tambahan informasi latar belakang objek audit
Langkah ini menekankan pada usaha untuk mendapatkan data yang lebih
lengkap dalam menganalisis aktivitas yang diaudit sebagai dasar pembuatan
kesimpulan audit. Data dapat diperoleh dari luar perusahaan yang memiliki
relevansi dengan kegiatan kegiatan yang sedang diaudit.
2. Memperoleh bukti-bukti yang relevan, material, kompeten, dan cukup.
3. Membuat ringkasan dalam pengelompokan bukti
4. Menyusun kesimpulan atas dasar ringkasan bukti yang telah diperoleh dan
mengidentifikasi bahwa akibat yang ditimbulkan dari ketidaksesuaian antara
kondisi dan kritera cukup penting dan material.
D. Pelaporan
Bagian akhir dari proses audit manajemen adalah pelaporan hasil audit. Ada dua
cara penyajian laporan audit manajemen, yaitu: (1) cara penyajian yang mengikuti
arus informasi yang diperoleh selama tahapan-tahapan audit, dan (2) cara penyajian
yang mengikuti arus informasi yang menitikberatkan penyajian kepada
kepentingan para pengguna laporan hasil audit ini.
Laporan memuat kesimpulan audit tentang elemen-elemen atas tujuan audit dan
rekomendasi yang diberikan untuk memperbaiki berbagai kekurangan yang terjadi
serta rencana tindak lanjut dalam mengaplikasikan rekomendasi tersebut.
Gambar 1.5
Langkah-Langkah Audit

17
18
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Audit manajemen adalah pengevaluasian terhadap efisiensi dan efektivitas operasi
perusahaan. Tujuan atau sasaran dalam audit manajemen adalah kegiatan, aktivitas,
program, dan bidang-bidang dalam perusahaan yang diketahui atau diidentifikasi masih
memerlukan perbaikan/peningkatan, baik dari segi ekonomis, efisiensi, dan efektivitas.
Tiga elemen pokok dalam sasaran audit adalah kriteria, penyebab dan akibat.
Tahap-tahap audit terdiri atas 5 (lima) yaitu: audit pendahuluan, review dan
pengujian pengendalian manajemen, audit terperinci, pelaporan, dan tindak lanjut.
Ekonomisasi berhubungan dengan bagaimana perusahaan dalam mendapatkan
sumber daya yang akan digunakan dalam setiap aktivitas. Efisiensi berhubungan
dengan bagaimana industri melaksanakan operasinya, sehingga dicapai optimalisasi
pemakaian sumber energi yang dipunyai. Efektivitas berhubungan dengan bagaimana
tingkat keberhasilan suatu perusahaan untuk mencapai tujuannya.
Ruang lingkup audit manajemen meliputi seluruh aspek kegiatan manajemen yang
meliputi fungsi manajerial dan fungsi bisnis. Sementara langkah-langkah audit secara
garis besar dibedakan menjadi empat yaitu audit pendahuluan, review terhadap
pengendalian manajemen, audit lanjutan, dan pelaporan.

3.2 Saran
1) Dalam suatu perusahaan perlu adanya pengawasan dan pengendalian manajemen
yang menimbulkan aktivitas audit (pemeriksaan) manajemen.
2) Ekonomisasi, efisiensi, dan efektivitas perlu dilakukan agar sebuah perusahaan dapat
mencapai dan meningkatkan kemampuan daya saingnya.

19
DAFTAR PUSTAKA

Bhayangkara, IBK. 2008. Audit Manajemen: Sumber Prosedur dan Implementasi. Jakarta:
Salemba Empat.
Tersedia online: (http://yuliakurnia.blogspot.com/2011/07/langkah-langkah-audit-
manajemen.html). Diakses pada 11 Februari 2021.
Tersedia online: (https://www.dosenpendidikan.co.id/audit-manajemen/). Diakses
pada 10 Februari 2021.
Tersedia online: (https://datakata.wordpress.com/2014/10/02/audit-manajemen/). Diakses
pada 10 Februari 2021.
Tersedia online: (https://centrausaha.com/audit-manajemen/). Diakses pada 10 Februari 2021.
Tersedia online: (https://www.akuntansilengkap.com/auditing/pengertian-audit-manajemen-
ruang-lingkup-tujuan-dan-tahapan/). Diakses pada 10 Februari 2021.
Tersedia online: (https://1fitriani.blogspot.com/2016/09/normal-0-false-false-false-in-x-none-
x.html#:~:text=Audit%20manajemen%20adalah%20audit%20terhadap,mencapai
%20tujuan%20yang%20direncanakan%20yang). Diakses pada 11 Februari 2021.

20

Anda mungkin juga menyukai