Disusun Oleh:
1. DEDI KURNIAWAN
2. NURUL CHIKMAH
3. DONA ALFI DESERA
FAKULTAS TARBIYAH
CILACAP 2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Subhanahuwata’ala, atas segala limpahan rahmat, nikmat
serta karunia-Nya yang tak ternilai dan tak dapat dihitung. Sehingga kami bisa menyusun dan
menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa pula kita sanjungkan junjungan kita Nabi Agung
Muhammad Sholallahu Alaihi Wassalam yang telah membawa kita dari zaman jahiliyah menuju
zaman Islamiyah. Semoga kita termasuk ke dalam umatnya yang menjaga Sunnahnya sampai
akhir zaman nanti.
Makalah yang berjudul “ Karangan Ilmiah Bahasa Indonesia ” ini disusun untuk
memenuhi tugas Bahasa Indonesia oleh Dosen Pengampu Ibu Wulandari Retnaningrum, M.Pd,
yang memang tidaklah mudah. Oleh karena itu, bilamana ada kesalahan yang terdapat dalam
makalah ini, penulis menghaturkan permohonan maaf. Sebab, makalah ini tidak sempurna dan
masih memiliki banyak kekurangan.
Besar harapan penulis di kemudian hari, makalah ini bisa menjadi patokan atau tolak
ukur pembuatan makalah mengenai karangan ilmiah. Adapun, penulis juga berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca atau penelitian selanjutnya.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB II...................................................................................................................... 5
PENUTUP................................................................................................................ 9
a.Kesimpulan ..................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Karya ilmiah merupakan hasil tulisan yang menuruti suatu aturan tertentu. Aturan
tersebut biasanya merupakan suatu persyaratan tata tulis yang telah dibakukan oleh masyarakat
akademik. Secara umum, proses penulisan karya ilmiah dilakukan dalam tiga tahapan, yaitu :
tahap prapenulisan, tahap penulisan, dan tahap perbaikan.
Sebagai hasil penelitian atau kegiatan ilmiah setiap karangan ilmiah mengandung komponen
adanya masalah yang menjadi topik karangan ilmiah itu. Adanya tujuan penelitian, metode
penelitian, teori yang dianut, objek penelitian, instrumen yang digunakan, dan adanya hasil
penelitian yang diperoleh. Setelah kaidah ditemukan dan dirumuskan, kegiatan penelitian harus
diwujudkan dalam bentuk laporan. Hal ini dimaksudkan karena sasaran akhir penelitian adalah
mengkomunikasikan hasil penelitian pada khalayak terkait. Oleh karena itu, menulis laporan
merupakan tahap akhir yang penting dalam penelitian, karena menulis laporan merupakan proses
komunikasi yang membutuhkan adanya pengertian yang sama antara penulis dan pembaca.
Jadi, dapat disimpulkan belajar menulis karya ilmiah itu sangat penting. Supaya di setiap
proses dan tahapannya sesuai dengan aturan yang berlaku. Selain itu, pentingnya belajar menulis
karya ilmiah juga dapat memperjelas sasaran atau tujuan dilaksanakannya penelitian sehingga
dalam pembahasannya dapat disampaikan secara tepat dan mudah dipahami oleh
pembaca. Sehingga kami membuat makalah penulisan karya ilmiah ini sebagai bahan
pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Aspek Kebebasan Karangan Ilmiah?
