Anda di halaman 1dari 21

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas rahmat nya
lah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang membangun teks akademik ini
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Tak lupa pula kita kirimkan shalawat dan
salam atas junjungan Rasulullah SAW yang telah membawa kita dari Alam yang gelap
gulita menuju alam yang terang benderang.

Akhirnya, kepada seluruh pihak yang turut memberikan partisipasi dalam


terwujudnya makalah ini, tak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada guru
dan teman teman yang telah memberikan banyak saran dan dorongan dalam penyusunan
makalah ini.

Dalam penyusunan makalah ini tentu saja jauh dari kesempurnaan. Kerena itu, kami
sangat mengharapkan saran dan kritik demi penyempurnaan dan perbaikan tugas ini.

Palembang, Maret 2018

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................1

DAFTAR ISI.....................................................................................................................2

BAB I : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.....................................................................................................3


1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan.................................................................................................4

BAB II : PEMBAHASAN

2.1 Menulusuri dan Menganalisis Model Teks Akademik......................................5


2.2 Menggali dan Mengevaluasi Ciri-ciri Teks Akademik.......................................7
2.3 Mengeksplorasi Teks Akademik Dalam Gendre Makro...................................15
2.4 Membuat Tugas dan Proyek tentang Teks Akademik.......................................16

BAB III : PENUTUP

3.1 Simpulan............................................................................................................20
3.2 Saran..................................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................21

2
BAB I

PENDHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut Abidin, Yunus dkk (2014:16), Teks akademik atau karya tulis ilmiah
merupakan tulisan yang membahas ilmu pengetahuan yang disusun secara sistematis
dengan menggunakan bahasa yang benar.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), akademik berasal dari kata
akademi yang berarti lembaga pendidikan tinggi setingkat universitas. Akademik adalah
kata sifat yang menunjukkan sesuatu yang bersifat ilmiah dan berhubungan dengan ilmu
pengetahuan. Sesuatu yang berdasarkan teori teori yang telah diuji dan bersifat objektif.

Teks akademik dapat berwujud dalam berbagai jenis, jenis jenis teks akademik yang
terdapat di lingkungan perguruan tinggi adalah antara lain buku, ulasan buku, proposal
penelitian, proposal kegiatan, laporan penelitian (yang dapat berbentuk tugas akhir,
skripsi, tesis, atau disertasi), laporan kegiatan, dan artikel ilmiah (makalah). Jenis-jenis
tersebut merupakan genre makro yang masing-masing didalamnya terkandung
campuran dari beberapa genre mikro seperti deskripsi, laporan, prosedur, eksplanasi,
eksposisi, dan diskusi. Genre makro adalah genre yang digunakan untuk menamai
sebuah jenis teks secara keseluruhan, dan genre mikro adalah subgenre subgenre yang
lebih kecil yang terdapat di dalamnya dan dipayungi oleh genre makro tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah cara menelusuri dan menganalisis teks akademik?


2. Bagaimanakah cara menggali dan mengevaluasi lebih jauh ciri-ciri teks
akdemik?
3. Bagaimanakah cara menyajikan teks akademik dalam berbagai genre makro?
4. Bagaimanakah cara membuat tugas dan proyek tentang teks akademik?

3
1.3 Tujuan

1. Untuk menelusuri dan menganalisi teks akademik


2. Untuk menggali dan mengevaluasi lebih jauh ciri-ciri teks akdemik
3. Untuk menyajikan teks akademik dalam berbagai genre makro
4. Untuk mengetahui cara membuat tugas dan proyek tentang teks akademik

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Menelusuri dan Menganalisis Model Teks Akademik

Teks akademik atau yang juga sering disebut teks ilmiah berbeda dengan teks non
akademik. Teks akademik dan non akademik ditandai oleh ciri ciri tertentu
(Depdikbud,1993:2).

Karya tulis ilmiah merupakan salah satu bagian tak terpisahkan dalam kehidupan
akademik. Dalam setiap langkah akademik karya tulis ilmiah selalu hadir dan menjadi
tugas insan akademik guna menunjukkan derajat keilmiahannya. Teks akademik atau
karya tulis ilmiah merupakan tulisan yang membahas ilmu pengetahuan yang disusun
secara sistematis dengan menggunakan bahasa yang benar (Yunus dkk, 2014:16).

a. Mengidentifikasi teks akademik dan teks non akademik

Perbedaan antara teks akademik dan teks non akademik perlu dijelaskan secara
memadai dengan mengidentifikasi ciri ciri yang ada. Ciri ciri teks akademik antara
lain sederhana, padat, objektif, dan logis. Akan tetapi, selama ini pula belum
terdapat bukti bukti empiris yang dianjurkan untuk memberikan penjelasan yang
memadai secara linguistik tentang pengertian sederhana, padat, objektif, dan logistik
itu. (Wiranto, 2012). Akibatnya, ciri ciri tersebut biasanya hanya dipahami secara
naluri tanpa disadarkan pada data atau teori tertentu.

