Anda di halaman 1dari 11

ETIKA BISNIS

KASUS REKAYASA GENETIKA DI MONSANTO/PHARMACIA


DAN KASUS PERBEDAAN GAJI DI ROBERT HALL

Dosen : Dra. Ni Ketut Purnawati, M.S.

Kelompok 3:

Mido Meilyn Br Nababan (1515351025)

Ni Putu Mitha Pratiwi (1515351002)

Ni Ketut Sri Wahyuni (1515351003)

Ni Putu Laksmi Gayatri (1515351004)

A.A Istri Pranyanita (1515351005)

Program Studi Akuntansi Non Reguler


Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Udayana
2016

1
BAB I
RINGKASAN KASUS

1.1 Kasus 1 : Rekayasa Genetika di Monsanto / Pharmacia


Monsanto merupakan perusahaan pelopor dalam bidang bioteknologi. Hasil rekayasa
genetika pertama adalah kedelai dan tanaman kapas Roundup Ready (1994) yang kebal
terhadap pembasmi rumput liar “Roundup”. Monsanto juga menggunakan rekayasa genetika
untuk menghasilkan tanaman yang dapat menghasilkan bakteri (Bt) untuk membunuh
predator serangga. Monsanto terlibat dalam sejumlah kontroversi salah satunya yaitu
berkaitan dengan produk Roundup Ready kemungkinan menyebabkan terjadinya
penyerbukan silang dengan rumput liar , menghasilkan rumput liar “super” yang kebal
terhadap pembasmi rumput liar dan tersebar dengan cepat. Oleh sebab itu sejumlah
perusahaan makanan Amerika menyatakan bahwa mereka tidak akan menggunakan bahan-
bahan makanan hasil rekayasa genetika. Whole Foods Market mengumumkan bahwa
mereka akan mengusulkan pemberian label khusus untuk makanan yang mengandung
organisme hasil rekayasa genetika. Dalam menyatakan pembelaannya, Monsanto
menegaskan bahwa produk tanaman mereka sepenuhnya aman dan terbukti sangat
menguntungkan bagi lingkungan dan masyarakat. Perusahaan memasang artikel berjudul
“Genetically Modified Nonsense” pada websitenya dan mengatakan “Bioteknologi
mendukung perubahan besar dalam metode produksi pertanian yang mengarah pada
peningkatan hasil panen dan menurunnya penggunaan pestisida tradisional. Produk
pertanian yang dipasarkan Mosanto telah melalui berbagai pengujian untuk menjamin bahwa
makanan yang dihasilkan sama bergizinya dengan makanan yang dihasilkan dari tanaman
varietas lain dan juga produk ini aman untuk lingkungan.”
Maka dari itu, dengan adanya kasus tersebut akan dibahas beberapa pertanyaan yaitu:
1. Menurut penelitian anda, apa saja kewajiban Monsanto/Pharmacia untuk menunda
pemasaran organisme-organisme hasil rekayasa genetika “sampai jangka panjang
menunjukan bahwa produk mereka tidak berbahaya lagi bagi manusia, binatang, dan
lingkungan”? kepada siapa kewajiban ini ditujukan?

2
2. Analisis tindakan Monsanto/ Pharmacia dalam kaitannya dengan pendekatan
utilitarianisme, hak, keadilan dan memberi perhatian. Apakah perusahaan secara moral
dibenarkan untuk terus memasarkan organism-organisme hasil rekayasa genetika?
3. Bagaimana seharusnya perusahaan bersikap terhadap produk-produk seperti organisme
rekayasa genetika apabila informasi tentang kemungkan resiko terhadap lingkungan
masih terbatas atau tidak ada, namun produk tersebut menjanjikan keuntungan besar
bagi manusia? Jelaskan jawaban Anda.

