Disusun oleh:
Kelas: A
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang sudah melimpahkan rahmat-Nya
sehingga kami bisa menyusun makalah “ejaan,pilihan kata ,kalimat ,dan paragraf” ini dengan
baik. Kami ucapkan terimakasih kepada pihak yang berkontribusi dalam penyelesaian makalah
ini.
Penulisan makalah ini merupakan tugas dari mata kuliah bahasa indonesia di Universitas
Muhammadiyah Mataram. Penulis berharap agar makalah yang ini dapat menolong kita semua
untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan menjadi lebih luas lagi.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini.
Oleh sebab itu, kami berharap kritik dan saran yang sifatnya membangun dari pembaca guna
kesempurnaan makalah ini. Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak/Ibu guru dosen
pengampu mata kuliah Pengantar bahasa indonesia Universitas Muhammadiyah Mataram. Atas
perhatiannya, penulis ucapkan terima kasih.
DAFTAR ISI.........................................................................................................................i
1.1.latar belakang.................................................................................................................1
BAB 2 PEMBAHASAN
2.2. ejaan
BABA 3 PENUTUP
3.1. kesimpulan
3.2. saran
BAB I
Abdul Chaer (2011: 4) dalam bukunya “Ragam Bahasa Ilmiah” menjelaskan bahwa
(1) Bersifat lugas. Artinya, apa yang mau diutarakan, dikatakan saja secara langsung,
apaadanya, tidak berbelit-belit atau bertele-tele, atau tanpa kalimat yang berbunga- bunga.
(2) Mematuhi kaidah- kaidah gramatika. Artinya, kalimat- kalimat dan paragraf- paragraf
sesuaidengan kaidah-kaidah tata bahasa
(4) Kosakata yang digunakan, selain kosakata baku, juga sesuatu dengan kaidah pemilihan
kata(diksi); dan istilah- istilah yang digunakan sesuai dengan bidang ilmu yang ditekuni.
(6) Bebas dari makna kias dan figura bahasa. Artinya, kata-kata atau kalimat- kalimat
yangdigunakan harus bermakna sebenarnya, yang disebut makna leksikal.
(8) Mematuhi atau menerapkan kaidah kaidah ejaan yang berlaku (saat ini adalah
, disingkat EYD)Suparno dkk. (1994: 2-14) dalam buku “Menulis Ilmiah: Buku Ajar MPK
BahasaIndonesia” yang ditulis TIM Penu
lis MPK Bahasa Indonesia UNESA, menjelaskan bahwakarakteristik bahasa Indonesia ilmiah,
yaitu:
.Lugas diartikan mengandung makna apa adanya, gagasannya jelas, tidak berbelit-belit,
mudah dijangkau, tidak dalam bentuk kiasan, dan tidak berbunga-bunga.Contoh:
(1) Para pendidik kadangkala atau bahkan sering kena getahnya oleh sebagian anaktugas
ringan.
(2) Para pendidik kadang-kadang terkena akibat ulah sebagian anak, mempunyai tugasyang
berat.
(3) Organisasi intrasekolah, biasanya oleh bapak da ibu guru diadakan pemilihan ataupengurus-
pengurus organisasi siswa intra sekolah di antara kelas satu, dua, atau tiga,serta pemilihan
untuk memandu dengan kata lain bapak pembimbingorganisasi intra sekolah oleh bapak dan
ibu guru.
(4) Regenerasi dalam organisasi siswa intrasekolah biasanya dilakukan dengan carapemilihan.
Pengurus terpilih dapat berasal dari kelas satu, dua, atau tiga. Selama berprosespemilihan,
bapak dan ibu guru selalu memandunya. Dengan demikian, peran sebagaipembimbing yang
dilakukan oleh bapak dan ibu guru berjalan secara proporsional.
Kalimat (1) terdapat ungkapan kena getahnya dan tidak ringan. Kedua ungkapan
tersebutmenyebabkan kalimat tersebut tidak lugas. Kedua ungkapan ini harus diganti menjadi
terkenaakibat dan berat, sehingga pada kalimat (2) gagasan telag secara langsung.Kalimat
(3) juga sulit dijangkau karena berbelit-belit. Kalimat yang terlalu panjang danpenguasaan
kosakata yang kurang terlihat seperti kalimat berbelit dan sukar ditangka Maksudnya kalimat
tersebut Menjadi lebih baik Dan lebih mudah dicapai Setelah di sunting menjadi kalimat (4).
Jelas berarti gamblang, tegas, dan tidak meragukan. bahasa Indonesia ilmiah berfungsisebagai
alat pengungkap gagasan ilmiah secara jelas sehingga bahasa yang digunakan harus jelas, agar
pembaca lebih mudah memahami gagasan yang diungkapkan.5) Penanaman moral di sekolah
sebenarnya merupakan kelanjutan dari penanaman moral dirumah yang dilaksanakan melalui
mata pelajaran Pendidikan Moral Pancasila yangmerupakan mata pelajaran yang paling
strategis karena langsung mempengaruhi tentangmoral Pancasila, juga diintegrasikan ke dalam
mata pelajaran Agama, Ilmu PengetahuanSosial, Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa, dan
Kesenian.6) Penanaman moral di sekolah m erupakan kelanjutan penanaman moral di rumah.
