Anda di halaman 1dari 4

EMPLOYEE’S MOTIVATION

Untuk membentuk lingkungan pekerjaan yang efektif dan menyenangkan serta dapat
mengurangi tingkat burnout dan turnover karyawan adalah dengan menjalankan
program emplyee’s motivation sebagai salah satu turunan dari program employee
recognition. Mengacu pada konsep klasik psikologi, banyak perusahaan berfikir bahwa
jawaban untuk meningkatkan motivasi adalah rewards seperti kenaikan gaji ataupun
bonus. Tetapi, riset juga menunjukkan bahwa hal seperti itu hanya bersifat sementara
saja atau tidak dapat bertahan lama, di sisi lain menghabiskan biaya yang tidak sedikit.

Program employee’s motivation yang dapat dijalankan :

a. Schedule more frequent manager one-on-ones


Dalam beberapa lingkup dan scope pekerjaan tertentu, yang menjadi
penentu lingkungan pekerjaan yang efektif adalah manager atau kepala bagian
atau supervisor. Bukan hanya gaji ataupun beban kerja yang menjadi faktor
ketidak-terikatan karyawan dengan perusahaan, melainkan juga manager atau
kepala divisi mereka.

Employees whose managers have regular one-on-one meetings with them


are nearly three times more likely to be engaged than employees who don’t

Keterbukaan antara manager atau kepala bagian dengan bawahannya


adalah hal yang penting dan tidak mengeluarkan biaya untuk meningkatkan
employee’s motivation. Dalam hal ini, manager bisa menjadwalkan satu bulan
sekali untuk membuka wadah komunikasi dengan bawahannya mengenai
progress sebulan (atau bisa berdasarkan perhitungan KPI dan BSC). Program ini
dapat menjadi sarana untuk duduk bersama karyawan dan mendengarkan apa
yang menjadi masalah karyawan.
Advanced : program ini dapat dilakukan dengan menggunakan aplikasi
atau software komunikasi internal perusahaan dengan meninggalkan pesan di
profil karyawan, menetapkan tujuan individual karyawan dalam sistem
performance appraisal, sehingga terjadi komunikasi dari atasan ke bawahan.

b. Implement channels to encourage social recognition


Mengembangkan lingkungan pekerjaan dimana karyawan dapat
berkomunikasi satu sama lain dan saling memotivasi merupakan bentuk
recognition yang sederhana dan lebih bersifat long-last. Dalam hal ini, divisi
human resources memegang kontrol untuk implementasi ruang komunikasi
antara karyawan dengan manajemen. Salah satu program yang dapat dijalankan
adalah dengan menerapkan sistem bulletin board dimana karyawan dapat
meninggalkan pesan terhadap karyawan lainnya, atau menyemangati manager,
dan atau membagikan hasil atau pencapaian yang positif.

According to one study, 83 percents of employees say recognition for


contributions is more fulfilling than any type of reward or gift

Advanced : program ini dapat dijalankan dengan menggunakan media


sosial dan berintegrasi dengan platform seperti Slack atau WooBoard atau
Teamphoria (forum media sosial untuk lingkup internal). Hal ini dapat
dikembangkan lagi dengan menerapkan sistem poin dan penghargaan atas
apresiasi yang telah dilakukan.

c. Develop avenues for continuous learning


Program training tentu saja akan menghabiskan biaya dan waktu yang
tidak sedikit, dan akan lebih menjadi beban apabila waktu dan pengalaman yang
telah dijalankan tersebut tidak disertai dengan kesiapan sumber daya untuk
mengembangkan kemampuan atau menemukan sesuatu yang baru, maka
diperlukan pembelajaran yang berkelanjutan.

Sixty-two percent of disengaged employees say having opportunities for


ongoing training and development is important to them becoming more
engaged at work

Dalam hal ini, maka menjalankan program pembelajaran yang


berkelanjutan menjadi program yang dapat meningkatkan motivasi karyawan
setelah proses training. Dan tentu saja, hal ini berkaitan dengan roi of training /
program efektivitas training. Sebagai contoh, program dapat dijalankan dengan
semacam membuat courses untuk karyawan, seperti penambahan tugas baru
atau kemampuan baru.
Mengukur motivasi kerja karyawan

NO ATRIBUT
1 Gaji dan Fasilitas
2 Pemberian Tunjangan Hari Raya (THR)
3 Adanya Jaminan Kesehatan dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja
4 Pemberian bonus, insentif, komisi
5 Hubungan, komunikasi, dan atau relasi yang terjadi dalam perusahaan
6 Adanya pesangon yang disediakan perusahaan
7 Peluang kenaikan pangkat dan atau jabatan
8 Adanya perlakuan yang adil dari atasan kepada karyawan dalam bekerja
9 Lingkungan tempat kerja yang aman, nyaman, dan kondusif
10 Perhatian dari manajemen atas terhadap karyawan

Tahapan perhitungan motivasi kerja karyawna sebagai berikut :

1. Mengalikan valensi 2 dengan instrumentasi untuk masing-masing


pertanyaan. Setelah dikalikan, dilanjutkan dengan penjumlahan dari seluruh
pertanyaan dari responden. Total penjumlahan dari perkalian valensi 2
dengan instrumentasi pada setiap responden disebut dengan valensi 1 (V1
Total)
V1 = f(V2 x I)
2. Perkalian valensi 1 dengan harapan (expectancy) bertujuan untuk
mendapatkan skor motivasi kerja.
M = f (V1 x E)
Responden T (V1) Expectancy Score
1 3,88 0,75 2,91
2 5,38 0,75 4,03
3 3,63 1,00 3,63
4 5,50 1,00 5,50
3. Untuk mengetahui tingkat motivasi kerja karyawan, maka motivasi dibagi
terhadap 3 kelas yakni kelas motivasi rendah, motivasi sedang, dan motvasi
tinggi. Caranya adalah dengan menghitung range (nilai maksimal – nilai
minimal), lalu range tersebut dibagi dengan jumlah kelas untuk mendapatkan
panjang kelas interval.
a. Rata-rata skor motivasi kerja
b. Range = maksimum – minimum
c. Panjang kelas interval (Range dibagi 3)

Motivasi Motivasi Motivasi


Rendah Sedang Tinggi
Resp Skor
0,38 < x < 2,63 < x < 4,88 < x < 7,
2,63 4,88 13
1 2,906 
2 4,031 
3 3,625 
4 5,500 
5 1,563 

Tingkat Motivasi

20.00%

46.47%

Rendah
Sedang
33.33%
Tinggi

Anda mungkin juga menyukai