Case Study :
Sage Hill Inn Above Onion Creek : Focusing on Service Process and
Quality
Kelompok 7 :
Agustine Astri Rizandy
Alwan Azhary
Bayuduta Raharja
MM- WM 82
2020
A. PROFIL PERUSAHAAN
Sage Hill Inn Above Onion Creek merupakan penginapan yang populer
bagi wisatawan yang berkunjung ke Texas Hill Country untuk beristirahat dan
merasakan pengalaman baru dari berbagai macam atraksi dan aktivitas.
Berlokasi di Kyle, Texas. Sebelumnya, bangunan ini lebih dikenal dengan Inn
Above Onion Creek, dan dibeli oleh Eric Goldreyer pendiri Bedandbreakfast.com
dan John Banczak pada tahun 2012. Pemilik hotel yang sekarang fokus untuk
meningkatkan popularitas Inn Above Onion Creek dengan menambahkan
pelayanan yang baru, meningkatkan fasilitas, dan memperluas praktik akan
peduli lingkungan.
Room Accomodation
Tipe Kamar Jumlah Kamar
Suite 3 (Tiga)
Cottage 3 (Tiga)
Website : www.sagehill.com
B. HIGHLIGHT KASUS
Sage Hill In Above Onion Creek adalah salah satu destinasi wisata
lodging yang terkenal di Texas Hill Country. Manajemen dari Sage Hill sangat
memperhatikan service yang diberikan ke pelanggan, salah satunya dilakukan
oleh Amy Dolan (the innkeeper) dan seorang konsultan bisnis.
● Feedback yang mereka dapatkan dari email yang diberikan kepada customer
hanya masuk sebanyak 50%. Menurut konsultan-nya, hal ini patut
diperhatikan menimbang hanya 50% pelanggan yang tidak puas yang
melakukan komplain. Artinya, ada 50% pelanggan tidak puas yang Dolan
harus cari tahu alasannya.
● Untuk mencari tahu titik-titik dimana yang akan menjadi perhatian manajemen
Sage Hill, Dolan dan konsultan membuat 2 service blueprint, untuk hari 1 dan
hari 2 pelanggan.
C. IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan highlight kasus Sage Hill Inn Above Onion Creek: Focusing
on Service Process and Quality yang sudah dipaparkan sebelumnya, identifikasi
masalah diambil dari sub-topic teori tentang Disain Proses Jasa, adalah sebagai
berikut :
1. Service Product Bundle. Sage Hill Inn tidak mempunyai standar dan
indikator pengukur yang jelas tentang apakah explicit service, implicit
service, dan facilitating goods sudah memenuhi ekspektasi dari
pengunjung.
2. Service delivery. Sebagai bisnis yang menawarkan jasa, maka penting
untuk memisahkan layanan in common (layanan yang sudah memiliki
SOP tetap) dan layanan yang mengedepankan customer dengan memiliki
kekuatan pemilihan keputusan. Flow work dari Sage Hill Inn
memperlihatkan flow yang teratur dan pengunjung mendapati paket yang
sudah ditetapkan dari layanan yang diberikan oleh penginapan.
Pengunjung/customer tidak diberikan kesempatan untuk memilih layanan
bagaimana yang memenuhi ekspektasinya. Hal ini merupakan masalah
dalam service delivery.
3. Customer contact and service recovery. Seperti yang sudah dijelaskan
sebelumnya, Sage Hill tidak memiliki front office yang berguna sebagai
pusat layanan bagi customer. Sehingga, sulit mendeteksi ketidakpuasan
atas layanan yang diberikan. Padahal penting untuk mempunyai front
office sebagai pusat layanan dan informasi bagi perusahaan di bidang
jasa.
4. Standarisasi Penginapan. Sage Hill tidak memiliki standarisasi
penginapan seperti asisten innkeeper yang biasa disebut bellboy untuk
membawakan barang-barang customer, serta welcoming drink yang
biasanya sudah merupakan standar dari sebuah penginapan.
D. QUESTION
a. Tangible Service
- Review Fasilitas Hotel saat menginap seperti: Spa, Internet, Kolam
Renang, Perpustakaan, dan Atraksi
- Review Pelayanan yang diberikan oleh pelayan Hotel
b. Intangible Service
- Perasaan nyaman saat menginap
- Perasaan relax saat menggunakan fasilitas spa ataupun kolam renang
- Perasaan puas setelah menginap dan merasakan fasilitas yang diberikan
saat check out dari hotel
c. Facilitating Goods
- Kolam Renang Umum
- Spa
- Lounge
- Fireplace
- Taman Bunga
- Guest Room, Cottages, Ranch House
- Restaurant
- Perpustakaan
- Atraction Area
- Internet
2. Using the service blueprint, make a list of all the key services failure points
and the associated customer expectations. For example a service failure point
with expectations is : cheek-in should be fast and hassle free. You should find
10 to 15 service failure points.
- Tamu harus membawa barangnya sendiri (tidak adanya jasa bell boy) sehingga
tamu harus membawa barangnya sendiri dari mobil menuju resepsionis untuk
check-in lalu ke kamarnya.
- Tidak adanya welcoming drink untuk tamu yang akan check-in
- Tidak adanya jasa house-keeping (jasa pembersih kamar)
- Tidak adanya batas maksimal waktu untuk check-out
- Tidak adanya reminder dari resepsionis untuk tamu yang akan check-out apakah
tamu tersebut akan check-out atau memperpanjang masa menginapnya
- Tidak adanya jasa valet parking service untuk tamu
- Tidak adanya atraksi dari chef ataupun hiburan (seperti musik tradisional) di
restaurant untuk menarik perhatian tamu
- Password wi-fi tidak diberikan langsung pada saat check-in
- Tidak tersedianya paket menginap (contoh: menginap dengan sarapan atau
tidak, paket honeymoon, dan paket family gathering atau company gathering)
- Tidak adanya layanan buffet baik untuk sarapan, makan siang, maupun makan
malam
- Tidak adanya layanan laundry
- Tidak adanya hall atau ruangan serba guna untuk acara besar (seperti: seminar,
workshop, wedding)
- Housekeeping harus selesai pada saat tamu sedang keluar
- Room Service harus ditawarkan setiap hari
- Bell boy harus ada dan menjelaskan fasilitas yang disediakan oleh hotel karena
apabila dijelaskan oleh resepsionis akan memakan waktu lama
Kesalahan yang dilakukan oleh hotel adalah keduanya, baik self-service atau
service provided by the hotel baik high contact atau low contact service. Sebagai
contoh untuk low contact self-service adalah password wi-fi seharusnya diberikan
saat tamu melakukan check-in. Untuk low contact provided by hotel seharusnya ada
layanan housekeeping sehingga jasa housekeeping harus sudah selesai pada saat
tamu sedang keluar.
Untuk high contact service provided by hotel contohnya adalah harus adanya
jasa bell boy karena bell boy akan membawa barang tamu menuju kamar tanpa
perlu tamu membawa sendiri barang tersebut dan bell boy akan memudahkan
pekerjaan resepsionis untuk melakukan check-in tanpa perlu menjelaskan fasilitas
yang disediakan hotel karena sudah dijelaskan oleh bell boy.
a. Responsiveness
- Apakah pelayanan check-in dan check-out berjalan lancar?
- Bagaimana performa pelayanan jasa dan informasi staff kami?
b. Reliability
- Apakah fasilitas-fasilitas yang dimiliki sudah menunjang pelayanan hotel?
- Apakah room service memberikan informasi yang tepat?
c. Tangibles
- Bagaimana kelengkapan fasilitas-fasilitas yang telah dimiliki?
- Apakah fasilitas yang sudah dimiliki berjalan sesuai dengan fungsinya?
5. How should the hotel handle service recovery and service guarantees?
Suggest some options they could implement.
Service guarantees yaitu fasilitas yang telah dijanjikan oleh pihak perusahaan
sesuai dengan jaminannya. Jika sesuatu yang telah dijanjikan tidak terpenuhi maka
pihak perusahaan harus menentukan service recovery apa yang akan diberikan
sebagai contoh pada Sage Hill Inn tidak adanya layanan buffet baik untuk sarapan,
makan siang, maupun makan malam, maka pihak hotel akan mengantarkan
makanan langsung ke kamar pelanggan.