2. Bagaimana Tahap-tahap Penyusunan Karangan Ilmiah?
3. Apa Bagian-Bagian Karangan Ilmiah?
4. Bagaimana Format Naskah Karangan Ilmiah?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian karya ilmiah.
2. Untuk mengetahui sistematika atau kerangka penulisan karya ilmiah.
3. Untuk mengetahui cara penulisan karya ilmiah yang baik.
4. Untuk mengetahui jenis atau bentuk dari karya ilmiah
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pendahuluan
Dunia pendidikan tinggi identik dengan dunia keilmuan. Berbagai penelitian ilmiah dalam
berbagai disiplin, baik untuk kepentingan syarat kelulusan jenjang studi maupun untuk
kepentingan lainnya, semarak dilakukan di perguruan tinggi. Hasil penelitian pun kemudian
disajikan dalam beragam bentuk publikasi ilmiah, di antaranya artikel, laporan penelitian,
skripsi, tesis, dan disertasi. Semaraknya penelitian ilmiah, yang disertai dengan penyajian hasil
laporannya berupa artikel ilmiah, selayaknyalah diimbangi dengan peningkatan kualitas
penulisan artikel tersebut. Peningkatan mutu penulisan artikel ilmiah antara lain terkait dengan
peningkatan mutu penyajiannya, dalam hal ini penggunaan bahasa. Artikel ilmiah yang
berkualitas tidak hanya menyajikan topik aktual yang bermanfaat untuk kehidupan seharihari,
tetapi juga memperlihatkan kecermatan dalam penggunaan bahasa. Bahasa artikel ilmiah harus
menggunakan ragam tulis baku sesuai dengan konteks situasinya. Ragam tulis baku meliputi tata
tulis atau ejaan baku, tata bahasa, yakni bentuk kata dan kalimat baku, dan kosakata baku. Dalam
menulis artikel ilmiah, sebagaimana menulis komposisi umumnya, di samping penulis harus
menguasai aspek kebahasaan, tentu juga penulis harus menguasai penulisan komposisi, dalam
hal ini, penulisan paragraf. Dalam tulisan ini ketiga aspek kebahaan di atas dan masalah paragraf
akan disajikan secara ringkas. Materi yang disajikan mengacu kepada sering ditemukannya
kesalahan pada materi tersebut dalam penulisan artikel ilmiah. Masalah kosakata, termasuk
istilah, dibahas di bawah payung pilihan kata. Ejaan, bentuk kata, kalimat, dan paragraf dibahas
masing-masing di bawah payung tajuk yang sama.
2. Aspek Kebahasaan
Aspek kebahasaan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari aspek lain penulisan artikel
ilmiah, yang biasanya meliputi topik bahasan, sistematika, dan perwajahan. Dalam tulisan ini
secara berturut-turut akan dipaparkan aspek kebahasan yang meliputi (1) ejaan, (2) bentuk kata,
(3) pilihan kata, (4) kalimat, dan (5) paragraf.
2.1 Ejaan
Sebagai karya tulis, artikel yang baik tecermin dari penggunaan ejaan yang benar. Berikut ini
akan disajikan beberpa contoh penggunaan ejaan yang benar dalam artikel ilmiah.
a. Penulisan kata depan Kata depan dipisahkan dari kata yang menyertainya.
Contoh: penelitian pun mengamati pun sedikit pun satu pun Akan tetapi, penulisan pun pada
kata berikut harus diserangkaikan: adapun, andaipun, ataupun, bagaimanapun, biarpun,
kalaupun, kendatipun, maupun, meskipun, sekalipun, sungguhpun, dan walaupun.
c. Penulisan Partikel per Partikel per yang berarti setiap, demi. mulai, dan melalui dituliskan
terpisah dari kata yang mengikutinya.
