Anda di halaman 1dari 20

TEKS AKADEMIK DAN NONAKADEMIK

OLEH:
PUTRI ERA FAZIRA (11850124939)
T. UMAR ADIL P (11850114716)
WEDI KURNIAWAN (11850114940)

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah Swt. yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan makalah ini
dengan judul “Teks Akademik dan Nonakademik”. Penulisan makalah ini
bertujuan untuk melengkapi tugas mata kuliah bahasa Indonesia yang diberikan
oleh dosen pengampuh Roza Afifah, S. Pd., M. Hum. Makalah ini ditulis dari
hasil penyusunan referensi yang penulis peroleh dari buku panduan mengenai
“Teks Akademik dan Nonakademik”. Penulis mengucapkan terima kasih kepada
dosen pengampuh yang telah memberikan bimbingan sehingga makalah ini
selesai dengan baik. Dalam penulisan makalah ini terdapat kesalahan dan
kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan
untuk kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah yang telah dibuat ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.

Pekanbaru, 30 November 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i


DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................... 2
1.3 Tujuan ................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 3
2.1 Ciri-ciri Teks Akademik dan Nonakademik ....................................... 3
2.2 Jenis-jenis Teks Akademik dan Nonakademik ................................... 4
2.3 Jenis-jenis Reproduksi Bacaan ............................................................ 7
2.4 Tujuan dan Fungsi Catatan Kaki ......................................................... 9
2.5 Cara Penulisan Catatan Kaki ............................................................... 10
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 15
3.1 Simpulan.............................................................................................. 15
3.2 Saran .................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Karya tulis ilmiah merupakan salah satu bagian yang tidak terpisahkan dalam
kehidupan akademik. Dalam setiap langkah akademik karya tulis ilmiah selalu
hadir dan menjadi tugas insan akademik guna menunjukkan derajat
keilmiahannya. Teks akademik atau karya tulis ilmiah merupakan tulisan yang
membahas ilmu pengetahuan yang disusun secara sistematis dengan
menggunakan bahasa yang benar. (Yunus dkk , 2014:16). Teks akademik adalah
teks yang berwujud dalam berbagai jenis seperti jenis buku, ulasan buku, proposal
penelitian, laporan penelitian, laporan praktikum, dan artikel ilmiah. Jenis-jenis
tersebut merupakan genre makro yang masing-masing didalamnya terkandung
campuran dari beberapa genre mikro seperti deskripsi, laporan, prosedur,
eksplanasi, eksposisi, dan diskusi. Genre makro adalah genre yang digunakan
untuk menamai sebuah jenis teks secara keseluruhan, dan genre mikro adalah sub
genre yang lebih kecil yang terdapat di dalamnya dan dipayungi oleh genre
makro. Teks nonakademik adalah segala sesuatu diluar hal-hal yang bersifat
ilmiah dan tidak terpaku pada satu teori tertentu, jadi teks nonakademik
merupakan karya yang penulisannya tidak didukung oleh fakta, yang biasanya
hanya berdasarkan fakta pribadi.
Paradigma mahasiswa sebagai insan yang cendikia bisa dilihat dari karya-
karya tulisnya. Kemampuan mahasiswa membuat teks akademik maupun teks
nonakademik merupakan tolak ukur kemapanan bernalar yang dimiliki mahasiswa
tersebut. Untuk menulis teks akademik tentu dibutuhkan keahlian dan keilmuan
yang memadai. Pengembangan keahlian ditunjang dengan keilmuan yang matang,
dengan cara menelaah sesuatu yang terjadi sehingga menimbulkan keingintahuan,
secara tidak langsung akan meningkatkan kualitas mahasiswa tersebut. Teks
akademik dan teks nonakademik memiliki ciri-ciri yang berbeda, sehingga dalam
setiap penulisan karya ilmiah seorang akademisi harus mampu membedakan
keduanya.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah ciri-ciri teks akademik dan nonakademik?
2. Apa sajakah jenis-jenis teks akademik dan nonakademik?
3. Apa sajakah jenis-jenis reproduksi bacaan?
4. Apa tujuan dan fungsi catatan kaki?
5. Bagaimanakah cara penulisan catatan kaki?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui ciri-ciri teks akademik dan nonakademik.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis teks akademik dan nonakademik.
3. Untuk mengetahui jenis-jenis reproduksi bacaan.
4. Untuk mengetahui tujuan dan fungsi catatan kaki.
5. Untuk mengetahui cara penulisan catatan kaki.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Ciri-ciri Teks Akademik dan Nonakademik


