Anda di halaman 1dari 21

BAB 1

RERANGKA KONSEPTUAL PENDESAINAN SISTEM PERENCANAAN DAN


PENGENDALIAN MANAJEMEN

Tujuan Organisasi Adalah Untuk Menciptakan Kekayaan

Organisasi adalah kumpulan orang yang memiliki


kompetensi yang berbeda-beda, yang membangun
saling ketergantungan di antara mereka untuk
mewujudkan tujuan bersama, dengan
memanfaatkan berbagai sumber daya. Pada
dasarnya tujuan bersama yang ingin diwujudkan
oleh organisasi adalah penciptaan kekayaan, oleh
karena itu organisasi dapat dikatakan sebagai institusi pencipta kekayaan (wealth-creating
institution). Dengan kekayaan yang berhasil diciptakan, organisasi akan mampu memberikan
kesejahteraan bagi semua pemangku kepentingan organisasi (stakeholders). Kekayaan dapat
bersifat material dan nonmaterial. Organisasi bermotif laba bertujuan untukmenghasilkan
kekayaan material yang diukur dari economic value added (EVA) yang dihasilkan dari
usahanya. Organisasi nirlaba ada yang bertujuan untuk menghasilkan kekayaan material yang
diukur dari sisa hasil usaha, dan ada yang bertujuan untuk menghasilkan kekayaan
nonmaterial, yang hasil usahanya tidak dapat diukur dengan satuan moneter.

Kegiatan Utama Untuk mewujudkan Organisasi Sebagai Wealth-Creating Institution

Untuk menjadikan organisasi sebagai institusi pencipta kekayaan, organisasi harus


melaksanakan tiga kegiatan utama sebagai berikut ini:

1. Mendesain produk dan jasa yang sesuai dengan kebutuhan customer.


2. Memproduksi produk dan jasa tersebut dengan cost effective.
3. Memasarkan produk dan jasa tersebut secara efektif kepada customer.

1
Setiap kegiatan utama tersebut di atas ditujukan untuk:

1. Menghasilkan customer yang puas


2. Menghasilkan financial returns yang memadai
Dengan mendesain produk yang sesuai dengan kebutuhan customer dan memasarkan
produk dan jasa tersebut secara efektif, perusahaan akan mampu menghasilkan customer
yang puas. Customer yang puas akan menghasilkan arus masuk pendapatan ke dalam
perusahaan, sehingga perusahaan mampu menghasilkan financial returns yang memadai.
Untuk menjalankan kegiatan utama: “memproduksi produk dan jasa tersebut dengan cost
effective,” perusahaan memerlukan proses yang produktif dengan cost effective. Untuk
menjalankan hal tersebut diperlukan modal manusia, modal informasi, dan modal organisasi.
Modal manusia , modal informasi, dan modal organisasi akan menjadikan proses
mengonsumsi sumber daya hanya untuk aktivitas penambah nilai (value-added activities)
bagi customer. Sehingga kegiatan produksi produk dan jasa dapat dilaksanakan dengan cost
effective.

Definisi System Perencanaan Dan Pengendalian Manajemen

System perencanaan dan pengendalian manajemen (SPPM) adalah suatu system yang
digunakan untuk merencanakan sasaran masa depan yang hendak dicapai oleh organisasi,
merencanakan kegiatan untuk mencapai sasaran tersebut, serta mengimplementasikan dan
memantau pelaksanaan rencana yang telah ditetapkan. Dari definisi tersebut, terdapat tiga
kesimpulan berikut ini:

1. Perencanaan sasaran masa depan yang hendak dicapai


2. Perencanaan kegiatan untuk mencapai sasaran
3. Pengimpletasian dan pemantauan pelaksanaan rencana

Perencanaan Sasaran Masa Depan Yang Hendak Dituju

SPPM pada dasarnya merupakan suatu system yang digunakan oleh manajemen untuk
membangun masa depan organisasi. Untuk membangun masa depan organisasi, perlu

2
ditentukan lebih dahulu dalam bisnis apa organisasi akan berusaha. Dengan demikian misi
organisasi merupakan the chosen track untuk membawa organisasi mewujudkan masa
depannya.

Perencanaan Kegiatan Untuk Mencapai Sasaran

Perencanaan sasaran masa depan yang hendak dicapai dan perencanaan kegiatan
untuk mencapai sasaran organisasi terdiri dari empat langkah utama:

1. Perumusan strategi (strategy formulation)


2. Perencanaan strategic (strategic planning)
3. Penyusunan program (programming)
4. Penyusunan anggaran (budgeting)

Pengimplementasian Dan Pemantauan Pelaksanaan Rencana

Untuk melaksanakan rencana yang telah disusun, diperlukan langkah-langkah


pengimplementasian dan pemantauan pelaksanaan rencana tersebut. SPPM mencakup system
untuk mengimplementasikan dan memantau palaksanaan rencana.