1.2 Kasus 2 : Perbedaan Gaji di Robert Hall


Robert Hall Clothes, Inc., memiliki sejumlah toko eceran yang khusus menjual pakaian
keluarga. Salah satu toko terletak di Wilmington, Delaware. Toko Robert Hall di Wilmington
memiliki bagian khusus untuk pakaian pria dan anak laki-laki dan satu bagian lain khusus untuk
pakaian perempuan dan anak-anak perempuan. Kedua bagian tersebut terpisah dan ditangani
pegawai yang berbeda. Hanya pria yang diperbolehkan bekerja di bagian pakaian pria dan hanya
perempuan yang bekerja dibagian pakaian perempuan. Pegawai toko tersebut dipisahkan karena
setelah pengalaman selama bertahun-tahun, manajer toko mengetahui bahwa kecuali jika
pegawai dan konsumen sama-sama pria atau sama-sama perempuan, kontak fisik antara pegawai
dan konsumen akan membuat mereka malu dan mengurangi penjualan.
Pakaian untuk pria umumnya berkualitas lebih tinggi dan lebih mahal dibandingkan
pakaian perempuan. Ada beberapa faktor kompetitif yang berpengaruh dalam hal ini : hanya
sedikit toko pakaian pria di Wilmington sehingga toko tersebut bisa menyediakan pakaian-
pakaian yang mahal dan masih mendapat keuntungan, sementara bagian pakaian perempuan
harus menurunkan harga untuk dapat bersaing dengan toko-toko pakaian lain yang banyak
terdapat di Wilmington. Karena perbedaan barang, margin keuntungan dari bagian pakaian pria
lebih tinggi dari bagian pakaian perempuan. Akibatnya, bagian pakaian pria selalu menunjukan
nilai penjualan dan keuntungan yang lebih besar, seperti ditunjukan pada tabel 7.11.
Karena adanya perbedaan nilai dalam tabel 7.11, nilai penjualan dan keuntungan perjam
pegawai perempuan lebih kecil, dan kenyataanya, nilai penjualan pegawai pria jauh lebih banyak
dibandingkan pegawai perempuan (lihat tabel 7.12 dan 7.13).
Akibat perbedaan penjualan dari kedua bagian tersebut, manajer Robert Hell memberi
gaji pegawai pria lebih tinggi dibandingkan pegawai perempuan. Pihak manajemen mengetahui,
setelah keputusan pengadilan tinggi tahun 1973, bahwa mereka sepenuhnya berhak memberikan

3
gaji yang berbeda jika memang diinginkan. Gaji di toko ini ditetapkan berdasarkan keuntungan
perjam perbagian, dengan sedikit pembulatan keatas untuk memastikan bahwa gaji tersebut
sebanding dan kompetitif dengan gaji yang diberikan toko lain di wiliyah itu. Selama bertahun-
tahun, Robert Hell menetapkan gaji seperti yang diberikan dalam tabel 7.14. meskipun
perbedaan gaji antara pria dan perempuan cukup substansial namun tidak tidak sebesar
perbedaan nilai penjualan dan keuntungan. Manajemen Robert Hell menyatakan bahwa pegawai
perempuan di gaji lebih rendah karena komoditas yang mereka jual nilainya tidak sama dengan
komoditas di bagian pakaian pria. Namun demikian, para pegawai perempuan menyatakan
bahwa keahlian, usaha, dan tanggung jawab yang dibutuhkan dalam pekerjaan mereka “secara
substansial” adalah sama dengan pegawai pria.