Teks akademik diasosiasikan dengan teks tulis, dan teks non akademik
diasosiasikan dengan teks lisan. Teks tulis bukan teks yang dimediakan dengan
tulisan. Sebaliknya, teks lisan bukan teks yang dituturkan secara lisan. Sebagai
contoh, teks berita yang didengarkan di radio adalah teks tulis yang dimediakan
secara lisan, dan naskah drama dalam bentuk dialog adalah teks lisan yang
dimediakan dengan tulisan.

5
b. Menganalisis Pentingnya Teks Akademik

Teks akademik diperlukan karena sebagai insan akademik, pada saat merancang
penelitian atau kegiatan, diperlukan teks yag disebut proposal penelitian atau
proposal kegiatan, dan perlu dilaporkan kepada pihak lain dalam teks yang disebut
laporan penelitian atau laporan kegiatan. Dan disaat menyampaikan pemikiran di
forum seminar atau mengkomunikasikannya di jurnal, maka perlu di formulasikan
dalam teks yang disebut artikel ilmiah.

Penulisan karya tulis ilmiah memiliki beberapa tujuan dan fungsi. Tujuan
penulisan karya ilmiah dapat diperinci sebagai berikut:

1. Karya ilmiah disusun dengan tujuan untuk memecahkan masalah tertentu.


2. Karya ilmiah disusun untuk mencapai tujuan khususnya tertentu.
3. Karya ilmiah disusun dengan tujuan menambah pengetahuan, ilmu, dan konsep
pengetahuan tentang satu pokok masalah tertentu.
4. Karya ilmiah disusun dengan tujuan untuk membina kemampuan menulis ilmiah
bagi penulisnya.
5. Karya ilmiah disusun dengan tujuan membina kemampuan berfikir ilmiah bagi
menulisnya.

Disamping tujuan diatas, karya ilmiah memiliki beberapa fungsi antara lain
sebagai berikut:

1. Fungsi pendidikan, karya tulis ilmiah berfungsi untuk memberikan pengalaman


yang berharga bagi penulisnya sehingga ia mampu menulis, berfikir, dan
mempertanggungjawabkan tulisannya secara ilmiah.
2. Fungsi penelitian, karya tulis ilmiah berfungsi sebagai sarana bagi penulisnya
guna menerapkan prosedur ilmiah dan mempraktikan dalam usaha
mengembangkan ilmu pengetahuan.
3. Fungsi fungsional, karya tulis ilmiah dapat berfungsi sebagai alat ilmu
pengetahuan, tambahan bahan pustaka, dan kepentingan praktis dilapangan
dalam satu disiplin ilmu tertentu.

6
Berdasarkan tujuan dan fungsi karya tulis ilmiah diatas, karya tulis ilmiah
merupakan kegiatan yang bermanfaat baik bagi penulis maupun bagi dunia luas.
Melihat betapa pentingnya karya tulis ilmiah tersebut, penulis karya ilmiah harus
benar benar menusun karyanya dengan baik dan benar sehingga dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah. (Yunus dkk, 2014:17-18).

2.2 Menggali dan Mengevaluasi Ciri-ciri Teks Akademik

Secara umum teks akademik ditandai oleh sifat sifat baku, logis, lugas, dan objektif.
Namun demikian, definisi teks akademik dengan ciri ciri diatas belum memadai, karena
sebuah teks yang dikatakan tidak akademik sekalipun, dalam hal tertentu, menunjukkan
ciri ciri akademik, dan sebaliknya, teks yang dikatakan akademik masih menampakkan
ciri ciri non akademik.

Perubahan verba menjadi nomina untuk menyatakan proses pada teks akademik.

Verba Berubah Menjadi Nomina


Bertujuan Tujuan
Menelaah Telaah
Menganalisis Analisis
Bercakap-cakap Percakapan
Berkomunikasi Komunikasi
Diasumsikan Asumsi
Menggunakan/digunakan Penggunaan
Didefinisikan Definisi

Pada teks akademik, pemilihan nomina (bukan verba) untuk menggambarkan proses
bukanlah sebuah kebetulan, melainkan suatu tuntutan. Nomina merupakan salah satu
alat untuk mengabastraksi konsep. Perunahan verba menjadi nomina itu digunakan
untuk memadatkan informasi dan menggeneralisasi peristiwa subjektif menjadi objektif.

