ILMIAH
Kelompok 4
Anggota: 1. M. Chova Redira (C2257201003)
2. Siva Nurlita (C2257201030)
3. James Reynara (C2257201036)
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan pada kami semua sehingga
penyusunan makalah ini dapat selesai sesuai waktunya, dimana makalah ini membahas tentang ragam
Bahasa indonesia.
Kami Menyadari bahwa tulisan ini tidak luput dari kekurangan-kekurangan. Hal ini disebabkan oleh
keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang kami miliki. Oleh karena itu, semua kritik dan saran
pembaca akan kami terima dengan senang hati demi perbaikan menyempurnakan makalah ini
Akhirnya, ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dalam
pembuatan makalah ini, kami harapkan makalah ini dapat bermanfaat dan mampu menambah wawasan
bagi semua orang.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………...... i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………... 1
1.1 Latar Belakang………………………………………………………………………. 1
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………………… 1
1.3 Tujuan………………………………………………………………………………… 1
1.4 Manfaat………………………………………………………………………………. 2
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………… 3
2.1 Pengertian dan Karakteristik Bahasa Ragam Ilmiah…………………………….. 3
2.2 Konsep Ragam Bahasa Indonesia Ilmiah………………………………………….. 3
2.3 Ciri Ragam Bahasa Ilmiah………………………………………………………….. 3
2.4 Jenis-jenis Ragam Bahasa…………………………………………………………… 4
BAB III PENUTUP………………………………………………………………………. 9
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………… 9
3.2 Saran………………………………………………………………………………….. 9
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………….. 10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1
1.4 Manfaat
Manfaat dibuatnya makalah ini adalah :
1. Mahasiswa dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan ragam bahasa
2. Mengetahui adanya berbagai ragam bahasa Indonesia yang sering digunakan
3. Penggunaan ragam Bahasa
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2. Struktur wacana bersifat formal, mengacu pada standar konvensi naskah
3. Singkat, berisi analisis, dan pembuktian, menyajikan konsep secara lengkap
4. Cermat dalam menggunakan unsur baku (istilah kata), ejaan, bentuk kata, kalimat, paragraph,
wacana
5. Cermat dan konsisten menggunakan penalaran dari penentuan topik, pendahuluan, deskripsi
teori, deskripsi data, analisis data, hasil analisis, sampai dengan kesimpulan dan saran
6. Menggunakan istilah khusus yang bersifat teknis dalam bidang ilmu tertentu
7. Subjektif dapat di ukur kebenarannya secara terbuka oleh umum, menghindari bentuk
pesona, dan ungkapan subjektif
8. Konsisten dalam pembahasan topik, pengendalian variable, permasalahan, tujuan,
penalaran, istilah, sudut pandang, pendahuluan, landasan teori deskripsi data, analisis data, hasil
analisis, sampai dengan kesimpulan dan saran
4
b. Ragam Bahasa Tulisan
Ragam bahasa tulis adalah bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf
sebagai unsur dasarnya. Dalam ragam tulis, kita berurusan dengan tata cara penulisan (ejaan) di samping
aspek tata bahasa dan kosa kata. Dengan kata lain dalam ragam bahasa tulis, kita dituntut adanya
kelengkapan unsur tata bahasa seperti bentuk kata ataupun susunan kalimat, ketepatan pilihan kata,
kebenaran penggunaan ejaan, dan penggunaan tanda baca dalam mengungkapkan ide.
Ciri-ciri ragam bahasa tulis:
1. Tidak memerlukan kehadiran orang lain
2. Unsur gramatikal dinyatakan secara lengkap
3. Tidak terikat ruang dan waktu
4. Dipengaruhi oleh tanda baca atau ejaan.
5
Kalimat-kalimat yang digunakan dapat dengan tepat menyampaikan pesan dengan lisan atau tulisan
kepada pendengar atau pembaca, persis seperti yang dimaksud pembicara atau penulis
b. Ragam Bahasa Nonbaku
Sebaliknya, situasi di dalam rumah tangga, di pinggir jalan, di warung-warung, di pasar, di lapangan
olahraga, dan sebagainya merupakan situasi/suasana yang tak resmi (informal). Dalam suasana seperti
ini hendaknya kita menggunakan ragam bahasa tak resmi (informal) yang biasanya disebut dengan
istilah ragam Bahasa tak baku (nonbaku). Jadi, pemakaian bahasa di luar suasana formal (resmi) dan
hanya berfungsi sebagai alat komunikasi antar sahabat, antar anggota keluarga di rumah, dan antar
pembeli kesemuanya digolongkan ke dalam ragam tak baku.
