Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH KELOMPOK

KARYA TULIS ILMIAH

DISUSUN OLEH

1. SITI HAJAR USMAN


2. NI MADE NONIK KARSANI
3. LINDA AMELIA SARI
4. PUTRI NURUL ZAKILA

KEMENTRIAN KESEHATAN POLITEKNIK KESEHATAN


MATARAM JURUSAN KEPERAWATAN PROGRAM STUDI
SARJANA TERAPAN PROFESI TAHUN AJARAN 2019/2020

1|Karya Tulis Ilmiah


KATA PENGANTAR

Alhamdulilah, puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“KARYA TULIS ILMIAH”.
Dalam menyusun makalah ini kami tidak dapat lepas dari kesalahan namun
berkat dorongan, didikan dan bimbingan dari semua pihak, maka kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Untuk itu kami sebagai penyusun mengucapkan
terima kasih kepada :
Bapak Akmaludin, M.Pd. selaku dosen Bahasa Indonesia.
Kami menyadari banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Untuk
penyempurnaan kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca.

Mataram, 9 September 2019

Penyusun

2|Karya Tulis Ilmiah


DAFTAR ISI

Cover Makalah…………………………………………………………...……1

Kata Pengantar………………………………………………………………..2

Daftar Isi…………………………………………………………………….....3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang………………………………………………………..….….4


1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………...……7
1.3 Tujuan…………………………………………………………………...…..7

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Hakikat Karya Tulis Ilmiah……….…………………………………….…..8


2.2 Syarat – syarat Karya Tulis Ilmiah…………………………………………10
2.3 Sistematika Penulisan Karya Ilmiah…...…………………………………...10
2.4 Jenis – jenis Karya Ilmiah…………….……………………………………15

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan……………………………………………………………..…..19
3.2 Saran……………………………………………………………………..…19

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………....18

BAB I

3|Karya Tulis Ilmiah


PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Karya ilmiah adalah karangan yang berisi gagasan ilmiah yang


disajikan secara ilmiah serta menggunakan bentuk dan bahasa ilmiah. Karya
tulis ilmiah mengusung permasalahan keilmuan. Materi yang dituangkan
dalam tulisan ilmiah berupa gagasan-gagasan ilmiah, baik berupa hasil kajian
ilmiah maupun hasil-hasil penelitian yang disajikan dalam karya tulis ilmiah.
Gagasan-gagasan itu merupakan gambaran perkembangan ilmu pengetahuan
yang terekam dalam tulisan ilmiah.

Dengan kata lain, karya tulis ilmiah merupakan karangan yang


menyajikan fakta umum yang dapat dibuktikan kebenarannya secara ilmiah
dan ditulis dengan metodologi yang tepat. Dalam ruang lingkup perguruan
tinggi, karya ilmiah disebut juga sebagai teks akademik. Salahsatu contoh
karya tulis ilmiah atau teks akademik adalah laporan hasil penelitian
khususnya jenjang pendidikan S1 atau yang lazim disebut dengan skripsi.
Skripsi merupakan karya tulis ilmiah yang ditulis oleh mahasiswa tingkat
akhir sebagai persyaratan utama untuk memeroleh gelar kesarjanaan.

Penulisan skripsi oleh mahasiswa pada umumnya selalu dituntut


kecermatan untuk menghasilkan sebuah skripsi yang berkualitas. Skripsi yang
berkualitas tentu harus memenuhi ciri-ciri keilmiahan sebuah karya tulis
ilmiah. Pendapat tentang teks akademik yang berkembang selama ini adalah
bahwa teks akademik mempunyai ciri-ciri antara lain sederhana, padat,
objektif, dan logis. Akan tetapi, selama ini pula belum ada bukti-bukti empiris
yang diajukan untuk memberikan 2penjelasan yang memadai secara linguistik
tentang pengertian sederhana, padat, objektif, dan logis tersebut. Hal ini
kemudian menjadi sesuatu yang perlu ditindak lanjut sehingga ciri keilmiahan
sebuah teks tidak hanya dipahami secara naluri, akan tetapi didasarkanpada
data atau teori tertentu.Berdasarkan pada pemikiran tersebut, linguistik
sistemik fungsional memandang teks sebagai sebuah objek kajian untuk
menemukan makna keilmiahan sebuah karya ilmiah atau teks akademik.

