Anda di halaman 1dari 12

Ragam Bahasa

Ragam Ilmiah dan Ragam Sosial

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah


Bahasa Indonesia
Dosen pembimbing : Juflyn Alim S.Pd., M.Si.

Disusun oleh :
KELOMPOK 2
1. Sashi Afthi Kurnia (NPM : 182301025)
2. Raditya Andika Wijaya (NPM : 182301071)
3. Abdullah Rasni (NPM : 182301061)
4. Anugrah Arkan Salsabiil (NPM : 182301084)
5. Putri Ayunita (NPM 182301018)

FAKULTAS REKAYASA SISTEM KOMPUTER


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BUTON
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
nikmat, taufik, serta hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Bahasa
Indonesia tepat pada waktu. Terima kasih juga kami ucapkan kepada guru pembimbing yang
selalu memberikan dukungan dan bimbingannya

Makalah ini kami buat dengan tujuan untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia. Tak hanya
itu, kami juga berharap makalah ini bisa bermanfaat untuk penulis pada khususnya dan
pembaca pada umumnya. Walaupun demikian, kami menyadari dalam penyusunan makalah
ini masih banyak kekurangan. Maka dari itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran
untuk kesempurnaan makalah ini.

Akhirnya kata, kami berharap semoga makalah Bahasa Indonesia ini bisa memberikan
informasi dan ilmu yang bermanfaat bagi kita semua. Kami juga mengucapkan terima kami
kepada para pembaca yang telah membaca makalah ini hingga akhir

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………

BAB I PENDAHULUAN ………..….……………………………………………


1.1 Latar Belakang …………………...…………………………………………
1.2 Rumusan Masalah …………….……………………………………………..
1.3 Tujuan ……………………………………………………….………………
1.4 Manfaat ………………………...............…………………….………………..

BAB II PEMBAHASAN ………..….…...…………………………………………


2.1 Pengertian Ragam Bahasa ………………………………..…………………
2.2 Faktor Penyebab Terjadinya Ragam Bahasa ……………………………….
2.3 Jenis-jenis Ragam Bahasa …………………………………………………...

BAB III SIMPULAN DAN SARAN ………..………………………………..…


3.1 Simpulan ………………………...…………………………………………
3.2 Saran ………………………….……………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bahasa merupakan suatu ungkapan yang mengandung maksud untuk menyampaikan sesuatu kepada
orang lain. Sesuatu yang dimaksudkan oleh pembicara bisa dipahami dan dimengerti oleh pendengar
atau lawan bicara melalui bahasa yang diungkapkan. Menurut Bachman dalam buku Sri Satata bahwa
ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian yang berbeda-beda menurut topik yang
dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut
medium pembicara. Dengan kata lain, ragam bahasa adalah variasi bahasa yang terjadi karena
pemakaian bahasa.
Salah satu fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi. Melalui bahasa, manusia dapat saling
berhubungan atau berkomunikasi, saling berbagi pengalaman, saling belajar dari yang lain, dan
meningkatkan kemampuan intelektual. Sebuah bahasa, penting atau tidak penting, dapat dilihat dari
tiga kriteria, yaitu jumlah penutur, luas daerah penyebarannya, dan terpakainya bahasa itu dalam
sarana ilmu, susastra, dan budaya.
Bahasa Indonesia merupakan salah satu bahasa yang memiliki banyak ragam. Sebagai contoh,
ragam ilmiah dan ragam sosial. Adanya ragam bahasa tersebut membuat bahasa Indonesia wajib
dipelajari oleh semua lapisan masyarakat. Tidak hanya pelajar dan mahasiswa saja, tetapi juga semua
warga Indonesia wajib mempelajari bahasa Indonesia. Oleh karena itu, penutur harus mampu
memilih ragam bahasa yang sesuai dengan keperluannya, apa pun latar belakangnya.
Pengetahuan tentang ragam bahasa Indonesia merupakan hal yang penting. Dengan memahami
banyak ragam bahasa, kita dapat menggunakan bahasa Indonesia secara menyeluruh yang akhirnya
bisa diterapkan dengan baik dan benar. Selain itu, identitas kita sebagai bangsa Indonesia tidak akan
hilang.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas. rumusan masalah tulisan ini adalah sebagai berikut,
1. Apa yang dimaksud dengan ragam ilmiah, karakteristik dan ciri juga penggunaan dari ragam
ilmiah?
2. Apa yang dimaksud dengan ragam sosial?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui dan mengenal lebih jauh tentang ragam ilmiah, karakteristik dan ciri juga
penggunaan dari ragam ilmiah
2. Untuk mengetahui dan mengenal lebih jauh tentang ragam sosial

