NPM : 51421120116
Kelas : B (Magister Management)
2. Berkaitan dengan telah masuknya kita dalam Industri 4.0 dan Masyarakat
5.0 telah mengubah cara manusia hidup, bekerja, berkomunikasi,
memimpin, berorganisasi dan sebagainya. Hal tersebut juga membentuk
ulang sistem antara lain sistem : organisasi pemerintah, pendidikan,
pelayanan dan lainnya, hampir di seluruh aspek kehidupan. Salah satu
dampak positif menimbulkan kemudahan karena serba digital. Dampak
negatif : pergantian SDM dengan mesin sehingga terjadi pengangguran
dan sebagainya.
Revolusi industri 4.0 dan masyarakat 5.0 tentu akan mengubah hampir
semua bidang linni kehidupan manusia, tidak terkecuali pada bidang bisnis,
industri manufaktur. Revolusi industri telah memberikan perubahan yang
signifikan seperti komputer yang sangat canggih, robot pintar, hingga
kendaraan tanpa pengemudi, hingga sistem otomatis yang dapat dipantau
24 jam dalam bidang industri.
Hampir semua industri saat ini sudah terhubung dengan internet yang
tentu akan memudahkan pekerjaan manusia. Perubahan dalam berbagai
aspek ini tentu perlu penyesuaian yang matang agar dapat berjalan dengan
lancar. Baik secara individu, organisasi dan Perusahaan harus menyiapkan
diri agar dapat menghadapi revolusi industri 4.0 dengan tepat.
Untuk menghadapi revolusi industri 4.0 dan masyarakat 5.0 perusahaan
mau tidak mau harus meningkatkan kualitas SDM agar dapat memenuhi
standar global. Pada era digital, robot mulai menggantikan peran dan
pekerjaan manusia. Namun, Anda tidak perlu khawatir karena robot tidak
akan bekerja dalam semua sektor.
Robot belum bisa menggantikan pekerjaan yang berhubungan dengan
interaksi manusia dan pengetahuan. Robot juga memerlukan teknisi yang
dapat mengatur sistem dan pengaturannya. Oleh karena itu, dibutuhkan
sumber daya manusia yang berkualitas untuk dapat mengaplikasikan dan
mengontrol teknologi secara maksimal.
Selain itu juga manusia secara tidak langsung harus mulai belajar
beraptasi sehingga tidak tergerus dan tidak hanya jadi penikmat melainkan
jadi pemain dalam perkembangan revolusi industri 4.0 dan masyarakat 5.0.
Revolusi Industri 4.0 sebagai perkembangan peradaban modern telah kita rasakan
dampaknya pada berbagai sendi kehidupan, penetrasi teknologi yang
serba disruptif, menjadikan perubahan semakin cepat, sebagai konsekuensi dari
fenomena Internet of Things (IoT), big data, otomasi, robotika, komputasi awan, hingga
inteligensi artifisial (Artificial Intelligence).
Fenomena disrupsi yang mewarnai perkembangan peradaban Revolusi Industri
4.0, dengan dukungan kemajuan pesat teknologi, akan membawa kita pada kondisi
transisi revolusi teknologi yang secara fundamental akan mengubah cara hidup, bekerja,
dan relasi organisasi dalam berhubungan satu sama lain.
Perubahan lanskap ekonomi politik dan relasi organisasi sebagai konsekuensi
Revolusi Industri 4.0 menjadikan transformasi organisasi pemerintah sebagai suatu
keniscayaan dalam berbagai skala ruang lingkup, dan kompleksitasnya. Transformasi
organisasi pemerintah ini menjadi kata kunci yang harus terus diupayakan sebagai
instrumen bagi aparat pemerintah agar responsif terhadap perubahan.
Transformasi organisasi pemerintah ini semakin relevan untuk dipacu
percepatannya bila kita merujuk pendapat Klaus Schwab, Executive Chairman World
Economic Forum, yang memberikan hipotesa saat ini miliaran orang telah terhubung
dengan perangkat mobile, penemuan kecepatan pemrosesan byte demi byte data internet,
yang telah meningkatkan kapasitas pengetahuan manusia melebihi sistem konvensional.
Hal ini menjadikan akses terhadap ilmu pengetahuan begitu terbuka secara nyata,
tidak terbatas dan belum pernah terjadi sebelumnya. Semua ini bukan lagi mimpi, melalui
terobosan teknologi baru di bidang robotika, Internet of Things, kendaraan otonom,
percetakan berbasis 3-D, nanoteknologi, bioteknologi, ilmu material, penyimpanan energi,
dan komputasi kuantum.
Seperti kita ketahui bersama, dampak dari revolusi industri keempat salah satunya
adalah otomatisasi dan berkurangnya jumlah tenaga kerja manusia dalam produksi.