MENGAPA SPPM, BUKAN SPM?

Dimasa lalu (tahun 1960-an sampai dengan


tahun 1990-an), system perencanaan dan
pengendalian manajemen (management
planning and control system) lebih dikenal
dengan sebutan system pengendalian
manajemen (management control system).

3
SPPM menitikberatkan pada pentingnya perencanaan dalam memasuki lingkungan
bisnis turbulen dan kompetitif. SPPM menyediakan empat system untuk melaksanakan
perencanaan masa depan organisasi:

1. System perumusan strategi,

2. System perencanaan strategic,

3. System penyusunan program, dan

4. System penyusunan anggaran.

RERANGKA KONSEPTUAL PENDESAINAN SPPM

Di dalam pendesainan system pada umumnya, berbagai faqktor berikut ini perlu
dipertimbangkan:

1. Tidak ada desain system yang baik atau yang buruk, yang ada adalah apakah suatu
desain system sesuai )fit) dengan lingkungan bisnis yang dimasuki oleh perusahaan.
Kesesuaian (fitness) suatu system dengan lingungan tempat system tersebut digunakan
akan menjadikan system tersebut efektif untuk running the business.
2. Lingkungan bisnis ibarat suatu territorial, yang untuk menjelajahinya diperlukan suatu
peta. Peta yang menggambarkan lingkungan bisnis yang dimasuki oleh perusahaan
disebut paradigm-the way we see the world.
3. Setiap system terdiri atas dua komponen : struktur dan proses. Struktur system
merupakan komponen-komponen yang berkaitan satu dengan lainnya yang secara
bersama-sama membentuk suatu system. Proses system merupakan tahap-tahap yang
harus dilalui untuk mewujudkan tujuan system
4. Setiap system yang kia desain memerlukan kompetensi tertentu untuk menjalankan
system tersebut. Kompetensi untuk menjalankan SPPM disebut managerial skill.

4
Pemacu Perubahan

Contingency approach mengajarkan kepada kita bahwa setiap system didesain


berdasarkan karakteristik lingkungan yang dimasuki oleh organisasi, agar system tersebut
efektif untuk memasuki lingkungan yang bersangkutan. Teknologi umumnya menjadi
pemacu utama perubahan yang berdampak pada karakteristik lingkungan bisnis yang
dimasuki oleh perusahaan.

Karakteristik Lingkungan Bisnis

SPPM didesain untuk memasuki lingkungn bisnis tertentu. SPPM yang didesain untuk
memasuki lingkungan bisnis stabil, yang didalamnya kompetisi tidak tajam dan kendali bisnis
berada di tangan produser, akan sangat berbeda denagn SPPM yang didesain untuk memasuki
lingkungan bisnis yang didalamnya kendali bisnis berada di tangan customer, kompetisi
sangat tajam, dan perubahan bersufat radikal, konstan, pesat, serentak, dan pervasive.

5
Paradigma

Lingkungan bisnis yang telah berubah tersebut memerlukan paradigm baru untuk
menghadapainya. Paradigma adalah lensa yang kita gunakan untuk memandang dunia.
Paradigm menentukan sikap kita yang akan menentukan tindakan kita terhadap sesuatu.

Struktur SPPM

1. Struktur organisasi. Struktur organisasi adalah komponen utama dalam struktur SPPM.
Struktur organisasi merupakan sarana untuk mendistribusikan kekuasaan yang
diperlukan dalam memanfaatkan berbagai sumber daya organisasi unuk mewujudkan
tujuan organisasi.
2. Jejaring informasi. Jejaring informasi dirancang untuk mempersatukan berbagai
komponen yang membentuk organisasi dan berbagai organisasi dalam jejaring
organisasi (organization network) untuk kepentingan penyediaan layanan bernilai
tambah bagi customer. Teknologi informasi menjadi pemampu untuk membangun
jejaring informasi yang memungkinkan terjadinya hubungan berkualitas antarkaryawan,
antara manajer dengan karyawan, antara perusahaan dengan pemasok dan mitra
bisnisnya, dan diantara perusahaan dengan customernya.
3. System penghargaan. Suatu system yang digunakan untuk mendistribusikan
penghargaan kepada personel organisasi. Pada waktu organisasi hirarkis fungsional
digunakan oleh perusahaan untuk memasuki lingkungan bisnis stabil, penghargaan
didistribusikan ke manajemen puncak, karena merekalah yang running the business
perusahaan.