Penanamanmoral di sekolah dilaksanakan melalui mata pelajaran Pendidikan Moral Pancasila
yangmerupakan mata pelajaran yang paling strategis karena langsung menyangkut
moralPancasila. Di samping itu, penanaman moral Pancasila juga diintegrasikan ke dalam
matapelajaran Agama, Ilmu Pengetahuan Sosial, Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa,
danKesenian.pada contoh (5) tidak terungkap secara jelas dan berbelit-belit. hasil satuan-
satuan informasi yang terkandung di dalamnya tidak diatur secara teratur. sebaliknya .
gagasanpada contoh (6) terungkap dengan jelas karena kalimat- kalimat pengungkap gagasan
itu merupakankalimat- kalimat jelas. Satuan- satuan informasi yang terkandung dalam setiap
kalimat tertatasecara teratur. Hubungan antarkalimat pada contoh (6) terjalin secara teratur
sehingga keutuhangagasan yang diungkapkan secara jelas.Untuk mewujudkan bahasa yang
jelas diperlukan kiat khusus. Makna yangdalam teks perlu ditata secara sistematis. Dengan
tataan yang sistematis dapat ditentukanapakah sebuah gagasan harus dengan satu kalimat atau
dengan kalimat. Jika sebuah gagasan cukup dengan satu kalimat, gagasan itu tidak perludengan
jumlah. Sebaliknya, jika gagasan tidak cukup dengan satukalimat, gagasan itu perlu dengan
jumlah kalimat. Tumbuhan pada di depantidak dapat hanya dengan satu kalimat sehingga
harus dengan jumlah kalimatsebagaimana tampak pada Sebalikya, gagasan pada berikut
menjadi lebih jelasdalam satu kalimat sebagaimana mestinya .
Kalau PADA zaman Kalijaga kesenian wayang termasuk hearts ceritanya digunakan
sebagaipenyebaran agama. Maka di masa sekarang lebih tepat apabila penanaman budi
pekertidalam cerita wayang melalui pemberian apresiasi.
Kalau pada zaman Kalijaga kesenian wayang, ceritanya, digunakan sebagai mediapenyebaran
agama, sekarang kesenian wayang itu digunakan sebagai media penanamanbudi pekerti dalam
cerita wayang melalui pengajaran apresiasi.
Penggunaan kalimat yang tidak gramatikal dapat mengakibatkan gagasan yangdalam paragraf
tidak jelas. Rangkaian satuan dalam paragraf tersebut menjadiRangkaian kalimat yang
fragmentaris. Kalimat- kalimat yang disusun bukan merupakan kalimat
yangdalam paragraf tidak jelas. Rangkaian satuan dalam paragraf tersebut menjadiRangkaian
kalimat yang fragmentaris. Kalimat- kalimat yang disusun bukan merupakan kalimat yang
lengkap karena hanya terdiri atas kata-kata atau frase-frase lepas.(9) Pribadi guru bid ang studi
pendidikan moral Pancasila seharusnya memiliki keyakinanterhadap kebenaran Pancasila.
Memiliki sikap dan tingkah laku sebagai manusiaPancasila. Memiliki pengetahuan yang benar
tentang Pancasila, Undang-Undang Dasar1945, Garis Besar Haluan Negara, dan bahan
penunjang lainnya. memilikikeyakinan terhadap kebenaran Pancasila.secara visual paragraf 9
tersebut terdiri atas Empat buah kalimat .kalimat kedua ,ketiga ,Dan keempat merupakan
kalimat fragmentaris. Kalimat- kalimat fragmentaris itu tidakmengungkapkan gagasan yang
memenuhi persayaratan proposisi sehingga gagasan yangterungkap tidak jelas. cita-cita itu
sebenarnya merupakan bagian dari gagasan yang lebih besar.Tumbuhan pada (9) di muka
menjadi jelas jika dinyatakan dengan (10) berikut.(10) Guru bidang studi i pendidikan moral
Pancasila m empunyai keyakinan terhadap kebenaranPancasila, memiliki sikap dan tingkah laku
yang mencerminkan manusia Pancasila,memiliki pengetahuan yang benar tentang Pancasila
dan Undang-Undang Dasar 1945,serta bahan penunjang lainnya.
2. Objektif
Ciri objektif secara bermakna bahwa bahasa Indonesia ilmiah tidak boleh bersifat subjektif,
yaknimengemukakan pandangan dari sudut pandangan dari sudut pribadi saja, tanpasudut
sudut pandang orang lain secara umum. Penggunaan frase saya rasa, kitaduga, alngkah,
sekiranya dalam contoh (11), (12), (13), dan (14) di bawah ini, misalnyaditentukan oleh emosi
pribadi dan menjadikan kualitas keilmiahannya menjadi rendah.(11) Tingginya jumlah siswa
yang tidak lulus ujian nasional saya rasa merupakanbukti bahwa kualitas pendidikan masih
rendah.(12) Peraturan Menteri No. 11/2005 yang mewajibkan buku pelajaran yang berlaku lima
tahun kitadugaan akan memicu ketidaksetujuan sebagian masyarakat.(13) Taman- taman
bunga di sud ut kota itu untuk membuktikan alangkah besarnya kepedulian wargapada
keindahan lingkungan.(14) Berdasarkan pertim bangan itu kiranya pemerintah berusaha sekut
tenaga menc ari bantuandana pembinaan bagi generasi muda.Ketiga kalimat di atas akan
objektif bila diubah menjadi kalimat (15), (16), (17), dan (18) dibawah ini.(15) Tingginya jumlah
siswa yang tidak lulus ujian nasional merupakan bukti bahwakualitas pendidikan masih rendah.