7
Ciri-ciri lisan dan ciri-ciri tulis merupakan sebagian kecil dari cir-ciri teks akademik
dan non akademik. Berikut ciri-ciri yang membedakan teks akademik dan teks non
akademik.

No. Teks Akademik (tulis, ilmiah) Teks Nonakademik (lisan, nonlisan)

1. Sederhana dalam hal struktur kalimat Rumit dalam struktur kalimat

2. Padat informasi Cenderung tidak padat informasi

3. Padat akan kata-kata leksikal Padat akan kata-kata stukturan

Cenderung sedikit memanfaatkan


4. Banyak memanfaatkan nominalilasi
nomalilasi

Banyak memanfaatkan metafora Cenderung sedikit memanfaatkan


5.
gramatika metafora gramatika

Cenderung sedikit memanfaatkan istilah


6 Banyak memanfaatkan istilah teknis
teknis

Lebih konkret dan cenderung tidak


7. Berrsifat taksonomik dan abstrak
bersifat taksonomi

Banyak memanfaatkan sistem Tidak menunjukkan pengacuan esfora


8.
pengacuan esfora sebagai ciri penting

Banyak memanfaatkan proses Tidak menonjol pada salah satu jenis


9.
relasional identifikatif proses

10. Bersifat monologis Bersifat dialogis

Memanfaatkan bentuk pasif untuk


memberikan tekanan kepada pokok Memberikan tekanan kepada pelaku
11.
persoalan yang dikemukakan, bukan dalam peristiwa dialog
kepada pelaku

12. Seharusnya tidak mengandung kalimat Sering mengandung kalimat minor

8
minor

Seharusnya tidak mengandung kalimat Sering mengandung kalimat


13.
takgramatikal takgramatikal

Mengambil genre yang lebih bervariasi


14. Biasanya mengambil genre faktual
dan dapat faktual atau fiksional

1) Teks Akademik Bersifat Sederhana dan Struktur Kalimat

Kesederhanaan teks akademik terlihat dari struktur kalimat yang sederhana


melalui penggunaan kalimat simpleks. Perbedaan antara kalimat simpleks dan
kalimat kompleks tidak diukur dari panjang pendeknya, tetapi dari jumlah aksi atau
peristiwa yang dikandung. Kalimat simpleks adalah kalimat yang hanya
mengandung satu aksi atau peristiwa, sedangkan kalimat kompleks adalah kalimat
yang mengandung lebih dari satu aksi atau peristiwa.

2) Teks Akademik Padat Informasi

Yang dimaksud pada teks akademik adalah padat akan informasi dan padat akan
kata-kata leksikal. Kepadatan informasi pada teks akademik dapat dijelaskan dari
dua sisi. Pertama, informasi dipadatkan melalui kalimat simpleks, kedua, informasi
dipadatkan melalui nomalisasi.

3) Teks Akademik Padat Kata Leksikal

Kepadatan leksikal dapat dijelaskan sebagai berikut. Teks akademik lebih


banyak mengandung kata leksikal atau kata isi (nomina, verba-predikator, adjektiva
dan adverbia tertentu) daripada kata struktural (konjungsi, kata sandang, preposisi,
dan sebagainya).

Kepadatan leksial juga dapat dilihat dari kelompok nomina yang terbentuk dari
kelompok nomina yang terbentuk dari rangkaian dua kata leksial atau lebih tanpa
disisipi oleh kata struktural apa pun.

9
4) Teks Akademik Banyak Memafaatkan Nominalisasi

Ditemukan bahwa dalam realisasi leksis pada teks-teks akademik yang


dicontohkan, nominalisasi digunakan untuk mamadatkan informasi. Sabagai upaya
pembendaan, nominalisasi ditempuh dengan mengubah leksis nonbenda (antara lain
verba, adjektive, adverbia, konjungsi) menjadi leksis benda (nomina). Nominalisasi
pada teks akademik ditunjukkan untuk mengungkapkan pengetahuan dengan lebih
ringkas dan patat (Martin, 1991). Oleh karena itu, nominalisasi menjadi ciri yang
sangat penting pada teks akademik (Marti,1992;138;Halliday, 1998:196-197; Rose,
1998: 253-258, 260-263; Wiratno, 2009).