TABEL 7.11
Tahun Toko Pakaian Pria Toko Pakaian Perempuan
Penjuala Laba Penjuala Laba Presentase
n kotor Presentase laba n kotor laba
($) ($) ($) ($) ($) ($)

1963 210,639 85,328 40.5 177,742 58,547 32.9


1964 178,867 73,608 41.2 142,788 44,612 31.2
1965 206,472 89,93 43.6 148,252 49,608 33.5
1966 217,765 97,447 44.7 166,479 55,463 33.3
1967 244,922 111,498 45.5 206,68 69,19 33.5
1968 263,663 123,681 46.9 230,156 79,846 34.7
1969 316,242 248,001 46.8 254,379 91,687 36.4

TABEL 7.12
Tahun Penjualan Oleh
Pria Penjualan Oleh Selisih Penjualan oleh Pria
per jam Perempuan per jam Terhadap Perempuan
($) ($) (%)
1963 38,31 27,31 40
1964 40,22 30,36 32
1965 54,77 33,3 64
1966 59,58 34,31 73
1967 63,14 36,92 71
1968 62,27 37,2 70
1969 73 41,26 77

4
TABEL 7.13
Tahun Laba Kotor
Penjualan Laba Kotor Penjualan Selisih Laba Kotor Penjualan
oleh Perempuan per
oleh Pria per jam jam oleh Pria Terhadap Perempuan
($) ($) (%)
1963 15,52 9,00 72
1964 16,55 9,49 74
1965 23,85 11,14 114
1966 26,66 11,43 134
1967 28,74 12,36 133
1968 29,21 12,91 127
1969 34,16 15,03 127

TABEL 7.14
Tahun Pendapatan Pria Pendapatan Selisih Pendapatan Pria
per jam Perempuan per jam Terhadap Perempuan
($) ($) (%)
1963 2,18 1,75 25
1964 2,46 1,86 32
1965 2,67 1,8 48
1966 2,92 1,95 50
1967 2,88 1,98 45
1968 2,97 2,02 47
1969 3,13 2,16 45

Maka dari itu, dengan adanya kasus tersebut akan dibahas beberapa pertanyaan yaitu:

5
1. Menurut Anda, apakah manajer di Robert Hall memiliki kewajiban etis untuk mengubah
kebijakan pemberian gaji? Jika menurut Anda, mereka tidak perlu merubahnya, jelaskan
mengapa kebijakan tersebut secara etis dapat dibenarkan, jika menurut Anda perlu diubah,
jelaskan mengapa mereka wajib mengubahnya dan perubahan apa yang perlu mereka lakukan.
Dalam analisis Anda, apakah akan ada bedanya jika Robert Hall tidak hanya membuka satu toko
dengan dua bagian, namun membuka dua toko, satu untuk pakaian pria satu untuk pakaian
perempuan? Apakah akan ada bedanya jika kedua toko tersebut dimiliki oleh perusahaan yang
berbeda? Jelaskan masing-masing jawaban Anda dalam kaitannya dengan prinsip-prinsip etika
yang relevan.
2. Misalkan hanya ada sedikit pria yang melamar pekerjaan di Wilmington, sementara
pelamar perempuan sangat banyak. Apakah faktor kompetitif ini dapat dipakai sebagai
pembenaran untuk memberikan gaji yang lebih tinggi pada pegawai pria? Misalkan saja 95
persen perempuan di Wilmington yang melamar pekerjaan di toko tersebut adalah kepala rumah
tangga dan punya anak, sementara 95 persen pria yang melamar belum berkeluarga. Apakah
faktor kebutuhan ini dapat dipakai sebagai pembenaran untuk memberikan gaji yang lebih
tinggi bagi pegawai perempuan dibandingkan pegawai pria? Mengapa? Dalam kaitannya
dengan argumen bahwa pria dapat menjual lebih baik, apakah hal ini dapat dipakai sebagai
pembenaran untuk memberikan gaji yang berbeda?
3. Jika menurut Anda manajer Robert Hall harus memberikan gaji yang sama karena mereka
melaksanakan pekerjaan yang “secara substansial sama”, apakah Anda juga berpikir bahwa gaji
haruslah dihitung sesuai dengan pekerjaan yang dilaksanakan (misalnya dengan menetapkan
gaji berdasarkan komisi)? Mengapa? Apakah sistem komisi lebih baik dari sudut pandang
utilitarian dengan mempertimbangkan pengeluaran pembukuan yang cukup besar untuk sistem
ini? Dari sudut pandang kalian? Menurut Anda, apa arti secara substansial sama?

