Anda di halaman 1dari 9

BAB VII

PERTEMUAN KE-SEMBILAN

Desripsi Materi : Mahasiswa dapat mengetahui dan menjelaskan tentang

Konsep Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen

Capaian Pembelajaran : Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan dapat:

A. Memahami kegiatan dan tujuan dalam suatu organisasi

B. Memahami dan menjelaskan definisi dari Sistem

Perencanaan dan Pengendalian Manajemen (SPPM)

C. Memahami Pentingnya SPPM dalam Mengelola

Organisasi

D. Memahami dan menjelaskan bagaimana Kerangka

Konsep Desain SPPM

E. Memahami dan menjelaskan Pendekatan apa saja

dalam melakukan Desain SPPM

Pokok Bahasan : Konsep Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen

Sub Pokok Bahasan : A. Kegiatan dan Tujuan Organisasi

B. Definisi SPPM

C. Pentingnya SPPM dalam Mengelola Organisasi

D. Kerangka Konsep Desain SPPM

E. Pendekatan dalam Desain SPPM


A. Kegiatan dan Tujuan Organisasi

Untuk menjadikan organisasi sebagai institusi pencipta kekayaan,

organisasi harus melaksanakan tiga kegiatan utama berikut ini:

1. Mendesain produk dan jasa yang pas dengan kebutuhan customer.

2. Memproduksi produk dan jasa tersebut secara cost effective.

3. Memasarkan produk dan jasa tersebut secara efektif kepada customer

Tiga kegiatan utama tersebut melibatkan banyak personel di dalam

organisasi. Oleh karena itu diperlukan perencanaan dan pengendalian memadai

terhadap keseluruhan kegiatan tersebut untuk menjamin pencapaian tujuan

orgnisasisebagai institusi pencipta kekayaan.

Setiap kegiatan utama tersebut ditujukan untuk :

1. Menghasilkan customer yang puas

2. Menghasilkan financial returns yang memadai

Organisasi adalah kumpulan orang yang memiliki kompetensi yang

berbeda-beda, yang membangun saling ketergantungan di antara mereka untuk

mewujudkan tujuan bersama, dengan memanfaatkan berbagai sumber daya. Pada

dasarnya tujuan bersama yang ingin diwujudkan oleh organisasi adalah

penciptaan kekayaan, oleh karena itu organisasi dapat dikatakan sebagai institusi

pencipta kekayaan (wealth-creating institution). Dengan kekayaan yang berhasil

diciptakan, organisasi akan mampu memberikan kesejahteraan bagi semua

pemangku kepentingan organisasi (stakeholders). Kekayaan dapat bersifat

material dan imaterial. Organisasi bermotif laba bertujuan untuk menghasilkan

kekayaan material yang diukur dari economic value added (EVA) yang

dihasilkan dari usahanya. Organisasi nirlaba ada yang bertujuan untuk

menghasilkan kekayaan material yang diukur dari sisa hasil usaha, dan ada yang
bertujuan untuk menghasilkan kekayaan imaterial, yang hasil usahanya tidak

dapat diukur dengan satuan moneter.

Hampir semua organisasi dibangun sebagai entitas ekonomi, baik karena

ditujukan untuk memenuhi kesejahteraan ekonomi para pemangku kepentingan

mereka maupun karena mengkonsumsi sumber daya ekonomi untuk

mewujudkan tujuan-tujuan yang bersifat imaterial. Oleh karena hampir semua

organisasi mengkonsumsi sumber daya ekonomi untuk mewujudkan tujuannya,

diperlukan perencanaan dan pengendalian memadai terhadap berbagai kegiatan

yang dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi.

Dalam memasuki lingkungan bisnis kompetitif, perusahaan tidak hanya

dituntut untuk menjadi institusi pencipta kekayaan, namun jauh lebih dari itu,

perusahaan dituntut untuk menjadi institusi pelipatganda kekayaan (welath

multiplying institution).

B. Definisi SPPM

Untuk menjadikan organisasi sebagai institusi pencipta kekayaan,

diperlukan suatu sistem yang disebut “sistem perencanaan dan pengendalian

manajemen (management planning and control system)”. Sistem perencanaan

dan pengendalian manajemen (SPPM) adalah suatu sistem yang digunakan

untuk merencanakan sasaran masa depan yang hendak dicapai oleh

organisasi, merencanakan kegiatan untuk mencapai sasaran tersebut, serta

mengimplementasikan dan memantau pelaksanaan rencana yang telah

ditetapkan.