Pemadatan informasi akan menjadi semakin kompleksapabila dua atau lebih


lekis hasil nominalisasi tersebut dihimpun dalam satu gugusan pada kelompok
nomina. Gugusan lekis sejenis itu oleh Hyland (2008:49) disebut cluster, yaitu
gugusan yang merupakan satu kesatuan yang terdiri atas dua sampai empat kata.
Menurut Hyland, pada teks akademik sebagian besar gugusan berupa kelompok
nomina dan kelompok adverbia yang dapat berfungsi sebagai sarana untuk
memolakan makna teks secara ideasional, interpersonal, dan tekstual. Dengan
demikian, dapat dikatakan dari sudut pandang nominalisasi teks teks tersebut
menunjukkan ciri keilmiahan secara ideasional.

5) Teks Akademik Banyak Memanfaatkan Gramatika melalui Ungkapan


Ingkongruen

Metafora gramatika adalah pergeseran dari satu jenis leksis ke jenis leksis lain
atau dari tataran gramatika yang lebih tinggi ke tataran gramatika yang lebih rendah.
Metafora gramatika terjadi pada ungkapan yang inkongruen, sebagai kebalikan dari
ungkapan yang kongruen (Halliday, 1985:321: Martin,1992:6-7, 406-417). Realisasi
secara kongruen adalah realisasi yang sewajar-wajarnya sesuai dengan realitas,
misalnya benda direalisasikan sebagai nomina, proses direalisasikan sebagai verba,
kondisi direalisasikan sebagai adjektiva, dan sirkumtansi direalisasikan sebagai
adverbia. Sebaliknya, pada realisasi secara inkongruen, proses tidak diungkapkan

10
dengan verba tetapi dengan nomina, kondisi tidak diungkapkan dengan adjektiva
tetapi dengan nomina, dan sebagainya.

Teks akademik banyak memanfaatkan metafora gramatika dalam ungkapan yang


inkongruen (Martin, 1993b:218-219; Martin, 1993c: 2226-228, 235-241: Halliday,
1993b:79-82, Halliday, 1998: 188-221). Jelas bahwa dari segi metafora gramatika
teks-teks akadeik menunjukkan ciri keilmiahan baik secara ideasional maupun
tekstual. Secara ideasional, melalui metafora gramatika isi materi yang disampaikan
menjadi lebih padat, dan secara tekstual, cara penyampaian materi yang melibatkan
pergeseran tataran tersebut juga berdampak pada perbedaan tata organisasi di tingkat
kelompok kata atau kalimat.

6) Teks Akademik Banyak Memanfaatkan istilah Teknis

Pada prinsipnya istilah teknis merupakan penamaan kepada sesuatu dengan


menggunakan nomina yang antara lain dibangun melalui proses nominalisasi. Istilah
teknis merupakan bagian yang esensial pada teks akademik (Hallidan, & Martin,
1993b;4). Karena istilah teknis digunakan sesuai dengan tuntutan bidang ilmu (Veel,
1998:119-139;White,1998:268-291; Wignell, 1998:298-323), tataran keilmuan
(Rose 1998:238-263), dan latar (setting) pokok persoalan (Veel, 1998:119-139)
yang disajikan didalamnya.

7) Teks Akademik Bersifat Taksonomi dan Abstrak

Pada dasarnya taksonomi adalah pemetaan pokok persoalan melalui klasifikasi


terhadap sesuatu. Taksonomi menjadi salah satu ciri teks akademik
(Halliday,1993b:73-74). Oleh Wignell, Martin, dan Eggins (1993:136-165), masalah
taksonomi pada teks akademik dibahas dalam konteks bahwa perpindahan dari
pemaparan peristiwa duniawi dengan bahasa sehari-hari menuju penyusunan ilmiah
yang sistematis dengan bahasa yang lebih teknis adalah perpindahandari deskripsi
menuju klasifikasi.

Teks Akademik dikatakan abstrak karena pokok persoalan yang dibicarakan


didalamnya seringkali merupakan hasil dari pemformulasian pengalaman nyata

11
menjadi teori (Halliday , 1993a:57-59;Halliday, 1993b:70-81; Martin, 1993b:
211.212; Martin, 1993c: 226-228). Pemformulasian yang demikian itu
sesungguhnya merupakan proses abstaksi yang antara lain dicapai dengan
nominalisasi dalam kerangka untuk memahami dan menginterpretasikan realitas.