6
b. Ragam hukum
Salah satu ciri khas dari bahasa hukum adalah penggunaan kalimat yang panjang dengan pola
kalimat luas. Diakui bahwa bahasa hukum Indonesia tidak terlalu memperhatikan sifat dan ciri khas
bahasa Indonesia dalam strukturnya. Hal ini disebabkan karena hukum Indonesia pada umumnya
didasarkan pada hukum yang ditulis pada zaman penjajahan Belanda dan ditulis dalam bahasa Belanda.
Namun, terkadang sangat sulit menggunakan kalimat yang pendek dalam bahasa hukum karena dalam
bahasa hukum kejelasan norma-norma dan aturan terkadang membutuhkan penjelasan yang lebar, jelas
kriterianya, keadaan, serta situasi yang dimaksud
c. Ragam Sosial dan Ragam Fungsional
Ragam sosial dapat didefinisikan sebagai ragam bahasa yang sebagian norma dan kaidahnya
didasarkan atas kesepakatan bersama dalam lingkungan sosial yang lebih kecil dalam masyarakat.
Ragam sosial membedakan penggunaan bahasa berdasarkan hubungan orang misalnya berbahasa
dengan keluarga, teman akrab dan atau sebaya, serta tingkat status sosial orang yang menjadi lawan
bicara. Ragam sosial ini juga berlaku pada ragam tulis maupun ragam lisan. Sebagai contoh orang
takkan sama dalam menyebut lawan bicara jika berbicara dengan teman dan orang yang punya
kedudukan sosial yang lebih tinggi. Pembicara dapat menyebut “kamu” pada lawan bicara yang
merupakan teman tetapi takkan melakukan itu jika berbicara dengan orang dengan status sosial yang
lebih tinggi atau kepada orang tua. Ragam fungsional, sering juga disebut ragam professional
merupakan ragam bahasa yang diakitkan dengan profesi, lembaga, lingkungan kerja, atau kegiatan
tertentu lainnya. Sebagai contoh yaitu adanya ragam keagamaan, ragam kedokteran, ragam teknologi
dll. Kesemuaan ragam ini memiliki fungsi pada dunia mereka sendiri.
d. Ragam jurnalistik
Bahasa Jurnalistik adalah ragam bahasa yang dipergunakan oleh dunia persurat-kabaran (dunia
pers = media massa cetak). Dalam perkembangan lebih lanjut, bahasa jurnalistik adalah bahasa yang
dipergunakan oleh seluruh media massa. Termasuk media massa audio (radio), audio visual (televisi)
dan multimedia (internet). Hingga bahasa jurnalistik adalah salah satu ragam Bahasa yang dibentuk
karena spesifikasi materi yang disampaikannyaRagam khusus jurnalistik termasuk dalam ragam bahasa
ringkas. Ragam ringkas mempunyai sifat-sifat umum sebagai berikut: Bahasanya padat, selalu berpusat
pada hal yang dibicarakan, banyak sifat objektifnya daripada subjektifnya, lebih banyak unsur pikiran
daripada perasaan, lebih bersifat memberitahukan daripada menggerakkan emosi, tujuan utamanya
ialah supaya pendengar/pembaca tahu atau mengerti. Oleh karena itu, yang diutamakan ialah jelas dan
seksamanya. Kalimat-kalimatnya disusun selogis-logisnya. Bahasa jurnalistik ditujukan kepada umum,
tidak membedakan tingkat kecerdasan,kedudukan, keyakinan, dan pengetahuan
e. Ragam sastra
Ragam bahasa sastra memiliki sifat atau karakter subjektif, lentur, konotatif, kreatif dan
inovatif. Dalam bahasa yang beragam khusus terdapat kata-kata, cara-cara penuturan, dan ungkapan-
ungkapan yang khusus, yang kurang lazim atau tak dikenal dalam bahasa umum. Bahasa sastra ialah
bahasa yang dipakai untuk menyampaikan emosi (perasaan) dan pikiran, fantasi dan lukisan angan-
angan, penghayatan batin dan lahir, peristiwa dan khayalan, dengan bentuk istimewa. Istimewa karena
kekuatan efeknya pada pendengar/pembaca dan istimewa cara penuturannya. Bahasa dalam ragam
sastra ini digunakan sebagai bahan kesenian di samping alat komunikasi. Untuk memperbesar efek
penuturan dikerahkan segala kemampuan yang ada pada bahasa. Arti, bunyi, asosiasi, irama, tekanan,
suara, panjang pendek suara, persesuaian bunyi kata, sajak, asonansi, posisi kata, ulangan kata/kalimat
dimana perlu dikerahkan untuk mempertinggi efek. Misalnya, bahasa dalam sajak jelas bedanya dengan
bahasa dalam karangan umum. Berbeda dengan ragam bahasa ilmiah, ragam bahasa sastra banyak
mengunakan kalimat yang tidak efektif. Penggambaran yang sejelas-jelasnya melalui rangkaian kata
7
bermakna konotasi sering dipakai dalam ragam bahasa sastra. Hal ini dilakukan agar tercipta pencitraan
didalam imajinasi pembaca.