1.4 Manfaat
Manfaat tulisan ini ada dua, yaitu manfaat teoretis dan praktis. Kedua
manfaat tersebut diuraikan di bawah ini :
1. Manfaat Teoretis
Secara teoretis tulisan ini bermanfaat sebagai sumber inforrnasi mengenai
berbagai macam ragam bahasa yang muncul di kalangan masyarakat
Indonesia. Di samping itu, kita juga dapat mengetahui berbagai jenis ragam
bahasa yang ada.
2. Manfaat Praktis
Tulisan ini bermanfat bagi semua kalangan masyarakat. Informasi ini
dapat digunakan sebagai pedoman dalam berkomunikasi melalui variasi
bahasa atau ragam bahasa.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian, Karakteristik dan Ciri juga Penggunaan dari Ragam Ilmiah

A. Ragam ilmiah
Melansir dari pembahasan B. Suhardi & B. Cornelius Sembiring dalam buku Pesona Bahasa (2009),
ragam bahasa adalah berbagai bentuk bahasa yang terbentuk dengan menyesuaikan aspek sosial
pemakai dan pemakaiannya. Ragam bahasa sendiri ada banyak bentuknya mulai dari ragam bahasa
berdasarkan cara penuturannya hingga cara berkomunikasinya. Ragam bahasa ilmiah adalah salah
satu bentuk keragaman bahasa yang terbentuk dari cara penyampaiannya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ilmiah adalah sesuatu yang bersifat keilmuan.
Artinya,ragam bahasa ilmiah merupakan bahasa yang disampaikan dalam ranah ilmiah atau
akademis.
Bahasa Indonesia ragam ilmiah merupakan salah satu bahasa Indonesia yang digunakan dalam
menulis karya ilmiah. Sebagai bahasa yang digunakan untuk memaparkan fakta, konsep, prinsip, teori
atau gabungan dari keempatnya, bahasa Indonesia diharapkan dapat menjadi media yang efektif
untuk berkomunikasi ilmiah, baik secara tertulis maupun lisan.

B. Karakteristik Ragam ilmiah


Bahasa Indonesia ragam ilmiah memiliki karakteristik cendekia, lugas dan jelas, menghindari kalimat
fragmentaris, bertolak dari gagasan, formal dan objektif, ringkas dan padat, dan konsisten.
karakteristik dari bahasa Indonesia ragam ilmiah ini adalah :
1. Bahasa Indonesia bersifat cendekia artinya bahasa Indonesia itu mampu digunakan secara tepat
untuk mengungkapkan hasil berpikir logis, yakni mampu membentuk pernyataan yang tepat dan
seksama.
Contoh :
Infeksi cendawan pembentuk mikoriza (CPM) akan mempengaruhi serapan hara fosfor oleh tanaman
inang melalui akar terutama tanaman yang tumbuh pada tanah yang kekurangan fosfor yang
dimungkinkan oleh adanya hifa eksternal.
2. Bahasa Indonesia bersifat lugas artinya Paparan bahasa yang lugas akan menghindari kesalah-
pahaman dan kesalahan menafsirkan isi kalimat dapat dihindarkan.Penulisan yang bernada sastra
perlu dihindari.
Contoh :
a. Mahasiswa sering mendapatkan tugas yang tidak dapat dikatakan ringan sehingga kemampuan
berfikirnya menjadi berada di awing-awang.
b. Mahasiswa sering mendapatkan tugas yang berat sehingga kemampuan berfikirnya menjadi
menurun.