Contoh: per orang ‘setiap orang’ 3 satu per satu ‘satu demi satu’ per November ‘mulai
November’ per pos ‘melalui pos’ Akan tetapi, per yang berarti ‘bagi’ dituliskan serangkai
dengan kata yang mendahuluinya. Contoh: dua perlima ‘dua bagi lima’ satu pertiga ‘satu bagi
tiga
d. Penulisan Gabungan Kata Gabungan kata ditulis dengan ketentuan sebagai berikut. (i)
Gabungan kata ditulis terpisah jika unsurnya berupa kata dasar atau salah satu unsurnya hanya
berawalan atau hanya berakhiran
Contoh: beri tahu, beri tahukan, memberi tahu kerja sama, bekerja sama tanggung jawab,
bertanggung jawab terima kasih, berterima kasih (ii) Gabungan kata ditulis serangkai jika
mendapat awalan dan akhiran sekaligus dan jika salah satu unsur gabungan kata merupakan
unsur terikat. Di samping itu, ada beberapa gabungan kata yang harus ditulis serangkai karena
dianggap sudah padu. Contoh: memberitahukan pertanggungjawaban pascapanen subsistem
daripada segitiga
a. Peluluhan Bunyi
Bunyi awal, p, t, k, dan s bentuk dasar luluh jika mendapat imbuhan me(N)- dan pe(N)-, tetapi
bunyi b, d, g, c, j, dan f tidak. Awalan me(N)- dan pe(N)- tidak disertai bunyi ng ketika
menempel pada bentuk dasar yang berawal dengan bunyi l dan r. Awalan me(N)- 4 dan pe(N)-
menjadi menge- dan penge- ketika menempel pada bentuk dasar satu suku kata, tetapi awalan di-
tetap.
b. Hubungan Imbuhan
me(N)- / me(N)...kan dan pe(N)...an serta be(R)- dan pe(R)...an. Kata kerja berimbuhan me(N) /
me(N)...kan memiliki hubungan dengan kata benda berimbuhan pe(N)...an, sedangkan kata kerja
berimbuhan be(R)- memiliki hubungan dengan kata benda berimbuhan pe(R)...an.
2.4 Kalimat
Kalimat dalam artikel ilmiah harus memperhatikan sisi keefektifan. Berikut ini beberarapa ciri
kalimat efektif.
2. Dalam penelitian ini bertujuan mempelajari unsur-unsur yang membentuk kompetensi calon
perawat profesional ….
3. Terhadap studi perubahan sosial di daerah itu berhasil mengungkapkan fenomena yang ada.
Agar subjek kalimat (1)—(3) di atas jelas, kata depan yang mengawali kalimat masingmasing,
yaitu untuk, dalam, dan terhadap harus dihilangkan
1. Di beberapa daerah hujan sudah turun. Sedangkan di beberapa daerah lain belum.
2. Faktor penyebab bobolnya tanggul belum diketahui. Sehingga pemda setempat menunjuk tim
khusus untuk menelitinya.
2.5 Paragraf
Paragraf dalam artikel ilmiah lazimnya berupa paragraf eksposisi dan paragraf argumentasi.
Paragraf yang baik memperhatikan faktor kesatuan topik, kepaduan bentuk makna, dan
kelengkapan gagasan. Satu paragraf hanya menyajikan satu topik atau satu gagasan, tidak boleh
lebih.
Paragraf 1 dan paragraf 2 merupakan paragraf yang tidak baik. Paragraf 1 hanya terdiri atas satu
kalimat topik. tanpa ada kalimat penjelas. Paragraf 2 memuat dua gagasan yang berbeda. Oleh
karena itu, paragraf 1 harus dikembangkan dengan beberapa kalimat penjelas. Dua kalimat topik
pada paragraf 2 masing-masing harus dikembangkan menjadi paragraf baru yang terpisah.
(1) Perguruan tinggi baik negeri maupun swasta di mana perguruan tinggi sebagai pembinanya
merupakan lembaga pendidikan tinggi yang memiliki tingkat tanggung jawab lebih besar
dibandingkan dengan lembaga pendidikan lainnya dalam mengubah sumber daya manusia
Indonesia menjadi sumber daya yang mampu bersaing di tingkat internasional.
(2) Dalam menghadapi era globalisasi saat ini dan di kemudian hari peranan sumber daya
manusia suatu bangsa sangat menentukan keberhasilan bangsa tersebut untuk bersaing dengan
bangsa-bangsa lainnya di dunia. Kualitas sumber daya manusia suatu bangsa sangat ditentukan
oleh bagaimana sumber daya manusia tersebut dididik baik oleh lingkungannya maupun oleh
lembaga.