Teks akademik atau yang juga sering disebut teks ilmiah berbeda dengan
teks nonakademik. Teks akademik dan teks nonakademik ditandai oleh ciri-ciri
tertentu (Depdikbud, 1993: 2). Untuk membedakan keduanya, kita harus
menelusuri ciri-ciri tersebut. Dengan memahami ciri-ciri teks akademik, kita akan
merasa yakin bahwa jenis teks tersebut memang penting bagi kehidupan akademik
kita. Terbukti bahwa dalam menjalani kehidupan akademik, kita harus membaca
dan menciptakan teks akademik. Berikut adalah ciri-ciri dari teks akademik dan
nonakademik dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Table 2.1 Ciri-ciri teks akademik dan nonakademik.

Perbedaan Teks Akademik Teks Nonakademik


Objek Adanya fakta objek yang diteliti. Tidak ada objek yang
diteliti.
Fakta Dibuktikan dengan pengamatan Tanpa dukungan atau
Pengamatan (objektif). bukti (subjektif).
Tata Urutan Bersifat metodis dan sistematis. Sesuai dengan alur.
Bahasa Menggunakan bahasa ilmiah Menggunakan bahasa
(bahasa baku yang baik dan benar). nonilmiah (bahasa yang
baik dan benar).
Istilah Pemakaian istilah khusus. Pemakaian istilah umum.
Gaya Bahasa Formal. Nonformal dan popular.
Isi Biasanya berisi pengamatan atau Dapat bersifat persuasif,
penelitian. deskriptif, dan kritik
tanpa didukung bukti.

3
2.2 Jenis-jenis Teks Akademik dan Nonakademik
a. Teks Akademik
1. Ulasan Buku
Dapat dikelompokkan menjadi buku ajar dan buku referensi. Buku
referensi adalah buku yang digunakan sebagai referensi atau bahan
rujukan pada saat orang menyusun karya ilmiah. Ulasan buku yang
juga sering disebut dengan timbangan buku adalah tulisan yang berisi
tentang kritik terhadap buku yang dimaksud.
2. Proposal
Proposal merupakan tulisan yang berisi rancangan penelitian proposal
dapat berupa proposal penelitian atau kegiatan.
3. Laporan Penelitian
Laporan dapat dikelompokkan menjadi laporan penelitian dan laporan
kegiatan. Laporan penelitian data di tata dalam struktur teks.
4. Artikel Ilmiah
Artikel ilmiah dapat dikelompokkan menjadi artikel penelitian dan
artikel konseptual. Pada dasarnya jenis-jenis tersebut merupakan genre
makro yang didalamnya terdapat campuran dari beberapa genre mikro
seperti deskripsi, laporan, prosedur, eksplanasi, eksposisi, dan diskusi.
Genre makro adalah genre yang digunakan untuk menamai semua
jenis teks dalam keseluruhan.

Contoh teks akademik:

Tips Menjaga Kesehatan Gigi dan Menghindari Bau Mulut

Ketika kita berinteraksi dengan orang lain, kita akan menggunakan bibir untuk
bicara. Salah satu organ tubuh kita, yaitu mulut akan terbuka untuk mengeluarkan
sebuah suara, dan dalam hal ini kita akan sangat merasa terganggu manakala kita
memiliki bau mulut yang tidak sedap.

Gigi merupakan salah satu organ tubuh yang mudah terkena bakteri akibat sisa-
sisa makanan yang kita konsumsi secara rutin. Jika kita kurang peduli terhadap

4
gigi kita, maka besar kemungkinan bau mulut kita akan menjadi tidak terkendali,
dan dapat mengeluarkan aroma yang sangat menyengat.