5. Ragam Resmi dan Tak Resmi
Kedua ragam bahasa tersebut akan dijelaskan secara rinci sebagai berikut.
a. Ragam resmi
Ragam resmi adalah bahasa yang digunakan dalam situasi resmi, seperti pertemuan- pertemuan,
peraturan-peraturan, dan undangan-undangan.
Ciri-ciri ragam bahasa resmi :
1. Menggunakan unsur gramatikal secara eksplisit dan konsisten
2. Menggunakan imbuhan secara lengkap
3. Menggunakan kata ganti resmi
4. Menggunakan kata baku
5. Menggunakan EYD
6. Menghindari unsur kedaerahan.
b. Ragam tak resmi
Ragam takresmi adalah bahasa yang digunakan dalam situasi tak resmi, seperti dalam pergaulan, dan
percakapan pribadi, seperti dalam pergaulan, dan percakapan pribadi (lihat Keraf,1991:6). Ciri- ciri
ragam bahasa tidak resmi kebalikan dari ragam bahasa resmi. Ragam bahasa tidak resmi ini digunakan
ketika kita berada dalam situasi yang tidak formal. Ragam bahasa resmi atau tak resmi ditentukan oleh
tingkat keformalan bahasa yang digunakan. Semakin tinggi tingkat kebakuan suatu bahasa, derarti
semakin resmi bahasa yang digunakan. Sebaliknya semakin rendah pula tingkat keformalannya, makin
rendah pula tingkat kebakuan bahasa yang digunakan (lihat Sugono, 1998:12-13). Contoh: Bahasa yang
digunakan oleh bawahan kepada atasan adalah bahasa resmi sedangkan bahasa yang digunakan oleh
anak muda adalah ragam bahasa santai/tak resmi.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bahasa Indonesia ragam ilmiah merupakan salah satu ragam bahasa Indonesia yang digunakan
dalam pertemuan dan penulisan karya ilmiah. Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian,
yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang
yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara. Dalam bahasa ragam ilmiah memiliki ciri khas
yakni cendekia, lugas dan jelas, menghindari kalimat fragmentaris, bertolak dari gagasan, formal dan
objektif, ringkas dan padat, dan konsisten. Terdapat berbagai macam ragam bahasa.
Pada ragam bahasa baku tulis diharapkan para penulis mampu menggunakan Bahasa Indonesia yang
baik dan benar serta menggunakan Ejaan bahasa yang telah Disempurnakan (EYD), sedangkan untuk
ragam bahasa lisan diharapkan para warga negara Indonesia mampu mengucapkan dan memakai bahasa
Indonesia dengan baik serta bertutur kata sopan sebagaimana pedoman yang ada.
3.2 Saran
Saran yang dapat kami berikan sebaiknya kita atau siapa pun penduduk di Indonesia
menggunakan ragam bahasa yang baik dan benar sehingga keberadaan ragam bahasa itu sendiri tidak
punah dengan adanya bahasa-bahasa yang terkadang jauh dari aturan bahasa yang ada di Indonesia.
Pokok bahasan tulisan ini sudah dipaparkan di depan. Besar harapan kami semoga tulisan ini
bermanfaat bagi pembaca. Karena keterbatasan pengetahuan dan referensi, kami mcnyadari bahwa
tulisan ini masih jauh dari sempuma. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat
diharapkan agar tulisan ini dapat disusun menjadi lebih baik dan sempurna.
9
DAFTAR PUSTAKA
Rahardi, Kunjawa. 2009. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta : Penerbit Erlangga
Justsangtae.blogspot.2012. Bahasa Ragam Ilmiah. Internet
http://kumpulanmakalah94.blogspot.com/2016/10/ragam-bahasa-ilmiah.html
https://jurnal.stkippgritrenggalek.ac.id/index.php/dewantara/article/download/285/219/1078
https://sarahraradita.wordpress.com/2015/10/27/tulisan-ragam-bahasa/ (Selasa.19 September 2017)
http://rivansuhandika25.blogspot.co.id/2012/10/penyebab-timbulnya-ragam- bahasa.html ( Jumat, 22
September 2017)
https://www.academia.edu/9534983/MAKALAH_BAHASA_INDONESIA_RAGAM_BAHASA_
http://erepo.unud.ac.id/id/eprint/17956/1/d54a798dd7ad3011f11487712ec9573f.pdf
10