4|Karya Tulis Ilmiah


Konstribusinya terhadap pemahaman teks menunjukkan bahwa analisis
linguistik sistemik fungsional mampu membuktikan keilmiahan sebuah teks
yakni sederhana, padat, objektif, dan logis. Dalam hal ini pembentukan makna
secara metafora gramatika.

Berbicara tentang metafora dalam analisis suatu teks maka dalam


bidang linguistik dikenal dua jenis metafora yaitu metafora leksikal dan
metafora gramatikal. Menurut Halliday (1985:320), metafora leksikal
merupakan variasi dalam penggunaan kata, yakni makna yang direalisasikan
dari kata yang dipilih berbeda dengan makna lazim. Sedangkan metafora
gramatikal adalah merupakan variasi realisasi makna melalui bentuk lexico-
grammar yang pada dasarnya digunakan untuk merealisasikan makna yang
berbeda. Fokus penelitian ini adalah metafora gramatika.Metafora gramatika
merupakan pergeseran dari satu jenis leksis ke jenis leksis lainnya atau dari
tataran gramatika yang lebih tinggi ke tataran gramatika yang lebih rendah.

Metafora gramatika terjadi pada ungkapan yang inkongruen, sebagai


kebalikan dari ungkapan yang kongruen. Realisasi secara kongruen adalah
realisasi yang sewajar-wajarnya sesuai dengan realitas, misalnya benda
direalisasikan sebagai nomina, proses direalisasikan sebagai verba, kondisi
direalisasikan sebagai adjektiva, dan sirkumtansidirealisasikan sebagai
adverbia. Sebaliknya, pada realisasi ingkonruen, proses tidak diungkapkan
dengan verbatetapi dengan nomina, kondisitidak diungkapkan dengan
adjektivatetapi dengan nomina, dan sebagainya (Wiratno dkk, 2014:20-
21).Penelitian tentang metafora gramatikal telah banyak dilakukan oleh
peneliti terdahulu atau sebelumnya baik dari kalangan mahasiswa maupun
dosen. Penelitian metafora gramatikal banyak dilakukan dalam meneliti teks-
teks terjemahan. Penelitian tersebut dilakukan oleh Nada Akhlada dan Tina
Ria Zen.

Penelitian tentang metafora gramatikal yang dilakukan oleh Nada


Akhlada pada tahun 2014 dengan judul penelitian “Pergeseran Bentuk dan
Makna dalam Terjemahan Komik L’Agent 212 (Dari Bahasa Prancis ke
Bahasa Indonesia)”. Penelitian tersebut menjelaskan bentuk-bentuk pergeseran

5|Karya Tulis Ilmiah


dalam teks terjemahan dan bentuk pergeseran yang mendominasi dalam teks
terjemahan tersebut. Selanjutnya, penelitian yang dilakukan oleh Tina Ria Zen
dengan judul peneltian “Metafora Gramatikal pada Teks Terjemahan Buku
Biologi Bilingual”. Penelitian tersebut menjelaskan jenis-jenis metafora yang
digunakan dalam teks terjemahan yang dikaitkan dengan keakuratan teks
terjemahan buku bilingual.

Kedua penelitian tersebut lebih ditekankan untuk melihat bagaimana


penggunaan bahasa yang dilakukan oleh seorang penerjemah dalam mencari
kesepadanan kata untuk menerjemahkan teks berbahasa asing. Padahal
pemanfaatan metafora gramatika bukan sekadar untuk melihat hal tersebut,
melainkan lebih luas untuk melakukan penelusuran terhadap keilmiahan
sebuah karya ilmiah seperti skripsi.