(16) Peraturan Menteri No . 11/2005 yang mewajibkan buku pelajaran yang berlaku lima tahun
akanmemicu ketidaksetujuan sebagian masyarakat.(17) Taman Taman- b UNGA di Sudut kota
ITU m embuktikan besarnya kepedulian w PADA argakeindahan lingkungan.(18) Berdasarkan
pertim bangan itu pem erintah berusaha sekut tenaga mencari bantuan dan anapembinaan
bagi generasi muda.Selain kata-kata yang bersifat subjektif/emosional, kata-kata yang
menunjukkan sikapekstrem pun perlu dihindari. Hadirnya kata- kata harus, wajib, semestinya,
perlu, dan pastimemberikan kesan emosional. Karena itu, penggunaan kata-kata tersebut
sebaiknya dihindari.Kalimat (19) di bawah ini adalah subjektifitas/ emosional, sedangkan
kalimat (20) menunjukkan ciriobjektif/rasional.(19) Dalam makalah ini kami harus membahas
pengembangan paragraf yang membahas tentangoleh seorang penulis.(20) Dalam makalah ini
dibahas pengembangan paragraf sebagai bekal bagi seorang penulis.
3.Cendekia
Bahasa Indonesia ilmiah bersifat cendekia, maksudnya bahasa itu mampu digunakan untuk
mengungkapkan berpikir secara tepat.
Moeliono Menyatakan bahwa Bahasa yang cendekia Mampu membentuk pernyataan yang
tepat, cermat, dan abstrak. Kalimat- kalimatnya menceminkan ketelitian yangsehingga suku-
suku kalimatnya sejalan dengan proposisi logika. Jika sebuah kalimatdigunakan untuk
mengungkapkan dua buah, dan tiap-tiap gagasan itu memiliki hubungankausalitas, dua
preposisi beserta hubungannya harus ditampilkan secara jelas dalam kalimat,sebagaimana
tampak pada (21) dan (22) berikut.
(21) Pada era global ini dikhawatirkan akan terjadi pergeseran nilai - nilai moral
bangsaIndonesia yang disebabkan oleh pengaruh budaya Barat yang masuk ke Indonesia.
(22) kemajuan informasi p ada era glo bal ini akan menyebabkan pergeseran nilai-nilai
moralbangsa Indonesia ke arah budaya Barat yang tidak selalu sesuai dengan nilai-nilai
budayadan moral bangsa Indonesia.
(23) Pergeseran nilai-nilai budaya bang sa terjadi karena pengaru h budaya barat yang masuk
keIndonesia.
(24) Terjadinya pergeseran nilai-nilai budaya bangsa yang disebabkan oleh pengaruhbudaya
baratyang masuk ke Indonesia.
(25) Terjadinya pergeseran nilai-nilai bu daya bangsa karena pengaruh budaya barat yangmasuk
ke Indonesia.
Contoh (23) dan (24) mengikuti pola preposisi. Di samping mengandung keterangan,kedua
kalimat itu mengandung subjek dan predikat. Kalimat (25) tidak mengikuti pola preposisikarena
tidak mengandung predikat. Kalimat (25) itu hanya berisi subjek dan keterangan.Di samping itu,
terdapat perbedaan yang terungkap dengan kalimat (23) dan (24). Subjek yangterungkap pada
kalimat (23) adalah pergeseran nilai budaya bangsa, sedangkan yangterungkap pada kalimat
(24) adalah terjadinya pergeseran nilai budaya bangsa. Subjekpada kalimat (23) segi terjadinya,
sedangkan pada kalimat (24) segimengapa. Segi segi redaksi yang mampu menunjukkan
perbedaan-perbedaanitu merupakan hal yang perlu ada dalam bahasa Indonesia keilmuan.
Kecendekiaan juga tampak pada ketepatan dan kesaksamaan penggunaan kata. dalambahasa
Indonesia terdapat perbedaan antara bentukan pen-an dan bentukan-NS. penggunaankata
bentukan hasil dari dua imbuhan tersebut berbeda. Dalam laporan penelitian, misalnya,
jikasubstansi yang ditampilkan adalah kegiatan proses memerikan, kata yang digunakan
adalahpemerian. Jika substansi yang ditampilkan merupakan hasil kegiatan memerikan, kata
yangyang digunakan adalah perian. Dengan cara demikian, dapat pula dibedakan penggunaan
katapembahasan dan bahasan atau pemberian dan berian.