Kuman sangat mudah menempel pada gigi, oleh karena itu maka kita diharuskan
untuk senantiasa memiliki gigi yang bersih dan terbebas dari kuman yang dapat
menyebabkan bau mulut yang sangat tidak sedap. Berikut ini adalah sejumlah tips
untuk mencegah bau mulut, dan cara mencegahnya.

1. Anda harus membiasakan diri menyikat gigi minimal 2 kali sehari, yaitu
sesudah sarapan dan sebelum tidur di malam hari. Pada saat tidur, mulut
tertutup dan menyebabkan air liur tidak bersirkulasi, bakteri akan
berkembang biak dua kali lipat lebih banyak. Bakteri yang semakin
banyak akan merusak gigi dan gusi. Oleh karena itu, sikat gigi sebelum
tidur sangat penting untuk menghindari terjadinya gangguan gigi dan gusi
yang lebih buruk lagi.

2. Anda harus segera menyikat gigi setelah mengonsumsi makanan yang


manis dan lengket. Sisa makanan manis yang tidak segera dibersihkan
menjadi penyebab utama terjadinya gigi berlubang. Begitu pula makanan
yang lengket, makanan ini harus segera dibersihkan supaya tidak
tertimbun dan nantinya semakin sulit dibersihkan.

3. Pilihlah sikat gigi yang mempunyai bulu sikat yang lembut atau halus.
Banyak orang yang beranggapan bahwa semakin keras menyikat gigi akan
semakin bersih hasilnya. Asumsi tersebut salah, karena menyikat gigi
dengan keras justru dapat menyebabkan terkikisnya lapisan pelindung
pada gigi.

4. Sikatlah gigi Anda dengan cara yang baik dan benar. Sikatlah gigi Anda
mulai arah ke atas lalu ke bawah atau dari arah gusi ke arah ujung gigi.

5. Gantilah sikat gigi Anda tiga bulan sekali atau bila bulu sikat sudah mekar
Anda harus segera menggantinya dengan yang baru. Penempatan sikat gigi
pun harus diperhatikan. Letakkan sikat gigi di dalam kamar mandi dengan
wadah tertutup atau dimasukkan ke dalam lemari di balik cermin di kamar
mandi agar tidak ditempeli oleh kuman atau bakteri.

5
b. Teks Nonakademik
1. Dongeng
Dongeng merupakan cerita khayalan atau cerita yang tidak benar-
benar terjadi.
2. Cerpen
Cerpen atau cerita pendek merupakan suatu karangan prosa yang
berisi cerita sebuah peristiwa kehidupan manusia pelaku/tokoh dalam
cerita tersebut.
3. Novel
Novel merupakan sebuah uraian mendalam tentang suatu tema yang
diungkapkan lewat cerita kehidupan seseorang dengan orang-orang
disekitarnya.
4. Drama
Drama merupakan jenis karya sastra yang menggambarkan kehidupan
manusia dengan berbagai gerakan.
5. Roman
Roman merupakan cerita prosa yang menggambarkan pengalaman-
pengalaman baik lahir maupun batin dari beberapa orang yang
berhubungan satu sama lain dalam satu keadaan.

Contoh teks nonakademik:

Sarang Laba-Laba

Pada saat pak dosen memberikan mata kuliah Sosiologi Hukum, bertanyalah ia
pada mahasiswa yang bernama Elisa.

Dosen : Saudari Elisa, coba utarakan seringkas mungkin kondisi


penegakan hukum di Negara kita tercinta ini!

Elisa : Bagaikan sarang laba-laba pak.

Dosen : Maksudnya?

6
Elisa : Kalau kelas nyamuk akan tertangkap dan tak dapat
berkutik Pak. Sedang kalau kelas kumbang, wah! Jebol,
Pak!

Dosen : Kalau kelas gagak?

Elisa : Tak tahu pak.

