Anda di halaman 1dari 17

KASUS ETIKA DISKRIMINASI PEKERJAAN

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH ETIKA BISNIS

DISUSUN OLEH :

Adelya Tri Agustin (1807521007)

Ni Wayan Shanti Dwi Nurani (1807521012)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2020
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Diskriminasi telah menjadi sumber utama ketidakadilan, karena dalam diskriminasi
kelompok-kelompok tertentu mereka terkecualian, bahkan mereka kehilangan hak-hak dasar
tertentu seperti kesehatan, jaminan sosial dan pendidikan dan lain-lain. Perlu diketahui bahasa
juga memainkan peranan penting dalam diskriminasi yaitu prasangka negatif, nada menghina,
sindir menyindir, dan kekuasaan sewenang-wenang. Dalam bahasa diskriminatif maka
digunakan istilah dengan berkonotasi rasis, classist atau nasionalis. Kata-kata juga digunakan
untuk membuat dan memelihara stereotip. Ada banyak frase yang mengekspresikan diskriminasi
namun tidak banyak yang menyadarinya. Untuk semua ini, kita dapat mengatakan bahwa bahasa
adalah bentuk diskriminasi dan membuat sikap-sikap ini akan menembus perilaku masyarakat
dalam menggunakan bahasa yang bersifat diskriminatif. Oleh karena itu akan dibahas lebih lagi
materi terkait kasus etika diskriminasi pekerjaan dimana terdiri dari beberapa sub materi yaitu
sebagai berikut:
1. Kasus perbedaan gaji Robert Hall

2. Kasus Brian Weber


BAB II
PEMBAHASAN
A. Kasus Perbedaan Gaji Di Robert Hall
Hall Clothes, Inc., memiliki sejumlah toko eceran yang khusus menjual pakaian keluarga.
Salah satu toko terletak di Wilmington, Delaware. Toko Robert Hall di Wilmington memiliki
bagian khusus untuk pakaian pria dan anak laki-laki dan satu bagian lain khusus untuk pakaian
perempuan dan anak-anak perempuan. Kedua bagian tersebut terpisah dan didatangi pegawai
yang berbeda. Hanya pria yang diperbolehkan bekerja di bagian pakaian pria dan hanya
perempuan yang bekerja di bagian perempuan. Pegawai toko tersebut dipisahkan karena setelah
pengalaman selama bertahun-tahun, manajer toko mengetahui bahwa kecuali jika pegawai dan
konsumen sama-sama pria atau sama-sama perempuan, kontak fisik antara pegawai dan
konsumen akan membuat mereka malu dan mengurangi penjualan.
Pakaian untuk pria umumnya berkualitas lebih tinggi dan lebih mahal dibandingkan
pakaian perempuan. Ada beberapa faktor kompetitif yang berpengaruh dalam hal ini: hanya
sedikit toko pakaian pria di Wilmington sehingga toko tersebut bisa menyediakan pakaian-
pakaian yang mahal dan masih mendapat keuntungan, sementara bagian pakaian perempuan
harus menurunkan harga agar dapat bersaing dengan toko-toko pakaian lain yang banyak
terdapat di Wilmington. Karena perbedaan barang, marjin keuntungan dari bagian pakaian pria
lebih tinggi dari bagian pakaian perempuan. Akibatnya, bagian pakaian pakaian pria selalu
menunjukkan nilai penjualan dan keuntungan yang lebih besar, seperti ditunjukkan pada Tabel 
7.11.
Karena adanya perbedaan nilai dalam Tabel 7.11, nilai penjualan dan keuntungan per jam
pegawai perempuan lebih kecil, dan kenyataannya, nilai penjualan pegawai pria jauh lebih
banyak dibandingkan pegawai perempuan (lihat Tabel 7.12 dan 7.13).
Akibat perbedaan penjualan dari kedua bagian tersebut, manajer Robert Hall memberi gaji
pegawai pria lebih tinggi dibandingkan pegawai perempuan. Pihak manajemen mengetahui,
setelah keputusan Pengadilan Tinggi tahun 1973, bahwa mereka sepenuhnya berhak memberikan
gaji yang berbeda jika memeng diinginkan. Gaji di toko ini ditetapkan berdasarkan keuntungan
per jam per bagian, dengan sedikit pembulatan ke atas untuk memastikan bahwa gaji tersebut
sebanding dan kompetitif dengan gaji yang diberikan totko lain di wilayah itu. Selama bertahun-
tahun, Robert Hall menetapkan gaji seperti yang diberikan dalam Tabel 7.14. meskipun
perbedaan gaji antara pria dan perempuan cukup substansial, namun tidak besar perbedaan nilai
penjualan dan keuntungan. Manajemen Robert Hall menyatakan bahwa pegawai perempuan
digaji lebih rendah karena komoditas yang mereka jual nilainya tidak sama dengan komoditas di
bagian pakaian pria. Namun demikian, para pegawai perempuan menyatakan bahwa keahlian,
usaha, dan tanggung jawab yang dibutuhkan dalam pekerjaan mereka “secara substansial” adalah
sama dengan pegawai pria.