BAB II
PEMBAHASAN KASUS
2.1 Kasus 1 : Rekayasa Genetika di Monsanto / Pharmacia

6
1. Kewajiban yang dilakukan oleh monsanto adalah kepada Manusia ( sebagai konsumen),
hewan dan tumbuhan. Tanggung jawab Monsanto terhadap konsumen disini Rekayasa Genetik
sangatlah berbahaya karena dapat menyebabkan penyakit baru. Selain itu rekayasa genetik juga
melanggar hukum Sunatullah (hukum dasar penciptaan) karena merusak susunan keseimbangan alam
semesta. Sudah banyak tragedi dalam sejarah manusia yang ditimbulkan oleh GMO, contohnya adalah
penyakit Kanker, AIDS, dan berbagai virus flu. Saat ini 90% produk pertanian dan perternakan dunia
dikendalikan oleh Monsanto yang merupakan hasil GMO yang berbahaya bagi manusia. Perusahaan
sebelum menjual produknya disini sebaiknya juga melakukan hal sebagai berikut :

• Melakukan pengujian secara mendalam, untuk mengetahui dampak pada lingkungan dan
manusia, meliputi tes kanker, alergi,dan lainnya.
• Memberikan label pada makanan GE.
• Memberitahukan hasil uji kepada masyarakat.
• Untuk sementara waktu, penanaman tidak dilakukan di ladang terbuka, tetapi di tempat tertutup,
seperti rumah kaca.
2. Pada pendekatan ultilitarianisme dijelaskan bahwa suatu perbuatan atau aturan adalah baik,
jika membawa kesenangan paling besar/banyak untuk jumlah orang paling besar/ banyak atau
dengan kata lain jika memaksimalkan manfaat. Hak disini Monsanto melanggar hak konsumen
yaitu konsumen tidak mendapatkan informasi tentang dampak produk GE itu sendiri. Keadilan
Munculnya ketidakadilan antara perusahaan dengan masyarakat, yaitu perusahaan yang mendapat
keuntungan, sedangkan masyarakat menanggung dampaknya. memberi perhatian seharusnya bisa
dilakukan oeh perusahaan dengan cara memberikan informasi yang akurat mengenai produk dan
dampak apa saja yang bisa terjadi akibat penggunaan produk dalam jangka panjang. Kalau secara
moral, Monsanto tidak melanjutkan pemasarannya, karena akan merugikan masyarakat secara luas,
terutama lingkungan sekitar yang ikut terkena dampak dari GE, seperti munculnya rumput super yang
tahan pestisida.

3. Perusahaan wajib untuk selalu mengedepankan perlindungan konsumen hal pertama yang
harus diprioritaskan. Konsumen disini tidak hanya manusia tetapi dalam arti luas juga makhluk
hidup lainnya dan lingkungan. Produk apapun yang dikeluarkan oleh perusaha tidak boleh
bersifat berbahaya baik jangka panjang atau jangka pendek. Oleh sebab itu sangat penting untuk
memastikan dengan melalukan riset yang berulang-ulang apakah produk tersebut aman
digunakan atau memiliki dampak-dampak tertentu. Sekalipun menjanjikan keuntungan besar
bagi manusia, informasi mengenai produk dan segala jenis dampak yang ditimbulkan harus
selengkap mungkin sebelum dipasarkan di pasaran.