Proses SPPM

1. System perumusan strategi. Tahap perumusan strategi adalah tahap yang sangat
menentukan kelangsungan hidup dan pertumbuhan organisasi. Dalam tahap ini
dilakukan pengamatan terhadap tren perubahan lingkungan makro, lingkungan industry,
dan lingkungan persaingan.berdasarkan hasil pengamatan terhadap tren tersebut
kemudian dilakukan analisis SWOT untuk mengidentifikasi peluan dan ancaman yang
terdapat di lingkungan luar perusahaan dan mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan
yang terdapat di dalam perusahaan.

6
2. System perencanaan strategic. Setelah perusahaan merumuskan strategi pilihan untuk
mewujudkan visi melalui misi organisasi, misi, visi, tujuan, keyakinan dasar, nilai
dasar, dan strategi tersebut kemudian perlu diimplimentasikan.
3. System penyusunan program. System penyusunan program adalah poses penyusunan
rencana laba jangka panjang untuk menjabarkan inisiatif strategic pilihan guna
mewujudkan sasara strategic. System penyusunan program merupakan proses
pembangunan hubungan sebab akibat (linkage) antara rencana operasional dengan
rencana keuangan.
4. System penyusunan anggaran. Penyusunan anggaran dalah proses penyusunan rencana
laba jangka pendek (biasanya untuk jangka waktu satu tahun atau kurang) yang berisi
langkah-langkah yang ditempuh oleh perusahaan dalam melaksanakan sebagian dari
program.
5. System pengimplementasian. Dalam tahap ini, manajemen dan karyawan melaksanakan
rencana yang tercantum dalam anggaran ke dalanm kegiatan nyata.
6. System pemantauan. Pengimplementasian rencana perlu pemantauan. Hasil setiap
langkah yang direncanakan perlu diukur untuk memberikan umpan balik bagi
pemantauan pelaksanaan anggaran, program, dan inisiatif strategic.

Managerial skill

1. Keterampilan dalam mengelola bisnis dan proses organisasional


2. Keterampilan dalam mengelola perubahan
3. Keterampilan dalam mengelola sisi bayangan organisasi.

ORGANISASI PERUSAHAAN SEBAGAI WEALTH-MULTIPLAYING


INSTITUTION

Lingkungan bisnis kompetitif menuntut semua perusahaan yang memasuki


lingkungan tersebut memiliki kekuatan lebih untuk bersain. Agar dapat dipiih oleh customer,
produk dan jasa perusahaan harus memiliki keunggulan dibandingkan dari produk dan jasa
yang dihasilkan oleh pesaing.

7
Untuk dapat bertahan dan bertumbuh dalam lingkungan bisnis yang kompetitif,
organisasi perusahaan tidak cukup hanya mampu menjadi institusi pencipta kekayaan, namun
dituntut untk memiliki kemampuan jauh lebih dari itu, perusahaan dituntut untuk menjadi
institusi pelipat ganda kekayaan.

Gambar struktur organisasi

PENDEKATAN DALAM PENDESAINAN DAN PENGIMPLEMENTASIAN SPPM

Contingency approach

Contingency approach akan menyadarkan personel tentang pentingnya pengamatan tren


(trenwaching) terhadap lingkungan bisnis untuk memungkinkan dilakukannya pembaruan
terhadap paradigm personel dan improvement berkelanjutan terhadap desain SPPM.
Pendesainan proses SPPM ditujukan untuk memotivasi personel dalam melakukan
improvement berkelanjutan terhadap system yang digunakan untuk menghasilkan value bagi
customer.

8
Human-capital-leverage approach

Human-capital-leverage approach mengajarkan kepada kita bahwa dalam lingkungan


bisnis kompetitif, sumber daya yang mampu menjadikan perusahaan unggul dalam
persaingan adalah modal manusia, yaitu kemampuannya dalam menerapkan pengetahuan.

Human-capital-leverage approach yang melandasi pendesaianan SPPM ini terlihat pada:

1. Pembangunan paradigm modal manusia berdasarkan lingkungan bisbis yang akan


dimasukkan oleh perusahaan dan penggunaan paradigm tersebut sebagai landasan
pendesaianan SPPM.
2. Perhatian terhadap perlunya keterampilan manajerial dalam managing the shadow side
of organization, agar personel mampu secara efektif menjalankan SPPM.