TABEL 7.11
Tahun Toko Pakaian Pria Toko Pakaian Perempuan

Penjualan Laba Persentase Penjualan Laba Persentase


Kotor Laba (%) Kotor Laba (%)
($) ($)
($) ($)

1963 210,639 85,328 40,5 177,742 58,547 32,9

1964 178,867 73,608 41,2 142,788 44,612 31,2

1965 206,472 89,930 43,6 148,252 49,608 33,5

1966 217,765 97,447 44,7 166,479 55,463 33,3

1967 244,922 11,498 45,5 206,280 69,190 33,5

1968 263,663 123,681 46,9 230,156 79,846 34,7

1969 316,242 248,001 46,8 254,379 91,687 36,4


TABEL 7.12

Tahun Penjualan Oleh Penjualan Oleh Selisih Penjualan Oleh


Pria Per Jam Perempuan Per Jam Pria Terhadap
Perempuan
($) ($)
(%)

1963 38,31 27,31 40

1964 40,22 30,36 32

1965 54,77 33,30 64

1966 59,58 34,31 73

1967 63,14 36,92 71

1968 62,27 37,20 70

1969 73,00 41,26 77

TABEL 7.13
Tahun Laba Kotor Laba Kotor Pejualan Selisih Laba Kotor
Penjualan Oleh Oleh Perempuan Per Penjualan Oleh Pria
Pria Per Jam Jam Terhadap Perempuan

($) ($) (%)

1963 15,52 9,00 72

1964 16,55 9,49 74

1965 23,85 11,14 114


1966 26,66 11,43 134

1967 28,74 12,36 133

1968 29,21 12,91 127

1969 34,16 15,03 127

TABEL 7.14
Tahun Pendapatan Pria Per Pendapatan Selisih Pendapatan Pria
Jam Perempuan Per Jam Terhadap Perempuan

($) ($) (%)

1963 2,18 1,75 25

1964 2,46 1,86 32

1965 2,67 1,80 48

1966 2,92 1,95 50

1967 2,88 1,98 45

1968 2,97 2,02 47

1969 3,13 2,16 45

Pertanyaan:
1. Menurut Anda, apakah manajer di Robert Hall memiliki kewajiban etis untuk mengubah
kebijakan pemberian gaji? Jika menurut Anda, mereka tidak perlu merubahnya, jelaskan
mengapa kebijakan tersebut secara etis dapat dibenarkan, jika menurut Anda perlu
diubah, jelaskan mengapa mereka wajib mengubahnya dan perubahan apa yang perlu
mereka lakukan. Dalam analisis Anda, apakah akan ada bedanya jika Robert Hall tidak
hanya membuka satu toko dengan dua bagian, namun membuka dua toko, satu untuk
pakaian pria satu untuk pakaian perempuan? Apakah akan ada bedanya jika kedua toko
tersebut dimiliki oleh perusahaan yang berbeda? Jelaskan masing-masing jawaban Anda
dalam kaitannya dengan prinsip-prinsip etika yang relevan.