Panjang rata-rata kalimat dalam suatu karangan merupakan sebuah tolok ukur yang penting bagi
keterbacaan. Kalimat-kalimat harus selang-seling antara panjang dan pendek. Penulisan kalimat
yang panjang harus diimbangi dengan kalimat-kalimat yang pendek sehingga meningkatkan
kejelasan karangan
Kata-kata yang sederhana, kalimat yang sederhana, bahasa yang sederhana lebih meningkatkan
keterbacaan suatu karangan.
Dalam mengarang pakailah kata-kata yang telah dikenal masyarakat umum sehingga ide yang
diungkapkan dapat secara mudah dan jelas ditangkap pembaca
Setiap perkataan harus mempunyai peranan dalam kalimat dan karangan. Kata-kata yang tak
perlu hanya melelahkan pembaca dan melenyapkan perhatiannya.
Kata kerja yang aktif, yang mengandung tindakan, yang menunjukkan gerak akan membuat
suatu karangan hidup dan bertenaga untuk menyampaikan pesan/warta yang dimaksud. Kalimat
‘Bola itu menjebol gawang lawan’ lebih bertenaga dari “Gawang lawan kemasukan bola itu”
Maksud utama mengarang ialah mengungkapkan gagasan, dan bukannya menimbulkan kesan
pada pihak pembaca mengenai kepandaian, kebolehan, atau kehebatan diri penulisnya
.( Widyamartaya, 1997: 87) (Disarikan dari buku Robert Gunning, The Technique of Clear
Writing, 1952, Part Two).
1. hendaknya dihindari pemakaian kata atau frase tutur dan kata atau frase setempat, kecuali bila
sudah menjadi perkataan umum.
2. hendaknya dihindarkan pemakaian kata atau frase yang telah usang atau mati
3. hendaknya kata atau frase yang bernilai rasa digunakan secara cermat, sesuai dengan suasana
dan tempatnya.
4. hendaknya kata-kata sinonim dipakai secara cermat pula karena kata-kata sinonim tidak
selamanya sama benar arti pemakaiannya.
5. hendaknya istilah-istilah yang sangat asing bagi umum tidak dipakai dalam karangan umum
6. hendaknya dihindari pemakaian kata asing atau kata daerah bila dalam bahasa Indonesia sudah
ada katanya, jangan menggunakan kata asing hanya karena terdorong untuk bermegah dan
berbahasa tinggi 7. untuk memperkecil banyaknya kata kembar dan kata bersaingan, dan untuk
menghindari beban atau pemberat yang tidak perlu dalam pemakaian bahasa, sebaiknya
dipedomani kelaziman dan ketentuan ejaan
Sumber : H. Rosihan Anwar, Bahasa Jurnalistik dan Komposisi, cetakan ke-3, 1984
Langkah-langkah Pembuatan
a. Memilih sebuah pokok soal (topik) yang dapat ditulis sesuai dengan minat Anda, minat
pembaca, arti penting topik, fasilitas, dan kesempatan
c. Membatasi pokok soal yang akan dibicarakan agar pengumpulan data, informasi, dan fakta
serta pengolahannya terfokus dan agar karangan dapat dikembangkan secara memadai, yaitu
pernyataan-pernyataan pendirian didukung dengan hal-hal yang konkret dan spesifik
d. Menentukan suatu tesis percobaan (tentative) atau garis besar acuan sementara yang menjadi
arah umum dan tujuan yang hendak dicapai
Penyajian karya ilmiah harus enak dan nyaman untuk dinikmati. Pembaca karya ilmiah, harus
merasakan adanya daya lukis, daya kupas, dan daya tafsir yang memadai atas setiap satuan dan
keseluruhan uraian, seperti :
4. Tepat dan lengkapnya kesimpulan setiap satuan dan keseluruhan analisis data
5. Tepat dan jelasnya kesimpulan menjawab masalah penelitian/tujuan penulisan karya tulis;
hipotesis yang diajukan.