3. Bahasa Indonesia bersifat jelas artinya Gagasan akan mudah dipahami apabila:
a. Dituangkan dalam bahasa yang jelas
b. Hubungan antara gagasan yang satu dengan yang lain juga jelas. Kalimat yang tidak jelas,
umumnya akan muncul pada kalimat yang sangat panjang.
Contoh :
Struktur cendawan pembentuk mikoriza (CPM) pada apikal akar berbentuk bebas dan berpengaruh
tidak langsung terhadap kapasitas serapan hara oleh akar, misalnya dalam kompetisidalam
memanfaatkan karbohidrat, karena cendawan pembentuk mikorisa sangat tergantung kepada
kandungan karbon tanaman inang sebagai sumber energinya serta kapasitas dan mekanisme CPM
dalam menyerap hara hanya akan dievaluasi dari asosiasinya dengan tanaman inang.
4. Bahasa Indonesia bersifat Formal artinya Bahasa yang digunakan dalam komunikasi ilmiah bersifat
formal. Tingkat keformalan bahasa dalam tulisan ilmiah dapat dilihat pada lapis kosa kata, bentukan
kata, dan kalimat.
Contoh:
Kata Formal : Kata Nonformal
Wanita : Cewek
Dari : Ketimbang
Hanya : Cuma
Membuat : Bikin
Dipikirkan : Dipikirin
Bagaimana : Gimana
Matahari : Mentari
Tulisan ilmiah termasuk kategori paparan yang bersifat teknis.
5. Bahasa Indonesia bersifat menghindari kalimat fragmentasi artinya kalimat yang belum selesai.
Kalimat yang seperti ini terjadi karena adanya keinginan tanpa menyadari kesatuan gagasan dalam
beberapa kalimat tanpa menyadari kesatuan yang diungkapkan.
6. Bahasa Indonesia ragam ilmiah bersifat bertolak dari gagasan artinya penonjolan diadakan pada
gagasan atau hal yang diungkapkan dan tidak pada penulis. Implikasinya, kalimat-kalimat yang
digunakan didominasi oleh kalimat pasif.
Contoh :
Penulis menyimpulkan bahwa hifa cendawan pembentuk mikoriza yang berasosiasi dengan akar
tanaman mampu membantu tanaman untuk menyerap unsur hara fosfor dan nitrogen.
7. Bahasa Indonesia ragam ilmiah bersifat objektif artinya Sifat objektif tidak cukup dengan hanya
menempatkan gagasan sebagai pangkal tolak, tetapi juga diwujudkan dalam penggunaan kata.
Contoh :
Daun tanaman kedelai yang mengalami khlorosis disebabkan oleh kekurangan unsur nitrogen. Kata
yang menunjukkan sikap ekstrem dapat memberi kesan subyektif dan emosional. Kata seperti harus,
wajib, tidak mungkin tidak, pasti, selalu perlu dihindari.
8. Bahasa Indonesia ragam ilmiah bersifat ringkas dan padat direalisasikan dengan tidak adanya
unsur-unsur bahasa yang hemat.
Contoh : Tri dharma perguruan tinggi menjadi ukuran kinerja setiap sivitas akademika.

C. Ciri-Ciri Ragam Ilmiah


Dalam bahasa Indonesia kebakuan bahasa diukur dengan pedoman umum ejaan bahasa Indonesia
yang disempurnakan, pedoman umum tata bentuka istilah, Kamus Besar Bahasa Ilmiah, Tata Bahasa
Baku Bahasa Indonesia, Pedoman Pengindonesiaan Istilah Asing dan lain sebagainya. Ragam bahasa
ilmiah juga mempunyai beberapa ciri-ciri, antara lain :
1. Baku.
Struktur bahasa yang digunakan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia baku, baik mengenai
struktur kalimat maupun kata. Demikian juga, pemilihan kata istilah dan penulisan yang sesuai
dengan kaidah ejaan.
2. Logis.
Ide atau pesan yang disampaikan melalui bahasa Indonesia ragam ilmiah dapat diterima akal.
Contoh: “Masalah pengembangan dakwah kita tingkatkan.”Ide kalimat di atas tidak logis. Pilihan kata
“masalah’, kurang tepat. Pengembangan dakwah mempunyai masalah kendala. Tidak logis apabila
masalahnya kita tingkatkan. Kalimat di atas seharusnya “Pengembangan dakwah kita tingkatkan.”
3. Kuantitatif.
Keterangan yang dikemukakan pada kalimat dapat diukur secara pasti. Perhatikan contoh di bawah
ini:Da’i di Gunung Kidul “kebanyakan” lulusan perguruan tinggi. Arti kata kebanyakan relatif, mungkin
bisa 5, 6 atau 10 orang. Jadi, dalam tulisan ilmiah tidak benar memilih kata “kebanyakan” kalimat di
atas dapat kita benahi menjadi Da’i di Gunung Kidul 5 orang lulusan perguruan tinggi, dan yang 3
orang lagi dari lulusan pesantren.
4. Tepat.
Ide yang diungkapkan harus sesuai dengan ide yang dimaksudkan oleh pemutus atau penulis dan
tidak mengandung makna ganda. Contoh: “Jamban pesantren yang sudah rusak itu sedang
diperbaiki.”Kalimat tersebut, mempunyai makna ganda, yang rusaknya itu mungkin jamban, atau
mungkin juga pesantren.
5. Denotatif yang berlawanan dengan konotatif.
Kata yang digunakan atau dipilih sesuai dengan arti sesungguhnya dan tidak diperhatikan perasaan
karena sifat ilmu yang objektif.
6. Runtun.
Ide diungkapkan secara teratur sesuai dengan urutan dan tingkatannya, baik dalam kalimat maupun
dalam alinea atau paragraf adalah seperangkat kalimat yang mengemban satu ide atau satu pokok
bahasan.