Untuk mengecek apakah sebuah skripsi telah menunjukkan keilmiahan


maka peneliti melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Metafora
Gramatikal dalam Skripsi Mahasiswa Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia”.
Penelitian ini dilakukan untuk menelusuripenggunaan metafora gramatikal
dalam skripsi mahasiswa prodi Bahasa dan Sastra Indonesia serta untuk
menelusuripolapergeseran leksis dalam skripsi mahasiswa prodi Bahasa dan
Sastra Indonesia. Selanjutnya untuk menelusuri kadar keilmiahan dalam
skripsi mahasiswa Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia sebab pada metafora
gramatikal ditemukan perubahan-perubahan mendasar pada bentuk struktur
gramatikal sebuah klausa atau kelas kata sehingga secara otomatis dapat
menjadikan sebuah klausa atau kelas kata menjadi lebih padat makna.

1.2 Rumusan Masalah

6|Karya Tulis Ilmiah


2. Bagaimana hakikat karya tulis ilmiah?
3. Apa saja syarat- syarat karya tulis ilmiah?
4. Bagaimana sistematika karya tulis ilmiah?
5. Apa saja jenis-jenis karya tulis ilmiah?

1.3 Tujuan
2. Untuk mengetahui hakikat karya tulis ilmiah.
3. Untuk mengetahui apa saja syarat karya tulis ilmiah.
4. Untuk mengetahui bagaimana sistematika penulisan karya tulis ilmiah.
5. Untuk mengetahui apa saja jenis dari karya tulis ilmiah.

7|Karya Tulis Ilmiah


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Hakikat Karya Tulis Ilmiah

Kata “ilmiah” dalam berbagai kesempatan seringkali dipandang sebagai


sesuatu yang rumit, terbatas, milik pihak tertentu dan tentu saja sulit
dilakukan. Temu ilmiah, misalnya terbatas pada ahli-ahli dalam bidang
tertentu. Karya ilmiah juga sering dipahami sebagai karya yang dihasilkan
oleh pihak-pihak tertentu yang sudah memiliki kader keilmuan tertentu  pula.
Para penulis karya ilmiah biasanya pakar atau ahli dalam suatu bidang
tertentu. Para guru, karena dalam beberapa hal membatasi diri, seperti sulit
memasuki wilayah ini, sehingga setiap kali mengikuti seminar atau pelatihan
karya ilmiah tidak dipandang sebagai bagian dari dunianya. Padahal guru
adalah ilmuwan yang ahli pada bidangnya dan diharuskan menghasilkan karya
pada bidang tersebut. Padahal dunia keilmuan pada level manapun
mengandung kadar keilmiahan dan dapat diraih oleh siapa pun sesuai dengan
bidangnya. Dengan kata lain, karya ilmiah sesungguhnya harus menjadi
bagian dari keseharian para guru sebagai seorang ilmuwan.
Karya tulis ilmiah adalah sebuah karya tulis yang disajikan secara
ilmiah dalam sebuah forum atau media ilmiah. Karakteristik keilmiahan
sebuah karya terdapat pada isi,  penyajian, dan bahasa yang digunakan. Isi
karya ilmiah tentu bersifat keilmuan, yakni rasional, objektif, tidak memihak,
dan berbicara apa adanya. Isi sebuah karya ilmiah harus fokus dan bersifat
spesifik pada sebuah bidang keilmuan secara mendalam. Kedalaman karya
tentu sangat disesuaikan dengan kemampuan sang ilmuwan. Bahasa yang
digunakan juga harus bersifat baku, disesuaikan dengan sistem ejaan yang
berlaku di Indonesia. Bahasa ilmiah tidak menggunakan bahasa pergaulan,
tetapi harus menggunakan bahasa ilmu  pengetahuan, mengandung hal-hal
yang teknis sesuai dengan bidang keilmuannya.  
Namun, terlepas dari semua kerumitan dan nuansa-nuansa seram yang
diciptakan di kepala guru, sebetulnya penulisan karya ilmiah merupakan
kegiatan yang sama dengan proses  penulisan pada umumnya. Kegiatan