6. Tepat dan mengenanya implikasi yang dikemukakan serta saran-saran yang diberikan
(implikasi merupakan dampak teoritis terhadap perkembangan ilmu dan teknologi, atau
penerapan praktis pada pemecahan masalah dan penentuan kebijakan. Saran hendaknya bersifat
operasional. Dapat juga diberikan saran untuk penelitian lanjutan dan pengembangan ilmu dan
peningkatan pembinaan).
7. Tertatanya segala sesuatu (asas organisasi), dan sifat-sifat penanganan penulisan yang
bersungguh-sungguh, bertanggung jawab dan kolaboratif.
1. Ciri pokok
Salah satu tujuan pokok penulisan makalah adalah untuk menyakinkan pembaca bahwa topik
yang ditulis dengan dilengkapi penalaran logis dan pengorganisasian yang sistematis memang
perlu untuk diketahui dan diperhatikan. Makalah yang merupakan salah satu jenis karangan
ilmiah memiliki ciri atau karakter seperti berikut. Secara umum, ciri-ciri makalah terletak pada
sifat keilmiahannya. Artinya, sebagai karangn ilmiah, makalah memiliki sifat objektif, tidak
memihak, berdasarkan fakta, sistematis, dan logis. Berdasarkan kriteria ini, baik tidaknya suatu
makalah dapat diamati dari segi: signifikasi masalah atau topik yang dibahas, kejelasan tujuan
pembahasan, kelogisan pembahasan, dan kejelasan pengorganisasian pembahasanya.
Makalah induktif adalah makalah yang disusun berdasarkan data empiris yang diperoleh dari
lapangan yang relevan dengan masalah yang dibahas.dalam pelaksanaannya, jenis makalah
pertama (makalah deduktif) merupakan jenis makalah yang paling banyak digunakan.
Secara garis besar sistamatika penulisan makalah terdiri atas tiga bagian: bagian awal, bagian
inti, dan bagian akhir. Isi ketiga bagian tersebut dipaparkan sebagai berikut.
BAGIAN AWAL
Halaman Sampul
Daftar Isi
BAGIAN INTI
Pendahuluan
Latar belakang
Masalah atau topik bahasan
Teks utama
Penutup
BAGIAN AKHIR
Datar rujukan
Lampiran(jika ada)
Halaman Sampul
Hal-hal yang harus ada pada bagian sampul adalah: judul makalah, keperluan atau maksud
tulisannya makalah, nama penulis makalah, dan tampat serta waktu penulisan makalah.
Daftar Isi
Daftar isi berfungsi memberikan panduan dan gambaran tentang garis besar isi makalah. Melalui
daftar isi, pembaca akan dapat dengan mudah menemukan bagian-bagian yang membangun
sebuah makalah. Selain itu, melalui daftar isi akan dapat diketahui sistematika penulisan makalah
yang digunakan. Penulisan daftar isi dipandang perlu dilakukan jika panjang makalah lebih dari
15 halaman.
Penulisan daftar isi dilakukan dengan ketentuan: bagian makalah yang merupakan sub judul
ditulis menggunakan hurruf kecil (kecuali awal kata selain kata tugas ditulis dengan huruf besar),
penulisan subjudul dan subsub judul yang dilengkapi dengan nomor halaman tempat
permuatannya dalam makalah. Penulisan daftar isi dilakukan dengan menggunakan spasi tunggal
dengan jarak antarbab 2 spasi.