Jawaban: Jadi berdasarkan penjelasan diatas bahwa Robert Hall berkewajiban etis untuk
mengubah kebijakan pemberian gaji. Hal tersebut dikarenakan Robert Hall telah melakukan sifat
diskriminasi terhadap pekerjaan pegawai dengan membedakan gaji antara pegawai perempuan
dengan pegawai laki-laki. Perbedaan gaji tersebut menjadi indikator utama karena proporsi yang
tidak seimbang antara pegawai perempuan dengan pegawai laki-laki padahal keahlian, usaha, dan
tanggung jawab yang dibutuhkan pegawai laki-laki dan perempuan dalam pekerjaan meraka
secara substansial adalah sama. Perubahan kebijakan gaji yang harus dilakukan yaitu dengan
menggambungkan pendapatan dari kedua bagian kemudian dibagikan dengan cara merata
terhadap semua pegawai. Itu dilakukan karena pegawai pria maupun wanita mereka memiliki
tingkat pekerjaan yang sama sehingga sangat tidak adil jika sebuah pekerjaan yang sama namun
di bayar dengan proporsi yang berbeda. Jika tidak dilakukan perubahan terhadap kebijakan gaji
dengan membagi gaji sama rata kepada semua pegawai maka Robert Hall telah melanggar prinsip
hak dan prinsip keadilan dalam etika diskriminasi.
Argumen non-utilitarian yang menentang diskriminasi rasial dan seksual salah satunya
menyatakan diskriminasi salah karena melanggar hak moral dasar manusia. Diskriminasi
melanggar prinsip hak ini dalam dua cara. Pertama, diskriminasi didasarkan pada keyakinan suatu
kelompok dianggap terlau rendah dibanding kelompok lain. Kedua, diskriminasi menempatkan
kelompok yang terdiskriminasi dalam posisi sosial dan ekonomi yang rendah. Argumen non-
utilitarian kedua melihat diskriminasi melanggar prinsip keadilan. Diskriminasi melanggar
prinsip ini dengan cara menutup kesempatan bagi kaum minoritas untuk menduduki posisi
tertentu dalam suatu lembaga dan berarti mereka tidak memperoleh kesempatan yang sama
dengan orang lain. Menutup kemungkinan pegawai perempuan memiliki kedudukan yang sama
terhadap pegawai laki-laki sehingga pegawai perempuan tidak bisa memperoleh kesempatan
untuk mendapatkan gaji yang sama juga itu sama saja dengan melakukan diskriminasi.
Jika Robert Hall membuka dua toko dengan toko pertama menjual pakaian laki-laki dan toko
kedua menjual pakaian perempuan, maka tetap saja Robert Hall telah melanggar prinsip hak dan
keadilan jika keahlian, usaha, dan tanggung jawab yang dibutuhkan pegawai laki-laki dan
perempuan dalam pekerjaan meraka secara substansial adalah sama. Namun apabila laki-laki
memiliki proporsi kerja lebih daripada perempuan maka perbedaan gaji pegawai laki-laki
mendapat gaji lebih dariapada pegawai perempuan saya rasa bukan sebuah tindakan diskriminasi
terhadap pekerja.
Apabila kedua toko dimiliki oleh perusahaan yang berbeda saya rasa perbedaan gaji tidak
menjadi masalah karena masing-masing perusahaan mempunyai kebijakan tersendiri. Pemberian
gaji kepada karyawan pada dasarnya ditentukan oleh tingkat keuntungan yang diperoleh
perusahaan masing-masing, semakin tinggi tingkat keuntungan maka semakin tinggi juga tingkat
gaji yang diberikan oleh perusahaan begitu juga sebaliknya. Akan tetapi jika perekrutan pegawai
mennggunakan perbedaan jender dengan keahlian, usaha, dan tanggung jawab sama maka kedua
perusahaan tersebut telah melakukan diskriminasi jender dalam perekrutan tenaga kerja. Akan
tetapi jika terjadi perbedaan keahlian, usaha, dan tanggung jawab saya kira tidak akan terjadi
masalah diskriminasi.

2. Misalkan hanya ada sedikit pria yang melamar pekerjaan di Wilmington, sementara
pelamar perempuan sangat banyak. Apakah faktor kompetitif ini dapat dipakai sebagai
pembenaran untuk memberikan gaji yang lebih tinggi pada pegawai pria? Misalkan saja
95 persen perempuan di Wilmington yang melamar pekerjaan di toko tersebut adalah
kepala rumah tangga dan punya anak, sementara 95 persen pria yang melamar belum
berkeluarga. Apakah faktor kebutuhan ini dapat dipakai sebagai pembenaran untuk
memberikan gaji yang lebih tinggi bagi pegawai perempuan dibandingkan pegawai pria?
Mengapa? Dalam kaitannya dengan argumen bahwa pria dapat menjual lebih baik,
apakah hal ini dapat dipakai sebagai pembenaran untuk memberikan gaji yang berbeda?