KEUNGGULAN CONTINGENCY APPROACH

1. Menjanjikan desain SPPM yang dihasilkan sesauai dengan persyaratan lingkubngan


bisnis yang dimasuki oleh perusahaan, sehingga meningkatkan efektifitas SPPM untuk
mewujudkan organisasi.
2. Menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya kemampuan pengamatan tren terhadap
perubahan lingkungan bisnis yang akan dimasuki oleh perusahaan untuk melakukan
improvement secara berkelanjutan terhadap SPPM.
3. Memudahkan pemahaman atas SPPM yang didesai dengan adanya hubungan sebab-
akibat antara lingkungan bisnis dengan SPPM yang didesain.

KEUNGGULAN HUMAN-CAPITAL-LEVERAGE APPROACH

1. SPPM yang didesain menjanjikan peningkatan daya saing perusahaan, karena leverage
diletakkan pada sumber daya yang mampu menjadikan perusahaan unggul dalam
persaingan.

9
2. SPPM yang didesain mampu melepaskan dan memfokuskan potensi seluruh personel
(menejer dan kayawan) perusahaan, sehingga menjanjikan pelipatgandaan kinerja
perusahaan.
3. Menempatkan paradigm personel dan keterampilan manajer dalam pengelolaan sisi
bayangan organisasi sebagai factor penentu keberhasilan SPPM untuk memfalisilitasi
perwujudan visi organisasi.

10
BAB II
KARAKTERISTIK LINGKUNGAN BISNIS GLOBAL

JAMAN GLOBALISASI EKONOMI

Kita sekarang telah mengarungi Abad XXI, suatu abad yang diawali dengan
globalisasi ekonomi yang melanda semua negara di dunia. Dalam sejarah umat manusia,
belum pernah pergantian abad, yang sekaligus merupakan pergantian millennium (masa
seribu tahun), ditandai dengan globalisasi ekonomiyang sedemikian pesat dan pervasif.
Globalisasi ekonomi dimungkinkan dengan semakin luasnya penerapan teknologi informasi
(komputer, telekomunikasi, dan peralatan kantor elektronik) dalam semua arena kehidupan
dan kemajuan yang pesat dalam bidang transportasi.
Tiba-tiba manajemen perusahaan Indonesia dipaksa untuk mengikuti “olimpiade”
dalam menghasilkan produk dan jasa, dengan mengikuti aturan-aturan tingkat dunia. Keadaan
ini memaksa manajemen perusahaan Indonesia untuk mengubah secara radikal prinsip-
prinsip manajemen yang selama ini digunakan untuk menghasilkan produk dan jasa bagi
masyarakat.
Untuk dapat bertahan hidup dan bertumbuh dalam lingkungan bisnis yang telah
berubah ini, manajemen perusahaan perlu mengubah paradigma manajemen mereka agar
sikap dan tindakan mereka dalam menjalankan bisnis menjadi efektif.

Lingkungan Bisnis Global

Para Manajer diseluruh dunia pada abad ke 21 ini sedang


menghadapi tantangan yang sangat berat , yaitu untuk
mengoperasikan lingkungan bisnis yang terus
berkembang , saling ketergantungan dan kompetitif.
Siapa saja baik perusahaan nasional dan perusahaan
multinasional yang ikut terjun dalam bisnis global harus
menyesuaikan bisnis strateginya dan gaya

11
manajemennya dengan tepat sesuai dengan tujuan negara dimana mereka akan melakukan
operasinya, apakah itu merubah secara langsung semua kebijakan dan gaya bekerja
perusahaan atau melalui semacam bentuk aliansi. Contoh konkret yang ada yaitu seperti yang
dialami oleh perusahaan Finland yaitu Nokia. Tantangan yang sampai sekarang dihadapi oleh
perusahaan multinasional tersebut termasuk dunia politik Negara yang tempat beroperasinya
anak perusahaan, budaya, keamanan negara, dan perlindungan terhadap dunia teknologi.
Selain itu kesempatan dan resiko dari pasar global terus meningkat membawa perusahaan-
perusahaan yang masuk dalam dunia bisnis global untuk bekerja secara bersama dan
beroperasi secara komunitas.

Maka dengan bergabungnya perusahaan-perusahaan dengan tidak memandang batas


benua , timbul masalah baru yaitu dibutuhkannya Manajemen Global. Yaitu sebuah proses
merencanakan dan mengembangkan strategi-strategi perusahaan , merancang dan mendesain
sistem operasi dan bekerja dengan orang disekeliling dunia untuk memastikan persaingan
yang kompetitif dan menghasilkan keuntungan bersama. Kompetisi bisnis global pada saat ini
telah berkembang ketingkat yang lebih sulit karena persaingan yang sangat ketat secara
global.