Mahasiswa lainnya : Hahaha

2.3 Jenis-jenis Reproduksi Bacaan

Menurut Sudjana dan Ulung (1992:35), reproduksi bacaan merupakan


bentuk bacaan yang disusun atas dasar bacaan yang telah ada. Reproduksi bacaan
digunakan untuk mengubah atau membuat kembali bacaan tersebut. Berikut jenis-
jenis reproduksi bacaan.

1. Ringkasan
Ringkasan (precis) merupakan cara yang efektif untuk menyajikan
suatu tulisan yang panjang dalam bentuk singkat dan padat. Kata precis
sebenarnya berarti memotong atau memangkas. Oleh karena itu,
membuat ringkasan dari tulisan yang panjang dapat diumpamakan seperti
memangkas sebatang pohon hingga tinggal batang, cabang-cabang, dan
ranting-ranting yang terpenting, beserta daun-daun yang diperlukan.
Dengan demikian, yang dipertahankan hanya esensi pohonnya. Bentuk
ringkas dari karangan yang masih memperlihatkan sosok dasar dari
aslinya. Inti tidak meninggalkan urutan dasar dari aslinya. Dengan kata
lain memangkas hal-hal yang lebih kecil yang meliputi gagasan utama
bacaan, kerangka dasar masih tampak jelas. Ringkasan adalah penyajian
karangan atau peristiwa yang panjang dalam bentuk yang singkat dan
efektif. Ringkasan adalah sari karangan tanpa hiasan. Ringkasan itu dapat
merupakan ringkasan sebuh buku, bab, ataupun artikel. Fungsi sebuah
ringkasan adalah untuk memahami sebuah buku atau karangan. Dengan
membuat ringkasan, kita mempelajari cara seseorang menyusun
pikirannya dalam gagasan-gagasan yang diatur dari gagasan yang besar

7
menuju gagasan penunjang, melalui ringkasan kita dapat menangkap
pokok pikiran dan tujuan penulis.
2. Ikhtisar
Ikhtisar merupakan kegiatan menyusun intisari tulisan asli. Ikhtisar
adalah rangkuman yang dianggap penting oleh penyusun ikhtisar yang
digali dari bacaan. Dalam penulisan ikhtisar, urutan karangan asli tidak
perlu dipertahankan , tidak perlu isi seluruh karangan itu disampaikan
secara proporsional (keseimbangan). Penulis ikhtisar dapat langsung
mengemukakan inti atau pokok masalah dan problematika pemecahannya.
Beberapa bagian atau isi dari beberapa bab dapat dipergunakan sebagai
penjelasan inti atau pokok masalah, sementara bagian atau bab-bab yang
kurang penting dapat diabaikan. Ikhtisar bercirikan tulisan baru yang
mengandung sebagian gagasan dari tulisan asli yang dianggap penting
oleh penyusun ikhtisar, tidak mengandung hal baru, pikiran, atau opini
penyusun ikhtisar. Begitupula kata-kata yang digunakan haruslah kata-kata
dari penyusun ikhtisar sendiri.
3. Resensi
Resensi adalah tulisan dalam bentuk sederhana dengan
mengungkapkan kembali isi secara ringkas, mengulas, serta memberikan
penilaian atas tulisan. Tujuan penulisan resensi umumnya
menginformasikan hal-hal yang termuat dalam sebuah tulisan secara
sekilas kepada pembaca. Dengan adanya resensi, pembaca dapat
memutuskan apakah tulisan tersebut patut dibaca secara lebih mendalam
atau tidak. Dalam praktiknya, resensi banyak dimanfaatkan sebagai cara
memperkenalkan atau mempromosikan buku-buku baru dari penerbit
kepada masyarakat umum melalui media cetak. Istilah resensi buku dalam
beberapa media cetak disebut timbangan buku, laporan buku, apresiasi
buku, bedah buku, rehal, maktabah, sorotan buku, ulasan buku, berita
buku, dan sebagainya. Dalam menyusun resensi, dilakukan kegiatan
kombinasi antara menguraikan, meringkas, dan mengkritik secara objektif
sebuah buku. Pembaca selain mengharapkan ringkasan isi buku, juga
mengharapkan kritik terhadap mutu dan faedah buku tersebut.