Penulisan daftar tabel dan gambar juga dimaksudkan untuk memudahkan pembaca menemukan
tabel atau gambar yang terdapat dalam makalah. Penulisan daftar tabel dan gambar dilakukan
dengan cara seperti berikut. Identitas tabel dan gambar (yang berupa nomor dan nama) dituliskan
secara lengkap. Jika tabel dan gambar lebih dari satu buah, sebaiknya penulisan daftar tabel dan
gambar dilakukan secara terpisah; tetapi jika dalammakalah hanya terdapat sebuah tabel atau
gambar, sebaiknya penulisan daftar tabel atau gambar disatukn dengan daftar isi makalah.
ISI BAGIAN INTI
Bagian inti terdiri atas tiga unsure pokok, yaitu: pendahuluan, teks utama (pembahasan topik-
topik), dan penutup. Tiga macam cara penulisan yang dimaksud adalah sebagai (1) Penulisan
dengan menggunakan angka romawi (romawi dan atau arab), (2) Penulisan dengn menggunakan
angka yang dikombinasikan dengan abjad, dan (3) Penulisan tanpa menggunakan angka maupun
abjad.
Pendahuluan
Bagian pendahuluan berisi penjelasan tentang latar belakang penulisan makalah, masalah atau
topik bahasan beserta batasannya, dan tujuan penulisan makalah. Penulisan bagian pendahuluan
dapat dilakukan dengan dua cara sebagai berikut.
(1) Setiap unsur dari bagian pendahuluan ditonjolkan dan dituliskan sebagai subbagian. Jika
penulisan makalah dilakukan dengan menggunakan angka, maka dapat dijumpai sub-subbagian
seperti berikut.
1. Pendahuluan
1.3 Tujuan
(2) Semua unsur yang terdapat dalam bagian pendahuluan tidak dituliskan sebagai subbagia,
sehingga tidak dijumpai adanya sub-subbagian dalam bagian pendahuluan. Untuk menandai
pergantian unsure (misalnya, untuk membedakan antara paparan yang berisi latar belakang
dengan masalah) cukup dilakukan dengan pergantian paragrap
Latar Belakang
Butir-butir yang seharusnya ada dalam latar belakang penulisan makalah adalah hal-hal yang
melandasi perlunya ditulis makalah. Hal-hal yang dimaksud dapat berupa paparan teoretis
maupun paparan yang bersifat praktis, tetapi bukan alasan yang bersifat pribadi. Yang pokok
bagian inti harus dapat mengantarkan pembaca pada masalah atau topik tersebut memang perlu
dibahas.
Penulisan bagian latar belakang dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantarannya.
(1) Dimulai dengan sesuatu yang diketahui bersama (pengetauan umum)atau teori yang relevan
dengan masalah atau topik yang akan ditulis, selanjutkan diikuti dengan paparan yang
menunjukan bahwa tidak selamanya hal tersebut dapat terjadi.
(2) Dimulai dengan suatu pernyataan yang retoris yang diperkirakan dapat mengantarkan
pembaca pada masalah atau topik yang akan dibahas dalam makalah.
(3) Dimulai dengan sebuah kutipan dari orang terkenal, uangkapan atau slogan, selanjutnya
yang akan dibahas dalam makalah. Masalah atau Topik Pembahasan Setelah bagian latar
belakang dipaparkan, selanjutkannya diutarakan masalah atau topik bahasan beserta batasannya.
Tidak hanya terbatas pada persoalan yang memerlukan pemecahan,tetapi juga mencakup
persoalan yang memerlukan penjelasan lebih lanjut, persoalan yang memerlukan pendeskripsian
lebih lanjut, dan persoalan yang memerlukan penegasan lebih lanjut.
Teks utama
Bagian teks utama makalah berisi pembahasan topik-topik makalah. Isi bagian teks utama
sangat bervariasi, tergantung topik masalah yang dibahas dalam makalah. Jika dalam makalah
dibahas tiga topik, misalnya, maka ada tiga pembahasan dalam bidang teks utama.
Penulisan bagian teks utama dapat dikatakan sebagai inti kegiatan penulisan makalah.
