Anda di halaman 1dari 5

Apa itu kriteria Baldrige?

Kriteria Baldrige untuk Performa Ekselen adalah sebuah kerangka yang kerap
digunakan sebagai pedoman bagi banyak organisasi baik profit/non profit,
edukasi, maupun kesehatan untuk meningkatkan performa dan mencapai hasil
yang berkelanjutan
Sejak tahun 2015, Malcolm Baldrige Criteria for Performance Excellence
(MBCfPE) berubah nama menjadi Baldrige Excellence Framework (BEF). Terdapat
3 pokok isi yang ada pada BEF, yaitu:
1. Core values and concepts
2. Criteria for performance excellence
3. Scoring system
Karakteristik kriteria Baldrige antara lain:

Kriteria Baldrige berfokus pada hasil kinerja dari semua bidang di dalam
suatu organisasi untuk mengetahui bahwa semua strategi yang digunakan
sudah seimbang.
Tidak memiliki ketentuan khusus dan dapat diadaptasikan untuk
mendorong pendekatan yang kreatif dan fleksibel untuk memenuhi
kebutuhan dan memberikan dorongan untuk improvisasi.
Mendukung pandangan sistem untuk menjaga keselarasan seluruh tujuan
organisasi.
Mendukung goal-based diagnosis pada profil dari kekuatan dan peluang
yang berorientasi pada kinerja untuk perbaikan.
Tujuan dari kriteria Baldrige yaitu:

Membantu organisasi menggunakan pendekatan yang terpadu untuk


mengelola kinerja yang menghasilkan
Memperbaiki efektifitas dan kapabilitas keseluruhan dari suatu organisasi
Pembelajaran bagi organisasi ataupun personal
Menyampaikan nilai peningkatan ke pelanggan, dan membantu meraih
kesuksesan pasar.
Core Values and Concepts yang menyokong kualitas dari high performance
suatu perusahaan.
Core values and concepts adalah dasar untuk mengintegrasikan kebutuhan
utama bisnis dalam kerangka yang berorietasi pada hasil, yang menciptakan
sebuah dasar untuk mengambil tindakan dan feedback. Baldrige Excellence
Framework (BEF) menetapkan 11 kriteria pada core values and concepts, yaitu:

System Perspective. Perspektif sistem yaitu mengelola semua bagian


dari suatu perusahaan sebagai satu kesatuan untuk mencapai visi misi.
Visionary Leadership. Kepemimpinan yang visioner. Seorang pemimpin
harus menetapkan visi untuk perusahaan, membuat fokus pelanggan,
mendemonstrasikan nilai-nilai dan etika organisasi dengan jelas dan
menetapkan ekspektasi yang tinggi untuk tenaga kerja.
Customer-focused Excellence. Pelanggan adalah juri utama dari
performa serta kualitas produk dan jasa suatu perusahaan. Maka dari itu,
suatu perusahaan harus mempertimbangkan semua karakteristik produk
dan jasa, dan mode akses dan dukungan pelanggan yang menambah
kepuasan pelanggan, loyalitas, rujukan positif, dan puncaknya pada
kesuksesan perusahaan.
Valuing People. Suatu perusahaan yang sukses memberi nilai lebih
kepada tenaga kerja dan orang yang memiliki peran dalam perusahaan
tersebut, termasuk pelanggan dan supplier.
Organizational Learning and Agility. Pembelajaran organisasi
termasuk di dalamnya pengembangan dari pendekatan yang yang sudah
ada dan perubahan signifikan atau inovasi, bergerak menuju tujuan,
pendekatan, produk, dan pasar baru. Pembelajaran organisasi harus
dilakukan dengan cepat, memiliki daya untuk perubahan dalam waktu
singkat serta fleksibilitas dalam pelaksanaan.
Focus on Success. keyakinan akan kesuksesan suatu perusahaan untuk
saat ini maupun nanti memerlukan pemahaman mengenai faktor-faktor
yang mempengaruhi perusahaan dan pasarnya, mengelola risiko dan
ketidakpastian yang dapat terjadi, serta menyeimbangkan permintaan
stakeholder untuk jangka pendek dan kebutuhan stakeholder untuk
investasi jangka panjang.
Managing for Innovation. Inovasi memiliki artian untuk membuat
perubahan yang berarti untuk meningkatkan produk, jasa, program,
proses, operasi, dan model bisnis, dengan tujuan untuk menciptakan nilai
baru bagi stakeholder. Inovasi membutuhkan lingkungan yang suportif,
sebuah proses untuk mengidentifikasi peluang strategis.
Management by Fact. Management by fact membutuhkan orang-orang
yang terlibat pada suatu perusahaan untuk mengukur dan menganalisa
kinerja perusahaan, baik secara internal maupun eksternal pada
lingkungan yang kompetitif. Analisis ukuran dan indikator kinerja harus
mendukung evaluasi, keselarasan dan pengambilan keputusan yang
dilakukan perusahaan.
Societal Responsibility. Pemimpin suatu perusahaan harus menekankan
tanggung jawab ke publik dan pertimbangan untuk kesejahteraan sosial
dan manfaat. Pemimpin harus menjadi panutan untuk mencapai
kesejahteraan perusahaan.
Ethics and Transparency. Suatu perusahaan harus menekankan etika
dan perilaku kepada seluruh pegawainya dalam transaksi dan interaksi ke
stakeholder. Seorang pemimpin harus menjadi role model dalam beretika
dan berperilaku, termasuk transparansi yang ditandai dengan komunikasi
yang jujur dan terbuka serta berbagi informasi yang akurat sebagai bagian
dari kepemimpinan dan manajemen.
Delivering Value and Results. Hasil kinerja harus dianalisa untuk
disampaikan dan menyeimbangkan nilai kepada pemangku kepentingan
utama. Maka dari itu, hasil perlu dimasukkan dan tidak hanya secara
finansial tetapi juga dari produk dan proses yang dilakukan, keterlibatan
dan kepuasan pelanggan dan pegawai, serta kinerja kepemimpinan,
strategi dan hubungan sosial.
Criteria for Performance Excellence
Kriteria Baldrige untuk performa ekselen memiliki sekumpulan pertanyaan
terkait 7 elemen penting yang paling berpengaruh pada suatu perusahaan. 7
elemen/kriteria tersebut antara lain:
1. Kepemimpinan (Leadership)
1. Bagaimana tindakan pemimpin untuk kelanjutan organisasi.
2. Strategi (Strategy)
1. Bagaimana organisasi mengembangkan tujuan yang strategis dan
action plan, lalu mengimplementasikan dan mengubahnya apabila
diperlukan.
3. Pelanggan (Customer)
1. Bagaimana mengikat pelanggan untuk kesuksesan jangka panjang,
termasuk di dalamnya bagaimana mendengarkan keluhan,
membangun relasi, dan menggunakan informasi dari pelanggan untuk
meningkatkan dan mengidentifikasi peluang dalam berinovasi.
4. Measurement, analysis & knowledge management
1. Bagaimana organisasi memilih, mengumpulkan, menganalisa,
mengelola, dan memperbaiki data, informasi, dan pengetahuan.
2. Bagaimana organisasi menggunakan ulasan temuan untuk
memperbaiki kinerjanya.
5. Tenaga kerja (Workforce)
1. Bagaimana organisasi menilai kemampuan dan kapasitas pegawainya.
2. Bagaimana organisasi menyediakan lingkungan kerja yang kondusif
untuk meningkatkan kinerja pegawainya.
3. Bagaimana organisasi mengikat, mengelola dan mengembangkan
pegawainya untuk menggunakan kemampuan potensialnya yang
selaras dengan kebutuhan organisasi.
6. Operations
1. Bagaimana organisasi merencanakan, mengelola, mengembangkan,
dan memperbarui produk dan proses kerja dan meningkatkan
efektifitas operasional untuk mendeliver customer value dan meraih
kesuksesan organisasi.
7. Hasil (Results)
1. Apa yang dihasilkan dari kinerja organisasi pada elemen-elemen
penting di atas.
2. Seperti apa posisi/level organisasi dibandingkan kompetitor lain.
Kriteria Baldrige telah digunakan oleh banyak organisasi untuk self-assessment
dan pelatihan, dan sebagai alat untuk mengembangkan kinerja dan proses
bisnis. Telah banyak organisasi yang menggunakan kriteria Baldrige sehingga
menghasilkan relasi pegawai yang lebih baik, produktifitas semakin tinggi,
kepuasan pelanggan meningkat, harga saham naik, dan menambah profit
perusahaan.
Bagaimana cara penilaian dengan Baldrige Excellence Framework?
Scoring System
Penilaian Baldrige dilakukan dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang
dikelompokkan dalam 7 kriteria di atas. Pertanyaan-pertanyaan itulah yang
harus direspon oleh perusahaan yang ingin dinilai berdasarkan kriteria Baldrige.

Dimana kriteria Baldrige bisa diterapkan? Dan apa yang bisa diterapkan
di perusahaan?
Kriteria Baldrige dapat digunakan perusahaan untuk menilai secara
komperehesif tentang kesisteman dan hasil-hasil kinerja perusahaan, sehingga
hasil penilaiannya dapat diperbandingkan dengan hasil penilaian terhadap
perusahaan di seluruh dunia.
Salah satu perusahaan BUMN di Indonesia yang telah menerapkan kriteria
Baldrige adalah PT. Telkom Indonesia. Pada tahun 2001, Telkom sebagai
perusahaan yang bergerak di sektor telekomunikasi, menggunakan Baldrige
untuk melakukan penilaian terhadap kinerja unit-unit bisnis/divisi di lingkungan
perusahaan tersebut dikarenakan Telkom memiliki target untuk menjadi operator
kelas dunia (World Class Operator). Hal itu dilakukan Telkom untuk
mengantisipasi persaingan yang terjadi pasca berakhirnya zaman monopoli
bisnis jasa telekomunikasi domestik pada 2003. Kriteria penilaian Baldrige dirasa
tepat untuk membantu terwujudnya target tersebut karena banyak perusahaan
besar dunia juga menggunakan Baldrige.
PT. Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk sebagai salah satu BUMN yang
bergerak di bidang konstruksi dan investasi, dengan visi terbarunya Menjadi
Perusahaan Konstruksi dan Investasi Terbesar serta Berkelanjutan di kawasan
Asia Tenggara memerlukan standar penilaian yang bertaraf internasional.
Standar penilaian inilah yang nantinya dapat digunakan untuk mengevaluasi
kinerja perusahaan, apakah perusahaan sudah mempunyai kinerja yang ekselen.
Selain itu, dengan penilaian Baldrige, perusahaan dapat mengetahui sejauh
mana posisinya di level internasional jika dibandingkan dengan kompetitor lain.

Anda mungkin juga menyukai