Kompetisi global dapat berkembang dengan pesat disebabkan oleh jaringan-jaringan


yang mengikat Negara-negara, institusi , dan orang-orang yang sangat bergantung kepada
perkembangan ekonomi bisnis global. Peranan kompetisi bisnis global terdorong karena
fenomena dunia bisnis yang semakin tidak terbatas. Hampir semua perusahaan diseluruh
dunia terkena imbas dari persaingan global. Semua perusahaan yang memproduksi sebuah
barang sebagai kegiatan operasi bisnisnya, baik itu diluar negeri dan dalam negeri berpatokan
kepada harga yang sangat bersaing yang berlaku didunia global atau yang ditetapkan oleh
dunia global. Sangatlah penting bagi manajer untuk beroperasi di dunia pasar domestiknya,
tetapi dengan hanya melakukan bisnis di dunia pasar domestik secara otomatis mereka telah
menjadi manajer yang tertinggal oleh mayoritas manajer lainnya yang berkerja dengan
lingkup yang lebih luas dan tidak terbatas yaitu pasar global. Maka karena itu agar tidak
tertinggal oleh perkembangan bisnis global, manajer harus memiliki visi untuk masuk ke
bisnis global. Dengan mempersiapkan diri mereka untuk meningkatkan kemampuan dan alat
untuk mengelola lingkungan global.

12
Gambar kecepatan perubahan bisnis global

Perusahaan yang akan memasuki persaingan dunia bisnis global dan yang akan
memperluas operasi bisnisnya , harus mengembangkan kader-kader top manajemennya, yang
memiliki pengalaman mengoperasikan bisnis dan yang mengerti apa yang harus dilakukan
untuk beroperasi di negara lain dan berkerja dengan orang yang berasal dari lain negara dan
tentunya dengan budaya yang berbeda juga. Sebagai indikasi lain dari efek globalisasi ,
investasi asing telah berkembang tiga kali lebih cepat daripada hasil-hasil atau produksi
barang-barang. The European Union (EU) telah bekerja sama dengan United States /
Amerika untuk berbagi posisi sebagai negara yang memiliki investor terbanyak didunia.
United Kingdom atau Inggris telah berlaku sebagai negara yang yang sangat aktif dalam me-
merger dan meng-akuisisi perusahaan.

Proses Globalisasi Ekonomi

Secara garis besar, globalisasi ekonomi ditandai dengan empat proses berikut ini:
mobilitas, keserentakan, pencarian jalan bebas hambatan, dan kemajemukan. Kombinasi
keempat proses tersebut mengakibatkan meningkatnya aktivitas lintas batas antarnegara dan

13
pemanfaatan teknologi informasi yang memungkinkan komunikasi informasi ke seluruh
dunia hampir secara sekejap.

1. Mobilitas
Pada waktu teaching hospitals di Boston USA mengalami kekurangan tenaga
perawat, secara cepat rumah sakit di sana memenuhi kebutuhan mereka dari ketersediaan
tenaga perawat di Irlandia dan Pilipina.
Disamping modal dan angkatan kerja, ide sangat mudah menembus batas-batas
antarnegara melalui media global, computer, dan telekomunikasi. Dalam tahun 1994, CNN
mencakup penyiaran di 140 negara, dengan jumlah penonton 123 juta rumah tangga. Koran
Wall Street Journal, International Herald Tribune, dan US Today melalui teknologi cetak
jarak jauh, dapat dinikmati oleh pembacanya di seluruh pelosok dunia pada saat bersamaan.
Transfer informasi berkecepatan tinggi (hight speed information transfer) memungkinkan
transfer informasi melalui komputer dan telekomunikasi tanpa hambatan oleh kekuasaan
pemerintah negara manapun. Mesin fax menjadikan aliran ide antarindividu menembus batas-
batas antarnegara.

2. Keserentakan
Di masa lalu TV hitam putih memerlukan waktu 12 tahun untuk memasuki pasar di
Eropa dan Jepang sejak dipasarkan pertama kali di USA. TV warna hanya memerlukan waktu
sekitar lima sampai enam tahun untuk memasuki pasar di Jepang, dan sedikit lebih lama
untuk memasuki Eropa, setelah TV warna ditemukan di USA. Facimilie hanya memerlukan
satu bulan untuk masuk ke pasar Indonesia sejak diperkenalkan di USA. Proses keserentakan
menjadi semakin tinggi dalam jaman globalisasi ekonomi ini.