Jawaban: Jika sedikit laki-laki yang melamar kerja sedangkan perempuan lebih banyak, hal
tersebut tidak boleh dijadikan dasar oleh Robert Hall untuk memberikan gaji lebih besar daripada
perempuan. Andaikan proporsi tingkat pelamar kerja digunakan, maka sama saja Robert Hall
telah melakukan diskriminasi jender terhadap tenaga kerjanya. Sebab Robert Hall memberikan
hak yang lebih istimewa dengan memberikan gaji pegawai pria lebih tinggi sedangkan tugas
antara pegawai pria dan pegawai perempuan sama. Ini berarti pegawai laki-laki lebih
diistimewakan oleh Robert Hall tanpa memandang apakah kemampuan dan keahlian pegawai
perempuan dan peagwai laki-laki tersebut.
Dalam kasus di atas diandaikan jika 95 persen perempuan yang bekerja di Robert Hall
sudah berumah tangga, menjadi kepala keluarga, dan memiliki anak, serta 95 persen laki-laki
yang bekerja mereka belum berkeluaraga dan tidak memiliki tanggungan finansial. Dari
pengumpamaan tersebut kemudian digunakan perusahaan untuk memberikan gaji yang lebih
tinggi secara cuma-cuma kepada pegawai perempuan maka tindakan tersebut juga tidak
dibenarkan. Hal itu masih dianggap sebagai tindakan diskriminasi karena membedakan gaji antar
pegawai padahal mereka bekerja dengan tugas yang sama.
Cara yang paling tepat digunakan oleh Robert Hall yaitu mengeluarkan kebijakan
tunjangan tanggungan keluarga. Sehingga ada dua jenis bayaran yang diberikan perusahaan
terhadap pegawai. Yang pertama yaitu gaji pokok, gaji tersebut diberikan secara merata kepada
pegawai perempuan maupun laki-laki, dan yang sudah berkeluarga maupun yang belum.
Pembagian tersebut didasarkan atas tugas mereka yang sama. Yang kedua disebut dengan uang
tunjangan. Tambahan uang tersebut diberikan kepada pegawai baik laki-laki maupun perempuan
yang sudah menikah dan memiliki tanggungan. Cara pembagiannya yaitu berdasarkan jumlah
tanggungan. Dalam menetukan besarnya tunjangan Robert Hall harus menetapkan standar,
contohnya yaitu tunjangan untuk satu orang tanggungan adalah $10 maka jika seorang pegawai
memiliki dua tanggungan maka dia akan mendapat $20 uang tambahan di luar gaji pokok.
Jika hal tersebut dilakukan saya rasa Robert Hall tidak melanggar prinsip hak dan
keadilan dari pegawai, sebab semua pegawai memperoleh hak sama atas tugas yang sama yaitu
sebesar gaji pokok. Kemudia Robert Hall juga telah bersikap adil karena sudah memebrikan
tunjangan kepada pegawai yang sudah berkeluarga sehingga kesejahteraan semua pegawai
merata.

3. Jika menurut Anda manajer Robert Hall harus memberikan gaji yang sama karena
mereka melaksanakan pekerjaan yang “secara substansial sama”, apakah Anda juga
berpikir bahwa gaji haruslah dihitung sesuai dengan pekerjaan yang dilaksanakan
(misalnya dengan menetapkan gaji berdasarkan komisi)? Mengapa? Apakah sistem
komisi lebih baik dari sudut pandang utilitarian dengan mempertimbangkan pengeluaran
pembukuan yang cukup besar untuk sistem ini? Dari sudut pandang kalian? Menurut
Anda, apa arti secara substansial sama?
Jawaban: Berdasarkan prinsip etika diskriminasi hak dan kewajiban haruslah dijunjung tinggi.
Sehingga dalam kasus ini gaji harus lah dibagikan secara mereata. Jika terjadi perbedaan proporsi
gaji padahal melakukan tugas yang sama maka Robert Hall telah melakukan diskriminasi
terhadap pegawainya. Lain halnya jika tugas tiap pegawai berbeda kemudian dilakukan
pembagian gaji yang beda saya rasa tidak masalah. Untuk melakukan perbedaan tingkat tugas
antar pegawai akan sangat tepat jika digunakan sistem komisi dalam pemberian gaji. Sehingga
bagi mereka yang bekerja lebih banyak maka akan mendapatkan gaji lebih banyak juga. Sistem
komisi ini saya rasa sangat efektif untuk mengukur kinerja setiap pegawai karena didasarkan pada
kemampuan dalam mencapai penjualan melebihi standar yang telah ditetapkan perusahaan, maka
sudah sangat perlu pegawai yang mencapai prestasi tersebut diberikan bonus atau komisi. Komisi
ini juga akan memacu kinerja karyawan yang lain yang tidak mendapat komisi untuk bekerja
lebih keras agar bisa mendapatkan komisi tersebut. Kemudian untuk pegawai yang sudah
mendapatkan komisi akan bekerja keras juga agar komisi yang ia peroleh bisa dipertahankan.