8|Karya Tulis Ilmiah


menulis pada dasarnya kegiatan menyampaikan atau menyajikan gagasan atau
pikiran, informasi, kehendak, kepentingan dan berbagai pesan kepada pihak
lain dalam bahasa tulis. Kegiatan menulis karya ilmiah tentu dipahami sebagai
kegiatan menyampaikan pengetahuan dan temuan baru dalam suatu bidang
ilmu dalam bahasa tulis. Karya ilmiah juga biasanya menggunakan media
ilmiah, seperti jurnal ilmiah atau forum ilmiah.
Menulis adalah aktivitas seluruh otak yang menggunakan belahan otak
kanan (emosional) dan belahan otak kiri (logika) (DeProter, 1999:179). Peran
otak kanan (emosi) dalam kegiatan menulis adalah memberikan semangat,
melakukan spontanitas, memberi warna emosi, memberikan imajinasi,
membuat gairah, memberikan nuansa unsur baru, dan memberikan corak
kegembiraan dalam tulisan sedangkan peran otak kiri (logika) dalam menulis
adalah membuat perencanaan (outline), menggunakan tatabahasa, melakukan
penyuntingan, mengerjakan penulisan kembali, dan melakukan penelitian
tanda baca.
Camel Bird (2001:32) menyatakan bahwa seorang penulis di depan
komputer itu ibarat kucing yang terperangkap di balkon; mereka kadang
menulis paling baik ketika mereka terjebak dalam bahaya, menjerit untuk
menyelamatkan hidup mereka. Jika saya mengurung siswa-siswa saya di
balkon, kadang saya mendapat hasil berupa suara mereka.
Sebuah karya tulis yang baik tentu yang komunikatif, maksudnya pesan
yang disampaikan dipahami pembaca sebagaimana maksud si penulis. Tulisan
yang komunikatif disampaikan melalui bahasa-bahasa yang tersusun
sistematis, mudah dicerna, tidak bertele-tele, dan tidak bermakna ganda
(ambigu). Menulis karya ilmiah, dengan bahasa lain, adalah menyusun
kalimat-kalimat bermakna dalam sebuah rangkaian informasi yang berguna
untuk  pembaca.
Mengingat semua ilmuwan termasuk guru memiliki pemikiran dan
gagasan keilmuan, maka menulis karya ilmiah menjadi keniscayaan bagi
seorang guru. Guru harus melakukan proses kreatif ini dan menyampaikan
setiap temuan atau masalah yang dihadapi di ruang kelas atau proses
pembelajaran dalam sebuah karya yang keilmiahannya dapat

9|Karya Tulis Ilmiah


dipertanggungjawabkan. Bagi guru, seharusnya, menulis karya ilmiah menjadi
sebuah kebutuhan mengingat dengan cara inilah para guru dapat
mengomunikasikan gagasan dan  persoalan pembelajaran yang setiap hari
digelutinya. Karya ilmiah seharusnya bukan  pekerjaan yang ditakuti atau
dijauhi, mengingat setiap guru membutuhkan berkomunikasi akademik.
Karya tulis ilmiah tidak selamanya berawal dari hasil penelitian. Karya
tulis ilmiah  juga dapat dihasilkan dari pemikiran-pemikiran mendalam yang
dilengkapi dengan kajian kepustakaan.