3. Pencarian jalan bebas hambatan


Monopoli pengiriman surat dan barang oleh pos di semua negara dipecah oleh bisnis
pengiriman barang dan surat seperti Federal Express dan DHL. Monopoli siaran TV oleh
pemerintah dipecahkan dengan munculnya siaran TV swasta dan cable TV. Teknologi EFT
(Electronic Fund Transfer) memungkinkan transfer dana antarperusahaan menembus batas-
batas negara dapat berlangsung tanpa dapat dideteksi oleh bank sentral. Malaysia
mempercepat akselerasi pendidikan rakyatnya dengan mengubah undang-undang
pendidikannya untuk memungkinkan masuknya pendidikan tinggi luar negeri beroperasi di
negara tersebut. Indonesia perlu segera merevisi undang-undang pendidikannya untuk

14
memungkinkan negara-negara maju (seperti Australia) mendirikan pendidikan tinggi di
Indonesia. Proses pencarian jalan bebas hambatan menjadi semakin meluas dalam jaman
globalisasi ekonomi.

4. Kemajemukan (pluralisme)
Jaman globalisasi ekonomi ditandai dengan meningkatnya proses kemajemukan, yang
menjadikan pusat tidak dapat lagi mampu mengendalikan semua urusan. Jaman ini
menjadikan lingkungan bisnis sangat turbulen. Lingkungan bisnis ini menjadikan pemusatan
pengambilan keputusan di kantor pusat menjadi tidak efektif lagi. Dengan samakin
turbulennya lingkungan bisnis, perusahaan-perusahaan memerlukan kecepatan respon
terhadap setiap perubahan yang terjadi. Bahkan desentralisasi wewenang pengambilan
keputusan ke manajemen bawah saja tidak cukup untuk menghadapi lingkungan bisnis yang
kompleks dan turbulen; perusahaan banyak yang menempuh pemberdayaan karyawan
menjadikan karyawan perusahaan memiliki wewenang untuk akses ke pusat informasi dan
menggunakannya untuk pengambilan keputusan atas pekerjaan yang menjadi tanggung
jawabnya, tanpa otorisasi dari manajer atasannya.

Contoh Pasar Global di Bidang Teknologi

15
Contoh Globalisasi Dalam Bidang Ekonomi

1. Terciptanya Ekspor dan Impor

Adanya ekspor dan impor antara satu negara dengan negara lain merupakan implikasi
dari proses globalisasi yang terjadi pada saat ini. Keadaan ini tentu menguntungkan bagi
setiap negara, ekspor untuk meningkatkan devisa negara mereka dan impor untuk memenuhi
kebutuhan yang tidak ada didalam negeri.

2. Terciptanya Pasar Bebas

Salah satu contoh globalisasi yang saat ini banyak terjadi adalah terciptanya pasar
bebas misalnya saja adalah Masyarakat Ekonomi Eropa. Dan negara-negara dikawasan Asia
Tenggara pun akan menghadapi suatu keadaan yang sama dengan di Eropa yaitu Masyarakat
Ekonomi ASEAN atau yang lebih dikenal dengan sebutan MEA. Ayo sudah pada siap belum
dengan adanya MEA ini?

3. Masuknya Perusahaan-perusahaan Asing ke Indonesia

Globalisasi mau tidak mau membuat negara menjadi lebih terbuka, salah satunya
dampaknya adalah memudahkan masuknya perusahaan-perusahaan asing ke Indonesia dan
tentunya beroprasi disini. Banyak sekali perusahaan-perusahaan luar negeri yang beroperasi
di Indonesia misalnya saja Freeport, Exxon Mobile, McDonald, KFC, Google, dan banyak
lagi perusahaan-perusahaan asing lainnya.

4. Menjamurnya Bisnis E-commerce

Contoh globalisasi lainnya yang menjadi buah bibir masyarakat saat ini adalah
menjamurnya bisnis-bisnis yang berbasis e-commerce. Saat ini industri e-commerce tumbuh
pesat karena salah satunya didukung oleh perkembangan teknologi serta industri
telekomunikasi dan informasi. Perusahaan e-commerce yang terkenal antara lain Amazon,
Ebay, Tokopedia, Bukalapak, dan banyak lagi.

16
5. Masuknya Produk-produk Luar Negeri

Globalisasi tidak hanya memudahkan masuknya perusahaan-perusahaan luar negeri


untuk beroperasi di Indonesia saja melainkan juga memudahkan masuknya produk-produk
luar negeri atau yang lebih dikenal dengan impor. Produk-produk tersebut masuk karena
banyak hal, misalnya saja ada yang membeli barang melalui toko online luar negeri misalnya
saja Amazon, Ebay atau yang lainnya.