8) Teks Akademik Banyak memanfaatkan Sistem Pengacuan Esfora

Pengacuan esfora dimanfaatkan pada teks akademik untuk menunjukkan prinsip


generalitas, bahwa benda yang disebut didalam kelompok nomina tersebut bukan
benda yang mengacu kepada penyebutan sebelumny (Martin, 1992:138)

9) Teks Akademik Banyak Memanfaatkan Proses Relasional Identifikatif dan


Proses Relasional Atributif

Terdapat dua jenis proses relasional, yaitu proses relasional identifikatif dan
proses relasional atributif. Proses relasional identifikatif merupakan alat yang baik
untuk membuat definisi atau identifikasi teerhadap sesuatu, sedangkan proses
relasional atributif merupakan alat yang baik untuk membuat deskripsi dengan
menampilkan sifat, ciri, atau keadaan benda yang dideskripsikan tersebut.

Mengenai pentingnya proses relasional identifikatif untuk membuat definisi


pada teks akademik, Wignell, Martin dan Eggins (1993:149-152) menyatakan
bahwa biasanya definisi dibuat terhadap istilah teknis. Namun demikian, tidak
semua istilah teknis yang terdapat di teks-teks akademik, terutama istilah teknis
yang belum umum, didefinisikan atau diidentifikasikan.

10) Teks Akademik Bersifat Monologis dengan Banyak Mendayagunakan Kalimat


Indikatif-Deklaratif

Sifat monologis pada teks akademik mengandung arti bahwa teks tersebut
memberikan informasi kepada pembaca dalam satu arah. Untuk memenuhi sifat
monologis tersebut teks akademik mendayagunakan kalimat indikatif-Dekklaratif
yang berfungsi sebagi proposisi-memberi, berbeda dengan kalimat Indikatif-
Interogatif yang berfungsi sebagai Proposisi-Meminta atau kalimat Imeratif yang
berfungsi sebagai Proposal-Meminta. Pada teks akademik penulis tidak meminta

12
kepada pembaca untuk melakukan sesuatu (jasa), dan juga tidak meminta informasi,
tatapi memeri informasi.

Sebagai penyedia informasi, penulis teks akademik tidak menunjukkan posisi


yag lebih tinggi dari pada pembaca. Hal ini berkebalikan denga kalimat imperatif
yang berfungsi sebagai proposal-Meminta yang mencerinkan posisi penulis yang
lebih tinggi dari pada pembaca. Meskipun kalimat Indikatif-Interogatif masih
ditemukan pada teks akademik dalam jumlah yang lain relatif kecil, jenis kalimat
tersebut mengembang fungsi sebagai Proposisi-Meminta. Namun demikian, perlu
digaris bawahi bahwa pertanyaan tersebut tidak selalu ditujukan kepada pembaca,
meskipun potensi kearah hal itu besar (Hyland,2005:173-192), tetapi diajukan
sebagai pembatas atau alat untuk mengambil porsi dalam mengajukan pendapat
terhadap pokok masalah yang dibicarakan didalam teks tersebut (Marrin,& White,
2005:97-98)

11) Teks Akademik Memanfaatkan Bentuk Pasif untuk Menekankan Pokok


Persoalan, bukan Pelaku; dan akibatnya, Teks Akademik Menjadi Objektif,
bukan Subjektif

Penggunaan bentuk pasif pada teks akademik dimaksudkan untuk


menghilangkan pelaku manusia, sehingga unsur kalimat yang berperan sebagai
subjek dijadikan pokok persoalan yang dibicarakan didalam teks tersebut. Dengan
menganggap pelaku itu tidak penting, subjek atau pokok pembicaraan yang bukan
pelaku dianggap lebih penting, dan karenanya ditemakan. Pemilihan tema seperti ini
sangat diperlukan, karena teks akademik tidak membahas para pelaku atau ilmuan,
tetapi membahas pokok persoalan tertentu yang disajikan didalamnya. Pokok
persoalan tersebut ditempakan sebagai tema pada kalimat-kalimat yang ada; dan
pengguanaan bentuk pasif dimaksudkan sebagai strategi pemetaan tema tersebut
(Marin,1993a:193-194). Dengan menghilangjan pelaku dan lebih mementingkan
peristiwa yang terjadi, teks akademik menunjukkan sifat objektif. Pada konteks ini,
bentuk pasif merupakan sarana untuk menyajikan aksi, kualitas, dan peristiwa
dengan menganggap bahwa aksi, kualitas, dan peristiwa tersebut sebagi objek

13
(Halliday, 1993a:58). Dengan demikian, pada teks akademik, tidak terkecuali teks-
teks akademik yang dicontohkan, terjadi objektifikasi.