B. Kasus Brian Weber

Pabrik kaiser Alumunium di gramercy,louisiana,dibuka pada tahun 1958. Semenjak


awal,pabrik Kaiser Gramency hanya memiliki sedikit pegawai berkulit hitam. Pada menjelang
tahun 1965, Kaiser hanya merekrut 4,7 persen pegawai kulit hitam dari 39 persen pegawai local
berkulit hitam. Pada tahun 1970,hasil pemeriksaan federal atas praktik kepegawaian Kaiser di
Gramercy menemukan bahwa dari 50 pegawai profesional, tidak ada satu pun yang berkulit
hitam; dari 132 penyelia, hanya 1 berkulit hitam; dan dari 246 pegawai berkeahlian, tidak ada
satu pun yang berkulit hitam. Pemeriksaan federal tahun 1973 menemukan bahwa, meskipun
Kaiser mengizinkan beberapa pegawai kulit putih yang belum berpengelaman untuk ditransfer ke
jabatan sebagai pegawai berkeahlian, namun tidak ada pegawai kulit hitam yang ditransfer
kecuali jika telah mempunyai pengalaman minimal 5 tahun. Karena pegawai kulit hitam
sebagian besar tidak ikut dalam serikat pekerja, maka mereka juga jarang berkesempatan
memperoleh pengalaman tersebut. Jadi, hanya 2 persen pegawai berkeahlian yang berkulit hitam.
Pemeriksaan federal ketiga pada tahun 1975 menemukan bahwa 2,2 persen dari 290 pegawai
berkeahlian di Kaiser Gramency yang berkulit hitam; dari 72 pegawai profesional, hanya 7
persen berkulit hitam; dan dari 11 juru gambar,tidak ada satu pun yang berkulit hitam. Lebih
jauh lagi, meskipun pasar kerja local untuk tenaga kerja kulit hitam pada tahun 1975 sebesar 39
persen, namun jumlah total pegawai kulit hitam di Kaiser Gramency hanya 13,3 persen. Hanya
kategori-kategori pekerjaan dengan gaji paling rendah (pekerjaan kasar) yang sebagian besar
dihuni oleh orang-orang kulit hitam dengan presentasi 35,5 persen akibat dari kebijakan tahun
1986 yang mewajibkan perekrutan 1 orang pekerja kasar kulit hitam untuk setiap perekrutan 1
pegawai kasar berkulit putih.
Pada tahun 1974,Kaiser ditekan oleh agen federal untuk menambah jumlah pegawai kulit
hitam untuk jabatan yang gajinya lebih baik. Lebih jauh lagi, U.S seedworkers union terus
menerus menekan Kaiser untuk mengadakan program pelatihan bagi pegawai,dan tidak hanya
merekrut pegawai ahli dari luar. Dalam upaya menanggapi kedua tekanan tersebut, Kaiser pada
tahun 1974 setuju untuk mengadakan program pelatihan bagi para pegawainya (baik kulit hitam
ataupun kulit putih) untuk jabatan ahli, dan juga dimaksudkan untuk menghapuskan
ketidakseimbangan rasial pada pekerjaan-pekerjaan bergaji tinggi dalam perusahaan. Sesuai
perjanjian dengan serikat pekerja, pegawai Kaiser akan dilatih untuk jabatan yang lebih tinggi,
dengan system senioritas, dan atas biaya Kaiser (15 dolar -20 dolar us per tahun per pegawai).
Separuh jatah program pelatihan diberikan pada pegawai kulit hitam sampai persentase pegawai
ahli di Gramercy sebanding dengan persentase tenaga kerja kulit hitam di pasar lokal. Jatah
program yang belum terisi akan diisi secara bergantian antara pegawai kulit putih paling senior
dan berkualifikasi dan pegawai kulit hitam paling senior berkualifikasi.
Selama tahun pertama pelaksanaan, 13 pegawai dipilih untuk program pelatihan. Tujuh
kulit hitam,enam kulit putih. Brian weber, seorang pegawai kulit putih yang mengajukan
permohonan mengikuti pelatihan,tidak terpilih. Brian, seorang yang suka bicara,menyenangkan,
dan punya tiga anak, telah bekerja sebagai pegawai kasar di laboratorium Gramercy.
Pekerjaannya termasuk kelompok setengah ahli. Dia sangat ingin memproleh pekerjaan sebagai
tenaga ahli. Setelah diselediki, weber menemukan bahwa dia beberapa bulan lebih senior
dibandingkan dua pegawai kulit hitam yang dipilih dalam program pelatihan. Empat puluh tiga