1. Perencanaan Sasaran Masa Depan yang Hendak Dicapai

SPPM pada dasarnya merupakan suatu sistem yang digunakan oleh

manajemen untuk membangun masa depan organisasi. Untuk membangun

masa depan organisasi, perlu ditentukan terlebih dahulu dalam bisnis apa
organisasi akan berusaha. Hal ini merupakan bentuk misi organisasi yang

merupakan the chosen track yang akan membawa organisasi mewujudkan

masa depannya.

SPPM merupakan sistem perencanaan sasaran masa depan yang

hendak dicapai oleh organisasi (visi), melalui misi pilihan dan perencanaan

kegiatan untuk mencapai sasaran masa depan tersebut, serta

pengimpelentasian dan pemantauan pelaksanaan rencana tersebut.

2. Perencanaan Kegiatan untuk Mencapai Sasaran

Perencanaan sasaran masa depan yang hendak dicapai dan perencanaan

kegiatan untuk mencapai sasaran organisasi terdiri atas empat langkah utama:

a. Perumusan strategi (strategy formulation)

b. Perencanaan strategik (strategic planning)

c. Penyusunan program (programming)

d. Penyusunan anggaran (budgeting)

3. Pengimplementasian dan Pemantauan Pelaksanaan Rencana

Untuk melaksanakan rencana yang telah disusun, diperlukan langkah-

langkah pengimplementasian dan pemantauan pelaksanaan rencana tersebut.

SPPM mencakup sistem untuk mengimplementasikan dan memantau

pelaksanaan rencana.

C. Pentingnya SPPM dalam Mengelola Organisasi

SPPM menyediakan struktur yang memungkinkan proses perencanaan

serta pengimplementasian dan pemantauan pelaksanaan sehingga rencana dapat

dijalankan. Melalui SPPM keseluruhan kegiatan utama untuk menjadikan

perusahaan sebagai institusi pencipta kekayaan dapat dilaksanakan secara


terstruktur, terkoordinasi, terjadwal dan terpadu, sehingga menjanjikan

tercapainya tujuan perusahaan dalam hal pelipatgandaan kekayaan perusahaan.

D. Kerangka Konsep Desain SPPM

Pendesainan SPPM dimulai dari pengamatan dan pengidentifikasian

pemacu perubahan (change drivers) yang berdampak terhadap karakteristik

lingkungan yang akan dimasuki oleh perusahaan. hasil pengamatan terhadap

pemacu perubahan tersebut digunakan untuk menggambarkan karakteristik

lingkungan bisnis sebagai dampak perubahan yang diidentifikasi. Karakteristik

lingkungan bisnis menjadi basis untuk membangun paradigma yang sesuai

dengan lingkungan yang bersangkutan. Paradigma tersebut kemudian digunakan

sebagai landasan pembangunan SPPM.

Pendesainan SPPM memerlukan rerangka konsepstual, diilustrasikan

pada gambar VII.1 sebagai berikut.

Gambar VII.1 Rerangka Konseptual Pendesainan SPPM

Didalam pendesainan SPPM pada umumnya, terdapat beberapa faktor

yang perlu dipertimbangkan, antara lain:

1. Tidak ada desain sistem yang baik atau yang buruk, yang ada hanyalah sesuai

(fit) dengan lingkungan bisnis yang dimasuki oleh perusahaan


2. Lingkungan bisnis memerlukan suatu paradigma untuk mendesain sistem

untuk mewujudkan tujuan sistem.

3. Setiap sistem terdiri atas dua komponen, yaitu struktur dan proses sistem

yang bersama-sama mewujudkan tujuan sistem.

4. Setiap sistem yang kita desain memerlukan kompetensi (managerial skills)

tertentu untuk menjalankan sistem tersebut.

E. Pendekatan dalam Desain SPPM

Ada dua pendekatan yang digunakan dalam desain SPPM, antara lain:

1. Contingency Approach

Contingency Approach merupakan suatu pendekatan yang

menggunakan kondisi lingkungan bisnis yang akan diterapi suatu sistem

sebagai landasan untuk mendesain sistem tersebut. Contingency Approach

akan menyadarkan personel tentang pentingnya pengamatan tren

(trendwatching) terhadap lingkungan bisnis untuk memungkinkan

dilakukannya pembaruan (updating) terhadap paradigma personel dan

improvement berkelanjutan terhadap desain SPPM. Contingency Approach

sangat efektif untuk menghadapi lingkungan bisnis turbulen.

Penggunaan Contingency Approach dalam pendesainan SPPM

memiliki keunggulan sebagai berikut:

a. Menjanjikan desain SPPM yang dihasilkan sesuai dengan persyaratan

lingkungan bisnis yang dimasuki oleh perusahaan, sehingga

meningkatkan efektivitas SPPM untuk mewujudkan visi organisasi.

b. Menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya kemampuan pengamatan

tren (trendwatching) terhadap perubahan lingkungan bisnis yang akan

dimasuki oleh perusahaan untuk melakukan improvement secara

berkelanjutan terhadap SPPM.


c. Memudahkan pemahaman atas SPPM yang didesain dengan adanya

hubungan sebab akibat (rationale) antara kondisi lingkungan bisnis

dengan SPPM yang didesain.