Kemampuan seseorang dalam menulis bagian teks utama makalah merupakan cerminan tinggi-
rendahnya kualitas makalah yang disusun. Penulisan bagian teks utama yang baik adalah yang
dapat membahas topik secara mendalam dan tuntas, dengan menggunakan penulisan ringkas,
lancar, dan langsung pada persoalan; serta menggunakan bahasa yang baik dan benar.
Penutup
Bagian penutup berisi simpulan atau rangkuman pembahasan dan saran-saran (jika memang
dipandang perlu). Bagian penutup menandakan berakhirnya penulisan makalah. Penulisan bagian
penulisan makalah dapat dilakukan dengan menggunakan teknik berikut.
(1) Penegasan kembali atau peringkasan dari pembahasan yang telah dilakukan, tanpa diikuti
dalam melakukan kesimpulan. Hal ini dilakukan, karena masih belum cukup bahan untuk
memberikan kesimpulan terhadap masalah yang dihadapi, atau dimaksudkan agar pembaca
menarik kesimpulan sendiri.
(2) Menarik kesimpulan dari apa yang telah dibahas pada teks utama makalah. Selain itu, pada
bagian penutup juga dapat disertakan saran atau rekomendasi sehubungan dengan masalah yang
telah dibahas. Saran harus relevan dengan apa yang telah dibahas. Selain itu, saran yang dibuat
harus eksplisit, kepada siapa saran ditujukan, dan tindakan atau hal apa yamg disarankan.
Bagian akhir makalah berisi daftar rujukan dan lampiran-lampiran (jika ada). Daftar rujukan
merupakan penjelasan tentang penulisan daftar. Sedangkan lampiran merupakan bagian proses
lampiran, berisi hal-hal yang bersifat pelengkap yang dimanfaatkan dalam proses penulisan
makalah. Hal-hal yang dimaksud dapat berupa data (baik yang berupa angka-angka maupun
yang berupa deskripsi verbal) dan yang dipandang sangat penting tetapi tidak dimaksudkan pada
batang tubuh makalah. Bagian lampiran hendaknya juga diberikan nomor halaman.
Makalah merupakan suatu karya tulis yang bersifat ilmiah yang didalamnya terdapat hasil pemikiran kritis berupa
penelitian atau pemikiran tentang suatu masalah yang ditulis secara sistematis dan analisis yang objektif.
Berdasarkan kepentingannya terdapat jenis makalah untukpertemuan ilmiah, seperti seminar,
symposium, atau lokakarya, Kusmana(2015: 89). Tulisan ilmiah yang berbentuk makalah yang sebagai
tugasterstruktur dalam bidang tertentu maupun sebagi tugas akhir biasanyauntuk kepentingan studi
Pada bagian awal makalah atau lembaran pertama biasanya terletak pada halaman sampul atau sering
disebut cover, berisi tentang judul, nama penulis, keterangan tujuan atau keperluan makalah
ditulisyang dimaksud berupa untuk memenuhi tugas matakuliah tertentuyang dibina oleh dosen tertentu, tempat
dan waktu makalahdipaparkan berupa nama kota, bulan dan tahun, nama lembaga(universitas, fakultas, dan
jurusan), dan nama kota. Untuk tugasperkuliahan biasanya makalah ditulis mencantumkan nama dosen
danmatakuliah yang sedang ditempuh. Pada halaman kedua bagian awalmakalah dilegkapi kata pengantar,
daftar isi atau daftar gambar jikaada.
a.Lembar Judul
b.Kata Pengantar
Kata pengantar tidak termasuk bagian pendahuluan atau bab 1,bagian ini berisi pernyataan penulis untuk
menyerahkan tulisannyakepada penerima tulisan, gambaran umum tentang pelaksanaan tugasdan hasilnya,
ucapan terima kasih kepada semua pihak, tempat,tanggal, bulan, dan tahun penyusunan tulisan itu, serta
penanggung jawab tulisan tersebut. Pada bagian yang paling akhir biasanya diakhiriharapan
penulis atas teguran, kritik, dan saran-saran untukmembangun perbaikan tulisan tersebut dari pembaca.