beberapa ciri-ciri karakter dari ragam bahasa ilmiah menurut Chaer sebagai berikut:
1. Lugas Segala sesuatu yang disampaikan secara langsung dan tidak berbelit-belit serta kalimat
yang berbunga-bunga.
2. Mematuhi Kaidah Gramatika Kalimat-kalimat ilmiah sesuai dengan kadiah tata bahasa yang
terlah ditetapkan.
3. Efektivitas Kalimatnya Terpenuhi Semua informasi dalam kalimat yang disampaikan oleh
penulis (pengucap) sama persis dengan apa yang diterima oleh pembaca (pendengar).
4. Kosa Kata yang Digunakan Menggunakan bahasa baku dan sesuai kaidah pemilihan kata
(diksi) yang tepat.
5. Kalimatnya Bebas dari Ketaksaan (ambigu) Kalimat yang digunakan tidak menimbulkan makna
ganda (memiliki dua arti)
6. Bebas dari Makna Kias dan Figura Bahasa Kalimat yang digunakan memiliki makna yang lugas.
7. Mematuhi Persyaratan Penalaran Kalimat-kalimat yang digunakan dapat diterima oleh akal
pikiran.
8. Mematuhi dan Menerapkan Kaidah Kalimat yang digunakan harus mematuhi dan
menerapkan serta sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku mengenai aturan
ketatabahasaan.

Atas dasar berbagai pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa secara umum ciri-ciri ragam ilmiah
antara lain:
 Penggunaan diksi yang tepat
Diksi merupakan pilihan kata yang tepat. Penggunaan diksi yang tepat sangat berpengaruh pada
kualitas atau kebakuan suatu kalimat. Untuk mendayagunakan diksi yang tepat harus diperhatikan
ketepatan dan kesesuaian diksi. Ketepatan pemilihan kata mempersoalkan kesangguapan sebuah
kata untuk menimbulkan gagasan-gagasan yang tepat pada imajinasi pembaca, seperti yang
dipikirkan penulis.
 Penggunaan Ejaan yang Benar
Ejaan yang benar dalam bahasa Indonesia adalah ejaan yang sesuai dengan EYD. Hal-hal yang
erkaitan dengan EYD antara lain penggunaan huruf (kapital, miring, tebal), penggunaan tanda baca
(titik, koma, titik koma), penggunaan angka dan bilangan,dan penggunaan unsur serapan.
 Penggunaan kalimat yang efektif
Sebuah kalimat yang efektif mempersoalkan bagaimana ia dapat mewakili secara tepat isi pikiran
atau perasaan penulis atau pembicara, bagaimana ia dapat mengungkapkan pikiran atau perasaan
penulia dan pembaca secara segar dan sanggup menarik perhatia pembaca atau pendengar terhadap
apa yang dibicarakan.
 Penggunaan paragraf yang padu dan koherensi
Paragraf adalah seperangkat kalimat yang membicarakan suatu gagasan atau topik. Paragraf yang
baik hendaknya memiliki tiga syarat utama, yaitu : memiliki kesatuan, memiliki kepaduan, memiliki isi
yang memadai.