8
4. Rangkuman
Secara umum dikatakan bahwa rangkuman merupakan bentuk
ringkasan atau risalah dari tulisan asli. Secara khusus, rangkuman adalah
bentuk bentuk tulisan yang mengiktihsarkan sesuatu dengan menggunakan
kata-kata perangkum sendiri. Keterampilan menyusun rangkuman harus
dimiliki oleh setiap orang ketika akan merangkum berita, surat, laporan,
rapat, atau apa pun bentuk pembicaraan dalam sebuah pertemuan.
Rangkuman merupakan hasil dari kegiatan merangkum atau suatu hasil
kegiatan meringkas suatu uraian yang lebih singkat dengan perbandingan
secara proporsional antara bagian yang dirangkum dengan rangkumannya.
Rangkuman tidak boleh mengubah ide pokok (gagasan pokok) teks
aslinya.
5. Sintesis
Sintesis adalah kegiatan merangkum berbagai pengertian atau
pendapat dari beberapa bacaan yang di pandang dari sudut pandang sendiri
sehingga menjadi tulisan yang sama sekali baru. Untuk dapat menulis
sintesis, Anda perlu menguasai teknik membuat kutipan dan daftar acuan.
Sinstesis di bangun atas kutipan-kutipan yang dikumpulkan beserta
pemahamannya. Sintesis merupakan simpulan berdasarkan pemahaman
penulis atas beberapa sumber. Membuat sintesis perlu dilatih dalam
menulis ilmiah karena keterampilan ini memperlihatkan kemampuan
penulis memahami bacaan-bacaan dan mengaitkan antarbacaan sehingga
terungkap pertalian dan perkembangannya.

2.4 Tujuan dan Fungsi Catatan Kaki


Catatan kaki adalah catatan pada bagian bawah halaman teks yang
menyatakan sumber suatu kutipan, pendapat atau keterangan penyusunan
mengenai suatu hal yang diuraikan dalam teks. (Agam, 2009:24). Catatan kaki
biasanya dicetak dengan huruf lebih kecil daripada huruf di dalam teks guna
menambahkan rujukan uraian di dalam naskah pokok. Pencantuman catatan kaki
diperlukan dalam penulisan karya ilmiah. Hal ini dilakukan untuk mengetahui
sumber referensi yang menjadi kajian peneliti. Selain itu, penulisan catatan kaki

9
juga mempunyai tujuan untuk menyusun pembuktian (sumber tulisan),
menyatakan utang budi (kepada pengarang yang dikutip pendapatnya),
menyampaikan keterangan tambahan, memperkuat uraian (intisari, keterangan
incidental materi penjelas yang kurang penting, perbaikan, dan pandangan yang
bertentangan), dan merujuk bagian lain teks (uraian pada halaman lain, sebelum
atau sesudahnya). Fungsi dari catatan kaki adalah memberikan keterangan dan
komentar, menjelaskan mengenai sumber kutipan atau pedoman penyusunan
daftar bacaan, sebagai pemenuhan kode etik yang berlaku, dan sebagai
penghargaan terhadap karya orang lain.

