KELOMPOK 6 :
CICI ANJELA (18059219)
NURHAYATI ZAINAL (18059234)
MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2019
LATAR BELAKANG
Era globalisasi merupakan era yang sedang kita hadapi saat ini. Globalisasi
sering dikatakan sebagai suatu proses atau keadaan dimana batas antar negara
dianggap menjadi lebih tidak kentara. Hal ini dikarenakan interaksi yang terjalin antar
negara semakin mudah, baik itu kemudahan dalam bertukar informasi, perdagangan,
teknologi, gaya hidup dan bentuk-bentuk interaksi lainnya. Selain itu, dengan
corporation/ MNC) dapat lebih bebas melakukan ekspansi negara-negara lain. Alasan
untuk mendapatkan sumber daya baru, mengurangi resiko politik, perluasan pangsa
tersebut, tentu saja berkaitan dengan aspek SDM (sumber daya manusia) yang
fungsi dan proses tertentu yang mengatur proses untuk menarik (attracting),
sejumlah sistem pengelolaan SDM yang digunakan untuk mengelola sumber daya
pengaturan yang lebih kompleks, seperti masalah peraturan tenaga kerja yang berlaku,
konversi upah & transfer pricing, ekspatriat, hingga masalah budaya, yang pada
suatu hal, pengertian dan cara berpikir yang dipertemukan oleh para anggota
orgaanisasi dan diterima oleh anggota baru seutuhnya. Tujuan budaya adalah untuk
komitmen terhadap nilai-nilai yang dianut oleh organisasi. Di setiap negara memiliki
kepada orang. Sebagai hasilnya adalah lingkungan dengan tipe keluarga yang
berorientasi pada kekuatan dan dipimpin oleh seorang pemimpin yang dianggap
sebagai orangtua yang peduli serta orang yang tahu apa terbaik bagi personelnya.
Dalam budaya ini, personel tidak hanya hormat kepada seseorang yang
dengan baik dan terus diperkerjakan. Budaya keluarga juga dikarakteristikkan dengan
membuat sulit bagi orang luar untuk menjadi anggota. Pada saat hal itu berjalan
dengan baik, budaya keluarga dapat mengkatalisasi dan melipatgandakan energi pada
para personel dan menarik perasaan terdalam mereka serta memberi aspirasi. Pada
saat hal itu berjalan buruk, para anggota berhenti mendukung pemimpin yang tidak
Tipe budaya ini asing bagi sebagian besar manajer di Amerika Serikat, yang
percaya dalam menilai orang berdasarkan kemampuan dan pencapaiannya, dan tidak
pada atau posisi mereka dalam hierarki. Sebagai hasilnya, banyak manajer MNC di
AS yang gagal untuk memahami mengapa manajer level senior anak perusahaan
diluar negeri mengangkat seseorang untuk posisi tinggi yang relatif sensitif meskipun
orang tersebut bukan yang terbaik memenuhi syarat untuk pekerjaan. Mereka gagal
untuk menyadari bahwa ikatan keluarga begitu kuat yang tidak mempertimbangkan
bahwa penunjukkan relatif tidak akan melakukan apa pun yang dapat memalukan atau
mengecewakan.
dengan baik, para karyawan tahu apa yang seharusnya dikerjakan, dan segala sesuatu
dikoordinasikan dari atas. Sebagai hasilnya, budaya ini seperti halnya Menara Eiffel
adalah curam, sempit di puncak, dan luas didasarnya. Tidak seperti budaya keluarga,
Seseorang yang memegang posisi puncak dalam budaya. Menara Eiffel dapat
ditempatkan kapan saja, dan hal ini tidak akan berpengaruh pada perkerjaan yang
budaya ini, hubungan spesifik, dan status tetap dengan pekerjaan. Karenanya, jika
pemimpin anak perusahaan Menara Eiffel bermain golf dengan bawahan, bawahan
tidak akan merasa adanya tekanan jika membiarkan bosnya memenangkan permainan.