12) Teks Akademik seharusnya tidak mengandung Kalimat Minor

Kalimat minor adalah kalimat tidak lengkap. Kalimat minor berkekurangan


salah satu dari unsur pengisi subjek atau finit/predikator. Akibatnya, kalimat
tersebut dapat dianalisis dari sudut pandang leksikogramatika, serta tidak dapat pula
dianalisis menurut jenis dan fungsinya.

Secara ideasional, karena transitivitas pada kalimat minor tidak dapat dikenali,
makna yang bersifat eksperiensial yang melibatkan partisipan, proses, dan
sirkumstansi pada kalimat tersebut juga tidak dapat diungkapkan . selain itu, karena
hubungan interdependensi pada kalimat minor tidak dapat digolongkan ke dalam
kalimat indikatif-dekalaratifinterogatif atau imperatif, kalimat tersebut tidak
mengungkapkan fungsinya sebagai proposisi-memberi atau proposal-meminta.
Padahal, informasi pada teks akademik perlu disampaikan melalui penggunaan
kalimat indikatif-deklaratif yang mengemban fungsi sebagai proposisi-memberi.

13) Teks Akademik Seharusnya tidak Mengandung Kalimat Takgramatikal

Kalimat Tagramatikal adalah kalimat yang secara gramatikal mengandung


kekurangan atau kelebihan unsur-unsur tertentu, misalnya kata-kata leksikal seperti
nomina (yang berfungsi sebagai subjek) dan verba (yang berfungsi sebagai
finit/predikator), atau kata-kata struktural, seperti konjungsi dan preposisi. Teks
akademik yang mengandung kalimat takgramatikal, baik yang berkekurangan
maupun yang berkelebihan unsur tertentu, adalah teks yang menunjukkan ciri
bahasa tak baku. Oleh karena itu, derajat keilmiahan teks tersebut berkurang. Secara
tekstual, letak gramatikalah pada teks akademik menunjukkan ciri ketidakilmiahan
atau ciri lisan. Selain sulit ditabulasikan ke dalam struktur kalimat,
ketakgramatikalan juga mengganggu pemahaman pembaca,yang pada akhirnya juga
mengurangi tingkat keterbacaan teks tesebut.

14
14) Teks Akademik Tergolongan ke dalam Genre Faktual bukan Genre Fiksional

Teks akademik yang demikian itu tergolong ke dalam genre faktual, bukan genre
fiksional. Teks-teks tersebut dikatan faktual, karena teks-teks tersebut ditulis
berdasarkan pada kenyataan empiris, bukan pada rekaan atau rekaan atau khayalan
(Martin,1985b; Martin, 1992:562-563). Dilihat dari segi genre makro dan genre
mikro, teks-teks akademik yang dijadikan tugas digolongkan kedalam genre makro
artikel ilmiah atau artikel jurnal. Sebagai artikel ilmiah, teks-teks tersebut
mengandung beberapa genre mikro sekaligus, antara lain deskripsi , eksplanasi,
prosedur, eksposisi, dan diskusi. Terdapat kecenderungan bahwa setiap subbab atau
setiap tahap dalam struktur teks pada artikel mengandung genre mikro yang
berbeda, sesuai dengan karakteristik subbab-subbab tersebut.

2.3 Mengeksplorasi Teks Akademik Dalam Gendre Makro

Teks akademik atau teks ilmiah dapat terwujud dalam berbagai jenis, misalnya
buku, ulasan buku, proposal penelitian, laporan penelitian, laporan praktikum, dan
artikel ilmiah. Jenis-jenis tersebut merupakan genre makro yang masing-masing di
dalamnya terkandung campuran dari beberapa genre genre mikro seperti deskripsi,
laporan, prosedur, eksplanasi, eksposisi, dan diskusi. Genre makro adalah gendre yang
di gunakan untuk genre yang di gunakan untuk menamai sebuah jenis teks secara
keseluruhan, dan gendre mikro adalah subgenre-subgenre yang lebih kecil yang terdapat
didalamnya dan dipayungi oleh genre makro tersebut.

a. Ulasan Buku
Buku dapat di kelompokkan menjadi buku ajar dan buku referensi. Buku
referensi adalah buku yang digunakan sebagai referensi atau bahan rujukan pada
saat orang menyusun karya ilmiah. Ulasan buku yang juga sering disebut dengan
timbangan buku adalah tulisan yang berisi tentang kritik terhadap buku yang
dimaksud. Ulasan seperti ini dibutuhkan pada saat menyajikan kajian pustaka dalam
proposal penelitian, laporan penelitian (yang berupa skripsi,tesis dan disertasi), atau
artikel ilmiah.