2.5 Cara Penulisan Catatan Kaki


Catatan kaki terdiri dari 2 jenis, yaitu footnote dan bodynote. Footnote
ditempatkan pada bagian bawah halaman, sedangkan bodynote ditempatkan
sejalur dengan tulisan atau bacaan pada teks yang ditulis di dalam kurung. Cara
penulisan catatan kaki yang berasal dari berbagai sumber pada garis besarnya
sama, yaitu secara berurutan : nama pengarang, koma, judul buku, koma, buka
kurung, tempat penerbit, koma, tahun penerbit, tutup kurung, koma, nomor
cetakan, koma, jilid, dan nomor halaman. (Alek dan Achmad, 2010:9). Berikut
adalah tata cara penulisan catatan kaki.
1. Sumber yang dirujuk berupa buku
a. Nama penyusun tanpa dibalik seperti dalam daftar pustaka.
Contoh: [i] Selo Soemardjan …….
b. Judul buku sesudah tanda koma, dicetak miring, dan huruf awal
setiap kata-kata yang bukan kata depan, kata sandang, dan kata
penghubung ditulis dengan huruf capital. Contoh: [ii]………..,
Sosiologi Pendidikan, ……….
c. Nama editor, penerjemah atau pemberi kata pengantar (jika ada),
dicantumkan (sesudah tanda koma). Contoh : [iii]…., Metode
Penelitian Kualitatif, Editor Sugiyono,…..
d. Nomor cetakan atau edisi (jika ada) sesudah tanda koma. Contoh
: [iv] Hasyim Muhammad, Dialog antara Tasawuf dan

10
Psikologi, edisi dan kata pengantar M. Amin Sukur, Cet. I
(Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2002), hal 1-4.
e. Nama kota tempat penerbitan sesudah tanda kurung buka tanpa
spasi. Jika tidak ada, diganti dengan ttp (tanpa tempat penerbitan).
Contoh : [v] Zamroni, Paradigma Pendidikan Masa Depan,
(Yogyakarta: ttp, 2012), hal 9.
f. Nama Penerbit sesudah titik dua. Jika tidak ada diganti dengan tnp
(tanpa nama penerbit). Contoh :[vi] Al-Syafi’I, Al-Um, (ttp:tnp., tt),
hal. 304.
g. Tahun terbit setelah tanda koma dan langsung diikuti oleh kurung
tutup tanpa spasi. Jika tidak ada tahun terbit, diganti dengan t,t
(tanpa tahun). Contoh : [vii] Al-Syafi’I, Al-Um, (ttp:tnp., tt), hal.
304.
h. Nomor jilid (jika ada) dengan angka romawi besar sesudah tanda
koma. Jika tidak ada nomor jilid, diganti dengan hal. (singkatan
dari halaman). Contoh : [viii] Al-Syafi’I, Al-Um, (ttp:tnp., tt), hal.
304
2. Penulis lebih dari satu orang
Apabila penyusunya lebih dari satu orang, maka nama kedua
penyusun itu ditulis dengan kata penghubung dan. Apabila lebih dari
dua orang cukup nama penyusun pertama saja yang ditulis dan nama-
nama lain ditulis dengan dkk. Contoh : [ix] Ikhsan dan Sena, Ilmu
Perpustakaan, Cet. I (Yogyakarta: Ilmu Perss, 2000), hal. 9.
3. Penyusun adalah Editor
Apabila penyusun adalah editor, maka didalam catatan kaki sesudah
nama penyusun yang sekaligus editor itu ditulis (ed). (singkatan dari
editor) . Contoh : [x] Sanusi (ed.), Metode Penelitian Kuantitatif,
(Jakarta: Gramedia, 1980), hal.9.
4. Penyusun adalah suatu perhimpunan, lembaga, panitia, atau tim
Apabila penyusun adalah suatu perhimpunan, lembaga, panitia, atau
tim, maka dalam catatan kaki pada tempat nama penyusun itu ditulis
nama penghimpun, lembaga, panitia atau tim itu. Contoh : [xi] Panitia