Lagi pula, para manajer ini jarang membuat hubungan di luar pekerjaan dengan
orang-orang mereka, karena mereka yakin hal ini akan memengaruhi penilaian
rasional mereka. Pada kenyataannya, budaya ini beroperasi sangat mirip dengan
kesulitan, kompleksitas, dan tanggung jawab, serta gaji yang akan melekat padanya.
pekerjaan kepada yang paling sesuai antara peran dan orang. Prosedurnya yang sama
Laut. Contoh-contohnya meliputi Denmark, Jerman, dan Belanda. Cara belajar dan
berubah orang-orang pada budaya ini sangatlah berbeda dari budaya keluarga.
pendekatan seperti birorkrasi bekerja dengan baik. Namun, pada saat perubahaan
perlu untuk dilakukan, budaya Menara Eiffel sering kali kurang dapat mengatasinya.
Karena budaya Menara Eiffel tidak bergantung pada nilai-nilai yang mirip
dengan sebagian besar MNC AS, para manajer asing AS sering kali memiliki
kerja dan berorientasi di tempat kerja dan berorientasi pada tugas. Budaya
organisasional ini diorientasikan pada pekerjaan, yang biasanya dilakukan oleh tim
atau kelompok proyek. Tidak seperti budaya Menara Eiffel, di mana tugas-tugas
pekerjaan sudah pasti dan terbatas, personel dalam budaya peluru kendali melakukan
pesawat antariksa yang mirip rudal. Dalam kelompok proyek yang besar ini, lebih dari
seratus insiyur yang berbeda sering kali bertanggung jawab untuk pembangunan,
katakanlah, modul pendaratan bulan. Anggota tim yang kontribusinya penting pada
Karenanya, semua jenis insiyur harus bekerja secara harmonis dan bekerja sama
Untuk sukses, bentuk terbaik dari perpaduan harus digunakan dalam proses
bekerja pada proyek. Sebagai contoh, dalam proyek peluru kendali, pertimbangan
hierarki formal mendapat prioritas yang rendah, dan keahlian individu adalah hal yang
paling penting. Selain itu, semua anggota tim adalah sama (atau setidaknya berpotensi
sama), karena kontribusi relatif mereka terhadap proyek belum dapat diketahui.
bantuan yang lain. Egaliter ini dan budaya organisasional yang berorientasi tugas
sangat sesuai dengan budaya negara AS dan Inggris Raya, yang membantu
Tidak seperti budaya keluarga dan Menara Eiffel, perubahan pada budaya
peluru kendali datang secara cepat. Tujuan dicapai, serta tim dikonfigurasi ulang dan
ditugaskan tujuan yang baru. Orang-orang bergerak dari grup ke grup, dan kesetiaan
terhadap profesi seseorang dan proyek sering kali lebih besar daripada kesetiaan
peluru kendali cenderung lebih intrinsik daripada hanya memperhatikan uang dan
mencapi tujuan. Sebagai contoh, tim proyek yang mendesain dan membangun
komputer baru bagi pasar Asia mungkin termotivasi untuk menciptakan sebuah mesin
yang terdepan dalam teknologi, mudah digunakan, dan ada kemungkinan untuk
“menyapu pasar”. Hal-hal yang lain adalah yang kedua dari tujuan utamanya.
masalah kecil di antara anggota tim dikesampingkan setiap orang sangat berkomitmen
pada tujuan utama proyek di mana tidak ada seorangpun yang memiliki waktu untuk
tidak setuju.
personal. Budaya ini sangat didasarkan pada keberadaan gagasan bahwa hakikat
organisasi adalah urutan kedua (sekunder) untuk pemenuhan individu. Budaya ini
didasarkan pada pemikiran bahwa peran organisasi adalah sebagai inkubator bagi
pengekspresian diri dan pemenuhan diri atas anggota-anggotanya hasilnya, budaya ini
sering kali memiliki sedikit struktur formal. Para partisipan dalam budaya inkubator
pengembangan produk-produk atau jasa-jasa yang inovatif. Budaya ini sering kali
ditemukan diantara perusahaan-perusahaan yang memulai bisnisnya di Silicon Valley,
California, atau Silicon Glen, Skotlandia Organisasi tipe inkubator ini biasanya adalah
kewirausahaan serta sering kali didirikan dan dibuat oleh tim kreatif yang banyak
meninggalkan organisasi sering kali didirikan dan dibuat oleh tim kreatif yang banyak
meninggalkan organisasi dengan budaya tipe Menara Eiffel. Mereka adalah orang-
orang yang ingin menjadi bagian dari organisasi di mana bakat kreatif mereka tidak
dihambat.
berkembang secara intens dan berkomitmen secar emosional dengan sifat pekerajaan.