Nah itulah kira-kira beberapa point dari contoh globalisasi dalam bidang ekonomi.
sebenarnya ada banyak sekali contohnya, kamu bisa melihat contoh-contoh lainnya di buku,
internet, atau media-media lainnya. Tentu saja hal tersebut baik untuk kamu dan akan
menambah pengetahuan kamu seputar globalisasi. Terima kasih sudah berkunjung kemari
dan semoga tulisannya mengenai contoh globalisasidalam bidang ekonomi ini penuh dengan
manfaat.

Gambar Bisnis Global

Gambaran Perubahan Lingkungan Bisnis di Jaman Globalisasi Ekonomi

Pasar tidak lagi hanya dimasuki oleh pesaing-pesaing domestik, namun telah
didatangi oleh pesaing-pesaing mancangeara yang membawa produk dan jasa yang sarat
dengan kandungan pengetahuan tingkat dunia.

17
Globalisasi ekonomi berdampak terhadap 3 C : customer, competition, and change.
Perusahaan-perusahaan dipaksa memasuki suatu daerah yang di dalamnya 3 C tersebut
mengalami perubahan yang sangat berbeda dengan keadaannya di masa yang lalu.

1. Customer memegang kendali bisnis


Akibat globalisasi ekonomi, terjadi pergeseran kekuasaan dalam pasar. Keadaan yang
sebelumnya produsen yang menentukan produk dan jasa apa yang harus disediakan di pasar,
berubah menjadi customer menentukan produk dan jasa yang mereka butuhkan, yang harus
dipenuhi oleh produsen.
Customers meminta produk dan jasa yang didesain untuk memenuhi kebutuhan unik
dan tertentu mereka. Customers secara individual menuntut agar ia diperlakukan secara
individual. Customers menjadi sangat pemilih (choosy). Dengan perubahan karakteristik
customer ini, filosofi yang digunakan oleh produsen dalam menghasilkan produk dan jasa
berubah dari mass production menjadi mass customization. Filosofi mass customization
dipakai untuk memenuhi kebutuhan customer berdasarkan anggapan bahwa pasar pada
dasarnya berupa segmented market. Setiap market segment terdapat sekelompok customers
yang menuntut untuk diperlakukan secara khusus oleh produsen sesuai dengan kebutuhan
khusus mereka.
Teknologi informasi menyediakan shared database yang mudah diakses, yang
memungkinkan para produsen produk dan jasa serta pengecer untuk memiliki dan
menggunakan informasi mengenai costumer mereka, tidak hanya informasi dan berbagai
tuntutan mereka, sehingga keadaan ini meletakkan dasar baru dalam persaingan.

2. Kompetisi semakin tajam


Globalisasi ekonomi tidak hanya menambah jumlah pesaing di pasar, namun juga
menyebabkan bervariasinya persaingan yang terdapat di psar. Produk dan jasa dalam
persaingan global bersaing berdasarkan kandungan pengetahuan yang terdapat di dalamnya.
Persaingan global diwarnai oleh keadaan yang didalamnya perusahaan yang memiliki kinerja
yang baik mendesak keluar perusahaan yang buruk. Teknologi informasi telah mengubah
secara dramatis karakteristik persaingan yang tidak pernah diperkirakan sebelumnya oleh
banyak perusahaan. Teknologi informasi memperluas hal yang mungkin dilaksanakan oleh

18
perusahaan dalam menjalankan bisnis mereka, sehingga meningkatkan tuntutan customers
terhadap perusahaan-perusahaan yang memenuhi kebutuhan mereka.

3. Perubahan menjadi berubah


Globalisasi ekonomi menyebabkan karakteristik perubahan sangat berbeda dengan
sebelumnya. Jika dimasa lalu orang hanya mengenal bahwa yang konstan di dunia ini hanya
perubahan, dalam jaman globalisasi ekonomi ini, perubahan telah berubah menjadi konstan,
pesat, radikal, serentak, dan pervasif. Perubahan menjadi suatu yang normal terjadi.
Globalisasi ekonomi telah mengubah tingkat perubahan yang terjadi dalam bisnis. Tingkat
perubahan menjadi meningkat dengan pesat dan serentak. Di samping itu, perubahan yang
terjadi mempunyai dampak merembes (pervasif) ke seluruh dunia.

Perubahan Jalan Pikiran Produsen Ke Logika Customer

Namun, mengubah jalan pikiran bukan merupakan hal yang mudah dilakukan, karena
orang memiliki kecendrungan untuk functional fixation, mudah menafsirkan sesuatu yang
baru dengan konsep lama yang telah dimiliki sebelumnya. Berikut ini disajikan perbedaan
jalan pikiran produsen dan logika customers menurut Risabeth Moss Kanter dalam bukunya
yang berjudul World Class: Thriving Locally in The Global Economy.