4. Ringkas dan PadatBahasa ilmiah berciri ringkas dan padat, artinya penggunaan tidak bahasa
di dalamnyahemat. Tidak-tidak penting yang tidak diperlukan karena fungsional dalam
mengungkapkan gagasandibuang. Tidak bercetak miring pada contoh (26) dan (27) berikut
merupakan unsur yang perlusehingga terwujud kalimat (28) dan (29) yang lebih ringkas dan
padat.
(26) Nilai etis tersebut di atas menjadi pedoman dan dasar pegangan hidup bagi setiap
warganegara Indonesia.
(27) Pendidikan agama di sekolah dasar tidak akan terlaksana dengan baik tanpa adanya
dukungan dari orang tua dalam keluarga
(28) Nilai etis tersebut menjad pedoman saya bagi setiap warga negara Indonesia
(29) Pendidikan agama di sekolah dasar tidak akan terlaksana dengan baik tanpa dukungan
dariorang tua.Uraian tersebut memberikan pemahaman bahwa ciri-ciri ringkasan
denganpenggunaan tidak dalam bahasa. Jika penggunaan unsur bahasa sudah ringkas, konten
gagasanyang menjadi padat. Dengan demikian, ciri pada berkenaan dengan kepadaanyang tidak
terungkap. Jika gagasan yang belum terungkap sudah mencukupi dengan unsur bahasayang
terbatas tanpa pemborosan, ciri kepadatan sudah terpenuhi. Karena itulah ciri padat
danringkas merupakan dua ciri yang tidak dapat dipisahkan.Realisasi ciri ringkas dan padat tidak
hanya ditandai oleh penggunaan unsur-unsurbahasa dalam kalimat, satuan bahasa yang berupa
kalimat dalam paragraf pun, jika tidakfungsional, dapat dihilangkan. Bandingkanlah paragraf
(30) dan (31) beikut.
(30) Dalam ot ak ada sungai (yang kekeringan). Kiranya ini bukan sebuah guyonan
Sungai- sungai itu tidak hanya memisahkan daerah- daerahtertentu, tetapi juga menyimpan
kulit otak melalui dinding- dindingnya. Tidak heran jikahanya sepertiga bagian kulit otak yang
tampak di permukaan. Dua pertiganya disimpanbagian oleh sungai- sungai itu (Pasiak, 2002:
83).
(31) Dalam otak ada sungai (yang kekeringan). Dengan telanjang akan t erlihat sungai-
sungaiberkelok dilapisan otak. dia
sulkus. Sungai- sungai itu tidak hanya memisahkandaerah-daerah tertentu, tetapi juga
menyimpan kulit otak yang tampak di permukaan.Dua pertiganya disimpan oleh sungai- sungai
itu.
Kalimat kedua pada paragraf (30) di depan merupakan kalimat yang kurang fungsionaldalam
bahasa Indonesia ilmiah, sehingga dapat dihilangkan.
5. Konsisten
Bahasa ilmiah berciri konsisten, artinya harus bersifat ajeg, taat azas, selaras, dan tidakberubah-
ubah. Tidak yakin bahasa berupa pembentukan kata dan tata tulis (penggunaan ejaandan
tanda-tanda baca) digunakan sesuai kaidah yang berlaku dan konsisten. Sebagai
mispenggunaan kata tugas bagi dan untuk. Untuk digunakan sebagai pengantar
objekberkepentingan, untuk digunakan sebagai pengantar keterangan tujuan. Dengan
demikianpenggunaan bagi dan untuk pada kalimat (32) dan (33) tidak konsisten.
(32) Untuk feri yang menjelang usai dan lebaran, telah disiapkan kendaraanyang cukup.
Pengusaha angkutan dihimbau mengoperasikan semua kendaraan.
(33) Perlucutan senjata di wilayah Bosnia itu tidak penting untuk muslim Bosnia. Untuk
mereka,yang penting adalah embargo.
(34) Untuk mengatasi penumpang yang menjelang dan usai lebaran, pengusahaangkutan
dihimbau mengoperasikan semua kendaraan ekstra.
(35) Perlucutan senjat a di wilayah B osnia itu tidak penting bagi muslim Bosnia.
Bagimereka,yang penting adalah embargo.
Penggunaan istilah dalam bahasa Indonesia ilmiah juga perlu dilakukan secara taat
asas.Misalnya, istilah bedah bermakna sama dengan operasi. Akan tetapi, jika sejak awal ditulis
sudahdigunakan istilah bedah, maka sampai akhir penulisan harus digunakan istilah bedah.
Sekalidigunakan kata murid dalam satu tulisan, kata itu harus terus digunakan dan tidak
berganti-gantiganti, misalnya dengan kata, siswa, subjek didik, anak didik, pembelajar, peserta
didik, danpelajar. Demikian juga penggunaan tidak bahasa yang disederhanakan. Kalau pada
awal penyebutanbelajar mengajar singkat dengan KBM, singkatan KBM itu yang terus
digunakan Hingga akhir teks
6. Tumbuhan sebagai pangkal tolakTumbuhan menjadi pangkal tolak bahasa Indonesia ilmiah.
Oleh sebab itu kalimat-kalimat bahasa ilmiah yang berorientasi pada kalimat pasif, bukan
kalimat aktif. Perhatikan contohberikut.