2.2 Syarat- syarat Karya Tulis Ilmiah


 Mempunyai masalah dan pemecahan
 Masalah harus objektif
 Penyusunan dengan metode tertentu
 Karangan haruslah lengkap
 Karangan dikemukakan dengan pemikiran yang sehat
 Karangan disusun dengan suatu system
 Bahasa yang digunakan harus efektif

2.3 Sistematika Penulisan Karya Ilmiah

1. Judul Karya Ilmiah

Merupakan judul atau tema yang diambil oleh penulisan karya ilmiah,
judul harus ada kaitannya dengan permasalahan yang akan dibahas.

2. Abstrak

Merupakan ringkasan yang jelas mengenai keseluruhan karya ilmiah,


salah satu tujuannya supaya pembaca dapat mengetahui maksud dan tujuan
dari penulisan karya ilmiah tersebut.

10 | K a r y a T u l i s I l m i a h
3. Lembar Persetujuan

Biasanya memuat tandatangan persetujuan dari pihak-pihak yang


ada kaitannya dengan karya ilmiah yang di susun.

4. Kata Pengantar

Pada bagian kata pengantar umumnya selalu memuat kalimat puji-


pujian kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kata pengantar dapat berupa sedikit
gambaran tentang karya ilmiah, dan berisikan ucapan terima kasih penulis
kepada berbagai macam pihak, serta selalu diakhiri harapan penulis
terhadap karya ilmiahnya yang disusunnya.

5. Daftar Isi

Berisikan daftar halaman atau letak bab-bab maupun sub bab pada
karya ilmiah.

6. Daftar Lampiran

Berisikan daftar letak lampiran atau dokumen tambahan yang


berkaitan dengan karya ilmiah, misalnya dokumen apa saja yang
dilampirkan di bagian akhir karya ilmiah.

7. Daftar Tabel

Berisikan daftar halaman tabel atau letak tabel yang ada pada karya
ilmiah.

8. BAB I PENDAHULUAN

 Latar Belakang Masalah

Pada bagian ini berisikan fakta-fakta yang ada hubungannya


dengan masalah yang dihadapi, sehingga masalah dapat
dirumuskan dan juga mengungkapkan alasan penentuan suatu

11 | K a r y a T u l i s I l m i a h
masalah yang harus di carikan solusinya. Penulis dapat
mengungkapkan pendapat atau mengutip teori-teori dari artikel,
berita, menurut ahli, ataupun yang lainnya, dimana teori-teori
tersebut dapat mendukung terhadap fakta permasalahan yang
dibahas.

 Rumusan Masalah

Pada bagian ini penulis mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan


apa saja yang muncul dari permasalahan tersebut sehingga dapat di
carikan jawabannya, rumusan masalah merupakan pertanyaan yang
rinci mengenai permasalahan yang dibahas.

 Tujuan Dan Manfaat Penelitian

Pada bagian tujuan, penulis harus mengungkapkan secara jelas


dan rinci mengenai yang ingin di capai dalam melakukan
penelitian dan penulisan karya ilmiah tersebut.

Lalu pada bagian manfaat, penulis harus mengungkapkan


manfaat atau kontribusi dari hasil penelitian dan penulisan karya
ilmiah tersebut.

9. BAB II KAJIAN TEORETIS DAN METODOLOGI PENULISAN

 Kajian Teoritis

Bersihkan teori-teori ilmiah dan temuan lain yang dianggap


penting serta ada hubungannya dengan permasalahan yang dibahas.
Setiap teori yang dikutip harus disertai dengan penjelasan dan
komentar penulis mengenai hubungan teori dengan permasalahan
yang dibahas. Biasanya pada bagian akhir teori yang dikutip untuk

12 | K a r y a T u l i s I l m i a h
permasalahan, penulis harus mengungkapkan suatu kesimpulan
yang berhubungan dengan permasalahan yang di bahas.

 Kerangka Berpikir

Penjelasan penulis didasari teori-teori ilmiah yang telah di


kemukakan atau penjelasan sementara penulis terhadap
permasalahan yang didasari teori-teori yang sudah didapatkan.
Penulis harus menjelaskan suatu alur kerja yang ada hubungannya
permasalahan, umumnya kerangka berfikir ini disusun berdasarkan
tinjauan pustaka. Dapat dikatakan juga kerangka berfikir
merupakan suatu argumentasi penulis dalam merumuskan suatu
hipotesis.