pegawai kulit putih lain juga ditolak meskipun lebih senior dibandingkan dirinya. Jadi pegawai
kulit hitam memproleh preferensi dalam program pelatihan dibandingkan pegawai senior kulit
putih. Weber selanjutnya menemukan bahwa tidak ada satu pun pegawai kulit hitam pernah
mengalami diskriminasi di Kaiser.
Pertanyaan:
1. Menurut penilaian Anda, apakah Kaiser melakukan diskriminasi? Jika menurut Anda
itu adalah tindakan diskriminasi, jelaskan diskriminasi apa yang terjadi dan tunjukkan
bukti bukti dari penilaian Anda. Jika menurut Anda itu bukan diskriminasi,
persiapkan tanggapan Anda untuk menjawab keberatan terhadap pandangan Anda.
Apakah manajemen Kaiser secara moral bertanggungjawab atas situasi yang terjadi di
perusahaan? Mengapa?
Jawaban:
Terdapat beberapa praktek yang terjadi di dalam diskriminatif di bidang
pekerjaan. Seperti di dalam hal Rekrutmen, screening (seleksi), kenaikan pangkat dan
pemberian gaji.
Rekrutmen, cenderung merekrut pegawai berdasarkan ras dan seksual.Screening
(seleksi), dilihat dari kecakapan kelompok minoritas yang menjadikan mereka tidak layak
melakukan pekerjaan-pekerjaan tertentu.Kenaikan Pangkat, proses kenaikan pangkat,
kemajuan kerja dan transfer dikatakan diskriminatif jika perusahaan memisahkan
evaluasi kerja pria kulit putih dengan pegawai dari kelompok minoritas.Kondisi
pemberian gaji dikatakan diskriminatif bila jumlah yang tidak sama untuk orang-orang
yang melakukan pekerjaan yang sama.
Di dalam kasus tersebut, menurut kami terdapat diskriminasi berdasarkan rasial.
Sebagai bukti, di dalam paparan yang terdapat diselebaran kertas, Pada menjelang tahun
1965, Kaiser hanya merekrut 4,7 persen pegawai kulit hitam dari 39 persen pegawai local
berkulit hitam. Pada tahun 1970,hasil pemeriksaan federal atas praktik kepegawaian
Kaiser di Gramercy menemukan bahwa dari 50 pegawai profesional, tidak ada satu pun
yang berkulit hitam; dari 132 penyelia, hanya 1 berkulit hitam; dan dari 246 pegawai
berkeahlian, tidak ada satu pun yang berkulit hitam. Pemeriksaan federal tahun 1973
menemukan bahwa, meskipun Kaiser mengizinkan beberapa pegawai kulit putih yang
belum berpengelaman untuk ditransfer ke jabatan sebagai pegawai berkeahlian, namun
tidak ada pegawai kulit hitam yang ditransfer kecuali jika telah mempunyai pengalaman
minimal 5 tahun. Karena pegawai kulit hitam sebagian besar tidak ikut dalam serikat
pekerja, maka mereka juga jarang berkesempatan memperoleh pengalaman tersebut. Jadi,
hanya 2 persen pegawai berkeahlian yang berkulit hitam. Pemeriksaan federal ketiga
pada tahun 1975 menemukan bahwa 2,2 persen dari 290 pegawai berkeahlian di Kaiser
Gramency yang berkulit hitam; dari 72 pegawai profesional, hanya 7 persen berkulit
hitam; dan dari 11 juru gambar,tidak ada satu pun yang berkulit hitam. Lebih jauh lagi,
meskipun pasar kerja local untuk tenaga kerja kulit hitam pada tahun 1975 sebesar 39
persen, namun jumlah total pegawai kulit hitam di Kaiser Gramency hanya 13,3 persen.
Hanya kategori-kategori pekerjaan dengan gaji paling rendah (pekerjaan kasar) yang
sebagian besar dihuni oleh orang-orang kulit hitam dengan presentasi 35,5 persen akibat
dari kebijakan tahun 1986 yang mewajibkan perekrutan 1 orang pekerja kasar kulit hitam
untuk setiap perekrutan 1 pegawai kasar berkulit putih.
Menurut kami, Manajer sudah jelas berpengaruh terhadap diskriminasi yang
terjadi di dalam perusahaan. Di dalam kasus tersebut terjadi diskriminasi terhadap
perekrutan yang merugikan calon pegawai terutama kulit hitam. Padahal di dalam
perekrutan harus mendasar pada pengalaman, latar belakang pendidikan dan hal-hal yang
bersifat skill.