(36) Kita tahu bahwa pendidikan di lingkungan keluarga sangat penting dalam
penanamanPancasila.
(37) Skripsi ini hanya saya t ulis untuk memenuhi salah satu syarat memeroleh gelar sarjana.
(38) Perlu diketahui bahwa pendidikan di lingkungan keluarga sangat penting dalampenanaman
Pancasila.
(39) Skripsi ini ditulis untuk memenuhi salah satu syarat memeroleh gelar sarjana.
Kalimat (36) dan (37) berorientasi pada pelaku dan yang bukan penulis, sedangkankalimat (38)
dan (39) berorientasi pada gagasan dan berbentuk kalimat pasif.
Orang berbahasa itu tidak lain mengucapkan kalimat- kalimat. dalam bentuk tulisan,kalimat-
kalimat itu dirangkum menjadi sebuah paragraf. Penggunaan kalimat dalam berbahasamaupun
dalam menulis sangat penting, lebih dalam tulisan yang bersifat ilmiah. TIMPenulis MPK Bahasa
Indonesia UNESA(2013:15-25)
2.2 Ejaan
TIM Penulis MPK Bahasa Indonesia UNESA(2013:27) menjelaskan E jaan tidak sam adengan
mengeja. Mengeja berasal dari kata dasar eja. Eja menjadi mengeja artinya melafalkanatau
menyebutkan hurf-huruf satu demi satu. Misalnya kata makan, jika dieja menjadi “m-aka-
n".Ejaan sebagai suatu ilmu yang menjelaskan bagaimana kita harus diartikanbahasa lisan, ke
dalam bahasa bentuk tulisan. Atau pengetahuan hukum, bagaimana caramenulis atau bahasa
bentuk lisan.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (Pusat Bahasa, 2014:353) dijelaskan bahwa ejaan adalahkaidah-
kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi (kata, kalimat, dan sebagainya) dalam bentuktulisan
(huruf-huruf) serta penggunaan tanda-tanda baca. Menurut Ensiklopedi Indonesia
(Buku2,1980:888) yang bukunya dengan ejaan adalah cara menulis kata-kata menurut
disiplinilmu bahasa.
Dalam bahasa Indonesia dikenal beberapa ejaan, antara lain (1)Ejaan van Ophuysen.Ejaan ini
disusun dan digunakan sejak 1901. (2)Ejaan Soewandi, ditetapkan tahun 1947 dengan
SKMenteri pengajaran, Pendidikan dan Kebudayaan 19 Maret 1947 No. 264/Bhg A. (3) Ejaan
BahasaIndonesia yang disempurnakan (kemudian disingkat EYD) berlaku sejak 1972 dengan
SKMenteri P&K 20 Mei 1972 No.03/AI/72 dikuatkan oleh Keputusan Presiden No. 57 tanggal
17Agustus 1972.
Berbahasa, terutama dalam bentuk tulisan tidak hanya menyusun kata-kata dalam
setiapkalimat yang diucapkan atau dituliskan, melainkan harus dipilih kata-kata yang tepat,
jelas, dancermat. pilihan kata-kata yang bersifat umum dan mudah dipahami. Hindarkan
pemakaiankata-kata sulit dan kata-kata asing. Kata-kata seperti :prospek, aspek,stagnasi,
vetakompli, konjugasi, tindak lanjut, komplin, dan sebaiknya dihindari. Perhatikan ontoh
kalimat dibaah ini.Berdasarkan teknik administrasi dan teknik operasional, maka...... dan
seterusnya.
Selain yang telah dibiarakan diatas, penulisan kata, pemakaian kata yang lazim,kata yang
cermat, pemakaian ungkapan idiomatik, pemakaian penghubung, danpenggunaan kata khusus
harus digunakan dan ditulis dengan benar.
A.Penulisan kata
Penulisan kata-kata seperti Pebruari, Nopeember, Senen, Jum'at, merubah, pertanggung jawab,
faham, dan sebagainya, berdasarkan tata ejaan yang berlaku sekarang (EYD) tiakdibenarkan.
Kata-kata tersebut harus dituliskan: Februari, November, Senin, Jumat,mengubah,
pertanggungjawaban, paham, dan sebagainya. Demikian pula penulisan kwitansi,formil, prosen,
sistim, praktek, apotik, analisa, hipotesa, subyek, obyek, dan sebagainya. Kata-kata tersebut
seharusnya dituliskan: kuitanssi, formal, persen, sistem, praktik, apotek, analisis,hipotesis,
subjek, objek, dan sebagainya.
Penulisan bahasa keilmuwan sebaiknya digunakan kata-kata yang sudah terbiasa dimasyrakat,
yaitu kata-kata yang sudah dikenal. Pakailah kata masukan bukan input, sukucadangbukan
sparepart, usaha patungan bukan joint venture, pendekatan bukan approah, peringkatbukan
ranking, lokakarya bukan workshop, dan sebagainya.