7
2.2 Kasus 2 : Perbedaan Gaji di Robert Hall

1. Menurut saya apa yang dilakukan oleh Robert Hall sudah sesuai dengan prinsip-prinsip
etika bisnis. Dalam prinsip otonomi Robert Hall memiliki kebijakan penuh untuk mengarhkan
perusahaannya sesuai dengan visi dan misi yang dimiliki perusahaan tanpa merugikan pihak
yang ada didalam perusahaan tersebut termasuk seluruh karyawan perusahaan. Pemberian gaji
yang berbeda yang dilakukan oleh Robert Hall sah saja karena dalam kasusu diatas Robert Hall
mengoprasikan dua toko, satu toko khusus untuk pakaian pria dan satu toko pakaian perempuan.
Pemberian gaji yang berbeda di berikan kepada karyawan perumpuan dan pria itu berdasarkan
nilai penjualan dan keuntungan yang diperoleh oleh masing-masing karyawan toko pakaian pria
dan perempuan berdasarkan tabel 7.11 toko pakaian pria memberikan rata-rata keuntungan
pertahun 10% lebih tinggi dari toko pakaian perempuan.
2. Menurut pendapat kami,apabila hanya ada sedikit pria yang melamar pekerjaan di Wilmington
sementara perempuan yang melamar lebih banyak, faktor kompetitif ini tidak dapat dijadikan
dasar oleh Robert Hall untuk memberikan gaji yang lebih besar kepada pegawai
perempuan.Itusamasaja Robert Hall melakukantindakandiskriminasi terhadap pegawainya
karena Robert Hall memberikan hak yang lebih istimewa berupa gaji yang lebih tinggi kepada
pegawai pria padahal tugas antara pegawai pria dan perempuan adalah sama.Karena jika
keahlian, usaha, dan tanggung jawab yang dibutuhkan pegawai pria dan perempuan dalam
pekerjaan mereka secara substansial adalah sama, maka gaji yang mereka dapatkan haruslah
sama, tanpa melihat berapa banyak pelamar pria dan wanita. Jumlah pelamar pria dan wanita di
sini tidak berpengaruh terhadap gaji, tetapi keahlian, usaha, dan tanggung jawab yang
mempengaruhinya.Faktor kebutuhan ini juga tidak dapat digunakan untuk memberikan gaji yang
lebih tinggi. Untuk mengatasi hal ini maka hal yang dapat dilakukan oleh Robert Hall adalah
memberikan dua jenis gaji yaitu gaji pokok dan tunjangan. Gaji pokok diterima oleh semua
pegawai sedangkan tunjangan hanya diberikan kepada pegawai baik perempuan maupun laki-
laki yang sudah memiliki keluarga dan memiliki tanggungan dengan standar yang sudah
ditentukan.Biladikaitkandengan argument bahwa pegawai pria dapat menjual pakaian lebih baik
dibandingkan pegawai perempuan,halini juga seharusnyasudahditentukanpadasaatpertama kali
bekerja.Jikamemang Robert Hall inginmemberikangaji yang lebih, inidapatberupa bonus
kepadapegawai yang dapatmenjuallebihbanyakprodukdari target yang sudahditetapkan.

8
3. Menurut kelompok kami, gaji haruslah dihitung sesuai dengan pekerjaan yang
dilaksanakan dan berdasarkan prinsip keadilan bahwa setiap pegawai berhak untuk mendapatkan
gaji yang adil yang sesuai dengan kinerjanya seperti lama waktu bekerja, pangalamannya
bekerja, dan jabatan yang dipegangnya. Penetapan gaji berdasarkan sistem komisi itu perlu sebab
sistem komisi tersebut bertujuan untuk memotivasi pegawai dalam bekerja agar dapat
meningkatkan prestasi kerja misalnya dengan memotivasi bagian marketing dari banyaknya
penjualan yang didapatkannya dengan memberikan komisisebesar 10% . Sehingga pegawai yang
tidak mendapat komisi dapat terpacu untuk bekerja lebih giat agar dapat meningkatkan penjualan
sehingga memperoleh komisi, dan bagi pegawai yang sudah mendapatkan komisi juga harus
tetap bekerja dengan giat agar komisi yang diperolehnya bisa dipertahankan ataupun
ditingkatkan. Dari sudut pandang utilitarian, sistem komisi adalah sistem yang baik karena
mempertimbangkan pengeluaran pembukuan. Sistem komisi ini adalah bayaran yang diterima
berdasarkan persentase hasil penjualan. Dimana semakin tinggi persentase hasil penjualan maka
semakin besar komisi yang diterima dan sebaliknya. Oleh sebab itu, dengan adanya sistem
komisi ini maka dapat meningkatkan prestasi kerja pegawai. Sehingga pengeluaran untuk
membayar komisi setiap pegawai tidaklah sama tergantung pada hasil penjualan yang diperoleh
pegawai tersebut dan juga tidak dilakukan secara periodik (dalam selang waktu yang
tetap). Menurut kami, secara substansial sama artinya secara inti atau kenyataannya sama.
Sehingga jika dikaitkan dengan kasus tersebut maka keahlian, usaha dan tanggung jawab yang
dibutuhkan dalam pekerjaan antara pegawai pria dan perempuan pada intinya adalah sama