D. Penggunaan Ragam Ilmiah


Penggunaan dalm bahasa ilmiah yang disampaikan dalam bentuk karya tulis ilmiah, misalnya, laporan
penelitian (studi), makalah, skripsi, tesis, dan disertasi adalah bersifat formal. Oleh karena itu, ragam
bahasa yang digunakan dalam karya tulis ilmiah adalah ragam bahasa baku (standar). Bahasa dalam
percakapan sehari-hari (colloquial) serta percakapan lisan tidak tepat apabila digunakan untuk
menyampaikan informasi dan konsep-konsep yang berkadar ilmiah. Demikian pula bahasa ragam
sastra (puisi, prosa, dan drama) disusun sedemikian rupa, sehingga dapat menimbulkan berbagai
efek emosional, imajinatif, estetik, dan artistic, yang dapat membangkitkan rasa haru baik bagi
penulis maupun pembaca. Bahasa yang bersifat ilmiah tidak mempertimbangkan efek-efek perasaan
yang timbul, seperti yang dipertimbangkan dalam bahasa ragam sastra (Oka, 1971: 14). Sifat bahasa
ragam ilmiah yang khusus/spesifik tampak pada pemilihan dan pemakaian kata serta bentuk-bentuk
gramatika terutama dalam tataran sintaksis. Kata-kata yang digunakan dalam bahasa ilmiah bersifat
denotative. Artinya, setiap kata hanya mempunyai satu makna yang paling sesuai dengan konsep
keilmuan tersebut atau fakta yang disampaikan. Demikian pula kalimat-kalimat yang digunakan
dalam bahasa ragam ilmiah bersifat logis. Hubungan antara bagian-bagian kalimat dalam kalimat
tunggal atau hubungan antara klausa-klausa dalam kalimat majemuk (kompleks) mengikuti pola-pola
bentuk hubungan logis.

2.2 Ragam Sosial


Ragam sosial, yaitu ragam bahasa yang sebagian norma dan kaidahnya didasarkan atas kesepakatan
bersama dałam lingkungan sosial yang lebih kecil dalam masyarakat. Ragam bahasa yang digunakan
dalam keluarga atau persahabatan dua orang yang akrab dapat merupakan ragam sosial tersendiri.
Selain itu, ragam sosial tidak jarang dihubungkan dengan tinggi atau rendahnya status
kemasyarakatan lingkungan sosial yang bersangkutan. Dalam hal ini, ragam baku nasional dapat pula
berfungsi sebagai ragam sosial yang tinggi, sedangkan ragam baku daerah atau ragam sosial yang
lain merupakan ragam sosial dengan nilai kemasyarakatan yang rendah.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan Bahasa Indonesia ragam ilmiah merupakan salah satu ragam bahasa Indonesia yang
digunakan dalam pertemuan dan penulisan karya ilmiah. Dalam bahasa ragam ilmiah memiliki ciri
khas yakni cendekia, lugas dan jelas, menghindari kalimat fragmentaris, bertolak dari gagasan, formal
dan objektif, ringkas dan padat, dan konsisten. Untuk mendapatkan hasil yang optimal, seorang
presenter ilmiah harus memperhatikan beberapa hal, yaitu : etika ilmiah, ketentuan lembaga
(universitas), kemampuan personal, dan kemampuan teknis. Menggunaan bahasa Indonesia ragam
ilmiah dalam menulis dan presentasi ilmiah berarti memanfaatkan potensi bahasa Indonesia untuk
memaparkan fakta, konsep, prinsip, teori atau gabungan dari keempat hal tersebut, serta hasil
penelitian. Sedangkan Ragam Sosial, yaitu ragam bahasa yang sebagian norma dan kaidahnya
berdasarkan atas kesepakatan bersama dalam lingkungan social yang lebih kecil dalam masyarakat.

B. Saran
Pokok bahasan tulisan ini sudah dipaparkan di depan. Besar harapan penulis semoga tulisan ini
bermanfaat bagi pembaca. Karena keterbatasan pengetahuan dan referensi, penulis mcnyadari
bahwa tulisan ini masih jauh dari sempuma. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun
sangat diharapkan agar tulisan ini dapat disusun menjadi lebih baik dan sempurn

DAFTAR PUSTAKA
https://erepo.unud.ac.id/id/eprint/17956/1/d54a798dd7ad3011f11487712ec9573f.pdf
https://lms-paralel.esaunggul.ac.id/pluginfile.php?file=/84539/mod_resource/content/1/8+-+
+Ragam+Bahasa.pdf
https://www.zenius.net/blog/ragam-bahasa-ilmiah
https://tirto.id/apa-saja-ciri-ragam-bahasa-ilmiah-dalam-bahasa-indonesia-gigB
https://www.kompasiana.com/asroffahrurrozi9531/60d8a4f006310e4c4f4d9672/pengertian-dan-
karakteristik-bahasa-indonesia-ragam-ilmiah
https://blog.unnes.ac.id/suparno/2016/04/26/ragam-bahasa-ilmiah/

Anda mungkin juga menyukai