11
Penerbitan Buku dan Seminar, Refleksi Pembaharuan Pemikiran Islam
70 Tahun Harun Nasution, Cet 1 (Jakarta: Lembaga Studi Agama dan
Filsafat, 1989), hal.89.
5. Tanpa nama penyusun
Apabila buku yang dirujuk tidak ada nama penyusunnya, maka dalam
catatan kaki langsung ditulis judul buku. Contoh : [xii] Ke-Nu-an
(Yogyakarta: Pengurus Wilayah NU DY,1999), hal. 22.
6. Buku Terjemahan
Apabila Sumber Rujukan buku terjemahan, maka dalam catatan kaki
disebutkan pengarang asli, judul terjemahan, penerjemah. Jika judul
asli tidak diterjemahkan, disebutkan judul asli dan apabila diinginkan
menyebutkan bahasa asli atau judul asli bersama judul terjemahan
dapat dilakukan seperti contoh : [xiii] Al-Syafi;I, Ar-Risalah, alih
bahasa Ahmadie Toha, Cet I (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1987), hal.46.
7. Buku Saduran
Apabila sumber yang dirujuk adalah buku saduran, maka dalam
catatan kaki disebutkan pengarang asli, judul buku dan penyadur. Jika
tidak ada pengarang asli, disebutkan nama penyadur yang diikuti oleh
singkatan (peny.). Contoh : [xiv]Lili Rosyidi (peny.), Filsafat Ilmu,
Cet 2 (Bandung: CV Remaja, 1987), hal.4.
8. Himpunan Artikel
Apabila buku yang dirujuk adalah sumber artikel, maka penulisan
catatan kakinya sebagai berikut : [xv]Ani, “Pebelajaran Pengetahuan
Sosial di Sekolah Dasar”, dalam Jauhar Hatta (ed.) Pembelajaran di
SD, Cet. 1 (Yogyakarta : Pena, 2008), hal. 123.
9. Ensiklopedi dan Kamus
Apabila buku yang dirujuk adalah ensiklopedi atau kamus sama
penulisanya catatan kakinya yaitu: [xvi] Al-Mu;jam al-falsafi,
Lembaga Bahasa ARRAM (Kairo: Al-Matabai; al-Amiriyyah, 1978),
hal. 123, artikel : “Qanun”, oleh Musa.

12
10. Majalah, Jurnal, Surat Kabar
a. Terdapat nama pengarang
Apabila yang ditulis dari majalah, surat kabar, jurnal ataupun
penerbitan berkala lainnya maka penulisannya: Khoiruddin
Bashori, “ Pendidikan Karakter”, Kedaulatan Rakyat, No. 11,
Tahun XLI (24 Januari 2012), hal. 8. Kolom 7.
b. Tidak terdapat pengarang
Apabila tidak ada pengarang, maka disebutkan judul atau
langsung nama penerbitan yang bersangkutan. Contoh
: [xvii] KUHP yang Baru Harus Beri Rasa Keadilan
Masyarakat”, Kedaulatan Rakyat, 123, Tahun XLI (12 Oktober
2010), hal. 9.
11. Internet
Apabila mengutip dari internet maka penulisan catatan kakinya
sebagai berikut : [xviii] Khoirudin Bashori, “Manusia Bekas”, dikutip
dari http//www.uin.suka-ac.id/-artikel 1109/accessed 24 Oktober 2009.
Ketentuan-ketentuan yang harus diperhatikan dalam penulisan catatan kaki
sebagai berikut.
1. Bila catatan kaki lebih dari satu baris maka baris kedua dan selanjutnya
diketik di awal margin kiri.
2. Antara baris terakhir teks dengan nomor catatan kaki diberi garis
sepanjang dua puluh ketukan sebagai pembatas. Antara baris terakhir teks
dengan garis pembatas itu berjarak dua spasi, sedang jarak antara garis
pembatas itu dengan teks catatan kaki berjarak dua spasi juga.
3. Jarak baris terakhir sebuah catatan kaki dengan baris pertama catatan kaki
berikutnya adalah dua spasi.
4. Dalam penulisan catatan kaki terdapat tiga istilah, yaitu
istilah Ibid. (singkatan dari ibidem) digunakan untuk menunjuk sumber
yang sama, yang baru saja disebut tanpa ada yang mengantarai keduanya
(sama halaman atau tidak). Jika halaman yang dikutip sama, maka nomor
halaman tidak dicantumkan lagi. Kalau kata ibid. terletak di awal catatan
kaki, huruf awalnya ditulis dengan huruf capital (Ibid), sedang bila terletak

13
di tengah misalnya sesudah kata‐kata “Disadur dari” maka huruf
pertamanya ditulis dengan huruf kecil (ibid). Istilah op. cit. (singkatan
dari opera citato, dan singkatan harus diberi spasi diantaranya, op.
cit., bukan op.cit.) menunjuk kepada sumber yang sama telah disebut
terdahulu tetapi diantarai oleh sumber lain yang tidak sama
halamannya. Istilah ini (op. cit.) digunakan sesudah menyebutkan nama
pengarang. Jika halaman yang dikutip sama, maka digunakan
istilah loc.cit. (singkatan dari loco citato).