c.Daftar Isi
Daftar isi berfungsi sebagai panduan dan gambaran mengenaigaris besar isi makalah. Dalam bagian ini
dicantumkan bab-bab, sub-subbab, disertai dengan nomor halaman tempat bagian-bagian tersebutyang terdapat
dalam tulisan. Daftar isi diletakkan pada halaman barusetelah kata pengantar. Daftar isi diperlukan jika panjang
makalahlebih dari 4.500 kata.
a. Pendahuluan
Pada bagian pendahuluan biasanya terdapat pada bab 1 berisitentang latar belakang penulisan makalah, topik yang
diangkat besertabatasannya, maka pendahuluan harus berisi penjelasan yang singkatmengenai pokok persoalan
dan buakan berisi pendapat atauargumentasi. Menurut Saukah (2017: 22)
b. Latar Belakang
Pada bagian latar belakang berisi hal-hal yang menjadi landasan ditulisnya makalah. Hal yang dimaksud berupa
argumenteoretis atau argument yang bersifat praktis, tetapi bukan alasan yangbersifat pribadi.
A. Kesimpulan
Secara keseluruhan cara penulisan karya ilmiah yang baik sudah ditentukan, yaitu sesuai
dengan tata bahasa (EYD) dan tata tulis yang disepakati oleh masyarakat akademik. Adapun
yang masuk kedalam penelitian meliputi masalah penelitian, tujuan, metode, kajian teori, objek
data variabel dan hasil penelitian. Kemudian cara – cara penulisan karya ilmiah yang baik
adalah:
1. Objektif
2. Pola berfikir deduktif – induktif
3. Sistematika
Tata cara penulisan karya ilmiah mencakup : penulisan kutipan, catatan kaki, dan daftar
pustaka. Adapun bentuk – bentuk karya ilmiah meliputi :
1. Karya tuliss
2. Makalah
3. Skripsi
4. Thesis
5. Disertasi
6. Laporan hasil penelitian
B. Saran
Kami membuat makalah ini untuk pembelajaran bersama. Kami mengambil dari berbagai
sumber, jadi apabila pembaca menemukan kesalahan dan kekurangan, maka kami sarankan
untuk mencari referensi yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Akhadiah, Sabarti dkk. 1989. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Cet. II.
Jakarta: Erlangga.
Alam, Agus Haris Purnama. 2005. Konsep Penulisan Laporan Ilmiah (Format dan Gaya). Cet.
III. Bandung: YIM Press.
Arifin, E. Zaenal. 2004. Dasar-Dasar Penulisan Karangan Ilmiah. Cet. V. Jakarta: Grasindo.
Hariwijaya, M. 2006. Pedoman Teknis Penulisan Karya Ilmiah Skripsi, Tesis, dan Disertasi.
Cet. I. Yogyakarta: Citra Pustaka.
Rahmadi, Muhammad dkk. 2008. Teori dan Aplikasi Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi.
Surakarta: UPT Penerbitan dan Pencetakan UNS.
Hanafi, A. 1989. Partisipasi dalam Siaran Pedesaan dan Pengadopsian Inovasi. Forum Penelitian,
1 (1): 33—47.
Aminuddin (Ed.). 1990. Pengembangan Penelitian Kualitatif dalam Bidang Bahasa dan Sastra.
Malang: HISKI Komisariat Malang dan YA3.
Hasan, M.Z. 1990. Karakteristik Penelitian Kualitatif. Dalam Aminuddin (Ed.), Pengembangan
Penelitian Kualitatif dalam Bidang Bahasa dan Sastra. (hlm. 12—25). Malang: HISKI
Komisariat Malang dan YA3. Jawa pos. 1995, 22 April. Wanita Kelas Bawah Lebih Mandiri.
Hlm. 3.