C.Kata yang cermatKata-kata yang dipakai harus dipilih secara cermat, artinya kata-kata yang
digunakan itutepat dan sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan. Misalnya kata memohon
samamaknanya meminta meminta sama dengan menyarankan, kenncing sama denganbuang
air kecil, mengaso sama istirahat. Ontoh katta-kata tersebut maknanyamemang boleh sama,
tetapi nuansanya berbeda.
D.Ungkapan IdiomatikUngkapan idiomatik adalah ungkapan yang suddh senyawa betul. Oleh
karena itu tidakboleh ditambah atau dikurangi. Yang tergolong ungkapan idiomatik antara lain :
sesuai dengan,Bertalian dengan, terbuat dari, terdiri atas, tidak berbeda dengan, disebabkan
oleh, dansebagainya.
sebagai berikut.
F.Kata Khusus
Kata-kata khusus yang dimiliki antara lain kami dankita, secepat mungkin, agar, supaa,demi
untuk, dan sebagainya.
Kata kami dan kita adalah bentuk jamak dari saya. Kata kami digunakan jika lawanberbiara
tidak terrmasuk dalam pembiaraan, sedangkan kata kita sebaliknya. Contoh : kamibangsa
Indonesia, dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia.
Kedua pasangan kata diatas merupakan bentukan bahasa Indonesia dari bahasa
asing.Bentukan yang benar adalah seccepat-cepatnya dan selkas-lekasnya.
(3) Agar supaya dan demi untuk Agar dan demi untuk sering digunakan untuk berbahasa
Indonesia. penggunaankeua pasang kata itu merupakan penggunaan kata yang berlebihan,
sebab pengertian agar sama dengan jadi dan demi Sama dengan bentuk ,oleh karna itu
Sebaiknya di pakai Salah satu aja.
Misalnya: Kami mohon agar hal itu segera diselesaiakan.atau,Kami mohon jadi hal itu segera
diselesaikan.
Dalam proses penulisan karya ilmiah ada dua jenis kalimat yang mendapat perhatianpenulis,
yaitu masalah kalimat dan masalah kalimat efektif. Kalimat minimal terdiri atas unsursubjek dan
predikat sebagai tidak wajib. Di samping itu, di dalam kalimat terdapat kata ataukelompok kata
yang dapat dihilangkan tanpa mempengaruhi unsur yang tersisa sebagai kalimat.Contoh:
Amanda mengantar ibunya ke rumah sakit.
1.Fungsi gramatikal. Fungsi gramatikal atau unsur struktur dalam kalimat yang dikenal
denganistilah subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan.2.
Kepaduan (koherensi) dalam kalimat. Kepaduan atau keherensi dalam kalimat efektif
adalahhubungan timbal balik atau hubungan kedua arah di antara kata atau frasa dengan
jelas,benar, dan logistik. hubungan timbal baik terjad dapat antarkata dalam frasa satu unsur
ataudapat terjadi antar frasa dalam antarfungsi dalam kalimat. Hubungan antar fungsi itu
dapatmenimbulkan makna gramatikal kalimat. Perhatikanlah contoh kalimat yangberprasyarat
koherensi berikut. Contoh kalimat yang TIDAK KOHERENSIF
1)Setiap hari dia pergi pulang Bogor— Jakarta dengan kereta api.
3. Kehematan kalimat atau ekonomi bahasa. Kehematan atau ekonomi bahasa adalah
penulisankalimat yang langsung menyampaikan gagasan atau pesan kalimat secara jelas, lugas,
danlogistik. Kalimat yang hemat dalam menghindari dan memperhatikan hal-hal berikut:
1)Penulis menggunakan kata bermakna leksikal yang jelas dan lugas dan penenpatanafiksasi
yang benar.
5)Penulisan penggunaan kata penghubung (konjungsi) di depan subjek dan dibelakang predikat
yang berkata kerja transitif.
6)Penulisan menghindari kata ulang jika sudah ada kata bilangan tak tentu di depan kata benda
A)Dalam ruangan ini kita dapat menemukan barang-barang, antara lain seperti meja,
kursi,buku, lampu, dan lain-lain.
B)Karena modal di bank terbatas, sehingga tidak semua pengusaha lemah memperolehkredit.
C)Jika pada hari itu saya berhalangan hadir, maka rapat akan dipimpin oleh
Sdr.Tajudin.Perbaikan kalimat yang memperhatikan ekonomi bahasa berikut.
A)Dalam ruangan ini kita dapat menemukan meja, kursi, buku, lampu, dan lain-lainlain.
B)(b1) Karena modal di bank terbatas, tidak semua pengusaha lemah memperoleh kredit.(b2)
Modal di bank terbatas, sehingga tidak semua pengusaha lemah memperoleh kredit.
C)(1)Pada hari itu saya berhalangan hadir, maka rapat akan dipimpin oleh Sdr. Tajudin.(c2) Jika
pada hariitu saya berhalangan hadir, rapat akan dipimpin oleh Sdr. Tajudin
1)Mutasi, yaitu mengubah posisi kalimat dengan menempatkan bagian yang dipentingkanpada
awal kalimat. Contoh:Minggu depan akan diadakan seminar”Pencerahan Pancasila bagi
mahasiswa”
2)Repetisi, yaitu mengulang kata yang sama dalam kalimat yang bukan berupa sinonimkata.