2. Menurut Anda, apakah manajemen Kaiser bertindak benar saat menerapkan program
perlakuan prefensial? Jelaskan penilaian Anda dalam kaitannya dengan prinsip-
prinsip etis yang menurut Anda terdapat dalam masalah ini. Apakah fakta bahwa
tidak ada satu pun pegawai kulit hitam yang pernah mengalami diskriminasi
sebelumnya di Kaiser membebaskan perusahaan tersebut dari kewajiban untuk
memperbaiki ketidakseimbangan rasial dalam struktur tenaga kerjanya? Kebijakan
apa yang Anda sarankan untuk Kaiser?
Jawaban:
Menurut kami mengenai masalah yang di atas bahwa tentang perlakauan
prefensial manajemen Kaiser melakukan tindakan yang benar karena untuk
menyeimbangkan pekerja kulit hitam di perusahaan dengan pekerja kulit hitam di pasaran
yang memproritaskan pekerja lokal dengan pekerja non lokal di perusahaan Kaiser dan
juga untuk memenuhi tuntutan.
Prinsip etis dalam bekerja yang sesuai dengan perusahaan Kaiser adalah berkemampuan
dan bijaksana karena untuk meningkatkan ketrampilan dirinya sendiri maupun untuk
orang lain, yang berupaya menambah luas ilmu pengetahuan dan bertindak secara berhati
– hati bagi para pekerja yang mengikuti pelatihan dengan terus belajar dan menggali
ilmu, karena ilmu berkembang begitu pesat. Bijaksana dalam arti terbuka dan responsive
kepada perubahan dan sanggup memberi dan menerima kritikan yang membangun dalam
membuat pertimbangan yang teliti dalam sebelum memutuskan suatu tindakan. Prinsip
yang kedua adalah bekerja dengan memperhatikan kepentingan umum karena dalam
perusahaan Kaiser mempertimbangkan dalam tuntutan pasar bahwa di perusahaannya
jumlah pekerja berkulit putih lebih banyak daripada pekerja berkulit hitam, maka dari itu
Kaiser membuat kebijakan untuk melatih para pekerja berkulit hitam agar profesional
dalam bekerja. Yang berarti dalam perusahaan Kaiser tersebut mendukung peraturan
hukum dan memenuhi tanggung jawab serta tidak boleh merugikan kepentingan umum.
Fakta bahwa pekerja berkulit hitam tidak mengalami diskriminasi tidak
membebaskan Kaiser dari kewajibannya untuk memperbaiki keseimbangan karena di
awal perekrutan jumlah pegawai kulit hitam dengan posisi tinggi sangat sedikit. Dengan
adanya tuntutan Agen Federal perusahaan Kaiser mulai melatih pekerja kulit hitam agar
memiliki keterampilan dan sejajar dengan pegawai kulit putih.
Kebijakan yang kami sarankan untuk perusahaan Kaiser adalah dengan
menyetarakan ketidakseimbangan antara jumlah pegawai kulit hitam dan kulit putih.
Begitu pula pada program pelatihan yang harus dilakukan secara adil.

