Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
3.1. Kesimpulan............................................................................................12
3.2. Saran......................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
5. Bagaimana Pengaruh penggunaan bahasa dalam penulisan karya
ilmiah?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
1. Pilihan Kata dan Istilah yang Tepat
Pemilihan kata serta pemilihan istilah harus sesuai dengan kaidah-
kaidah bahasa baku dan menyangkut ketepatan dalam mengantarkan
gagasan yang dimaksud. Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan
ketika menulis karya ilmiah yaitu:
a. Menggunakan Kata-Kata dan Istilah yang Baku
Dalam menulis karya ilmiah menggunakan kata-kata dan
istilah-istilah yang sesuai dengan yang sudah ditetapakan. Dalam
menulis kata baku dan tidak baku tidak berdasarkan kata-kata yang
sering dijumpai karena belum tentu kata-kata tersebut merupan kata
yang benar menurut kaidah bahasa.
Selain harus baku, pemilihan kata juga harus lazim, hemat, dan
cermat (Arifin, 1998:82). Kata yang lazim adalah kta yang sudah
dikenal masyarakat luas. Kata yang hemat adalah kata yang tidak
disertai penjelasan yang panjang karena mempunyai gabungan kata
yang lebih hemat. Kata yang mengandung kehematan adalah jika
terdapat ungkapan yang lebih pendek maka tidak perlu
menggunakan uangkapan yang panjang.
4
mencapai tujuan ini
3. Mempunyai pendirian 3. Berpendirian
4. Tujuan daripada penelitian 4. Tujuan penelitian ini
ini adalah… adalah…
2. Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi kriteria jelas,
sesuai dengan kaidah, ringkas, dan enak dibaca (Arifin, 1998:84).
Widjono (2005: 148) mengemukakan beberapa ciri kalimat efektif
adalah sebagai berikut:
a. Keutuhan
Keutuhan adalah adanya kesepadan dan keseimbangan pikiran
atau gagasan dan struktur bahasa yang digunakan.
Contoh:
Jika Anda tidak membayar pajak, akan dikenakan denda.
5
Kalimat tersebut tidak sepadan karena Subjeknya tidak ada.
Seharusnya kalimat yang baku adalah “Jika tidak membayar pajak,
Anda akan didenda”.
b. Kesejajaran
Kesejajaran adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan
secara konsisten atau penggunaan bentuk-bentuk yang sama untuk
menyatakan gagasan yang sederajat.
Contoh:
Penelitian ini memerlukan tenaga yang terampil, biaya yang
banyak serta cukup waktu (tidak sejajar).
Penelitian ini memerlukan tenaga yang terampil, biaya yang
banyak, serta waktu yang cukup (sejajar).
c. Kefokusan
Kalimat efektif harus memfokuskan pesan terpenting agar
mudah dipahami maksudnya.
Contoh:
Sulit ditingkatkan kualitas dan kuantitas produk hortikultura ini
(tidak efektif).
Produk hortikultura ini sulit ditingkatkan kualitas dan
kuantitasnya (efektif).
d. Kehematan
Prinsip kehematan ini seperti yang sudah disinggung di atas
tentang kehematan menggunakan kata dalam mengungkapkan
gagasan.
Contoh:
1) Kita harus saling hormat-menghormati (seharusnya tidak
menggunakan “saling” karena sudah berarti saling
menghormati).
2) Makalah ini akan membicarakan tentang faktor motivasi
siswa dalam belajar. (seharusnya tidak menggunakan
“tentang” karena “membicarakan” sudah berarti “berbicara
tentang”).
e. Kecermatan dan Kesantunan
Kecermatan dam kesantunan meliputi ketepatan memilih kata
sehingga menghasilkan komunikasi baik, tepat, tanpa gangguan
6
emosional pembaca atau pendengar. Kecermatan dalam hal ini sama
dengan kecermatan memilih kata. Kalimat yang baik adalah kalimat
yang singkat, jelas, lugas, dan tidak berbelit-belit. Dalam kaitannya
dengan kesantunan penulis harus menghindari subjektivitas,
contohnya penggunaan ungkapan “ menurut pendapat saya.... adalah
ungkapan yang kurang tepat, seharusnya data menunjukkan bahwa
atau penelitian membuktikan bahwa...
f. Kevariasian
Untuk membentuk kevariasian kalimat dapat ditempuh dengan
cara membuat variasi struktur, diksi, dan gaya, atau bahkan jenis
kalimat asalkan jangan sampai mengubah isinya atau gagasan asli
yang akan disampaikan kepada pembaca.
g. Ketepatan Diksi dan Ejaan
Ketepatan diksi adalah ketepatan memilih kata yang tepat,
seperti yang sudah dibahas sebelumnya. Adapun tentang penggunaan
ejaan yang tepat adalah penggunaan ejaan yang sesuai dengan
Pedoman Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) yang meliputi kaidah
penulisan huruf, kata, unsur serapan, dan penulisan tanda baca dalam
kalimat.
