Disusun oleh:
KELOMPOK 4
1. Ni Made Ayu Martiana Dewi (1907511107 /)
2. Boby Hanafi Sembiring (1907511153 /)
3. Kesya Nabila Amandha Puti (1907511269 /)
UNIVERSITAS UDAYANA
2020/2021
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan
karunia dengan limpahan ilmu pengetahuan-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas
kelompok mata kuliah Bahasa Indonesia dengan maksimal dan tepat waktu. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada Bapak Jalu Norva Illa Putra, S.S., M.A. selaku dosen
kami yang telah membimbing dalam perkuliahan. Makalah ini yang bertujuan untuk
mengetahui lebih dalam lagi terkait Ragam Bahasa Ilmiah dari segi pengertian,
karakteristik, dan pemakaiannya.
Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, dengan segala kerendahan hati, kami menerima kritik dan saran membangun
dari pembaca untuk dapat membantu dalam penyempurnaan penulisan selanjutnya di
masa yang akan datang. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih dan semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
2.3 Tujuan
1. Memahami tentang pengertian dari Ragam Bahasa Ilmiah.
2. Mengetahui terkait karakteristik dari Ragam Bahasa Ilmiah.
3. Mengerti perihal penggunaan Bahasa Indonesia ragam ilmiah dalam menulis
dan presentasi ilmiah.
2.4 Manfaat
1. Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu
pengetahuan khusunya mengenai Ragam Bahasa Ilmiah.
2. Bagi pembaca, diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan serta
dapat mengaplikasikan ilmu yang telah dipelajari dalam perkuliahan untuk
masyarakat.
1
BAB II
PEMBAHASAN
1) Baku. Struktur bahasa yang digunakan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia baku,
baik mengenai struktur kalimat maupun kata. Demikian juga, pemilihan kata istilah dan
penulisan yang sesuai dengan kaidah ejaan.
2) Logis. Ide atau pesan yang disampaikan melalui bahasa Indonesia ragam ilmiah dapat
diterima akal.
Contoh: “Masalah pengembangan dakwah kita tingkatkan.”
Ide kalimat di atas tidak logis. Pilihan kata “masalah’, kurang tepat. Pengembangan
dakwah mempunyai masalah kendala. Tidak logis apabila masalahnya kita tingkatkan.
Kalimat di atas seharusnya “Pengembangan dakwah kita tingkatkan.”
3) Kuantitatif. Keterangan yang dikemukakan pada kalimat dapat diukur secara pasti.
Contoh: Da’i di Kota Gadang “kebanyakan” lulusan perguruan tinggi.
Arti kata kebanyakan relatif, mungkin bisa 5, 6 atau 10 orang. Jadi, dalam tulisan ilmiah
tidak benar memilih kata “kebanyakan” kalimat di atas dapat kita benahi menjadi Da’i
di Gunung Kidul 5 orang lulusan perguruan tinggi, dan yang 3 orang lagi dari lulusan
pesantren.
4) Tepat. Ide yang diungkapkan harus sesuai dengan ide yang dimaksudkan oleh pemutus
atau penulis dan tidak mengandung makna ganda. Contoh: “Jamban pesantren yang
sudah rusak itu sedang diperbaiki.”
Kalimat tersebut, mempunyai makna ganda, yang rusaknya itu mungkin jamban, atau
mungkin juga pesantren.
2
5) Denotatif yang berlawanan dengan konotatif. Kata yang digunakan atau dipilih sesuai
dengan arti sesungguhnya dan tidak diperhatikan perasaan karena sifat ilmu yang
objektif.
6) Runtun. Ide diungkapkan secara teratur sesuai dengan urutan dan tingkatannya, baik
dalam kalimat maupun dalam alinea atau paragraf adalah seperangkat kalimat yang
mengemban satu ide atau satu pokok bahasan.
Ragam Bahasa Ilmiah memiliki karakteristik cendikia, lugas dan jelas, menghindari
kalimat fragmentaris, bertolak dari gagasan, formal dan objektif, ringkas dan padat, dan
konsisten.
1. Cendekia
Bahasa Indonesia bersifat cendikia artinya Bahasa Indonesia itu mampu digunakan
secara tepat untuk mengungkapkan hasil berpikir logis, yakni mampu membentuk
pernyataan yang tepat dan sesksama. Hal ini sejalan dengan pendapat Soedradjad (2010)
bahwa bahasa yang cendekia mampu membentuk pernyataan yang tepat dan seksama,
sehingga gagasan yang disampaikan penulis dapat diterima secara tepat oleh pembaca.