15
Ulasan buku memiliki struktur teks identitas^orientasi^tafsiran
isi^evaluasi^rangkuman evaluasi ( tanda ^ berarti diikuti oleh).
b. Proposal

Proposal merupakan tulisan yang berisi rancangan penilitian. Proposal dapat


berupa proposal penelitian atau proposal kegiatan. Proposal penelitian memiliki
struktur teks: pendahuluan^landasan teori dan tinjauan pustaka^metodologi
penelitian.

c. Laporan

Laporan dapat dikelompokkan menjadi laporan penelitian dan laporan kegiatan.


Laporan penelitian ditata dengan struktur teks:pendahuan^metodologi
penelitian^hasil^pembahasan^penutup. Adapun laporan kegiatan mempunyai
struktur teks yang lebih fleksibel, sesuai dengan cakupan laporan yang dilaporkan
itu. Akan tetapi, pada umumnya, struktur teks laporan kegiatan adalah
pendahuluan^deskripsi kegiatan^pelaksanaan kegiatan^penutup.

d. Artikel ilmiah

Artikel ilmiah dapat dikelompokkan menjadi artikel penelitian dan artikel


konseptual. Pada dasarnya artikel penelitian adalah laporan penelitian yang disusun
dalam bentuk artikel. Dengan demikian struktur teks artikel penelitian, yaitu :
abstrak^pendahuan^tinjauan pustaka^metodologi penelitian^hasil^pembahasan
^simpulan. Artikel konseptual adalah artikel sebagai hasil pemikiran mengenai
sesuatu secara konseptual.Struktur artikel konseptual lebih fleksibel , bergantung
kepada cakupan pokok persoalan dan konsep atau teori yang digunakan.

2.4 Membangun Teks Akademik secara Mandiri

1. Membuat Rangkuman

Rangkuman dapat diartikan sebagai suatu hasil merangkum atau meringkas


suatu tulisan atau pembicaraan menjadi suatu uraian yang lebih singkat dengan
perbandingan secara proporsional antara bagian yang dirangkum dengan

16
rangkumannya(Djuharni, 2001). Rangkuman dapat pula diartikan sebagai hasil
merangkai atau menyatukan pokok-pokok pembicaraan atau tulisan yang terpencar
dalam bentuk pokok-pokoknya saja. Rangkuman sering disebut juga ringkasan,
yaitu bentuk ringkas dari suatu uraian atau pembicaraan pada tulisan jenis
rangkuman, urutan isi bagian demi bagian, dan sudut pandang (pendapat) pengarang
tetap diperhatikandan dippertahankan.

Merangkum atau meringkas suatu bacaan bertujuan untuk menguji kemampuan


penulis pemula dalam menentukan pokok-pokok permasalahan sebuah tulisan,
kemudian menyusun kembali dalam sebuah tulisan yang lebih ringkas. Didalam
membuat suatu rangkuman, penulis bisa langsung mengemukakan isi suatu
ringkasan atau pembicaraan itu tanpa harus menggunakan kalimat penyambung.
Langkah-langkah membuat rangkuman sebagai berikut:

a. menandai kata-kata sulit


b. menggaris bawahi hal-hal yang penting. Ceperti contoh berikut ini:
c. menentukan pikiran utamanya.
d. menyusun dalam bentuk rangkuman. Seperti contoh:

Untuk dapat menghasilkan sebuah rangkuman yang baik, seorang penulis


pemula perlu memperhatikan empat hal pokok, yaitu:

a. mampu membaca dengan baik bacaan yang akan dirangkum,


b. mampu memahami isi secara utuh terhadap bacaan yang akan dirangkum,
c. mampu menemukan ide-ide pokok ataupun kalimat topik dalam bacaan yang
akan dirangkum, serta
d. mampu menyusun kembali ide-ide maupun kalimat topik yang telah ditemukan
menjadi sebuah tulisan utuh

Untuk mencapai hal di atas, langkah-langkah yang harus ditempuh bagi seorang
penulis rangkuman adalah sebagai berikut.

a. Perangkum harus membaca uraian asli pengarang sampai tuntas agar


memperoleh gambaran atau kesan umum dan sudut pandang pengarang.