 Metode Penulisan

Metodologi penelitian dapat dikatakan proses atau cara


mendapatkan data-data untuk penelitian, pada bagian ini umumnya
menyebutkan nama metode yang digunakan, teknik pengumpulan
data “misalnya dengan cara wawancara, obeservasi atau
menggunakan kuisioner”, dan juga biasanya dilengkapi juga
dengan teknik analisis data “misalnya rumusan keuangan, rumusan
statistik” atau model analisis lainnya yang berhubungan dengan
permasalahan”.

10. BAB III PEMBAHASAN (JUDUL HARUS SESUAI DENGAN


TEMA PENELITIAN/PEMBAHASAN)

 Deskripsi Kasus

Mengidentifikasi kasus-kasus yang ada pada ruang lingkup


permalahan kasus ini sesuai dengan bidang ilmu penulis. Kasus
yang di identifikasi harus dimulai dengan yang sederhana sampai
yang rumit “kompleks”, sesuai dengan permasalahan yang dibahas.

13 | K a r y a T u l i s I l m i a h
Kasus yang diambil merupakan kasus yang ditemukan pada ruang
lingkup permasalahan “misal permasalahan ada pada suatu
perusahaan”, sehingga penulis-pun harus melakukan konfirmasi
dengan pihak yang bersangkutan dengan permasalahan. Sedangkan
kasus atau data yang sifatnya rahasia biasanya tidak boleh untuk
dibahas kecuali atas ijin pihak yang bersangkutan, kasus yang
diambil dan akan di bahas dapat berupa uraian kata-kata, tabel,
diagram, angka dan lain-lain.

 Analisis Kasus

Pada bagian ini penulis melakukan pengkajian pada setiap


kasus yang dipilih sesuai dengan permasalahan dan berusaha
menghubungkannya dengan teori-teori yang di butuhkan untuk
menyusun karya ilmiah. Untuk mendapatkan solusi terhadap
permasalahan kasus yang coba di pecahkan, biasanya penulis
menggunakan model-model analisis.

11. BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

Peneliti atau penulis harus menyimpulkan hasil temuannya dari


hasil analisis kasus dalam bentuk uraian atau point-point secara jelas dan
mudah di mengerti pembaca. Penulis juga harus dapat memberikan saran-
saran yang bermanfaat yang ada hubungannya dengan permasalahan atau
kasus yang di analisis.

12. DAFTAR PUSTAKA

Berisikan sumber-sumber materi ataupun teori-teori yang


digunakan untuk mendukung penulisan karya ilmiah dan di tulis dengan
format tertentu. Bisa bersumber dari buku, internet/website, jurnal,
majalah dan lain-lain.

14 | K a r y a T u l i s I l m i a h
13. LAMPIRAN-LAMPIRAN

Berisikan lampiran atau keterangan tambahan yang ada kaitannya


dengan karya ilmiah, misalnya seperti dokumen, kuisioner dan lain-lain.

2.4 Jenis- jenis Karya Tulis Ilmiah

1. Makalah.
Makalah adalah karya ilmiah yang pembahasannya berdasarkan data
lapangan yang bersifat empiris-objektif. Makalah juga dapat berupa hasil
penelitian yang disusun untk dibahas dalam pertemuan ilmiah, seperti
seminar atau lokakarya. Yang memiliki jumlah halaman yang paling
sedikit 15-25 halaman. Makalah memiliki 3 bagian yaitu bagian awal,
bagian inti, bagian akhir. Bagian awal terdiri dari sampul, daftar isi, daftar
tabel atau gambar (jika ada), bagian inti terdiri dari isi materi yang hendak
dibahas dalam makalah tersebut. Bagian inti memiliki latar belakang
masalah, perumusan masalah, tujuan penulisan makalah, pembahasan,
kesimpulan, dan saran. Bagian akhir terdiri dari daftar rujukan dan
lampiran (jika ada).