3
3. Menghindari Kalimat Fragmentaris
Bahasa Indonesia ragam ilmiah juga menghindari penggunaan kalimat fragmentaris.
Kalimat fragmentaris adalah kalimat yang belum selesai. Kalimat terjadi antara lain karena
adannya keinginan penulis menggunakan gagasan dalam beberapa kalimat tanpa
menyadari kesatuan gagasan yang diungkapkan.
4. Formal
Bahasa yang digunakan dalam komunikasi ilmiah bersifat formal. Tingkat keformalan
bahasa dalam tulisan ilmiah dapat dilihat pada lapis kosa kata, bentukan kata, dan kalimat.
Bentukan kata yang formal adalah bentukan kata yang lengkap dan utuh sesuai dengan
aturan pembentukan kata dalam bahasa Indonesia. Kalimat formal dalam tulisan ilmiah
dicirikan oleh kelengkapan unsur wajib (subyek dan predikat), ketepatan penggunaan kata
fungsi atau kata tugas, kebernalaran isi, dan tampilan esei formal.
4
bahasa tulis ilmiah juga ditandai dengan tidak adanya kalimat atau paragraph yang
berlebihan dalam tulisan ilmiah.
2.3 Penggunaan Bahasa Indonesia Ragam Ilmiah dalam Menulis dan Presentasi Ilmiah
Bahasa Indonesia dapat dimanfaatkan sebagai media dalam memaparkan teori,
konsep, fakta, dan juga prinsip yang dapat digabungkan menjadi sebuah hasil penelitian
baik secara tertulis maupun secara lisan. Dalam hal ini, Bahasa Indonesia ragam ilmiah
digunakan dalam menulis dan juga presentasi ilmiah. Hal ini berarti penulis menggunakan
Bahasa Indonesia agar benar – benar menunjukkan sifat yang lugas dan jelas ketika
menulis tulisan ilmiah dan juga menghindari kalimat yang fragmentaris, bertolak dari
gagasan, formal dan objektif, ringkas, padat, dan konsisten. Ciri-ciri bahasa Indonesia ini
tampak dalam pemilihan kata, pengembangan kalimat, pengembangan paragraf,
ketepatan penggunaan ejaan, tanda baca, dan aspek mekanis lainnya.
2) Presentasi Ilmiah
Presentasi ilmiah adalah kegiatan yang berfungsi untuk menyebarkan informasi ilmiah.
Adapun hal yang harus diterapkan agar presentasi berjalan dengan efektif yakni :
5
a. Menarik minat dan perhatian peserta menggunakan media yang menarik (media visual
seperti gambar dengan warna yang menarik, ilustrasi, dll.), mengetahui latar belakang
peserta, dan menjaga suara agar tidak monoton dan terdengar jelas oleh seluruh
peserta.
b. Menjaga agar presentasi tetap fokus pada masalah yang dibahas dengan memberi
penjelasan singkat dan padat terhadap butir-butir inti.
c. Menjaga etika ketika tampil di depan forum ilmiah dengan tidak melakukan hal-hal
yang dapat merugikan (menyinggung perasaan) orang lain.
Tata Cara dan Etika Presentasi Ilmiah Presentasi ilmiah akan berhasil jika penyaji
menaati tata cara yang lazim. Pertama, penyaji perlu memberi informasi kepada peserta
secara memadai dengan memberikan bahan tertulis, baik bahan lengkap maupun bahasan
presentasi powerpoint. Kedua, penyaji menyajikan bahan dalam waktu yang tersedia.
Ketiga, penyaji menaati etika yang berlaku di forum ilmiah. Dalam forum ini ada beberapa
peran yang berbeda, yakni penyaji, pemandu (moderator), notulis, peserta, dan teknisi.
Semua pihak wajib melakukan tugasnya dan menjaga agar jalannya presentasi ilmiah
dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan aturan main yang telah ditetapkan.
6
BAB III
PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dipaparkan di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa
bahasa Indonesia ragam ilmiah adalah variasi penggunaan bahasa oleh para penutur
bahasa itu dan memiliki karakteristik yaitu ; yaitu sifat yang cendekia, lugas dan jelas,
menghindari kalimat fragmatis, bertolak dari gagasan, formal dan objektif, ringkas dan
padat, dan konsisten.
7
DAFTAR PUSTAKA
Supriadi Suhartawan, Nur Lisma Linda M. 2012. “Penggunaan Bahasa Indonesia Ragam Ilmiah dalam
Menulis dan Presentasi Ragam Ilmiah”,
http://pendidikanmatematika2011.blogspot.com/2012/04/supriadi-suhartawan.html “ diakses
pada 18 Februari 2022 pukul 16.08