17
Pembacaan hendaklah dilakukan secara saksama dan diulang sampai dua atau
tiga kali untuk dapat memahami isi bacaan secara utuh.
b. Perangkum membaca kembali bacaan yang akan dirangkum dengan membuat
catatan pikiran utama atau menandai pikiran utama setiap uraian untuk setiap
bagian atau setiap paragraf.
c. Dengan berpedoman hasil catatan, perangkum mulai membuat rangkuman dan
menyusun kalimat-kalimat yang bertolak dari hasil catatan dengan
menggunakan bahasa perangkum sendiri. Hanya saja, apabila perangkum merasa
ada yang kurang enak, perangkum dapat membuka kembali bacaan yang akan
dirangkum.
d. Perangkum perlu membaca kembali hasil rangkuman dan mengadakanperbaikan
apabila dirasa ada kalimat yang kurang koheren.
e. Perangkum perlu menulis kembali hasil rangkumannya berdasarkan hasil
perbaikan dan memastikan bahwa rangkuman yang dihasilkan lebih pendek
dibanding dengan bacaan yang dirangkum.

2. Membuat Tugas dan Proyek tentang Teks Akademik


a. Tugas

Langkah-langkah pembuatan tugas dalam teks akademik;

Carilah beberapa teks yang dimuat di buku, jurnal penelitian, majalah, surat
kabar, atau media lain baik cetak maupun elektronik. Kemudian, lakukan sesuai
dengan poin berikut ini.

1. Analisislah apakah teks-teks tersebut mengandung ciri-ciri akademik.


Seandainya teks-teks yang Anda temukan itu belum memenuhi ciri-ciri
akademik, ubahlah agar teks-teks tersebut menunjukkan ciri-ciri yang
dimaksud.
2. Amatilah teks-teks tersebut, serta identifikasilah genre makro yang menjadi
payung dan genre mikro yang terkandung di dalamnya.
3. Buatlah sejumlah pertanyaan yang lain mengenai teks-teks tersebut, dan
jawablah pertanyaan-pertanyaan itu.

18
4. Tulislah hasil atau jawaban dari Poin (1) sampai dengan Poin (3) di lembar
kertas, lalu kumpulkan pada waktu yang disepakati antara Anda dan dosen
pendamping anda.

b. Proyek

Proyek di sini dimaksudkan sebagai rencana belajar sesuai dengan


kebutuhan akademik Anda. Susunlah sebuah proyek belajar yang berkaitan
dengan ciri-ciri teksakademik dan teks nonakademik. Pada proyek Anda itu,
Anda dapat:

1. Membuat konversi dari teks yang kurang akademik menjadi teks yang
lebihakademik;
2. Mempertanyakan segala sesuatu yang terkait dengan seluk-beluk teks
akademik, dan menuangkan hasilnya dalam bentuk tulisan;
3. Mendiskusikan materi tertentu dengan teman-teman Anda, dan menuangkan
hasilnya dalam bentuk tulisan;
4. Melakukan kegiatan belajar apa pun yang Anda pandang dapat mendukung
pemahaman Anda terhadap teks akademik, dan menuangkan hasilnya dalam
bentuk tulisan.

19
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Teks akademik adalah tulisan atau laporan tertulis yang memaparkan hasil
penelitian atau pengkajian suatu masalah oleh seseorang atau sebuah tim dengan
memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat
keilmuan.

Teks akademik dapat berwujud dalam berbagai jenis, jenis jenis teks akademik
yang terdapat di lingkungan perguruan tinggi adalah antara lain buku, ulasan buku,
proposal penelitian, proposal kegiatan, laporan penelitian (yang dapat berbentuk tugas
akhir, skripsi, tesis, atau disertasi), laporan kegiatan, dan artikel ilmiah (makalah).

Teks akademik diperlukan karena sebagai insan akademik, pada saat merancang
penelitian atau kegiatan, diperlukan teks yag disebut proposal penelitian atau proposal
kegiatan, dan perlu dilaporkan kepada pihak lain dalam teks yang disebut laporan
penelitian atau laporan kegiatan. Dan disaat menyampaikan pemikiran di forum seminar
atau mengkomunikasikannya di jurnal, maka perlu di formulasikan dalam teks yang
disebut artikel ilmiah

4.2 Saran

Sebagai seorang mahasiswa, kita harus memahami dan mampu membangun teks
akademik karena teks akademik adalah sesuatu yang penting dalam lingkungan
perguruan tinggi.

20
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, yunus, dkk. 2014. Kemampuan Menulis Berbicara Akademik. Bandung: Rizki
Press.

Depdikbud. (1993). Bahan Penataran P4 di Perguruan Tinggi. Jakarta: Depdikbud.

Ristekdikti. (2016). Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, cetakan 1

http://www.academia.edu/33281928/MENELUSURI_DAN_MENGANALISIS_MODE
L_TEKS_AKADEMIK

21

Anda mungkin juga menyukai