Hard set ditekankan bahwa bekerja di perusahaan harus memiliki visi dan misi. Sedangkan
mind set, ditekankan ke karyawan bahwa bekerja tidak hanya untuk diri sendiri, tapi juga
untuk orang banyak. Untuk menjalankan program itu, perusahaan berrgabung di Yayasan
Metropolitan Peduli, menjadikan para pemimpin sebagai teladan, menciptakan, dan
mensosialisasikan jalur karir serta kehidupan pekerjaan yang seimbang. Yayasan Metropolitan
Peduli juga sebagai wadah membentuk para pemimpin Metland sebagai teladan, menciptakan
dan menyosialisasikan jalur karier serta kehidupan pekerjaan yang seimbang.
Di sisi rekrutmen, Metland melaksanakan New Management Trainee Best Graduate
Program, dengan hanya meng-hire mahasiswa yang memiliki IPK 3,5 ke atas untuk
mengerjakan proyek besarnya, salah satunya di Kertajati. Dengan program ini perusahaan
berupaya untuk memiliki link & match program yang bekerja sama dengan hotel, program
assessment evaluation dan placement right person. Program ini menjadi driver proses
rekrutmen yang mengombinasikan antara rekrutmen dengan pelatihan untuk mempercepat
learning curve pada karyawan baru.
Hasilnya, dalam waktu 6 bulan para karyawan baru telah menguasai seluruh lini
bisnis perusahaan, mulai dari pengembang residensial sampai pada bisnis komersial
Ratna Nur Mustika Sanusi/030708488
Sumber: https://swa.co.id/swa/trends/rahasia-manajemen-pengembangan-sdm-metland
Berdasarkan gambaran PT. Metland, Tbk. Yang telah dipaparkan, Anda diminta untuk:
1. Menjelaskan, apakah program-program atau langkah-langkah yang diterapkan oleh
manajemen perusahaan merupakan sistem manajemen kinerja?
2. Dalam pengembangan SDM, tahapan-tahapan apa saja yang menggambarkan suatu
sistem manajemen kinerja?
3. Jika merujuk kapada teori, terdapat beberapa tahapan dalam perancangan sistem
manajemen kinerja. Sebut dan jelaskan tahapan-tahapan yang dimaksud!
Jawaban :
1. Program-program atau langkah yang diterapkan oleh manajemen perusahaan
merupakan sistem manajemen kinerja. Karena terdapat komponen-komponen yang
berinteraksi dan bekerja bersama secara interdependen untuk mencapai sesuatu.
Sebagai sebuah sistem, manajemen kinerja harus berhubungan dengan fungsi-fungsi
penting lain seperti kesuksesan kerja, peningkatan kinerja, pengembangan diri
karyawan dan sasaran organisasi. Hal-hal tersebut telah dilakukan oleh manajemen
perusahaan.
a. kinerja berbasis nilai-nilai perusahaan (Metland Spirit) dalam hal ini sama
dengan perbaikan kinerja. Perusahaan mengadakan peningkatan kinerja
sekarang menuju ke peningkatan kinerja yang akan datang dengan lebih baik.
b. Kontrol dan mekanisme review. Dalam hal ini menunjukkan suatu pengukuran
yang artinya terdapat suatu proes atau kegiatan yang bersifat kuantitatif dalam
penilaian.
Ratna Nur Mustika Sanusi/030708488
a. Tahap 0 : Fondasi
Dalam mengembangkan sistem manajemen kinerja terdapat empat fondasi
sebagai pedoman prinsip yang perlu dipahami dan dilaksanakan yaitu
a. Kemitraan
kemitraan adalah kerja sama yang saling membutuhkan dan
menguntungkan yang terjadi diantara manajemen, perwakilan karyawan,
konsumen dan pemasok. Prinsip kemitraan ini perlu diterakan dalam
perancangan sistem manajemen kineja, supaya masing-masing pihak dapat
berperan serta secara aktif dalam penentuan variabel dan penerapan
variabel yang berkaitan dengan otoritas masing-masing.
b. Pemberdayaan
pemberdayaan adalah pemanfaatan semua orang di dalam organisasi sesuai
dengan bidang keahlian, tanggung jawab, kewajiban dan kewenangan
masing-masing sebagai suatu tim kerja yang efektif.
c. Tahap 2 : Perancangan
perancangan terdiri dari penentuan visi, misi, strategi dan kerangka kerja yang
digunakan sebagai dasar penentuan variabel kinerja, keterkaitan antarvariabel,
dan kaji banding. Variabel kinerja meliputi keluaran organisasi, proses
internal, dan kemampuan sumber daya. Keterkaitan meliputi sebab akibat dan
Ratna Nur Mustika Sanusi/030708488
d. Tahap 3 : Penerapan
tahap ini merupakan pelaksanaan rancangan sistem manajemen kinerja. Pada
saat penerapan harus diuji apakah sistem manajemen kinerja telah
mengakomodasi empat hal utama, yaitu pengukuran, evaluasi, diagnosis, dan
tindak lanjut yang diperlukan jika kinerja perusahaan/organisasi menyimpang
dari standar yang telah ditetapkan.
e. Tahap 4 : Penyegaran
penyegaran merupakan tahap evaluasi terhadap kemutakhiran sistem
manajemen kinerja yang dirancang dengan mempertimbangkan informasi dan
perkembangan pengetahuan terkini.