3. Apakah Brian Weber diperlakukan secara adil atau tidak adil? Jelaskan jawaban Anda
dengan berdasarkan prinsip-prinsip moral yang menurut anda relevan. Apakah nilai
senioritas berlaku secara relative terhadap kesamaan untuk memperoleh kesempatan?
Sebagai manajer, Bagaimana Anda menangani apa yang dirasakan Brian Weber dan
pegawai pegawai lain? Apakah senioritas perlu digunakan sebagai dasar untuk
memutuskan siapa yang berhak memperoleh pelatihan? Kualifikasi apa yang menurut
Anda perlu dipertimbangkan?
Jawaban:
Apakah brian weber diperlakukan secara adil atau tidak adil?
Menurut pendapat kami, brian weber diperlakukan secara tidak adil, karena brian weber
tidak terpilih mengikuti program pelatihan, padahal brian weber lebih senior
dibandingkan dengan 2 pegawai kulit hitam yang dipilih untuk mengikuti pelatihan,
bahkan 43 pegawai kulit putih yang lebih senior dibandingkan dengan brian weber pun
tidak terpilih. Seharusnya brian weber dan 43 pegawai kulit putih lainnya yang terpilih
mengikuti program pelatihan, karena lebih senior dibandingkan dengan 2 pegawai kulit
hitam yang terpilih mengikuti program pelatihan. Namun, pegawai kulit putih harus
mengerti tujuan perusahaan yaitu mengatasi ketidakseimbangan rasial yang terjadi.
Apakah nilai senioritas berlaku secara relatif terhadap kesamaan untuk
memperolehkesempatan?
Iya, nilai senioritas berlaku secara relatif, karena walaupun 2 pegawai kulit hitam yang
terpilih tidak lebih senior dibandingkan Brian Weber dan pegawai kulit putih lainnya,
tetapi 2 pegawai kulit hitam tersebut tidak pernah mengalami diskriminasi di pabrik
kaiser. Sehingga nilai senioritas bersifat relatif, dan tidak dijadikan kualifikasi utama
untuk mengikuti pelatihan.
Sebagai manajer, bagaimana anda menangani apa yang dirasakan Brian dan
pegawai pegawai lain?
Sebagai manajer, kami akan memberikan sosialisasi, Brian dan pegawai kulit putih
lainnya yang belum terpilih, bisa mengikuti pelatihan pada tahun berikutnya sampai
perusahaan mengatasi masalah ketidakseimbangan rasial yang terjadi di dalam
perusahaan.
Apakah senioritas perlu digunakan sebagai dasar untuk memutuskan siapa yang
berhak memperoleh pelatihan?
Menurut kami senioritas tidak perlu digunakan untuk siapa yang berhak memperoleh
pelatihan. Karena pada dasarnya semua karyawan yang baru harus memperoleh pelatihan
agar karyawan baru mulai terbiasa dengan pekerjaan yang akan dikerjakannya.
Kualifikasi apa yang menurut Anda perlu dipertimbangkan?

Kualifikasi yang perlu dipertimbangkan


 Keahlian
 Pengalaman
 Kesehatan fisik
 Pendidikan
 Umur
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

1. Akibat perbedaan penjualan dari kedua bagian tersebut, manajer Robert Hall memberi
gaji pegawai pria lebih tinggi dibandingkan pegawai perempuan. Pihak manajemen
mengetahui, setelah keputusan Pengadilan Tinggi tahun 1973, bahwa mereka sepenuhnya
berhak memberikan gaji yang berbeda jika memeng diinginkan. Gaji di toko ini
ditetapkan berdasarkan keuntungan per jam per bagian, dengan sedikit pembulatan ke
atas untuk memastikan bahwa gaji tersebut sebanding dan kompetitif dengan gaji yang
diberikan totko lain di wilayah itu.
2. Terdapat diskriminasi berdasarkan rasial. Sebagai bukti, di dalam paparan yang terdapat
diselebaran kertas, Pada menjelang tahun 1965, Kaiser hanya merekrut 4,7 persen
pegawai kulit hitam dari 39 persen pegawai local berkulit hitam. Pada tahun 1970,hasil
pemeriksaan federal atas praktik kepegawaian Kaiser di Gramercy menemukan bahwa
dari 50 pegawai profesional, tidak ada satu pun yang berkulit hitam; dari 132 penyelia,
hanya 1 berkulit hitam; dan dari 246 pegawai berkeahlian, tidak ada satu pun yang
berkulit hitam. Pemeriksaan federal tahun 1973 menemukan bahwa, meskipun Kaiser
mengizinkan beberapa pegawai kulit putih yang belum berpengelaman untuk ditransfer
ke jabatan sebagai pegawai berkeahlian, namun tidak ada pegawai kulit hitam yang
ditransfer kecuali jika telah mempunyai pengalaman minimal 5 tahun. Karena pegawai
kulit hitam sebagian besar tidak ikut dalam serikat pekerja, maka mereka juga jarang
berkesempatan memperoleh pengalaman tersebut. Jadi, hanya 2 persen pegawai
berkeahlian yang berkulit hitam.
DAFTAR PUSTAKA

Velasquez, Manuel G, 2005, Etika Bisnis; Konsep dan Kasus, Edisi 5, Yogyakarta: Penerbit
Andi.

Anda mungkin juga menyukai