Sebagai contoh, suatu kelompok yang mungkin dalam proses penyambungan gen
yang bisa mengarah pada terobosan medis radikal yang dapat memperpanjang hidup.
Sering kali, para personel dalam suatu budaya bekerja berlebihan dan perusahaan
stabilitas dan mulai bergerak ke arah komersialisai dan keuntungan. Pada akhirnya,
hal ini menimbulkan kebutuhan untuk memperkerjakan lebih banyak orang dan
Dalam proses pertumbuhan dan kedewasaan ini, karakteristik unik budaya inkubator
mulai berkurang dan menghilang, serta budaya ini digantikan oleh salah satu tipe
terjadi secara spontan. Semua partisipan bekerja untuk tujuan yang sama. Namun,
karena belum ada pelanggan yang menggunakan ouput akhir, masalah itu sendiri
sering terbuka untuk dilakukan pendifinisian ulang, dan solusinya biasanya bersifat
generik yang ditujukan untuk pengaplikasian secara universal. Sementar itu, motivasi
para personel tetap intrinsik secara tinggi dan intens, umum ditemukan bahwa para
karyawan bekerja 70 jam seminggu dan menikmatinya. Para partisipan lebih perhatian
kekuasaan atau keuntungan moneter pribadi. Kondisi yang sangat berlawanan dengan
budaya keluarga, kepemimpinan dalam budaya inkubator ini dicapai dan tidak
BUDAYA ORGANISASI
KARAKTERISTI KELUARGA MENARA PELURU INKUBATOR
K EIFFEL KENDALI
Hubungan antara Hubungan Peran Tugas Menyebar,
para karyawan menyebar dan spesifik spesifik yang hububnga
terikat menjadi satu dalam sistem memiliki spontan
mekanik atas target tetapi tumbuh dari
interaksi berbagi proses kreatif
yang tujuan bersama
diperlukan
Sikap terhadap Status dianggap Status Status Status dicapai
otoritas berasal dari figur dianggap dicapai oleh oleh orang-
orang tua yang dari peran anggota orang yang
dekat dan berkuasa unggulan kelompok mencontihkan
yang jauh, proyek yang kreativitas dan
tetapi kuat berkontribusi pertumbuhan
pada tujuan
yang
ditargetkan
Sikap terhdap Anggota-anggota Sumber daya Spesialis dan Pencipta
orang keluarga manusia pakar
Cara berubah “Ayah” mengubah Mengubah Pergerseran Berimproviaso
program aturan dan tujuan dan
prosedur sebagai target menyelaraskan
bergerak
Cara memotivasi Kepuasan intrinsik Promosi Kompensasi Partisipasi
dan memberi dalam dicintai dan untuk posisi atau dalam proses
penghargaan dihormati yang lebih penghargaan pencipta realita
besar untuk baru
masalah yang
terselesaikan
Kritik dan Mengubah ekspresi Kritik adalah Hnya terkait Meningkatkan
penyelesaian menyimpan wajah tuduhan dengan ide kreatif,
konflik lain, tidak tidak rasional tugas-tugas tidak
kehilangan kecuali ada konstruktif, meniadakannya
permainan prosedur lalu
kekuasaan menangani mengakui
konflik kesalahan
dan cepat
memperbaiki
KESIMPULAN
dijalankan. Ada tiga aspek fungsi organisasionall yang snagat penting penting untuk
menentukan budaya organisasional MNC, yaitu : Hubungan antara para karyawan dan
organisasi mereka, sistem hierarki kekuasaan yang menentukan peran para manajer dan
bawahan, serta pandangan bahwa para karyawan memegang tujuan, target, dan takdir MNC
Eiffel, Budaya Peluru Kendali, dan Budaya Inkubator masing0masing diterapkan oleh
negara-negara yang berbeda. Beberapa negara ada yang tidak bisa menerima sistem budaya
yang lainnya, sehingga jika jika diterapkan akan menjadi sangat asing.
DAFTAR PUSTAKA
Luthan, Fred dan Doh, Jonathan P. 2008. Manajemen Internasional : Budaya, Strategi, dan
Perilaku. Salemba Empat Jakarta
Trompenaars, Fons dan Charles Hampden-Turner. 1998. Riding The Waves of Culture :
Understanding Diversity in Global Business. New York