Contoh: Kalau pimpinan sudah mengatakan tidak tetap.
malas kuliah.
5) Partikel, yaitu menempatkan paretikel (lah,kah, pun,per, tah) sebelum atau sebelum
katayang dipentingkan dalam kalimat. Contoh: Dalam berdemokrasi, apa pun harustransparan
kepada rakyat.
6.)Kevariasian dalam kalimat efektif. Kevariasian dalam kalimat efektif adalah upaya
penulismenggunakan berbagai pola kalimat dan jenis kalimat untuk menghindari kejenuhan
ataukemalasan pembaca terhadapteks karangan ilmiah. Fungsi utama kevariasian ini
adalahmenjaga perhatian dan minat baca terhadap teks ilmiah yang berlanjut bagi pembaca.
Padadasar kevariasian adalah upaya penganekaragaman pola, bentuk, dan jenis kalimat
agarpembaca tetap memahami dan memahami teks sebuah karya ilmiah. Agarkevariasi dapat
menjaga pembaca terhadap teks, penulis perlu memperhatikan hal-halhal berikut.
1)Awal kalimat tidak selalu dimulai dengan subjek, tetapi kalimat dapat dimulaidengan predikat
dan keterangan sebagai variasi dalam penataan pola kalimat
3)Kalimat berita dapat divariasikan dengan kalimat Tanya, kalimat perintah, dan kalimatseruan.
8)Apa pun bentuk kevariasian yang dilakukan oleh penulisjangan sampai mengubah ataukeluar
dari pokok masalah yang dibicarakan.
A)Dari renungan itu seorang manajer menemukan suatu makna, suatu realitas yang baru,suatu
kebenaran yang menjadi ide sentral yang menjiwai bisnisnya ke depan. Seorangahli Inggris
mengemukakan bahwa seharus tidak dibangun pelabuhan samudera.Namun, pemerintah tidak
memutuskan demikian. Memang cukup banyakmengendorkan semangat kalau melihat keadaan
di Indonesia belahan Timur meskipunfasulitas transportasi laut dan udara sudah banyak
dibangun. (Variasi kalimat dengankata berawalan me- dan berawalan di-).
menimbulkan pertanyaan atau salah kaprah. Kesatuan pikiran akan logistik jika didukungatau
dari gabungan unsur atau fungsi kalimat. Hubungan logistik dalam kalimatdapat dilihat melalui
kaitan antarunsur dan kaitan antarbagian kalimat. logistik hubungandalam kalimat terdiri atas
tiga jenis hubungan berikut.
2.hubungan logistik korelatif adalah hubungan saling kait di antara bagian kalimat.
hubungankorelatif ini ditandai oleh konjungsi berikut.hubungan penambahan:
2. ParagrafParagraf (alinea) adalah pertanyaan yang sangat ingin saling bertalian untuk
membentuksebuah gagasan (ide). Sekumpulan kalimat dikatakan paragraf jika memenuhi
syarat-syarat syaratkesatuan, kesinambungan (koherensi), kelengkapan dan keberurutan. Tidak
yakinpembentuk paragrap yang wajib, meliputi:
1.Tumbuhan PokokMakna ini merupakan jiwa dari paragraf yang berisi ide dasar masalah yang
akandan Makna pokok ini umumnya di dalam kalimat pokok. Namun,bukan berarti gagasan
pokok harus di dalam kalimat.
2. Kalimat TopikKalimat topik adalah yang mengandung gagasan pokok di dalam sebuah
paragraf.Kalimat topik berguna bagi penulis dan pembaca. Bagi penulis, kalimat
topikmengendalikan pikiran penulis tentang apa yang ingin disampaikan di dalam paragraf.Bagi
pembaca, kalimat topik dapat membantu memahami isi paragraf dengan mudah
3. Kalimat Penjelas
Gagasan pokok perlu di perjelas Atau di kembangkan dengan gagasan Penjelas atau pemdukung
. Makna gagasan Penjelas ini di Wujudkan dalam kalimat Pemjelas.
4. Kalimat Simpulan
Kalimat simpulan tidak selalu hadir di setiap akhir paragraf. Dalam kalimat simpulantidak boleh
ada topik baru yang dikemukakan. Untuk menyusun kalimat simpulan,penulis dapat memberi
saran yang penting dilakukan oleh pembaca atau memberisimpulan berdasarkan pada
informasi di bagian paragraf isi.Perhatikanlah contoh paragraf berikut yang berisi gagasan
utama atau kalimattopik dan bergagasan bawahan dalam kalimat penjelas. (1) Sampah
selamanya selalumemusingkan. (2) Berkali-kali masalahnya diseminarkan dan berkalikali pula
solusinyadirancang. (3) Namun, berbagai keterbatasan tetapmenjadikan sampah sebagai
masalahyang pelik. (4) Pada waktu diskusi atau seminar sampah berlangsung,
penimbunansampah terus terjadi. (5) Hal ini mendapat perhatian serius karena masalah
sampahberkaitan dengan pencemaran air dan banjir. (6) Selama pengumpulan,
pengankutan,pembuangan akhir, dan pengolahan sampah itu belum dapat dilaksanakan
dengan baik,selamat itu pula sampah menjadi masalah. (Arifin,2011:116)Keenam kalimat dalam
paragraf di atas membicarakan tentang sampah, sehingga
1.Kesatuan yang kompak,yaitu semua kalimat harus mengemukakan satu tema yang jelas.