3. Paragraf yang Baik
Menurut Wibowo (2005:112) syarat paragraf yang baik yaitu
meliputi: kesatuan, kepaduan dan kelengkapan. Paragraf yang baik
harus menggunakan prinsip kesatuan yaitu dalam sebuah paragraf
hanya terdiri dari satu gagasan pokok. Semua kalimat yang membentuk
kesatuan dalam paragraf tersebut hanya merujuk pada satu gagasan
pokok tersebut. Oleh karena itu, pastikan bahwa semua kalimat yang
masih dalam satu paragraf tersebut benar-benar selaras antara satu
dengan yang lain dalam mengantarkan gagsan tersebut. Prinsip yang
lain adalah kepaduan yaitu kekompakan hubungan atau kohesi dan
koherensi antara kalimat yang satu dengan kalimat yang lain dalam
sebuah paragraf. Untuk menciptakan hubungan yang serasi dan selaras
ini tentunya diperlukan alat bantu yaitu dengan konjungsi (kata
penghubung), paralelisme, kata ganti, atau repetisi pada kata kunci atau
7
menggunakan rincian peristiwa. Adapun yang dimaksud dengan
kelengkapan dalam paragraf adalah terpenuhinya kebutuhan akan
kalimat penjelas yang mengantar kalimat utama.
4. Sistematis
Karya tulis ilmiah yang komunikatif harus disusun berdasarkan
prosedur yang sistematis pula, yaitu teratur, runtut, berkesinambungan,
metodis, dan terorganisir. Sistematika sebuah tulisan pada umumnya
terbagi ke dalam tiga bagian pokok, yaitu pendahuluan, isi, dan
simpulan. Serta bagian lain yang dijadikan sebagai penunjang seperti
kover, judul, daftar pustaka, dan indeks.
8
primadona saat ini. digalakkan saat ini.
b. Impersona
Impersona bahasa merupakan ketidakterlibatan penulis dalam karya
tulis ilmiah yang disusunnya. Dalam karya ilmiah tidak digunakan
bentuk pronominal saya, kami, kita, atau penulis dengan tujuan
menghindari paparan persona (subjektif).
c. Teknis
Teknis yang dimaksud dalam konteks tulisan istilah yang
berhubungan dengan istilah dalam satu disiplin ilmu. Akan tetapi,
penggunaan singkatan (akronim) dilakukan dengan menampilkan bentuk
penuh terlebih dahulu lalu diikuti bentuk singkatan dalam tanda kurung.
Misalnya, Pada tahun 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) akan
mulai diberlakukan. Namun, sampai saat ini para guru maupun kepala
sekolah belum memiliki contok KBK yang…
d. Praktis
Kepraktisan bahasa ditandai dengan dengan pengunaan teks yang
ekonomis dan tidak ambigu. Misalnya kata diteliti dan digalakkan prinsip
ini dapat digunakan sebagai pengganti mengadakan penelitian dan naik
daun karena bentuk pertama lebih ekonomis. Namun, bentuk frase
berdasarkan pada, terdiri atas, sesuai dengan, bergantung pada tidak
dapat diubah menjadi berdasarkan, terdiri, sesuai, dan bergantung
walaupun lebuh singkat dan hemat karena bentuk pertama merupakan
bentuk yang sudah dibakukan dalam bahasa Indonesia.
9
Imbuhan adalah bubuhan atau sisispan pada kata dasar untuk
membentuk kata baru. Pengimbuhan ialah pembentukan kata dasar
dengan pemberian imbuhan seperti awalan atau akhiran.
10
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Kemampuan menulis karya ilmiah di samping memerlukan bekal
keilmuan yang cukup juga memerlukan bekal kemampuan kebahasaan yang
memadai. Mengingat adanya prinsip-prinsip atau kaidah-kaidah tersendiri
tentang ragam bahasa ilmiah maka hendaknya prinsip-prinsip tersebut betul-
betul dipahami dan dipraktikkan. Hal ini karena faktor kebahasaan ini
mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam mengantarkan gagasan
kepada pembaca secara baik. Dalam penulisan karya tulis ilmiah terdapat
ketentuan ataupun aturan khusus yang harus diikuti oleh penulis dalam
menggunakan bahasa. Bahasa dalam karya tulis ilmiah memiliki ciri khas
yang berbeda dengan bahasa dalam karya-karya fiksi atau tulisan di media
sosial.
3.2. Saran
Dalam menulis karya ilmiah diharapkan memperhatikan
penggunaan bahasa sistematika penulisan sesuai jenisnya sehingga karya
ilmiah dapat diterima oleh berbagai kalangan. Dalam menulis karya ilmiah
penulis diharapkan dapat menyajikan berbagai fenomena dan permasalahan
yang terjadi dalam masyarakat saat ini sehingga karya ilmiah dapat menjadi
menarik dan bermanfaat bagi para pembaca.
11
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan, dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.
Prayitno, Harun Joko, dkk (Ed). 2000. Pembudayaan Penulisan Karya Ilmiah.
Surakarta: Muhammadiyah University Press.
Wibowo, Wahyu. 2005. Enam Langkah Jitu Agar Tulisan Anda Makin Hidup dan
Enak Dibaca. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
12