2. Human Capital leverage Approach

Human Capital leverage Approach mengajarkan bahwa lingkungan

bisnis kompetitif, sumber daya yang mempu menjadikan perusahaan unggul

(distinct) dalam persaingan adalah modal manusia, yaitu kemampuannya

dalam menerapkan pengetahuan.

Human Capital leverage Approach yang melandasi pendesainan

SPPM ini terlihat pada:

a. Pembangunan paradigma modal manusia berdasarkan lingkungan bisnis

yang akan dimasuki oleh perusahaan dan penggunaan paradigma tersebut

sebagai landasan pendesainan SPPM.

b. Perhatian terhadap perlunya keterampilan manajerial dalam managing the

shadows side of organization, agar personel mampu secara efektif

menjalankan SPPM.

Penggunaan Human Capital leverage Approach dalam pendesainan

SPPM memiliki keunggulan sebagai berikut:

a. SPPM yang didesain menjanjikan peningkatan daya saing perusahaan,

karena leverage diletakkan pada sumber daya yang mampu menjadikan

perusahaan unggul dalam persaingan.

b. SPPM yang didesain mampu melepaskan dan memfokuskan potensi

seluruh personel perusahaan, sehingga menjanjikan pelipatgandaan

kinerja perusahaan.
c. Menempatkan paradigma personel dan keterampilan manajer dalam

pengelolaan sisi bayangan organisasi sebagai faktor penentu keberhasilan

SPPM untuk memfasilitasi perwujudan visi organisasi.

Ringkasan

SPPM adalah suatu sistem yang digunakan untuk merencanakan sasaran yang

hendak dicapai oleh perusahaan dan kegiatan untuk mencapai sasaran tersebut serta

pengimplementasian dan pemantauan rencana tersebut. SPPM didesain untuk

mewujudkan tujuan organisasi dalam melipatgandakan kekayaan.

Dalam mendesain SPPM, diperlukan dua pendekatan, yaitu contingency

approach dan human capital leverage approach. Untuk menjalankan SPPM

diperlukan managerial skills tertentu.

Soal Pilihan Ganda


Beri tanda silang (X) pada jawaban yang paling tepat!

1. Untuk menjadikan organisasi sebagai institusi pencipta kekayaan, organisasi

harus melaksanakan tiga kegiatan utama berikut ini, kecuali .....

a. Mendesain produk c. Membeli produk

b. Memproduksi produk d. Menjual produk

2. Pelaksanaan (wealth-creating institution) diperusahaan bertujuan untuk .....

a. Menciptakan peluang c. Menjalin kerjasama

b. Menjual produk d. Memuaskan customer

3. Sistem yang digunakan untuk merencanakan sasaran masa depan yang hendak

dicapai oleh organisasi, merencanakan kegiatan untuk mencapai sasaran tersebut,

serta mengimplementasikan dan memantau pelaksanaan rencana yang telah

ditetapkan disebut .....

a. Sistem perencanan c. SPPM

b. Sistem pengendalian d. Sistem pemantauan


4. Perencanaan sasaran masa depan yang hendak dicapai dan perencanaan kegiatan

untuk mencapai sasaran organisasi terdiri atas empat langkah utama, kecuali .....

a. Perumusan strategi c. Penyusunan anggaran

b. Perencanaan proses d. Penyusunan program

5. Pendekatan yang menggunakan kondisi lingkungan bisnis yang akan diterapi

suatu sistem sebagai landasan untuk mendesain sistem tersebut adalah .....

a. Pendekatan proses c. Contingency Approach

b. Pendekatan struktur d. Human Capital leverage Approach

Soal Essay

1. Jelaskan kegiatan utama organisasi dalam upaya menciptakan kekayaan !

2. Berikan contoh organisasi yang tujuannya untuk menciptakan kekayaan

material? Jelaskan !

3. Jelaskan tentang SPPM !

4. Jelaskan dan gambarkan rerangka konseptual pendesainan SPPM !

5. Jelaskan komponen yang membentuk srtuktur sistem !

6. Sebutkan dan jelaskan tahap-tahap proses sistem !

7. Jelaskan tentang Human Capital leverage Approach !

Soal Kasus

Rancanglah rerangka konseptual pendesainan SPPM pada perusahaan yang Anda

pilih !

Referensi

Mulyadi, 2007, Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen, Salemba


Empat, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai