Anda di halaman 1dari 3

Natanael Jimmy Setyanto

140905372

Hubungan Karyawan

“Powered by Service” merupakan slogan salah satu perusahaan retail online sepatu
dan baju ternama, yakni Zappos. Ya, perusahaan yang berlokasi di Las Vegas, Nevada
ini sudah tidak asing lagi didengar oleh masyarakat global, oleh karena brand awaraness
yang sudah tinggi di benak publik. Zappos pertama kali didirikan tahun 1999 oleh Nick
Swinmurn yang justru terinspirasi dari kegagalannya dalam menemukan sepatu
kenamaan Airwalk di salah satu mall lokal. Swinmurn kemudian berusaha bekerjasama
dengan Tony Hsieh dan Alfred Lin dengan idenya menjual sepatu secara online, yang
sampai sekarang terus berkembang dengan pesat. Tony Hsieh inilah sebagai salah satu
CEO yang berhasil melambungkan Zappos menjadi sukses mendunia. Zappos kini
berjaya bukan hanya di sisi bisnisnya, namun dari segi team dan brand awaraness di mata
pelanggan yang dikenal luar biasa (viva.co.id). Kunci kesuksesan yang diterapkan oleh
Tony Hsieh ini sendiri adalah dengan mengutamakan nilai-nilai budaya perusahaan yang
dibuat agar seluruh karyawannya bahagia bekerja di Zappos.

Salah satu yang membedakan Zappos dengan perusahaan e-commerce lainnya adalah
perihal budaya organisasi yang diterapkannya. Perusahaan ini dibuat berbasiskan pada
“core values” yang dipegangnya, berikut adalah 10 core values yang dirancang dan
ditanamkan oleh Tony Hsieh (Hsieh, 2010):

a. Deliver WOW Through Service


b. Embrace and Drive Change
c. Create Fun and A Little Weirdness
d. Be Adventurous, Creative, and Open-Minded
e. Pursue Growth and Learning
f. Build Open and Honest Relationships With Communication
g. Build a Positive Team and Family Spirit
h. Do More With Less
i. Be Passionate and Determined
j. Be Humble
Kuatnya budaya yang ditanamkan oleh Tony Hsieh sehingga menyebabkan lahirnya
sebuah buku yang bertajuk “Zappos Culture Book” yang berisi rekam tulis para karyawan
Zappos mengenai 10 core values yang bergulir di organisasinya tersebut. Buku tersebut
merupakan salah satu siasat untuk menanamkan brand yang sustainable dan cutomer yang
loyalty dengan diberikan kepada calon karyawan, vendor maupun customer. Begitu juga
dengan upaya rekrut karyawan baru, mereka mengutamakan orang yang sejalan dan
sesuai dengan core value organisasi tersebut. Hsieh sendiri selalu menetapkan standar
budaya yang harus dimiliki oleh calon karyawannya, jadi apabila orang tersebut memiliki
skill yang memukau tapi tidak sejalan dengan budaya Zappos, seperti rendah hati, maka
tidak akan di rekrut.

Hsieh juga berusaha merajut kekerabatan dan keakraban antar karyawan dengan
permainan unik tiap pagi yang bernama “Face game”, yakni dengan menebak foto yang
akan ditampilkan di layar komputer masing-masing yang notabene merupakan foto
karyawan Zappos itu sendiri. Salah satu budaya yang dimiliki Zappos adalah ide gila tiap
periode, yang mana para karyawan Zappos memiliki ide untuk mengadakan parade antar
departemen (viva.co.id). Terkadang para karyawan Zappos akan hanya memakai celana
dalam, memakai kostum superhero, atau ide aneh lainnya. Beberapa hal menyenangkan
lainnya yang menunjang budaya tetap hidup adalah dengan membebaskan karyawan
untuk menyalakan musik dan hal-hal tidak wajar lainnya. Setiap departemen juga
memiliki salam khasnya masing-masing yang membuatnya menjadi unik, seperti tim
“sepatu anak” akan menggoyangkan pompom mereka, departemen “pakaian” akan
membunyikan lonceng kecil, dan “coach perusahaan” akan mengambil foto orang
menggunakan mahkota kecil untuk diletakkan di dinding VIP (Belsky, 2010).

Zappos juga memiliki strategi untuk membuat pelanggan merasa puas yaitu dengan
mengucapkan kata saktinya, yaitu “WOW” yang mempunyai arti memberikan service di
atas rata-rata sehingga pelanggan akan memiliki rasa percaya dengan Zippos. Bisa
dibilang Zappos menggunakan kata WOW sebagai kata kerja serta motivasi untuk
karyawan. Hsieh juga mempunyai cara yang unik untuk memperlakukan pelanggan
dengan membiarkan phone reps mengobrol dengan pelanggan selam 5-10 menit melalui
telepon.
DAFTAR PUSTAKA

Belsky, S. (2010). Making Ideas Happen. New York: Behance, LLC.

Hsieh, T. (2010). Delivering Happiness: A Path to Profits, Passion, and Purpose.


Hachette Book Group.

http://log.viva.co.id/news/read/436477-budaya-perusahaan-yang-luar-biasa-ala-zappos,
diakses 18 September 2016

Anda mungkin juga menyukai