14
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Teks terdiri atas dua bagian, yaitu teks akademik dan nonakademik. Teks
akademik adalah teks yang berwujud dalam berbagai jenis seperti jenis buku,
ulasan buku, proposal penelitian, laporan penelitian, laporan praktikum, dan
artikel ilmiah. Jenis-jenis tersebut merupakan genre makro yang masing-masing
didalamnya terkandung campuran dari beberapa genre mikro seperti deskripsi,
laporan, prosedur, eksplanasi, eksposisi, dan diskusi. Genre makro adalah genre
yang digunakan untuk menamai sebuah jenis teks secara keseluruhan, dan genre
mikro adalah sub genre yang lebih kecil yang terdapat di dalamnya dan dipayungi
oleh genre makro. Teks nonakademik adalah segala sesuatu diluar hal-hal yang
bersifat ilmiah dan tidak terpaku pada satu teori tertentu, jadi teks nonakademik
merupakan karya yang penulisannya tidak didukung oleh fakta, yang biasanya
hanya berdasarkan fakta pribadi. Teks akademik dan teks nonakademik ditandai
oleh ciri-ciri tertentu. Untuk membedakan keduanya, kita harus menelusuri ciri-
ciri tersebut. Dengan memahami ciri-ciri teks akademik, kita akan merasa yakin
bahwa jenis teks tersebut memang penting bagi kehidupan akademik kita. Dalam
penulisan karya ilmiah atau suatu bacaan kita juga melakukan pengubahan atau
pembuatan kembali bacaan tersebut yang disebut reproduksi bacaan. Reproduksi
bacaan terdiri dari ringkasan, ikhtisar, resensi, rangkuman, dan sintesis. Karya
ilmiah diciptakan atas dasar pengalaman dan ilmu-ilmu yang tedapat di dalam
buku-buku referensi yang tercantum di dalam daftar pustaka. Selain daftar
pustaka, dalam penulisan karya ilmiah kita juga menggunakan catatan kaki.
Catatan kaki merupakan catatan pada bagian bawah halaman teks yang
menyatakan sumber suatu kutipan, pendapat atau keterangan penyusunan
mengenai suatu hal yang diuraikan dalam teks. Fungsi dari catatan kaki adalah
memberikan keterangan dan komentar, menjelaskan mengenai sumber kutipan
atau pedoman penyusunan daftar bacaan, sebagai pemenuhan kode etik yang
berlaku, dan sebagai penghargaan terhadap karya orang lain.

15
3.2 Saran
Penulis mendapatkan pengalaman yang berharga dalam pembuatan
makalah ini mengenai teks akademik dan nonakademik. Penulis menyarankan
kepada seluruh pembaca untuk mempelajari teks akademik dan nonakademik
sehingga kedepannya dalam pembuatan karya ilmiah atau suatu bacaan lebih
mudah dan dapat dimengerti oleh pembaca yang akan membaca hasil karya
tersebut.

16
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, yunus, dkk. 2014. Kemampuan Menulis Berbicara Akademik. Bandung:


Rizki Press.
Agam, Rameli. 2009. Menulis karya ilmiah. Yogyakarta : Familia Pustaka
Keluarga.
Alek dan Achmad. 2010. Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta:
Kencana.
Depdikbud. 1993. Bahan Penataran P4 di perguruan tinggi. Jakarta: Depdikbud.
Sudjana, Nana dan Ulung Laksana. 1992. Menyusun Karya Tulis Ilmiah.
Bandung: Sinar Baru.

17

Anda mungkin juga menyukai