Seperti dicatat oleh Klaus Schwab, Industri IT di Lembah Silicon tahun 2014 menghasilkan
pendapatan sebesar AS$1,09 triliun hanya mempekerjakan 137,000 orang. Sementara
tahun 1990an, Detroit yang menjadi pusat tiga perusahaan otomotif besar dunia
mempekerjakan sepuluh kali lebih banyak untuk menghasilkan pendapatan yang
sama (Scwab 2017).
Dengan berbagai fenomena kemajuan teknologi serta dampaknya tersebut di
atas, menjadi nyatalah urgensi transformasi organisasi pemerintah untuk menjawab
tuntutan akuntabilitas publik dan transparansi yang semakin tinggi dewasa ini akibat
perkembangan era Revolusi Industri 4.0.
Perkembangan era Revolusi Industri 4.0 yang membawa konsekuensi
meningkatnya tuntutan akuntabilitas dan transparansi dari organisasi pemerintah serta
responsif yang tinggi dan cepat, hal ini membawa perubahan paradigma desain
organisasi.
Ukuran besarnya organisasi dengan struktur organisasi dan rentang kendali yang
besar, tidaklah menjamin efektifitas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi organisasi, yang
lebih berperan adalah seberapa sukses transformasi organisasi dilakukan agar adaptif
terhadap perubahan yang sedemikian cepat guna menjawab fenomena tomorrow is today.
Pada era Revolusi Industri 4.0 daya adaktif lah yang menjadi kunci keberhasilan
meraih prestasi dan mencapai visi dan misi organisasi. Pada organisasi bisnis, fenomena
ini dapat kita cermati dari fenomena Uber yang mengancam pemain-pemain besar pada
industri transportasi di seluruh dunia atau Airbnb yang mengancam pemain-pemain utama
di industri jasa pariwisata.
Dari sisi retail, disrupsi yang dilakukan Tokopedia, Buka Lapak, telah memberikan
sumbangsih turunnya omset mall dan ditutupnya banyak lapak lapak kecil dipusat
pusat perbelajaan, hal ini membuktikan bahwa yang cepat dapat memangsa yang lambat
dan bukan yang besar memangsa yang kecil.
Bercermin dari survival organisasi bisnis sudah sepatutnya organisasi pemerintah
peka dan melakukan instrospeksi diri, sehingga mampu mendeteksi posisinya di tengah
perkembangan peradaban Revolusi Industri 4.0 guna tetap survive dalam menjalankan
tugas pokok dan fungsinya dengan lebih efesien dan efektif sebagai responsit terhadap
meningkatnya tuntutan akuntabilitas dan transparasi publik.
II. Kita sekarang sudah masuk dalam era digital sehingga diperlukan “Digital
Leadership”.Jelaskan apa yang saudara ketahui dengan “Digital
Leadership”
Saat berbicara tentang digital leadership, mungkin tidak sedikit yang langsung
terbayang pada sosok para pemimpin atau CEO perusahaan teknologi. Kefasihan para CEO
akan teknologi memang tidak perlu diragukan lagi.
Mereka juga memiliki visi yang jelas terhadap pemanfaatan teknologi di
perusahaannya. Namun apakah digital leadership hanya bisa dijumpai pada perusahaan
berbasis teknologi? Digital leadership adalah kepemimpinan strategis dengan memanfaatkan
teknologi, khususnya aset digital untuk mencapai tujuan perusahaan.
Meski demikian, digital leadership bukan hanya sekedar memanfaatkan teknologi,
seperti email dan software untuk menjalankan operasional perusahaan. Lebih penting dari itu,
digital leadership mampu memanfaatkan data untuk menggerakkan perusahaan ke arah yang
lebih baik.
Seorang digital leader memiliki pendekatan yang sangat berbeda dengan pemimpin
tradisional. Dalam mengambil keputusan, seorang digital leader tidak hanya bertumpu pada
masukan dari orang-orang yang dipercaya. Mereka juga menggunakan data untuk menentukan
keputusan terbaik untuk perusahaan.
Konsep Digital Leadership di Era Digital
Produk apa yang paling diminati dan laku keras di pasaran? Siapa yang membeli produk
tersebut? Kenapa mereka membeli produk tersebut? Strategi promosi seperti apa yang
menarik traffic paling tinggi?
Sebelum pemanfaatan teknologi informasi belum semasif sekarang, rasanya sulit untuk
mendapatkan jawaban pasti dari pertanyaan-pertanyaan di atas. Kalaupun bisa mendapatkan
jawaban, sulit memastikan seberapa akurat jawaban tersebut. Porsi asumsi cenderung lebih
besar. Karena itulah, sulit untuk menentukan keputusan yang tepat.