2.Koherensi yang padu, yaitu antarkalimat dalamparagraf saling terkait dalam paragraf.Cara
Mengaitkan antar kalimat d alam paragraf dapat dilakukan dengan cara berikut.
B.Penggunaan kata penghubung (konjungsi) setiap awalkalimat dengan tepat dan benar.
C.Penggunaan kata ganti orang atau kata ganti penunjuk sebagai pengganti gagasan
utamadengan Kata-kata seprti: dia, merekanya, itu, tersebut, ini.
e.Setiap paragraf harus memiliki satu gagasan utama yang ditulis dalam topik kalimat.Posisi
topik dalam paragraf ditempatkan pada :
Kalimat topik dalam paragraf ditulis dalam klalimat tunggal atau kalimat majemukbertingkat
karena kedua kalimat itu hanya menyampaikan satu gagasan utama.
1. Penulis paragraf tetap memmerhatikan kaidah bahasa yang lain, seperti ejaan,tanda baca,
kalimat, diksi, dan bentukan kata.
Abdul Chaer (2011: 4) dalam bukunya “Ragam Bahasa Ilmiah” menjelaskan bahwa ilmiah harus
disajikan dalam bahasa iImiah, yang memuliki cariciri: (1) Bersifat lugas (2) Mematuhi
kaidahkaidah gramatika (3) Efektivitas kalimatkalimatnya proklamasi (4) Kosakata yang
digunakan, selain kosakata baku, juga sesuatu dengan kaidah pemilihan kata (diksi): dan
istilahistilah yang digunakan sesuai dengan bidang ilmu yang ditekuni (5) Kalimatkalimatnya
bebas dari ketaksaan (ambigurtah (6) Mematuhu persyaratan penalaran (7) Mematuhi atau
menerapkan kaidah kaidah ejaan yang berlaku (saat mi adalah Ejaan Bahasa Indonesa Yang
Drsempurnakan, disingkat EYD). Suparno dkk. (1994: 2-14) dalam buku “Menulis Jimiah: Buku
Ajar MPK Bahasa Indonesia” yang ditulis TIM Penulis MPK Bahasa Indonesia UNESA,
menjelaskan bahwa karakteristik bahasa Indonesia ilmiah meliputi, (1) lugas dan jelas, (2)
obyektif, (3) cendekia, (4) ringkas dan padat, (5) konsisten, (6) gagasan sebagai pangka tolak.
TIM Penulis MPK Bahasa Indonesia UNE SA (201327) menyelaskan E jaan tidak sam a dengan
mengeja. Mengeja berasal dari kata dasar ya. Eja menjadi mengeja artinya melafalkan atau
menyebutkan hurf-huruf satu demu satu. Misalnya kata makan, jika dieja menjadi “m-akan".
Ejaan sebagai suatu ilmu yang menjelaskan bagaimana kita harus diartikan bahasa lisan, ke
dalam bahasa bentuk tulisan.
Setiap kalimat yang disusunnya mudah dipahami, singkat, dan jelas. Dengan kata lain, kalimat
efektif adalah kalimat yang menyampaikan informasi yang sama dengan informasi yang
diterima pembaca. Berbahasa, terutama dalam bentuk tulisan tidak hanya menyusun kata-kata
dalam setiap kalimat yang diucapkan atau dituliskan, melamkan harus dipilih kata-kata yang
tepat, jelas, dan cermat. pilihan kata-kata yang bersifat umum dan mudah Halus. Hindarkan
pemakaian kata-kata sulit dan kata-kata asing. Kata-kata seperti : prospek, aspek,stagnast,
petakompli, konjugasi, tindak lanjut, kompidan sebaiknya dihundari.
Unsur pembentuk paragraf yang wajib, meliputi: gagasan pokok, kalimat topik, kalimat
penjelas, kalimatan.
3.2 Saran
bahasa Indonesia, kewajiban bagi warga negara Indonesia, mengingat bahwa mempelajari
bahasa Indonesia sangat penting. Memahamu karakteristik ilmiah, ejaan, pilihan kata, dan
kalimat dan paragraf merupakan dasar untuk karangan ilmiah. Semoga, pembaca mencintai
bangsanya dengan memahami bahasa Indonesia. Siapa lagi, jika bukan bangsa Indonesia sendiri
yang membanggakan bahasa Indonesia.
sesuatu yang dibuat manusia tidak ada yang sempuma, karena kesempurnaan hanyalah milik
Allah SWT. Jika ada kekurangan pada makalah ini, penulis sangat mengharapkan kritik yang
membangun demi kesempurnaan makalah ini. Selengkapnya pembaca bisa membaca buku
referensi lai yang berhubungan dengan karakteristik bahasa sImuah, ejaan, pilihan kata, dan
kahmat dan paragraf, agar pembaca bisa menambah pengetahuan dan wawasannya lebih
dalam lagi.