1. Produsen berpikir bahwa mereka membuat produk. Customers berpikir bahwa mereka
membeli jasa.
2. Produsen menginginkan untuk memaksimumkan kembalian (return) atas sumber daya
yang mereka miliki. Custumers mempedulikan tentang apakah sumber daya digunakan
oleh produsen untuk memberikan manfaat bagi customer, bukan bagi pemiliknya.
3. Produsen khawatir tentang kekeliruan yang terlihat. Customer meninggalkan produsen
karena kekeliruan yang tidak terlihat.
4. Produsen berpikir bahwa teknologi mereka menciptakan produk. Customer berpikir
bahwa kebutuhan merekalah yang menciptakan produk.
5. Produsen mengorganisasi kegiatan untuk kenyamanan intern mereka. Customer
menginginkan kenyamanan mereka yang diutamakan.

19
Logika produsen: mereka membuat produk. Logika customer: mereka membeli jasa.
Dipandang dari sisi customer, produk yang dihasilkan oleh produsen tidak lebih dari sekedar
suatu alat berwujud untuk mendapatkan jasa yang dapat dihasilkanoleh produk tersebut.
Suatu produk baru dapat menghasilkan value bagi customer setelah melalui use process (yang
secara keseluruhan melalui tahap-tahap lengkap: find, acquire, transport, store, use, dispose
of, stop).
Logika produsen: memaksimisasi kembalian (return) atas sumber daya yang mereka
miliki. Logika customer: seluruh sumber daya perusahaan digunakan untuk menghasilkan
manfaat bagi customer. Produsen menginginkan untuk dapat menjual lebih banyak
melampaui kapasitas untuk membuat yang telah mereka miliki. Namun, customer tidak perlu
peduli dengan kepemilikan sumberdaya tertentu; mereka menginginkan berbagai sumberdaya
terbaik ditarik bersama dari berbagai sumber untuk dapat memenuhi kebutuhan mereka.
Pergeseran logika produsen ini menjadikan perusahaan lebih fleksibel: kepemilikan atas
fasilitas tetap menjadi berkurang dan kemitraan dengan perusahaan lain menjadi meningkat
untuk memenuhi kebutuhan tertent customer.
Logika produsen: khawatir tentang kekeliruan yang terlihat. Logika customer: mereka
meninggalkan produsen karena kekeliruan yang tidak terlihat. Customer menginginkan
masalah mereka dapat diselesaikan dan mimpi mereka terpenuhi. Di masa lalu, produsen
hanya memfokuskan untuk menghasilkan zero defect dalam pengelolaan kualitas, sehingga
dapat menghindarkan diri dari biaya-biaya yang timbul sebagai akibat terjadinya kekeliruan
yang dapat terlihat. Di masa kini, produsen lebih mengkhawatirkan terjadinya kekeliruan
yang tidak terlihat-kegagalan untuk mengambil resiko. Perusahaan perlu melaksanakan
inovasi untuk memenuhi kebutuhan customer tersebut, atau pihak lain yang akan
memenuhinya. Di masa kini, bisnis dikelilingi oleh (1) kesempatan yang terselubung-harapan
dan impian customer-dan (2) musuh yang tidak terlihat-perusahaan baru di luar negeri atau di
luar industri yang memiliki kemampuan yang lebih baik dalam memenuhi harapan dan
impian customer tersebut.
Logika produsen: teknologi mereka menciptakan produk. Logika customers:
kebutuhan mereka yang menciptakan produk. Produsen yakin bahwa mereka berorientasi ke
pasar jika mereka menanyakan kepada customer tentang pendapat customer terhadap produk
yang telah ada.
Logika produsen: kegiatan diorganisasi untuk kenyamanan intern mereka. Logika
customer: kenyamanan mereka yang perlu diutamakan. Menurut logika produsen,

20
pertimbangan manajerial merupakan yang utama: mengorganisasi fungsi, membuat deskripsi
pekerjaan, atau membuat sistem pengendalian. Sebagai contoh, dari sudut produsen,
keseragaman dan strandarisasi merupakan hal yang sangat memudahkan pengelolaan.
Namun, customer menginginkan keberagaman dan kesesuaian dengan keinginan mereka.
Oleh karena itu, dimasa sekarang, produsen yang berorientasi kepada customer
mengutamakan kenyamanan customer dalam mendesain sistem informasi manajemen untuk
melayani transaksi perubahan dengan customer.

21

Anda mungkin juga menyukai