2. Skripsi.
Skripsi adalah karya ilmiah untuk memenuhi persyaratan mengakhiri
studi S1 dan mencapai gelar sarjana isinya berupa penelitian lapangan atau
penelitian pustaka berbentuk kualitatif atau kuntitatif dengan sistematika
ilmiah yang harus ditaati secara ketat. Tujuan penulisan skripsi adalah
melatih mahasiswa menerapkan pengetahuannya melalui pemecahan
masalah yang berkaitan dengan bidang studi.

3. Proposal Penelitian.
Sebelum mahasiswa skripsi, tesis, desertasi mereka terlebih dahulu
mengajukan judul penelitian dan mengajukan proposal penelitian yang
telah dikonsultasikan kepada dosen pebimbing. Proposal penelitian

15 | K a r y a T u l i s I l m i a h
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari skripsi, tesis, desertasi
maka proposal penelitian dimasukkan sebagai bagian karya ilmiah.
Proposal adalah suatu bentuk usulan penelitian yang wajib disusun
mahasiswa menempuh tahap penyusunan skripsi, tesis, dan disertasi.
Proposal penelitian disusun dengan bagian utama pendahuluan, landasan
teori metode penelitian, tanpa adanya pembahasan dan simpulan saran.

4. Disertasi.
Disertasi adalah tulisan ilmiah yang disusun untuk mencapai derajat
akademis doctor (S3). Memiliki maksud menguji pendirian ilmiah
mahasiswa terhadap sanggahan penguji. Dalil yang dikemukakan dalam
disertasi dibuktikan oleh penulis dengan data dan fakta yang sahih dan
analisis yang terinci. Skripsi, tesis, dan disertasi biasanya memiliki
beberapa kesamaan dalam sistematika penulisannya baik pada penelitian
kualitatif dan kuantitatif secara terpisah.

16 | K a r y a T u l i s I l m i a h
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Secara keseluruhan cara penulisan karya ilmiah yang baik sudah
ditentukan, yaitu sesuai dengan tata bahasa (EYD) dan tata tulis yang
disepakati oleh masyarakat akademik. Adapun yang masuk kedalam
penelitian meliputi masalah penelitian, tujuan, metode, kajian teori,
objek data variabel dan hasil penelitian. Kemudian cara – cara
penulisan karya ilmiah yang baik adalah:
1.      Objektif
2.      Pola berfikir deduktif – induktif
3.      Sistematika
Tata cara penulisan karya ilmiah mencakup : penulisan kutipan,
catatan kaki, dan daftar pustaka. Adapun bentuk – bentuk karya ilmiah
meliputi :
1.      Karya tulis
2.      Makalah
3.      Skripsi
4.      Thesis
5.      Disertasi
6.      Laporan hasil penelitian

3.2 Saran

Kami membuat makalah ini untuk  pembelajaran bersama. Kami


mengambil dari berbagai sumber, jadi apabila pembaca menemukan
kesalahan dan kekurangan, maka kami sarankan untuk mencari
referensi yang lebih baik. Apabila pembaca merasa ada kekurangan
dapat membaca buku yang menjadi referensi secara lengkap.

17 | K a r y a T u l i s I l m i a h
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/29098388/KARYA_TULIS_ILMIAH_1._Haki
kat_karya_ilmiah

http://hima-tl.ppns.ac.id/apa-itu-karya-tulis-ilmiah-syarat-syarat-dan-jenis-
jenisnya/

https://www.dosenpendidikan.co.id/pengertian-karya-ilmiah-secara-
umum/

http://eprints.unm.ac.id/4266/1/BAB%20I.pdf

18 | K a r y a T u l i s I l m i a h

Anda mungkin juga menyukai