BAB III
SIMPULAN
3.1 Kasus 1 : Rekayasa Genetika di Monsanto / Pharmacia

Hasil Rekayasa Genetika harus tetap selalu diuji dengan berbagai ilmu pengetahuan yang
terus berkembang agar memastikan berbagai dampak yang bisa terjadi baik dalam jangka
pendek maupun jangka panjang. Monsanto harus memenuhi kewajiban – kewajibannya kepada
seluruh stakeholdernya. Tindakan Monsanto kurang sesuai dengan moral, karena meski tujuannya

9
memberi makan dunia yang kelaparan,tapi cara yang ditempuhnya kurang sesuai dengan moral yg
ada. Perusahaan wajib untuk selalu mengedepankan perlindungan konsumen hal pertama
yang harus diprioritaskan. Konsumen disini tidak hanya manusia tetapi dalam arti luas juga
makhluk hidup lainnya dan lingkungan. Produk apapun yang dikeluarkan oleh perusaha tidak
boleh bersifat berbahaya baik jangka panjang atau jangka pendek.

ama.

3.2 Kasus 2 : Perbedaan Gaji di Robert Hall


Dalam kasus tersebut Robert Hall dapat dikatakan telah bertindak diskriminasi. Hal
tersebut dapat dilihat dari perbedaan gaji yang diberikan antara pegawai pria dan
perempuan, padahal secara substansial keahlian, usaha, dan tanggung jawab yang meeka
butuhkan adalah sama. Untuk itu, Robert Hall harus mengubah kebijakan pemberian gaji
tersebut dengan cara menggabungkan pendapatan dari kedua toko tersebut lalu hasilnya
dibagi sama rata terhadap semua pegawai baik pria maupun wanita, hal itu dilakukan agar
sesuai dengan salah satu prinsip etika bisnis yakni prinsip keadilan. Selanjutnya, pemberian
gaji oleh Robert Hall dikatakan diskriminatif, karena pembagiannya diberikan dalam jumlah
yang berbeda untuk para pegawai yang melakukan tugas dan pekerjaan yang sama, serta
berdasarkan jenis kelamin, faktor kebutuhan, ras, agama, atau karakteristik lain yang tidak
ada kaitannya dengan pekerjaan. Oleh karena itu, sistem komisi sangat efektif jika
digunakan, karena pemberian komisi kepada setiap pegawai itu berbeda – beda sesuai
dengan persentase hasil penjualannya. Jadi sistem komisi tepat digunakan untuk memacu
dan mengukur kinerja pegawai agar nantinya dapat meningkatkan hasil penjualan serta
memperoleh komisi.

DAFTAR PUSTAKA

Sutrisna Dewi. 2011. Etika Bisnis : Konsep Dasar Implementasi & Kasus. Cetakan
Pertama.Udayana University Press. Denpasar

Velasquez, Manuel G. 2005. Etika Bisnis; Konsep dan Kasus. Edisi 5. Yogyakarta: Penerbit
Andi.

10
11

Anda mungkin juga menyukai